Chereads / i can do anything i want in another world / Chapter 14 - Ksatria Macam Apa Yang...

Chapter 14 - Ksatria Macam Apa Yang...

Aku berdiri di depan nya.

"Apa kamu tahu perbedaan human dan manusia"

"Hmm... Gak tahu hampir sama"

"Emang sama bangsat, human itu bahasa lain dari manusia, jadi kau itu juga manusia"

"Hah!? Aku manusia!??"

"Ya elah, siapa yang kasih tahu soal itu!?"

"Eeeh... Aa.... Itu teori yang ku buat"

'HAAAAAAAAAAH, hipotesis mu di tolak!!!'

"Ok sekarang kembali, jadi kamu tahu soal mana ku ini?"

"Hmm... Apa yang kamu lakukan selama ini?"

"Lari lari an, tidur, berburu, naik tebing"

"Hah?"

'lah emang benar kan'

"Apakah kamu berada di dekat monster?"

"Iya"

"Hmm.."

Dia berpikir agak lama.

"Kamu berapa lama di dekat monster?"

"1 hari?"

"Hah? Kamu tamer?"

"Bukan"

Lalu dia menutup matanya lalu kening nya mengkerut.

"Apa kamu punya skill khusus?"

"Oooh aku ada skill yang membuatku bebas mengeluarkan mana"

"Aaaaah kasih tahu kek dari tadi"

Dia menginjak tanah dengan cepat.

Lalu lingkaran sihir tercipta di bawah kaki nya lalu.

Lalu... Tumbuh rumput di jalan setapak tadi.

"Wah keren, sihir bisa membuat ini juga???"

"Tidak ini skill spesial ku, skill spesialmu kan mana bisa di lepas, kalau aku bisa membuat rumput di area yang aku injak berkali kali dalam waktu tertentu"

"Waaah... Gak guna bangat"

"Hah kau bilang gak guna?, Aku bisa mengubah sesuai yang aku mau"

"Benaran??"

Dia menginjak- nginjak tanah dengan cepat lagi.

Tiba tiba rumput itu menjadi besi.

"What the fuck!"

"Hahaha keren kan"

"Berarti kau bisa membuat emas dan barang berharga lain?"

"Sayangnya aku tak bisa membuat yang di atas besi"

"Yaah..."

Dia kemudian membuat besi menjadi jalan setapak lagi.

"Ok sudah selesai?" Tanya aku.

"Uuh... Ya"

Aku berjalan ke luar gang.

"Tunggu"

"Hm?"

"Umur mu berapa?"

"Aku.. 15 tapi tidak lama lagi 16"

"Wow berarti kita seumuran?"

"Ooh.."

Aku kemudian meninggalkan nya.

'haah... Harga barang di dunia cukup lucu, ku membeli setumpuk alat dari besi hanya 1 buah bunga merah, tapi kertas dan pensil malah 2 buah bunga, omong omong sistem mana dan sihir dunia ini beda bangat dengan di fantasi ku'

Setelah sampai di depan penginapan ku melihat 2 orang prajurit dan gadis kecil itu di depan mereka.

"Sudah ku bilang dia gak ada!! Kalau ku kesal, aku lempar kalian pakai kapak"

"Iya iya, kami hanya memastikan"

"Hah!? Apa maksudmu!?"

"Tenanglah bibi, kami pergi sekarang"

Aku terkejut.

"HAAH BIBI!?"

"Tuh orang nya, panjang umur" ucap gadis kecil itu.

Kedua prajurit itu berjalan ke arah ku.

"Tolong ikut dengan kami"

"Oh baiklah"

'wah 2 orang di pagar, omong omong yang satunya kok diam amat, pakai helm terus lagi

Setelah berjalan agak jauh

"Ano sebenarnya pemilik penginapan itu siapa?"

"Kamu tidak tahu?, Oh iya kamu kan dari luar, dia itu mantan petualang rank B"

"Hah!? Masih kecil rank B"

"Ahahaha kau pasti tertipu, dia itu dwarf"

"Hooh pantas kuat"

"Yaah.. begitu gitu dia sangat kuat, namanya terkenal dimana mana"

"Aku tidak tahu..."

"Waduh gak pedulian amat kamu, namanya Hirerarie Hiriurairiura"

'hah?? Apa? Apa?'

"Hah? Bisa ulangi"

"Hirerarie Hiriura"

"Hmm.. ok sudah ku catat"

"Oh iya namaku Prit Narm dan bocah di samping ku ini Zein Mais"

'bocah?'

"Oh namaku Rita"

"Tidak ada nama belakang?"

"Aah.. tidak ada, di kartu belakang ku juga"

"Begitu, maaf menyinggung tapi apa kamu tahu siapa orang tua mu?"

'ya jelas tahu kah njer, tunggu nanti qku malah di tanya aneh aneh, eh kok kek ada pilihan, eh? ini visual novel apa?'

Akhirnya aku memutuskan diam saja

"Tidak apa apa jika kamu tidak mau menjawabnya"

Tak lama kemudian kami tiba di lapangan yang agak luas

"Mungkin kamu ingat muka nya, dia ingin menantang mu lagi"

"Siapa?"

Pria yang bernama Prit itu memukul Zein

"Hei lepaskan helm mu"

Zein melepas helm nya dan terlihat muka yang familiar.

"Oh kau kan yang waktu tes"

"...."

"Dia ingin duel dengan mu" ucap Prit

"Apa ada peraturan nya?, Kalau tidak ada juga tidak apa apa"

"Dia ingin berduel dengan cara ksatria"

"Maaf saja ku bukan ksatria, tapi baiklah"

Aku mengeluarkan katana putih ku.

"Wowowo jangan, pakai pedang kayu saja"

'ok kau tahu kan apa yang harus kau lakukan'

[Ok]

"Hmm kertas apa itu?"

"Sampah"

"Oh..."

"Omong omong bisakah kau membiarkan dia yang menantang ku, atau bicara sendiri, aku agak nyaman karena dia diam terus"

"....."

Dia berjalan ke depan ku

"Ri-rrrr.. rita ku menan.. nantang mu un...untuk duel"

'buset, akut amat, gawat kalau pria seperti ini'

"Gini amat, kamu bisa loh berteriak "ya!" Saat di tanya paman waktu itu, kok sekarang malah seperti bocah baru belajar bicara"

'njer bocah manggil bocah, dia umurnya berapa sih, kelihatan sih seumuran'

"Rita, ku menantang mu duel"

"Lebih keras!"

"Rita, ku menantang mu duel"

"Hah! Ku aku pergi saja, ksatria macam apa yang tidak mampu berteriak untung menantang seorang wanita duel"

Tangan nya tiba tiba mengepal lebih keras.

'nah kena juga hit point nya'

"RITA!  KU MENANTANG MU UNTUK DUEL SECARA KSATRIA"

"Hah! Itu baru semangat"

Aku mengambil pedang kayu di tangan Prit, Zein mengeluarkan dari storage nya.

"Baiklah, hitungan ke tiga mulai!"

"1..2....3.....mulai!"

Aku maju dan langsung menebas horizontal.

Dia menangkis serangan ku dengan memegang pedang nya secara vertikal.

Aku melompat mundur dan melompat ke depan sambil menebas vertikal.

Dia menangkis serangan ku lagi.

"Mengapa hanya bertahan? Ayo serang juga"

"!!"

Dia tiba tiba menggerakkan pedangnya ke depan, otomatis pedang  ku terangkat ke atas karena tiba tiba di beri gaya seperti itu.

Lalu dia mengayunkan pedang ku ke arah perut ku dari arah kanan.

Aku langsung melepas pedang ku.

Pedang ku jatuh vertikal.

Pukulan nya memang mengenai perut ku tapi di tahan oleh pedang ku yang jatuh sehingga tidak berdampak besar.

Aku langsung menggunakan tangan kiri ku untuk mengambil pedang ku dan menebas secara horizon dan hampir mengenai leher nya.

Dia melompat mundur.

Lalu dia berlari ke arah ku.

"Ok, ku ladenin cara mu itu"

'eaa... Cara legendaris menyelesaikan duel'

Aku juga berlari ke depan.

Kami sudah agak dekat lalu kami mengayunkan pedang kami sehingga pedang kami saling beradu.

Prak*

Pedang Zein patah.

"Usaha yang bagus, tapi cara memegang pedang mu salah" ucap ku.

Yaah... Dia malah mengarahkan sisi datar ke arah pedang ku, otomatis itu membuat pedang mudah retak atau pecah.

'skill penguat kekuatan ini hebat sekali, kalau di bumi aku pasti sudah kesemutan'

Aku mengembalikan pedang Prit.

Zein hanya bisa terdiam, lututnya menyentuh tanah dan mukanya menatap ke bawah.

"Tunggu! Tadi apa apaan cara menangkismu itu?" Tanya Prit

"Hmm?"

"Itu gerakan orang yang sudah berpengalaman, apakah kamu petualang rank C?"

"Bukan aku hanya rookie"

Aku berjalan menjauhi mereka

'hmm.. kemampuan memprediksi kapan benda sampai ku ini karena kebiasa main game rythm, tapi ntah mengapa di dunia ini kemampuan ku itu meningkat pesat,mungkin karena di tambah skill insting'

"Haaaaah..... Ku lapar.."