Chapter 2 - Aku Dimana??

Info

(...) Untuk yang di tulis Rita

[...] Untuk jawaban si buku

Sisanya seperti biasa

____________________________________

"Status"

Muncul secarik kertas.

[Disini tidak ada apa apa, dunia ini gak pakai sistem status jadi hanya lvl sesuai pengalaman membunuh monster, namun jangan meremehkan orang berlevel kecil bisa saja dia lebih kuat.

Status ini hanya berisi data data pribadi, guild, anggota guild, lvl serta xp yang di perlukan.

Nama : Rita ??

Lvl : 1

Xp yang di perlukan tersisa : 10

Guild : ---

Pekerjaan : --

]

Kertas itu menghilang sesaat ku selesai membaca.

"Skill"

Muncul kertas lagi.

[Nah ini baru benaran ada fiturnya

Skill di bagi menjadi 3, skill fisik dan skill sihir, dan skill spesial

Namun skill fisik lebih mirip teknik bertarung jadi jarang di perhatikan.

Nah skill sihir itu seperti mp charger mu.

Skill spesial adalah skill diluar ke dua nya seperti membaca pikiran.

Skill fisik.

Tidak ada apapun disini.

Skill sihir (total mana mu untuk sekarang 100).

Mp charger(1).

Memulihkan 40 mp.

Small fire.

Cuma membuat api sekecil korek api.

Water droplet.

Cuma membuat segelas air.

Skill spesial.

Fast learning.

Cepat memahami sesuatu.

????

Penasaran? Naikin lvl mu

????

????

????

Merasa lemah? Kamu memang lemah untuk sekarang sono lvling sono]

Kertas itu hilang.

"Anjir nusuk amat kata kata nya, ok lanjut inventory"

Muncul kertas.

[Yooo mau cek gudang? Tenang ini tak terbatas.

Pisau

Sendok

Gelas

Piring

Garpu

Mangkok

Gelas

set pakaian cadangan (3/1)

Perkakas masak

Tali (3)

Pengait (2)

Palu

Selimut

Bantal

Bantal guling

Uang(72827 dricash)

Buku manual bertarung

Buku sihir dasar

Udah gini doang]

"....."

'kok gini sih aduh kukira bakal armor atau weapon malah seperti alat berkemah, cuma 2 yang ada hubungan fantasi lagian tali buat apa dah, bdsm?'

'Omong omong aku dimana?'

aku melihat sekeliling

Ku melihat belakang ku tebing yang tinggi dan depan ku tebing curam bisa di bilang dibilang pas 90° sangat lurus.

"Siaaaaaaalaaaaaaaaan!!"

Akuu mengeluarkan tali dan pengait lalu ku ikat se erat mungkin.

Aku menancapkan pengait ke tanah lalu ku mengeluarkan palu.

Omong omong aku tinggal menyebut nama barang yang aku mau.

Setelah agak dalam aku melempar palu ku ke bawah.

Tiba tiba terdengar suara.

RAAAAAAWR!!

Aku melihat kebawah agak tidak terlihat karena jauh.

Tapi terlihat seperti macan putih dengan gigi taring panjang yang tergeletak karena perut nya terkena palu ku.

"...."

'kalau ku langsung turun mungkin aku di makan itu macan'

Aku mengumpulkan mental ku.

"Sial ku tidak pernah menuruni tebing"

Karena talinya agak panjang ku potong sedikit dan mengikatkan tali itu ke pinggang ku dan tali utama, ku menggunakan simpul hidup agar bisa di melakukan gerakan turun, jika ku terjatuh akan langsung mengencang.

Aku memegang tali itu lalu menurunkan badan ku ke tebing.

"Hiiiih tinggi"

Aku memegang tali ku sambil meluncur ke bawah dengan perlahan.

Aku menahan kecepatan luncur ku dengan menempelkan kaki ku ke tebing lalu mendorong diriku mundur.

Begitu terus sampai tiba di bawah.

Keringat ku sudah tidak karuan.

"Haaaaaaaaaaaaaah"

Aku lalu teringat sesuatu.

"Tidaaaaaaak buku dan pen ku di atas"

Aku mencoba naik lagi

Lalu ku merasakan sesuatu menempel di pinggang ku.

Aku melihat ada buku ku.

"Hiiuuh"

Lalu muncul secarik kertas.

[Ceroboh! Sebagai gantinya aku memakai 70 mana mu!]

Aku menyentuh tali ku.

"Masuk ke inventori"

Tali itu menghilang.

"Wah"

Aku melihat ke arah macam putih itu.

Ada darah di mulut nya.

Aku berjalan pelan pelan lalu mengambil palu ku.

"Masuk ke inventory"

Aku lalu berjalan agak jauh.

'kemungkinan ini masih hidup karena aku tidak mendapat xp'

"....."

Aku membuka buku.

(Hei apa kita bisa menyembuhkan macan itu?)

[Pertanyaan pintar coba buat ramuan aja, aku mana tahu soal dunia ini kecuali kau tanya hal yang berhubungan di bumi]

Aku menutup buku dan menempelkan nya lagi ke pinggang ku.

Aku melihat bunga warna merah di semak.

Aku memetik bunga itu tiba tiba semak itu bergerak, ranting nya memanjang dan membentuk kaki dan tangan.

"Waaa... Wa....."

Aku langsung kabur.

"Siaaaaal ku tidak ada senjata"

Aku teringat ada pisau.

Aku mengeluarkan pisau.

Hanya pisau dapur pendek.

"Haaaah! Gimana ini"

Semak itu terus mengejarku.

"Mana charger!"

Badan ku merasa ringan dan segar.

"Aku coba itu saja"

Ku mengeluarkan tali yang belum di ikat

Tali itu cukup pas masuk ke lubang di pegangan pisau.

aku lalu mengikat pisau itu dengan tali.

Aku memutar badan ku dan mengayunkan pisau ku ke badan monster semak itu.

Pisau ku memotong beberapa ranting.

Namun...

"Hiiih pisau nya balik ke aku!"

Aku mengeluarkan wajan yang agak besar kira kira bisa buat nutupin badan.

Aku lalu menunduk dan melindungi badan bagian kiri ku.

Terdengar bunyi *tank .

Aku kemudian mengayunkan tali itu ke kaki monster itu.

Pisau itu berhasil memotong satu kaki nya dan membuat monster itu tumbang.

Aku menunduk lagi agar gak kena pisau yang tajam nya tidak ngotak itu.

Monster itu merangkak ke arah ku.

"Oh!"

Aku berlari mengumpulkan daun kering dan melempar ke arah monster itu.

"Small fire"

Jari ku mengeluarkan api kecil namun tidak panas.

Aku membakar monster itu

Tak lama kemudian aku mendapat exp dan naik ke lvl 6.

"Hyuuuuh"

Aku meniup api di jari ku.

Aku memasukan wajan dan pisau ke inventory

Aku mengeluarkan bunga merah itu.

"Ini bunga apa? Sampai segitu nya"

Aku berjalan ke arah macan itu.

Macan itu masih belum sadar.

Aku melihat sekeliling lagi dan melihat semak dengan bunga merah lagi.

"Kurasa ku lvling dulu"

Aku berjalan ke semak itu dan memetik bunga itu.

Sekali lagi semak itu jadi monster.

Aku langsung memasukan bunga itu ke inventory dan mengeluarkan pisau bertali dan wajan.

Monster itu langsung berlari ke arah ku.

Aku langsung mengayunkan tali ke kaki nya.

Sekali lagi pisau aku memotong salah satu kaki nya.

Aku menunduk lagi

Aku lalu memasukan wajan dan pisau ke inventory.

Lalu alku dengan santai mengumpulkan daun kering.

Aku melihat se ekor kelinci melewati monster itu, laku tiba tiba monster itu menghisap kelinci itu.l

"Heeeh..."

Aku melempar tumpukan daun kering ke monster itu lalu membakar nya.

Dan aku naik 1 lvl saja.

"Hah?"

Aku berjalan ke arah macan itu.

Aku mengambil 1 bunga itu dan meletakkan nya ke kepala nya.

"Maaf kan aku jika kamu mati"

Tiba tiba bunga itu pecah dan mata macan itu kebuka.

"Eeh... Eh...."

---------------