"Heeeeeh anda benaran monster boss??"
"Ya, suatu hari pasti akan ada grup petualang yang datang membunuh ku"
"Hah nanti bagaimana jika kamu mati?"
"Tenang aku akan hidup kembali"
"Begitu"
"Apa ada lagi?"
"Hmm bunga merah ini sangat hebat, berapa jika di jual?"
"Ntah lah tapi cukup banyak petualang yang mencarinya, sekarang lagi musim monster itu muncul carilah sebanyak yang kau bisa"
"Apa ada benda yang di sering di cari?"
"Mandragoda"
"Tanaman umbi seperti manusia?"
"Iya"
"Apa anda tahu cara mencarinya?"
"Tergantung keberuntungan, coba saja cabut satu satu rumput di hutan ini siapa tahu dapat"
"Hmm tanaman herbal ya"
"Air dari akar pohon dreka juga banyak di cari"
"Hmm pohon dreka?"
"Pohon yang akar nya menjuntai juntai, kau pasti tahu jika menemukan nya"
"Ooh baiklah trima kasih banyak"
"Ya kalau senggang sesekali datang lah cerita kisah petualangan mu"
"Baiklah"
Aku pergi meninggalkan nya.
"Hmm tidak semua monster jahat"
Aku melihat rumput lalu menarik nya.
"Hmm mandragoda itu seperti apa ya"
Aku menarik satu-persatu rumput, lalu ntah ke berapa ku merasakan satu rumput yang susah di tarik.
Aku menarik sekuat tenaga.
Benda besar ikut tertarik.
Benda itu mirip bayi.
Lalu benda itu berteriak.
Aku terkejut dan menjatuhkan benda itu.
"Haaah... Jantung ku"
Aku memasukan benda itu ke inventory.
"Bjir tumbuhan berteriak"
Aku mencari mandragoda lagi.p
Aaaaaaaaaaaaa!*
Kyaaaaaaaaaaa!*
Aaaaaaaaaaaah!*
Haaaaaaaaaaah!*
Aku menemukan 4 mandragoda lagi.
"Sial ku selalu jantungan tiap benda itu berteriak"
Lalu aku menemukan semak dengan 2 merah lagi.
"Oh ok"
Aku mengeluarkan pisau ku dan langsung menebas semak itu.
2 bunga masih menempel dan 6 jatuh.
"Uhuy"
Aku mengambil bunga bunga itu.
Aku berbalik arah lalu jari telunjukku nyut nyut.
Aku berbalik dan melihat sebuah panah melesat ke aku.
Aku langsung mengeluarkan penutup wajan dan menangkis panah itu.
"Hei aku ini manusia tahu"
Orang itu tidak keluar juga.
Kaki kiri ku merasakan sesuatu.
Aku reflek mengangkat kaki kiri ku.
Tiba tiba sebuah panah menancap di tempat kaki ku berpijak tadi.
Lalu ku tersadar.
Orang yang melihat ke arah ku ada 6 orang.
"Hei hei aku ini pemula bahkan bukan seorang petualang"
Sekarang sekujur tubuh ku merasakan sesuatu.
"Cih!"
Aku memasukan pisau ke inventori dan mengeluarkan wajan.
Lalu aku membungkuk dan menutupi tubuhku.
Terdengar suara tang tang sebanyak 6 buah.
Aku lalu berdiri lagi.
"Ayolah apa yang kalian mau???"
"Kau ini bukan manusia, barusan kau berbicara dengan monster tadi" Ucap seorang pria.
"Haah? Bukan nya dia yang berbicara dengan bahasa manusia?"
"Kau yang berbicara dalam bahasa monster"
"Apa?"
'jangan jangan
"Translate"
Keluar secarik kertas.
[Yo disini penerjemah bahasa apapun bisa kau pahami]
'katanya tadi gak tahu soal dunia ini'
Kertas itu langsung hilang.
"Eeeh... Aku punya skill pasif yang membuatku bisa bicara dengan bahasa apapun"
"Mau percaya dengan dia?" Ucap seorang gadis.
"Ntah lah ku tidak percaya dia itu pemula, reflek nya itu tadi tidak ngotak" ucap seorang pria.
"Tapi alat alat nya itu alat dapur loh" ucap seorang wanita.
"Nee... Kalau tidak ada urusan lagi tolong biarkan aku pergi"
Aku berjalan pergi.
Aku tidak merasakan pandangan mata lagi.
Aku terus menarik 1 1 rumput.
Lalu ku melihat sesuatu seperti pipa namun berkulit kayu
"Ini kah akar itu?"
Aku mengambil pisau.
"Tunggu mau ku simpan kemana air nya? Gelas ku hanya satu juga"
Aku melihat langit agak malam.
"Huuh? Cepat amat malam nya"
Aku duduk di pohon dan membuka buku ku.
(Hei sudah berapa lama aku disini?)
[12 jam, sepertinya waktu disini sama seperti di bumi]
(Haaah 12 jam? Ku tidak sadarloh, lagipula ku juga tidak merasakan panas)
[Mungkin karena faktor di hutan, dunia ini masih segar dan juga mungkin faktor kita berada di kutub planet ini]
(Hmm... Bisa nonton anime?)
[Hilih dah ku bilang aku bukan hp]
(Ok baiklah)
(Map)
Seperti biasa muncul kertas.
Aku membuka kertas itu dan melihat ku telah menjelajah agak jauh dari tebing.
"Hmm... Kurasa aku tahu dimana tempat akan untuk tidur"
[Mendingan lu makan dulu]
"Ah iya, loh kamu bisa pakai dengar?"
[.....]
"Idih"
Aku menutup buku dan menempelkan nya ke pinggang.
"Skill"
[Woo penasaran ya?
Skill fisik
2 ayunan (khusus pisau bertali)
Mengayun sebanyak 2 kali secara berentet.
Tebasan cepat (semua senjata jarak dekat)
Menebas dengan cepat untuk beberapa waktu.
Skill sihir.
Sama saja gak ada yang berubah, Masih ingat kan?]
"Skill fisik lumayan tambah nya... Hei skill spesial ku mana?"
Muncul secarik kertas lagi.
[Sama aja]
Lalu aku melihat se ekor kelinci.
"Uuh unyu"
Aku mendekati kelinci itu.
Tiba tiba kelinci itu mulut nya terbuka lebar memperlihatkan puluhan gigi tajam nya.
"Hiiih!"
Aku langsung mengeluarkan pisau ku dan mengayunkan.
Kelinci itu mati karena kepala nya terpotong.
Karena sudah terbiasa, aku bisa langsung menangkap pisau yang mengarah ke arah ku.
Tapi tetap aja deg deg an bagaimana jika mengenai badan ku, apa akan terpotong juga.
Aku mengambil tali dan mengikat kaki nya lalu menggantung nya.
"Ku makan aja ya..."
Setelah darah nya tidak menetes lagi aku mengambil nya.
"Ada sungai gak ya"
Aku berjalan jalan lalu menemukan cabang sungai lalu ada danau
"Wooh itu dia"
Aku berjalan ke danau itu lalu ku mengeluarkan talenan, 3 mangkok besi yang agak besar dan kuali.
Aku mengeluarkan kompor.
"Eh kompor apa ini?"
Kompor yang keluar berbentuk kotak dan benda yang bisa di putar, atas nya seperti kompor biasa.
"Ini kompor minyak?"
Aku memutar mutar kompor itu.
Lalu aku melihat sebuah kristal ungu di tengah.
"Wah kompor sihir kah?"
Aku menyalakan kompor itu, apinya warna ungu.
"Hmm menarik"
Aku mengisi kuali dengan air danau tidak sampai penuh cuma setengah.
Lalu aku menaruh kuali ke atas kompor.
"Hmm.. aku blom pernah masak kelinci sih tapi apa benar begini.."
Setelah agak mendidih ku mengambil kelinci dengan cara memegang kaki nya.
Lalu aku masuk kan ke kuali lalu mengeluarkanya
Aku hanya mau merontokan bulu badan nya.
Saat ku keluarkan bulu di kelinci itu sudah tinggal sedikit.
Aku ke danau dan menggerakkan kelinci itu.
Saat ku keluarkan bulu nya sudah lepas semua.
"Yaah walau cara masak ku seperti cara memasak ayam"
Aku membelah dua perut kelinci itu.
Lalu ku mengeluarkan isi dalam nya.
Ada sesuatu yang menarik perhatian ku.
Ada kristal pink kecil di samping jantung kelinci itu.
Aku menarik kristal itu dan tiba tiba kelinci itu terurai menjadi cahaya.
Aku langsung tersungkur lalu tertawa.
"Anjir ku lupa ini di dunia fantasi, sial mau makan apa aku"