Disetiap pertemuan pasti ada perpisahan...
Disetiap kata cinta pasti ada segurat kebencian yang mengawali...
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Antara benci dan cinta,kenapa harus rasa itu yang aku pilih?" -Halilintar-
"Aku tak butuh janjimu jikalau pada akhirnya kau memutuskan untuk pergi meninggalkanku..."
~~Live With You~~
***
Seorang gadis berambut panjang tergerai lurus tampak berjalan santai menyusuri setiap koridor Bandara sembari menarik tas koper berukuran sedang.Beberapa kali dia mengeratkan resleting jaket merah mudanya, menggigil kedinginan.Kepalanya menoleh kearah kanan,menengok jauh keluar ruangan.
Yah, diluar sana tengah turun hujan yang cukup deras.Ditambah lagi dia kan tidak membawa payung, lalu bagaimana caranya dia mampir kerumah Tantenya? Gadis berumur belasan tahun tersebut memperbaiki posisi poninya yang berantakan, sepasang netra kehitamannya melirik kearah pergelangan tangan.
Menghela napas perlahan, gadis tersebut mengeluh dalam hatinya.Kenapa pula dia harus sampai ke Indonesia disaat tengah malam seperti ini? Diluar juga hujan, itu akan semakin menyulitkannya untuk pulang.
"Huft...Aku harus bagaimana sekarang?" Gadis itu bertanya pada dirinya sendiri disaat dia sudah menapakkan kakinya untuk keluar dari Bandara.
Dia sudah berdiri diluar halaman Bandara, menunggu beberapa taksi yang semoga saja masih ada yang berlalu lalang ditengah malam seperti ini.Rintikan air hujan berangsur membasahi anak rambut si gadis.Tak terlalu menghiraukan, gadis itu lebih memilih melambai-lambaikan salah satu tangannya kedepan.Mencoba untuk menghentikan taksi yang tak sengaja berjalan melewatinya.
Taksi itu memelan, refleks gadis tersebut membuka pintu mobil.Masuk tanpa disuruh.
"Mau kemana,Neng?" Tanya pak sopir seraya menoleh kearah belakang.
Gadis itu hanya memperlihatkan layar handphonenya kearah si sopir, "Bapak tahu alamat ini? Saya mau kesana soalnya"
Pak sopir mengangguk mengerti, "Oh alamat ini, Bapak tahu.Kita jalan ya sekarang? Jangan lupa pakai sabuk pengamannya"
Menurut, gadis berparas cantik itu memakai sabuk pengaman.Tak banyak memakan waktu yang lama, taksi itu berhenti.Membelok kearah bahu jalan.
"Sudah sampai,Neng"
Si gadis menilik kearah jendela mobil, didepannya saat ini telah terpampang sebuah rumah berlantai dua dengan cat berwarna keputihan.Gadis itu merogoh dalam saku celananya, meraih selembaran uang kemerahan lalu menyerahkan uang tersebut kepada sang sopir.
"Ini Pak, terima kasih banyak" Ucapnya sembari mengeluarkan tas kopernya lalu beranjak keluar.
"Eh, ini kebanyakan" Pekik si sopir kaget.
"Aah...Tdak apa-apa, Pak.Saya ikhlas, sekali lagi terima kasih"
"Wah terima kasih ya,Neng.Semoga rezekinya selalu diperlancarkan oleh Allah"
"Amiiin, terima kasih"
Si sopir menekan pedal gas, taksi yang dikendarai olehnya telah kembali bergabung pada ramainya jalan raya.Sebaliknya gadis itu berputar, berjalan pelan mendekati pintu rumah lalu mengetuknya.
Ceklek...
Kenop pintunya berputar sejenak, terbuka.Seorang wanita paruh baya dengan rambut sepanjang bahu muncul dari balik daun pintu.Wanita itu tampak membulatkan kedua matanya, terkejut dengan sosok gadis yang malam-malam datang berkunjung kerumahnya seorang diri.
"M-maya? Ini kamu,nak?" Tanya si wanita seolah tak mempercayai apa yang tengah ia lihat saat ini.
Sosok gadis yang dipanggil dengan sebutan 'Maya' itu hanya tersenyum simpul, perlahan mengangguk pelan. "Iya Tante, ini aku.Maaf ya Tan, aku gak ngabarin_"
Grep...
Perasaan hangat mulai menjalar keseluruh tubuh Maya yang separuhnya basah akibat tetesan air hujan.Tantenya tiba-tiba saja memeluk dirinya tanpa harus memberikan sebuah intruksi terlebih dahulu.Membuat Maya sedikit tersentak kaget.
"Ya ampun sayang, kenapa kamu gak ngabarin Tante sih? Kalau nanti ada apa-apa sama kamu bagaimana? Kamu ini perempuan, gak baik loh kalau harus jalan diluar sendirian malam-malam" Omel si Tante.
Maya memutar kedua bola matanya jengah, mulai deh diceramahi oleh Tantenya bahkan dia baru saja tiba. "Maaf Tante, Maya kesininya buru-buru"
"Hhh! Baiklah, kamu masuk dulu ya? Lalu mandi terus istirahat, kamu pasti lelah kan?"
Maya nyengir lebar, menggaruk pipi kanannya yang cuby.Akhirnya Tantenya ini berhenti untuk mengomelinya dan mempersilahkan dirinya masuk.Jujur saja ya, dia lelah akibat perjalanannya dari Tokyo kemari.
Yeah, Maya adalah pindahan dari Tokyo.Dia memang asli keturunan indonesia karena Ayah dan ibunya juga berasal dari negara ini.Namun dikarenakan kedua orang tua Maya bekerja disana, pada akhirnya mereka berdua pun memutuskan untuk menetap.Maya terlahirkan menjadi rakyat asli Tokyo dan menghabiskan sebagian masa mudanya di negara tersebut.
Dan sekarang dikarenakan kedua orang tua Maya sedang mengalami masalah serius terhadap pekerjaan mereka makadari itulah Maya dititipkan kepada Tantenya lalu dikirim ke Indonesia untuk menempuh kehidupan yang baru.
Tante Maya menggiring dirinya ke lantai atas, beberapa anak tangga pun ia lalui untuk masuk kedalam kamarnya.Kalian bisa menyebut dia dengan nama Tante jenny.Tanpa ragu, Tante jenny mendorong pintu sebuah kamar lalu menyuruh Maya untuk masuk.
Maya ternganga takjup dengan apa yang ia lihat sekarang ini.Sebuah kamar dengan fasilitas yang super lengkap membuat Maya terkejut bukan main.Apalagi dengan cat berwarna pink yang mewarnai keseluruh sudut ruangan seakan semakin mempercerah suasana kamar tersebut.
"Bagaimana Tante Jenny mempersiapkan semua ini?" Maya bertanya heran, menoleh kearah Tante Jenny.
Tante Jenny hanya terkikik, berkacak pinggang. "Tante sudah mempersiapkan kamar ini dari satu minggu yang lalu, ketika Mama kamu yang memberikan amanah pada Tante buat jagain kamu.Tapi Tante sama sekali gak tahu kalau kamu pulangnya sekarang, untung aja tadi Tante lagi nonton drakor diruang tamu makanya jam segini belum tidur"
"Eh? Tante suka nonton drakor?"
"Ehehe, bukan suka sih cuma iseng saja.Lagipula Om kamu belum pulang dari kantor, ditambah lagi buat jagain anak Tante yang masih bayi"
"Wah,bayi? Namanya siapa,Tan?"
"Hm...Akira nandya purnama"
"Wow, namanya keren" Sorak Maya gembira, dia juga turut senang akan kehadiran anak Tantenya yang pertama.
"Sudahlah Maya, ini sudah larut malam.Kamu istirahat ya? Tante juga mau sambung nonton drakor sambil nungguin Om pulang, nanti kalau ada apa-apa kamu bisa turun kebawah.Tante ada diruang tamu soalnya"
"Baik Tante, selamat malam" Sapa Maya.
Tante Jenny mendekati pintu, keluar.Sebelum menutup pintu kamar Maya, Tante Jenny sempat tersenyum manis dan membalas sapaan hangat darinya.Setelah kepergian Tante Jenny, Maya bergegas meraih tas kopernya.
Beberapa pakaian telah ia keluarkan dari dalam tasnya, memindahkan semua pakaiannya ke dalam lemari yang sudah Tante Jenny siapkan untuk Maya.Ia juga sempat mengambil beberapa setel pakaian ganti untuknya, berjalan memasuki kamar mandi yang sudah tersedia didalam kamarnya.
Satu menit berlalu, Maya keluar dari kamar mandi dengan penampilan yang berbeda.Memakai pakaian tidur berwarna putih polos dengan motif bintik-bintik berwarna hitam.Maya melangkah menghampiri cermin besar seukuran satu meter yang berada tepat disamping kanan ranjang tidurnya.
Tersenyum tipis menghadap cermin, Maya menyisiri rambut panjangnya yang sempat terlihat acak-acakan.Setelah sudah rapi, Maya menghempaskan badannya langsung ke hamparan kasur yang ampuk nan lembut.
Besok adalah hari pertama dirinya berada ditempat ini.Untuk acara besok, apa ya yang harus ia lakukan? Berjalan mengelilingi taman dan berjogging dipagi hari sepertinya menyenangkan juga.
"Baiklah Maya, besok pagi kau akan mulai beradaptasi ditempat ini.Semangat!" Ujarnya sembari menyemangati dirinya sendiri.
🌺~~*~~🌺