Halo Rita disini.....
Sekarang hari ke dua, tinggal 5 hari hari...
Aku berjalan ke arah gerbang karena abis di marah pemilik penginapan karena hampir membakar penginapan nya saat aku mencoba menulis api di kertas sihir.
Aku melihat beberapa penjaga berdiri sambil membawa teropong
"Ada apa nih ramai ramai"
"Oooh Rita, penghuni kuil muncul lagi" jawab Prit yang kebetulan ada disana
"Aku dari awal penasaran dengan penghuni kuil"
"Hmm.. apa kau pergi ke kuil itu?"
"Hmm buat apa?"
"Katamu kamu penasaran"
"Biasa penghuni kuil ini kalian bunuh atau mereka nyerah sendiri?"
"Hm... Biasa sih mereka nyerah sendiri"
"Berarti pernah di bunuh?"
"Hooh.."
"Kalau begitu aku pergi dulu"
Aku melewati mereka lalu berjalan ke arah hutan.
'tunggu...'
Aku melihat ke belakang, ku seperti prajurit perang yang mau berangkat ke medan tempur maut sendirian.
"....."
Aku kemudian berjalan ke arah kiri lalu baru jalan ke hutan.
"Yooow map"
Muncul secarik kertas yang menggambarkan posisi ku.
Aku berjalan ke tempat ku bertemu om burung hantu.
Tak lama kemudian ku melihat om macan dan om burung hantu bicara.
"Oooh halo paman paman"
"Buset siapa yang kau panggil paman??" Ucap om burung hantu.
"Ooh ada gerangan apa kau ke sini?" Tanya om macan.
"Jelas kalian berdua lah, aku mau ke kuil di hutan ini"
"Oh kebetulan kami juga mau ke sana" ucap om burung hantu.
"Apa kau tahu jalan nya?" Tanya om macan.
"Aku cuma ingat yang om burung hantu katakan" jawab kum
"Kalau begitu ikut kami"
Aku berjalan mengikuti mereka.
Lalu tak lama kemudian suana hutan agak berubah, pohon nya menjadi agak tidak berdaun dan menghitam
Rerumputan nya juga hitam dan layu.
"Woaah ada apa dengan hutan bagian ini, terlihat seperti hutan yang terkena zat beracun"
"Begitukah yang kau lihat dengan matamu?" Tanya om macan
"Iya"
"Nak Rita, hutan bagian sini mempunyai skill hide, jika manusia lain datang ke sini yang mereka lihat adalah hutan biasa, mungkin karena skill insting dari kami berdua kau bisa melihat keadaan asli hutan bagian ini" ucap om macan.
"Oooh..."
"Jika kamu berjalan dengan manusia lain ke hutan ini jangan beritahu apa yang kamu lihat" ucap om burung hantu.
"Baiklah"
Tak lama kemudian mataku melihat reruntuhan gedung batu yang di tumbuhi tanaman merambat dan lumut.
"Wow aku ingin memotret reruntuhan ini"
"Hahaha keren bukan, kalau kau mau kau bisa meminta ku memotret nya untuk mu" ucap om burung hantu.
"Benarkah, kalau begitu aku mau"
"Sayang sekali aku kehabisan bola penyalin"
'aaaaah tukang PHP!!!'
Kami melewati gerbang reruntuhan itu.
Tiba tiba aku merasakan sesuatu datang dari arah belakang ku
Aku langsung mengambil perisai ku dan menangkis benda yang menyerang ke arah ku.
Aku melihat jaring laba laba di perisai ku.
"Waaaaah!!"
"Hah? Kau takut laba laba?" Tanya om burung hantu.
"Bukan, ini benda berharga"
Aku mengambil pisau dan melepas jaring laba laba itu dari permukaan perisaiku dan memasukan nya ke storage.
"Untuk apa kau mengambil benang laba laba nya?" Tanya om macan.
"Akan ku buat tali nantinya, benang laba laba kekuatan nya lebih kuat 5 kali lipat dari benang baja"
"Lalu bagaimana kau menghilangkan lengket lengket nya?" Tanya om burung hantu.
"Mudah, tinggal di rendam ke air panas, zat lengket pada bedang laba laba itu adalah tetesan protein lengket"
""Protein?""
'haaaaah!??? Apa di dunia ini tidak ada ipa??'
"Ah tidak lupakan saja"
Setelah selesai ku melihat ke arah benang laba laba itu di tembakkan.
'kabur huh?'
Kami lanjut berjalan lagi lalu kami di sambut makhluk berjubah hitam yang menutupi sekujur badannya, dia cukup besar, mungkin tinggi nya 2,5 meter.
"Selamat datang tuan Grifang dan Riaowl"
"Santai saja bung, kami kan dah beberapa kali kesini" ucap om burung hantu.
"Jangan begitu Riaowl, aku merasa tidak enak karena kedudukan ku hanya pelayan"
'oooh jadi itu nama mereka'
"Omong omong siapa manusia di belakang kalian?"
"Oh dia junior kami"
'hah junior?' pikirku sambil menunjuk ke diriku sendiri.
"Oh baiklah silahkan masuk"
Kami bertiga mengikuti pria berjubah itu, ya dia pria karena suara nya laki laki, mungkin bisa saja cewe.
Kami menuruni tangga tak lama kemudian kami tiba di ruangan yang agak besar, aku melihat ada beberapa orang berjubah.
'hmm siapa yang menyerang kota'
"Huaah Grifang, Riaowl, lama tidak berjumpa"
Aku melihat gadis berambut pink dengan.
Lalu dia juga melihat ke arah ku.
"Kau pasti datang kesini untuk mencari pelaku yang menyerang kota"
"Oh jadi kamu toh pelaku nya"
"Hah? Kok langsung ketahuan"
"Yeee goblok ngebocorin kesalahan sendiri"
Pria berjubah besar itu tiba tiba meloncat ke arah ku.
Aku langsung menendang bagian tengah kedua paha nya.
Dia langsung terjatuh di depan kaki ku.
"Wah wah kau mengalahkan nya dengan satu tendangan"
"Tidak juga, sekuat apapun pria pasti modar jika buah nya di tendang"
"Buah nya?"
"Hah kamu gak tahu?"
Saat aku mau membisikan hal ajaib ke telinga nya tiba tiba jari ku berdenyut.
Aku langsung meloncat mundur.
Lalu sebuah sosok muncul di depan nya.
"Jangan kau nodai tuan putri!"
Suara itu dari makhluk berjubah yang tinggi nya biasa saja, dan wanita.
"Ayolah, pendidikan sex itu penting, kalau tidak dia akan melakukan hal yang di suruh ke pada nya"
"Hah mana mungkin ku akan melakukan nya!" Jawab cewe berambut pink itu
"Yakin, oh iya di balik celana pria ini ada sosis yang bisa membesar dan mengecil" ucap ku menunjuk orang yang terkapar di samping kaki ku.
"Benaran??"
Dia langsung bergerak ke arah pria itu lalu di tahan wanita berjubah.
'heeh.. aku teringat dengan adik teman ku'
"Kurasa kau benar..."
Aku mendengar suara menahan tawa di belakangku.
"Jadi bisakah kau berhenti menembakkan sihir ke gerbang?"
"Ooh soal itu ku tidak bisa"
"Kalau begitu bisakah kamu memberi tahukan alasannya ke aku?"
"Ooh boleh tapi"
Dia mengeluarkan sebuah tongkat merah, wanita di belakang nya mengeluarkan dart, lalu 4 ada orang lagi berdiri di belakang nya.
Pria yang terkapar di samping ku berdiri lalu berjalan agak tertatih tatih ke belakang nya.
"Kalahkan kami bertujuh dan akan ku beritahu alasan nya"
'buset 7 versus 1... Gapapa lah ada om macan dan om burung hantu..'
".... Ogah"
"Heeeeeeeh!!! Ayolah, nanti selesai aku kasih alasan ku akan berhen..."
'oho....'
"Ok aku terima"