Chapter 24 - Yamaaf

Perkenalkan lagi nama ku Rita.

Aku seorang siswi kelas 11, hmm kurasa mantan siswi.

Aku meninggal karena ketidakjelasan.

Oh iya kurasa dunia kalau tidak ada ketidakjelasan maka tidak akan seru menurut kalian bagaimana? Aku sih iya.

Sekarang aku lagi duduk di dekat sungai, kuda kami pingsan, kasihan di rodi terus, tapi aku sudah diam diam pakaikan mp charger, tapi kuda nya lapar ya kami berhenti aja.

Aku melihat Nayo membawa tongkat nya.

Dia mengangkat tongkat nya dan mengetok ke tanah.

Muncul lingkaran sihir di bawah nya dan 1 tentakel hitam tajam keluar di belakang nya.

'buset, class nya apa sih?'

Lalu dia mematahkan tongkat nya jadi dua dan dia melempar ke dua tongkat nya ke atas dan tongkat nya menjadi 2 serigala hitam.

'what the..... Anjir bocil op'

Nayo adalah salah satu budakku, bukan kurasa anak yang ku urus, woi bukan dari rahim ku bangsat.

Umurnya mungkin 9 tahun, dia tidak ingat kapan dia lahir.

Lalu ada gadis kecil berambut hitam memegang tongkat seperti permen lolipop berwarna ungu.

Gadis berambut hitam itu bernama Mako, dia paling tua umurnya 10, kata nya.

Dia berdiri di depan Nayo.

Dia mengangkat tongkat nya ke depan lalu dia melepas tongkat nya, dan tongkatnya melayang.

'anjir satu lagi bocil op'

Tongkat nya berputar lalu dia meletakan ke dua tangannya di dadanya.

Muncul bola api kecil dan dia menembak ke depan.

'nah ini normal'

Tentakel hitam Nayo bergerak menangkis bola api itu.

Tiba tiba saat bola api itu menyentuh tentakel, bola api itu seperti memberi ledakan api ke arah depan dan ada 4 benda seperti serpihan kristal meluncur ke arah Nayo.

Serigala nayo menangkis kristal itu dan kembali menjadi tongkat.

Tiba tiba mereka berdua bergerak aneh dan seperti memukul udara.

Lalu terlihat gadis kecil berambut oren berjalan ke tengah mereka berdua.

Ya.. dia paling kecil di antara mereka namanya Tia.

Di tangan nya ada gelang berbeda warna.

Dia seperti mengucapkan sesuatu lalu Mako dan Nayo seperti protes ke Tia.

"......"

"Dari bocil berkualitas, terpilih loli yang hebat, mereka ku latih seperti melatih diriku sendiri"

Aku melihat ke belakang ada gadis berambut merah.

"Reliave, kau apakan mereka bertiga?"

"Aku hanya melatih mereka seperti melatih diriku sendiri"

"Hmm....."

"Oh iya ayo buat combo"

"Hooh... Iya"

Aku lalu berdiri.

"Hmm kamu bisa sihir apa?"

"Hmm..."

Aku membuat bola cahaya, bola api dan bola air.

"Kamu ada elemen tanah kan coba buat pasir" ucap ku ke Reliave.

"Ok"

Dia membuat bola pasir, ada sedikit serpihan pasir yang jatuh.

Aku lalu menggabungkan nya dengan api, lalu pasir itu menjadi bola kaca.

"Hah!?"

Aku mengambil bola kaca itu .

"Mau coba jual?" Tanya ku.

"Ayolah, yang lain"

"Ok, ok"

Aku menggabungkan ke tiga elemen yang ku buat tadi dan menjadi asap kuning.

"Hmm aku namakan ini healing smoke"

Aku lalu memakai mp charger lalu ku membuat bola angin dan ku gabungkan asap kuning itu dengan bola angin ku.

Tiba tiba aku seperti merasakan seluruh mana ku keluar dari tubuh ku.

Dan gabungan ku gagal.

"Tidak semudah itu untuk membuat combo berentet, bisa 3 aja dah bagus, kau malah coba buat 4"

"Ya mana aku tahu, kau gak kasih tahu"

"Kau banyak gak tahu nya"

"Ya maaf...."

'aaaaaah siaaal'

Aku mengisi mana ku hingga kembali penuh.

"Ok kita pikirkan dulu ide" ucap Reliave.

Setelah agak lama berpikir.

"Elemen cahaya mu cocok untuk penyembuhan"

"Tidak juga"

Aku membuat cahaya kecil berintensitas tinggi yang keluar dari lingkaran sihir kecil di ujung jari ku hingga bisa menggores kulit pohon.

"Wow, kau tahu hal seperti itu darimana?"

".... Rahasia"

'laser...'

Pada akhirnya kami gagal mendapatkan ide.

Kuda kami selesai makan lalu kami berangkat lagi.

"Berapa lama lagi kita akan tiba ke sekolah?" Tanya ku.

"Hm... Kira kira 6 jam lagi" jawab pak praiton.

Tiba tiba ada suara orang muntah di belakang, dekat pintu wagon, dan ternyata si Zein.

'wah kelinci percobaan'

Aku membuat healing cloud lalu aku letakkan ke depan muka.

Awal nya dia terkejut lama kelamaan dia ngak mual lagi.

"Waaaw keren" ucap nya.

"..."

"Oh iya trimakasih"

'apa itu benaran dia?'

Dalam waktu beberapa hari dia berubah menjadi banyak bicara, apa yang terjadi padanya?

"Paman Praiton, kristal dari giant orc itu efek nya apa?"

"Kalau gak salah kecepatan gerak turun 30% kekuatan naik 10%"

'pengorbanan yang parah, 30% di tukar 10%'

Setelah begitu lama duduk hingga pantat ku pegal.

"Oh itu gerbang kota nya"

""Woaaah"" ucap yang lain.

"Oh..." Ucap ku.

"Hei apa apaan reaksi mu" ucap Reliave ke aku.

"Biasa"

"Heeeeeh!?"

'Aku sudah menduganya'

Dinding dari beton dan batu.

'oh iya'

"Oh iya, aku mau tanya, siapa yang mengemudikan karavan ini?"

""...""

Dan ternyata saat aku mode nolep mereka bergilir mengemudikan karavan, aku juga baru sadar Zein tidak ada di dalam karavan.

Aku terlalu gak peduli sekitar ku ya?

"Ano.. sebenarnya sekolah ini benaran 4 bulan atau apa?"

"Hm? Ini bukan sekolah hanya pelatihan, kalau yang di latih cerdas 6 bulan sudah bisa, kalau... Sudahlah"

'ooh... Aku paham... Di sekolah ku ada yang gak naik kelas 11 tahun....'

"Yah walaupun sebenarnya pelatihan ini tidak wajib tapi banyak juga yang berminat"

"Hm... Apa ada keuntungan kalau lulus dari pelatihan ini?"

"Tidak juga, namun biasa yang lulus dengan hasil terbaik akan mendapatkan title"

"Ooh.. memburu title"

Aku sendiri punya 4 title...

Tak lama kemudian Zein memberhentikan karavan nya.

Lalu dia masuk ke karavan.

"Ada penjaga"

"Oh iya aku lupa"

Paman Praiton keluar lalu tak lama kemudian kami merasakan karavan nya berjalan lagi.

Setelah agak lama karavan berhenti dan kami di suruh turun.

Dan mata ku melihat gerbang besar dan gedung sekolah elite.

"Haaaaah!?? Masa beberapa bulan doang sekolah nya segedueee ini!?" Teriak ku.

"Haah.. Rita, disini bukan hanya pelatihan petualang pemula, tapi juga sekolah sihir, sekolah ksatria, sekolah bangsawan, sekolah matematika, dan lain lain, bahkan ada sekolah umum" ucap Reliave.

"Wow...."