Aku sekarang di ruang guru.
"Jadi aku harus memakai ini?" Tanya ku sambil melihat cincin hijau di tangan ku.
"Iya" jawab salah satu guru.
"Untuk apa?"
"Agar identitas mu tertutupi"
"Ok, jadi apa yang harus aku lakukan?" Ucap ku sambil memasukan cincin itu ke jari ku.
"Kamu bantai sebanyak-banyaknya"
"Eh buset, dosa ku nanti jadi bukit"
"Huuh? Dosa? Apa itu?"
'iiiih ateis cuk'
"Kalau kamu takut membunuh tenang, serangan mu tidak akan melukai orang, kami akan mengkonversi daya tahan tubuh tiap siswa menjadi health point, dan kalau health point habis maka siswa akan kembali ke titik berkumpul"
"Wooow keren"
"Kalau kamu berminat kamu bisa sekolah ambil jurusan teknologi sihir"
"..... Ntahlah aku mau jadi petualang"
"Aku tahu"
"Aku hanya kasih alasan..."
"Haah... Kamu tidak perlu ikut upacara langsung pergi aja ke arena"
"Dimana?"
"Rutira Forest, bukannya sudah di tempel di mading?"
'hah? Ada kah?'
"Tapi kan perlu waktu seharian kalau jalan kaki"
Guru itu menutupi mata kirinya sambil tertawa miris.
"Kamu benaran dari gunung ya?"
"Iya"
"Haah... Di bagian atas asrama ada portal, kamu bisa memilih tempat yang sudah kau pergi, minimal jarak 5 km"
"Ooh trima kasih"
Aku ke atas atap dan melihat sebuah gerbang.
Aku berdiri di bawah gerbang itu, lalu ada pilihan.
Aku bisa melihat daerah yang telah ku lewati selama ini, lalu aku memilih Rutira Forest.
Badan ku terasa terangkat dan aku tiba tiba ada di hutan.
Aku langsung berjalan ke arah tempat biasa paman macan tidur.
Dan aku melihat ada waktu cooldown di tempat dia tidur, seperti lingkaran sihir dengan tulisan 3 hari 6 jam
"Big F"
Aku menulis huruf F di depan lingkaran sihir itu.
Aku mencoba berjalan ke area kuil tapi ada penghalang.
Akhirnya aku tahu, area pertarungan cukup luas, di peta kalau di hitung luasnya ada 3km.
Dan juga aku sangat mengenal hutan ini, aku tahu dimana saja aku bisa melihat secara leluasa.
Aku mengambil pengait dan memanjat ke atas tebing tempat pertama kali aku muncul
Tak lama kemudian aku melihat sekitar 40 pilar cahaya di muncul di mana mana.
"40 team, Cyaelia, map"
'okay!'
Aku melihat map serta melihat pilar cahaya yang muncul, ada satu yang muncul di dekat sungai namun yang kemungkinan bisa di buru tanpa ketahuan hanya ada di satu titik.
"Di dekat hutan kuil"
Aku menuruni bukit lagi.
"Coba aku bisa langsung loncat ke bawah"
Aku kemudian merasakan ada sesuatu menyerang ke arah ku.
Aku melihat ke samping ada bola angin datang dari tenggara ku.
Aku memang berhasil menghindari nya tapi pengaitnya lepas dari tebing.
"Aaaaaaaaaaaa" teriak akum
'mampos aku, tebing nya 90 meter lagi'
Aku terjatuh ke bawah namun aku tidak hanya diam, aku mengeluarkan selimutku dan membentangnya.
Aku turun ke bawah dengan sedikit lebih lambat.
'berpikir!'
Aku melihat orang di kejauhan yang badan nya membesar sampai setinggi rumah.
"Oh!!!"
Aku memasukan kain ku dan aku mengeluarkan pisau bertali ku, lalu aku lempar ke tebing.
Pisau ku menancap ke tebing, dan ku berhenti jatuh karena memegang tali, namun badan ku menghantam ke tebing dengan keras.
Aku mengambil potongan tubuh ular yang masih panjang, ya karena aku potong dari ekor pun itu hanya sedikit jadi kepalanya masih ada, namun rahang bawah nya hilang karena terpotong oleh ku.
Aku menancapkan kepala ular itu ke tebing, ya taringnya lah.
Aku menarik pisau ku turun, lalu pisau ku meluncur ke bawah tepat di atas dahi ku dan...
------------
"Woah kau hebat membidik padahal itu tinggi loh" ucap seorang pria berambut merah.
"Iyalah, aku kan mage archer" ucap cewe berambut pink pendek.
"Hahaha kau memang hebat" ucap pria berambut putih.
"Orang itu pasti langsung kehabisan health" ucap wanita berambut hijau yang memegang tongkat ungu.
"Kita pasti a-"
"A apa?"
Mereka ber empat tiba tiba pecah menjadi cahaya.
Lalu terlihat gadis berzirah kulit dengan kaos biru di belakang mereka memegang pedang tipis putih.
Di dahi nya ada bekas memar kecil.
"Anjir tadi pisau nya malah seperti batu, mantul gitu"
Wanita itu menggosok gosok dahi nya.
"Benarkah?"
----------
'Gawat pisau nya!!'
Pisau itu mengenai dahi ku, tapi tidak menancap ke dahi ku tapi malah seperti kerikil menghantam tanah, memantul ke atas, dan menyebabkan memar kecil.
Aku mengambil pisau ku lalu meluncur ke bawah dengan berpegangan ke ular.
Cukup panjang loh ular nya, ada 20 meter an.
Aku memasukan ular itu ke inventory lalu aku melihat ada 4 orang di semak semak.
Aku langsung mengendap ngendap ke belakang mereka, lalu mengapa mereka ber empat bisa kalah dalam satu ayunan?, Ya karena mereka berdempetan.
"Anjir tadi pisau nya malah seperti batu, mantul gitu" ucap aku sambil menggosok dahi ku.
'hmm mungkin ada skill spesialmu yang belum ke buka tapi sudah aktif'
"Benarkah?"
'hooh'
"Ok, 1 grup sudah musnah, tadi orang shapeshifter itu kurasa akan paling lama kalah"
Tiba tiba ada bayangan besar menutupi badan aku.
Aku melihat kebelakang ada 1 pria raksasa dan 3 orang orang memegang panah.
"Waaah..."
'tingginya 10 meter cuk'
"Ahahaha..."
"Hei Grump ada mangsa empuk" ucap pemanah 1.
"Kalian bertiga turun, biar aku tinju sekali itu pria" ucap pria besar.
"Dia dah kakek kakek jangan kau sebut pria" pemanah 2.
"Terserah" ucap pria besar itu.
Aku membuat bola api dan cahaya.
3 pemanah itu turun lalu pria itu raksasa itu berjalan ke arah ku lalu dia mengarahkan tinju nya ke arah ku.
Aku menggabungkan 2 bola itu lalu ku membentuk gabungan itu menjadi sabit ke arah depan.
"Cutter ray"
Aku mengumpulkan mana ke ujung tangan ku yang memegang cutter ray dan membuat itu menjadi angin yang cukup kuat yang mendorong ke depan sembari menembak cutter ray.
Dan cutter ray ku menembus tangan dan badan nya, pria raksasa itu mundur dan tiga pemanah di belakang nya tidak sempat berlari sehingga terinjak oleh nya.
"Ok sampai jumpa"
Aku berlari ke kaki nya lalu ku menebas sepatu nya.
Pria besar berencana menginjak ku
Namun aku melompat ke kaki nya
"Mp charger bung"
Dan buaaaaaar ledakan yang besar terjadi, tapi herannya aku tidak terkena dampak sedikit pun.
-----------
"Bisa bisa nya orang sebesar itu mengalami compressed mana" ucap Zein.
"Bukan, itu skill nya Rita" ucap Reliave
"Ok, Mako, Nayo, Tia, kita akan melawan master kita, siap siap lah" ucap Myeila.
"Siap!" Ucap Mako.
"Apa tidak apa apa?" Ucap Nayo.
"Aku takut" ucap Tia.
"Kalian lupa Rita menyuruh kalian bertarung sebaik mungkin walaupun melawan dirinya?" Ucap Zein.
"""Kami ingat!"""
"Yosh ayo kesana" ucap Reliave.