"Kamu jadi perwakilan sekolah ya... Kurasa tidak apa apa, kamukan kuat dan licik" ucap Reliave.
"Apa maksudmu?" Tanya ku.
"Upacara penyambutan itu seperti turnamen terbuka, siswa membentuk kelompok sendiri, maksimal 4 siswa, tiap siswa boleh bawa pet, budak atau summon-an"
"Lah berarti kita berkelompok dong?"
"Masalahnya kau harus solo gak boleh membawa budak atau pet"
"Hah!?"
'apa apaan ini? Kukira seperti berpidato, atau seperti pelantikan di pramuka'
"... Kalau begitu aku titip Myeila, Mako, Nayo, dan Tia kepada kalian"
Aku berjalan memasuki kamarku.
Lalu aku berbaring di atas ranjang.
'jadi namamu cyaelia ya?'
'aku kurang tahu'
"Heeeeeeeh!?"
"Rita ada apa?" Tanya Myeila.
"Tidak ada apa apa"
'waaa aku mendengar suara unyu'
'gak usah terlalu heboh'
'oh iya level ku berapa?'
'habis membunuh giant orc lvl mu menjadi 37'
'wow naik banyak juga'
'hooh tapi sepertinya kamu perlu xp yang super banyak baru naik lvl, soalnya giant orc itu ku perkirakan lvl 165'
'nani de fak'
'berapa xp lagi buat naik lvl?'
'1 jutaan lagi'
"hueeeeeeee!!"
"Rita kamu kerasukan?" Tanya Reliave.
"Aah tidak kok"
"Haah.. jangan asal teriak dong"
'oh iya kamu itu skill atau item?'
'aku? Bukan skill bukan item, tapi pecahan jiwa mu'
'wow...'
Aku melihat ke jendela, langit sudah gelap.
"Tidur ah.."
Lalu ku baru teringat.
"Tidaaaaaaak aku selama ini gak gosok gigi"
Tiba tiba pintu terbuka.
""Jangan teriak terus!!!!"" Ucap myelia dan Reliave ke aku secara bersamaan.
"Ya maaf"
'pakai cleaning aja, dah hilangin bau nafas juga itu'
'oh benar juga'
'haaah... Kalau di bumi ada skill cleaning kau bakal nolep sampai buta'
'kejamnya ucapanmu, btw di dunia ini mataku ngak rabun lagi, kek jernih pandangan'
'jelas karena kau memakai bunga strienem'
Aku menggunakan cleaning lalu tidur.
Pagi nya aku bangun lalu ke kamar mandi cuci muka, memakai cleaning lalu ke dapur.
Aku membuka panci yang di atas kompor dan melihat nasi.
"Oh.. nasi... EEEEEh!?"
Tiba tiba kepala ku serasa di pukul.
Aku melihat kebelakang ada reliave memegang centong.
"Dari semalam kau teriak terus , gak bisa tenang apa?"
"Aku terkejut saja melihat ada nasi"
"Oooh, kebetulan si Zein membawanya jadi di masak aja biar gak kutuan"
"Oooh ok"
Dia membuka lemari dan mengambil sayur.
"Mau masak apa?"
"Sop sayur"
"Oh ok, aku masak sesuatu yang di goreng aja"
Aku mengambil baskom dan mengeluarkan daging ular dan aku simpan ke baskom.
Aku mengambil talenan dan pisau lalu mengiris tipis daging ular itu.
"Kau makan daging ular?"
"Kenapa? Enak loh"
"Iiih ogah, menjijikan"
"Dih beberapa hari yang lalu di hutan kau juga makan daging ular"
"Benaran"
"Iya yang ku panggang tuh"
"Kukira itu ayam"
"Ayam apaan yang ada sisik??"
'hmm ada kunyit gak ya?'
Aku membuka lemari dan laci.
"Hei ada kunyit?"
"Barang mahal kau tanya"
"Mahal? Memangnya berapaan?"
"1 butir 200 ribu"
"Buset!! Apa yang bikin mahal?"
"Karena susah di temukan"
"Kalau jahe?"
"Murah, satu kilo 10 ribu"
'kau dengar?, Harga barang di dunia ini kacau'
'mungkin kunyit memang susah di cari di dunia ini'
'ntahlah'
Akhirnya aku hanya menggoreng daging ular itu tanpa bumbu apapun.
"Oh iya Reliave, minyak nya kok agak aneh?"
"Itu minyak goreng biasakan?"
'minyak kelapa?, Apa dunia tidak ada minyak kelapa sawit?, Atau malahan pohon uang itu tidak ada di dunia ini?'
Tak lama kemudian Zein bangun, lalu dia menggosok gigi nya.
"Kamu gosok gigi pakai apa?"
"Hmm ini"
Dia memperlihatkan sikat gigi kayu, tapi di ujung nya bukan plastik ataupun serat kayu, tetapi bulu aneh.
"Itu apaan?"
"Hmm? Ini kan gigi bayi serphent masa gak tahu"
"Haah!?"
'kok seperti bulu sih..'
"Mending kamu baca buku deh di sekolah nanti"
"Disinikan memang di sekolah"
"Iya nanti di perpustakaan sekolah"
Dia kemudian duduk di meja makan.
Reliave langsung berjalan ke arahnya dan memukul kepalanya.
"Sudah kubilang jangan duduk di meja!!"
"Lah kapan kau bilangnya???"
"Kemaren!"
"Mana ada! Kemaren kan aku gak duduk di meja"
"Ada kau ada duduk di meja tahu!"
"Lah otak mu error ya!??"
"Taruhan berapa ayo! Akan ku buktikan aku tidak bersalah"
'wow drama'
"Ini 100 ribu dricash!" Ucap Reliave
"Aku 200 ribu!!"
Myeila, Mako, Nayo dan Tia keluar dari kamarnya, lalu Myeila menyuruh mereka bertiga ke kamar mandi untuk cuci muka.
Dia pun berjalan ke dapur.
"Ada apa nih?"
"Lomba"
""Lomba kepalamu!!!""
"Bukan bukan, ini lomba kepala kalian"
"Memangnya ada apa?"
"Mereka nge bahas soal kemarin si Zein ada duduk di meja ngak"
"Ooh... Ikutan nonton ah"
Aku lalu membalikan daging ular ku, sedangkan di Zein dan Reliave masih bertengkar.
'kok lama bangat baru matang nya ini daging, dibiarin juga gak gosong'
Lengan ku gak sengaja ke sentuh panci di kompor, tapi tidak panas.
Aku melihat api di kompornya mati.
"Hei kompornya gak nyala"
"Oh.. kristalnya kehabisan mana"
Dia membuka laci di bawah kompor dan mengeluarkan kristal yang agak besar, bisa di peluk mungkin?.
"Rita isikan lah"
"Caranya"
"Kek kamu lakukan ke aku yang kamu sebut mp charger itu"
"Hmm ok"
Aku memegang kristal itu.
"Mp charger"
Kristal itu kemudian bercahaya.
"Sip"
Dia memasukan kristal itu kembali ke laci lalu mengotak ngatik sesuatu.
Kompor pun menyala kembali.
Mereka berdua pun lupa soal taruhan mereka dan uang mereka di ambil Myeila.
Aku memasak 14 potong rencananya 1 orang 2.
Tapi...
Mereka tidak menyentuhnya hanya aku yang memakan nya...
"Ayolah ini enak, seperti ayam"
Mereka semua lihat ke arah ular goreng ku dengan muka ketakutan.
"Myeila makan dong"
"Ga..."
"Kenapa kalian begitu ketakutan??"
"Kamu gak tahu?, Kalau makan daging monster bisa keracunan?" Ucap Zein.
"Ini ular murni hewan kok bukan monster"
"Benarkah?" Tanya Myeila.
"Hooh, pas di hutan kan kita makan ular panggang, kalian juga sehat sehat saja"
Akhirnya mereka semua mencoba memakan nya.
Dan mereka semua hanya terdiam.
Mereka melanjutkan memakan nasi nya.
"Tenang aku ada bunga Strienem kok"
"....."