Aku sekarang bersandarkan di tebing.
Aku menggunakan pisau untuk membentuk batu bercahaya kemaren.
Aku membuatnya menjadi berbentuk balok.
Lalu aku lubangi di ujungnya secara horizontal dengan jarum.
Agar tidak pecah aku menusuk sambil mengganti ganti sisi.
Lalu aku masukan benang yang ku dapat dengan menguraikan tali, gak tipis tipis amat.
Ya.. aku membuat gelang.
"Hmm..."
Aku memakai nya.
"Hei.... Apa semua hewan disini akan hilang kalau meninggal?"
"Hmm? Hanya monster yang akan menghilang"
"Tapi kelinci yang mulut nya gede itu malah hilang"
"Memangnya kelinci yang makan daging itu normal?"
".... Kurasa tidak"
Aku kemudian mengeluarkan ubi yang ku rebus kemaren lalu memakan nya.
"Hmm? Kamu memakan tanaman liar itu?"
"Hmm? Ini kan umbi bisa dimakan"
"Bisa kah?"
"Memangnya anda herbivora?"
"Kamu kira taring ku ini apa?"
"Ooh.. abis anda bertanya seperti pernah makan tumbuhan"
"Sehabis kau makan berdiri lah di depan ku, bawa perisai mu juga"
"Huuh? Baiklah"
Selesai makan ku meminum air yang aku buat sendiri.
Lalu aku mengeluarkan penutup wajan ku.
"Gak ada yang lain?"
"Cuma ini yang ada"
"Baiklah sebelum aku bertanya, apakah kamu mau menjadi murid ku?"
"Murid anda?, Kalau gratis mau"
"Ok, sekarang latihan kekokohan kamu akan berlatih hingga bisa menahan srudukan ku"
Aku langsung melakukan kuda kuda samping memegang erat penutup wajan.
Aku melihat nya berlari ke arah ku
Aku bersiap untuk momentum yang akan ku rasakan.
Saat dia menabrakan dirinya ke penutup wajan ku, tangan ku serasa terdorong ke belakang dan di lanjutkan badan ku
Akhirnya kaki ku melepas tumpuan nya dan aku terangkat dan terlontar.
Aku langsung mengeluarkan wajan di bawah kaki ku agar saat menyentuh tanah kaki ku tidak terluka.
Aku malah meluncur karena wajan itu agak halus permukaan bawah nya.
"Hiaaaaaaah"
Tang*
Wajan dan badan ku menghantam pohon.
Fakta unik, mungkin kalian tidak sadar tapi aku tidak memakai sandal.
Ya... Karena aku di rumah tidak memakai sandal dan di kirim ke dunia ini dengan keadaan sama.
Aku juga sudah terbiasa lari larian telanjang kaki.
Aku berjalan ke depan nya lagi.
"Ok ku siap"
"Baiklah"
Dia berlari lagi ke arah ku.
'jangan terlalu kaku badanmu rita nanti badan mu menerima gaya yang lebih besar'
Aku meletakan kaki kanan ku di belakang ku
Saat dia menabrak penutup wajan ku, aku juga menggerakkan badan ku ke belakang sedikit.
Namun karena masih tidak bisa menahan kekuatan tabrakan nya yang kuat, kaki kanan ku jadi tertekuk dan dan aku terlontar lagi.
"Awawawawa"
Aku mendarat dengan aman tapi kaki kanan ku tidak, kaki kanan ku seperti nya patah di bagian tulang kering.
"Aduh duh"
Aku mengeluarkan bunga merah dan menempelkan nya ke kepala ku.
"Hiuuuh, coba di bumi ada tanaman ini"
"Bumi? Dimana itu?"
"Ngak, ngak, itu sebutan ke rumah ku"
"Kurasa kamu sebaiknya latihan kekuatan dulu, kalau begini terus kau hanya akan terlontar"
"Latihan kekuatan kurasa aku akan mencoba menebang pohon"
Aku mengambil kapak.
Aku ke salah satu pohon dan mengayunkan kapak ku.
Kapak ku seperti tidak memotong apa apa tapi pohon nya tumbang.
"Hah!"
Aku lalu teringat soal skill ultimate ku.
"Sial ku lupa"
aku mencari batu dan menggunakan pisau untuk membuat nya seperti mata kapak.
Lalu aku mengikat nya ke ranting.
Aku lalu ke pohon lain.
"Ok tidak mungkin kan kapak batu masih setajam itu"
Aku mengayunkan kapak itu.
Kapak ku berhasil menancap sedikit tapi badan ku bergetar tidak karuan.
"Bwooh"
Aku mengayunkan lagi, lama lama ku terbiasa dengan hukum newton ke 3 ini(lupa?).
1 pohon tumbang.
"Ok coba ku angkat ah"
Dan jelas lah aku pasti bisa..
"Bisa gagal! Haaaa haaaa"
Aku kelelahan, sekuat apapun ku angkat tetap tidak bisa.
"Haah... Jangan memaksakan dirimu untuk mendobrak batas mu, tapi perluas lah batas mu sedikit demi sedikit"
"... Oh! Baiklah"
'apa bisa dalam sehari bisa bertambah kuat?'
Aku termenung sebentar.
'sepertinya ini bakal berhari hari'
Aku mulai dengan mengangkat balok kayo kecil, lalu ke besar.
"Lah kok sehari doang dah bisa angkat yang 60 kg??"
Aku termenung lagi.
"Skill"
Muncul secarik kertas.
[Yolo yolo, selamat ya
Skill fisik(serangan-aktif)
2 ayunan
Tebasan cepat
Skill fisik(pasif)
Penguatan-4
Kekuatan fisik naik sedikit banyak
Kokoh-1
Ketahanan fisik naik sedikit
Skill sihir(max mana 300)
Mp charger(lvl 2)
Memulihkan 60 mp
Small fire
Water droplet
Cleaning
(Buat elu yang malas mandi)
Fire ball
(Menembakan bola api, kalau niat bisa seperti senjata ar)
Skill sihir(pasif)
Mana control
Dapat mengendalikan mana
Overflow
Mana berlebih tidak meledak tetapi keluar dan dapat di gunakan
Skill spesial
Fast learning
Skill non-tempur(bukan fisik maupun sihir)
Crafting
Meningkatkan kualitas barang yang kau buat
Seal
Menyegel kekuatan mu sepenuhnya(kekuatan dapat meningkat walau di segel)
Udah, cyaa]
"Hmm...."
'enak nya kalau ada skill, ngak usah berlatih puluhan kali lipat'
"Ok pak ku siap"
"Benaran? Ok"
Aku mengeluarkan penutup wajan ku lagi.
Kali ini
*DOONG!
Aku berhasil menahan srudukan nya, tabrakan nya membuat hempasan angin yang cukup kuat.
Kaki ku terseret beberapa cm.
Sepertinya kaki ku bakal kapalan.
"Aku tidak menyangka ada manusia yang bisa bertambah kuat secepat ini, baiklah hindari sekarang semua serangan ku"
Aku memasukan penutup wajan.
Dia maju ke arah ku dan mencakar dengan kecepatan yang gila.
Sekujur badan ku memberikan informasi bahaya.
"Bjir!"
Aku melompat ke kiri namun dia sudah di depan ku.
Aku menendang tangan nya yang mendekat ke arahku.
Aou kemudian terdorong agak jauh.
Bulu kuduk leher ku naik.
Aku langsung bergerak ke samping lalu 4 duri besar muncul dari tanah di tempat aku berdiri tadi.
Leher ku menoleh ke belakang dan melihat sepasang mata macan di bawah bayangan pohon.
Dia muncul dari bayangan itu.
Dia melompat dan bersiap menerkam ku.
Aku menunduk lalu tiarap.
Dia pun jadi melewati ku.
Aku langsung berguling ke kanan.
Duri tanah itu muncul lagi.
Dia muncul lagi di depan ku.
Lalu aku melihat ada 3 garis biru di tanah.
Aku menghindari garis biru itu tiba tiba sesuatu seperti cakar tapi terbuat dari angin melewati garis itu.
Sekarang muncul lebih banyak garis.
"Njiiir"
Aku menghindari garis itu secepat yang ku bisa
Baru saja ku menghindar cakar angin itu lewat.
"Hmm... Kurasa sudah cukup, kau sudah bisa melihat arah serangan monster"
"Huuh?"
"Serangan sihir monster selalu memiliki alur, tapi manusia tidak bisa melihat, namun dirimu kurasa bisa melihatnya jadi ku coba saja"
Aku melihat ada lingkaran biru bergerak gerak lalu ke arah kaki ku.
Aku menghindari lingkaran biru itu.
"Kamu melihat nya kan?"
"Ya"
"Kumpulkan tumbuhan obat sebanyak yang kau bisa, besok aku ingin kau mengalahkan ku"
"!?"
--------------