Gerbang sekolah itu terbuka sendiri, tapi yang sebenarnya adalah gerbang itu terbuka karena aliran mana yang terambil dari bada paman Praiton
"Ok kalian bertiga, eh ehem, kalian bertujuh yang pertama datang kesini, besok upacara penyambutan, ini kunci kamar kalian ber tujuh"
Dia memberikan pada ku satu buah kunci.
"Hah!? 1 kamar 7 orang?" Tanya ku.
"Aku sih tidak apa apa" ucap Reliave.
Lalu kami berdua melihat ke arah Zein.
"Aku ini ksatria, jadi pasti tahan godaan"
""Kau kira kami percaya begitu saja!?"
"Hah!? Lagian aku mana berani melakukan sesuatu ke kalian, kepala ku bisa putus nanti"
""Tetap saja masih ada rasa malu nya, lagian kami juga mau ganti baju""
"Haah.. bukan kunci kamar tapi kunci ruangan kalian" ucap pak Praiton.
""Ruangan!?""
"Kalian lihat saja sendiri, aku mau memindahkan karavan ini"
Kami bertujuh berjalan tidak menentu.
"Kau tahu pintu apa yang cocok dengan kunci ini?" Tanya Reliave.
"Jelas tidak lah, ini kunci gak ada angka, tulisan ataupun petunjuk" jawab ku.
Kami berjalan di lorong dan melihat pintu... Pintu... Pintu....
"Hei apa ini tidak terbatas, aku tidak bisa melihat ujung lorong nya" tanya Zein.
"Benar juga" ucap Reliave.
Dan aku juga baru menyadari hal itu.
Myeila berubah menjadi kelelawar dan terbang ke depan dan belakang.
Lalu dia kembali.
"Buset aku tidak bisa melihat lorong yang kita masuk tadi"
"Hah!?"
Mako, Nayo dan Tia kebingungan melihat reaksi kami, mungkin karena tidak paham.
"Tunggu tunggu tunggu, pasti ada ilusi ini" ucap Reliave.
"Aku ada pen mari kita coba trik ini" ucap ku.
Aku mengambil pulpen di samping pinggang ku dan menuliskan angka 1 di pintu, tiba tiba semua pintu juga ada angka 1.
""Ooooh...""
Dari pada kebingungan aku langsung memasukan kunci di tangan ku ke lubang kunci di pintu tiba tiba pandangan ku seperti melihat benda pecah dan gelap, tak lama kemudian pandangan mataku kembali dan terlihat kami di depan gerbang sekolah.
Aku, Reliave, Myeila dan Zein hanya terdiam dan tidak tahu harus mengatakan apa.
Kami ber empat menggangukkan kepala kami secara serempak.
""Ayo kita ke main post dan ambil misi saja"" lalu kami berjalan menjauhi gerbang.
"He-hei janghan pergih duluu"
Kami semua melihat ke belakang, ada wanita berambut pendek berwarna biru dan dia memakai kaca mata.
'oooh dunia ini ada kata rabun juga'
"Kah..kalihan lulus tes nyah..." ucap nya terengah engah.
'dia habis di kejar setan apa?'
"Silahkan ikuti saya"
Kami bertujuh mengikuti nya.
Masuk lagi kedalam gerbang.
"Maaf seharusnya aku menunggu di depan depan gerbang, tapi kalian berhasil melewati tes dalam waktu yang terlalu cepat"
'untung ada pen...'
Kami berjalan mengikuti nya memasuki gedung, menaiki 3 lantai gedung dengan tangga dan dia membuka salah satu pintu.
"Ini ruangan kalian"
Kami ber tujuh masuk dan melihat ruangan yang agak luas dengan meja dan 2 kursi di tiap sisi nya.
Lalu ada lemari, laci, rak sepatu dan perabotan lain.
"Disini ada dapur, kamar mandi, toilet, dan 5 kamar tidur, kalian istirahat lah dulu, besok pagi jam 9 datanglah ke lapangan luar"
""Baik""
Lalu dia menaruh kunci ruangan ke meja dan berjalan keluar.
Kami tanpa basa basi langsung memilih kamar.
"Kalian ber 4 mau tidur sekamar dengan ku?" Tanya ku ke Mako, Nayo, Tia dan Myeila
"Ntah aku ikut aja" jawab Myeila.
""Kami akan terus mengikuti master""
"....."
'aaah aku mau ada waktu privasi khusus buat aku'
"Kalian bertiga ikut kak Myeila aja ya, master mau mengurus hal penting, Myeila tidak apa apa kan?"
"Yaah aku sih tidak apa apa"
""Ng... Baiklah""
Mereka mengikut Myeila ke kamar lain.
Aku masuk ke kamar ku dan langsung membaringkan tubuh ku ke ranjang putih empuk.
"Haaaaaah enak nya"
Dan secara tak sengaja aku malah tertidur.
Aku terbangun karena mencium bau masakan.
"Huh siapa yang masak?"
Aku mengucek mata ku dan berjalan ke dapur.
Aku melihat Zein dan Reliave memasak, Zein memotong sayur dan Reliave terlihat mengaduk sesuatu di kompor.
"Ooh... Kalian berdua bisa masak..."
Aku melihat sekeliling, tidak ada karbohidrat.
Aku lalu mengeluarkan beberapa ubi, lalu ku ke wastafel dan mencuci nya, setelah itu aku memukus ubi itu di kompor di samping Reliave.
"Kau lagi buat apa?" Tanya Reliave.
"Merebus ubi"
"Ubi? Buat apa?"
"Untuk sumber karbohidrat"
"Karbohidrat? Apa itu?, Apa manfaat nya?"
"Untuk sumber energi, biasakan kalian dapat energi setelah memakan roti, kalau hanya makan daging dan sayur, kamu jadi cepat lelah"
"Ooh begitu, aku paham, tapi kenapa namanya harus karbohidrat?"
"...."
'mana aku tahu'
Aku melihat masakan Reliave, tumis sayur, aku mengeluarkan sendok dan mencicip sedikit.
"Ada yang kurang"
Aku mengambil garam dan menuangkan sedikit saja garam ke tumisan nya.
Lalu aku mencicip tumis sayur itu lagi.
"Nah pas"
"Hm?"
Reliave juga mencoba mencicipi tumis sayur nya.
"Eh iya, padahal di tambah sedikit doang tapi kok jadi lebih enak"
Lalu aku melihat Zein memotong sayur, gerakan cukup cepat.
"Kudengar kamu ada tumpukan bunga strienem" tanya Zein.
"Siapa yang kasih tahu"
"Di belakang"
Lalu Reliave bersiul tapi gagal karena dia tidak bisa bersiul.
"Haah... Iya memang kenapa?"
"Kau tahu apa yang membuat bunga itu sangat mahal?"
"Menyembuhkan luka apapun?"
"Itu fungsi utamanya, tapi ada fungsi lain juga"
Dia memasukan tangan nya ke saku baju nya lalu mengeluarkan 1 helai kelopak bunga strienem lalu menempelkan nya ke sayur yang sedang dia potong.
Sayur itu langsung menjadi utuh lagim
"Ini dapat membuat sayuran menjadi seperti semula, jadi kita bisa menggunakan 1 buah sayur sebanyak yang kita mau"
"...."
Aku mengeluarkan 1 kuncup bunga strienem laku menghitung jumlah helaian mahkota bunga nya.
'20 helai doang, bukan nya ini jauh lebih mahal ketimbang beli di pasar'
"Apa ini bisa di aplikasi ke daging?"
"Itu tindakan yang tidak bermoral, karena itu hanya akan membuat arwah binatang itu tersiksa"
"Oh...."
'mungkin ada bahan makanan yang luar biasa mahal...'
"Oh!"
"Ada apa?"
"Apa di dunia ini ada jamur tanah"
"Eeh.. ada banyak lagi"
"Yes!!!"
'besok aku akan mencicipi rasa jamur tanah yang aku ingin makan sejak dulu!!'