Chereads / Live With You / Chapter 4 - Satu Kelas?

Chapter 4 - Satu Kelas?

Halilintar yang baru saja sampai didepan halaman sekolah tampak memarkirkan motor besarnya disalah-satu tempat parkiran yang disediakan oleh pihak sekolah.Remaja berparas tampan tersebut sesekali merapikan beberapa anak rambutnya yang berantakan setelah mengenakan helm motornya tadi.

'KYAAA, GANTENG BANGET SUMPAH!'

'HALILINTAR, I LOVE YOU 3000!'

'AAAHH, JADI PACAR AKU YUK?!'

Halilintar yang sedikit kaget dengan teriakan para fans fanatiknya itu mendongak, lagi-lagi dirinya mengeluh kesal.Ya ampun, lihatlah mereka! Dari lantai atas, gerombolan para gadis terlihat berjejeran dengan memasang sebuah spanduk yang isinya tentang dirinya semua.

Menggeleng kepalanya pelan, Halilintar mencoba menghiraukan para fansnya itu dan berlalu pergi menuju kedalam kelasnya.Dari pada harus meladeni gadis-gadis rempong yang tidak ada habisnya, lebih baik halilintar cari amannya saja kan?

Melewati koridor sekolah, Halilintar berjalan santai mendekati lemari lokernya.Sebelum membuka isi dari loker tersebut, Halilintar menyempatkan waktu untuk berdoa.Semoga saja kali ini lokernya bebas dari benda-benda aneh yang selalu memenuhi lokernya disetiap kali dia mengeceknya.

'BRAK!'

Namun sayangnya, harapan Halilintar ini hanya sebatas ekspetasi belaka.Ketika genap Halilintar membuka pintu loker, berbagai barang-barang aneh tampak berjatuhan keluar.Halilintar menghela napas perlahan, mencoba sabar atas apa yang telah fans-fans fanatiknya lakukan pada Halilintar.

Mengaduk isi tasnya, Halilintar mengeluarkan sebuah tas kresek berwarna kehitaman.Memasukkan beberapa batang coklat dan juga selembaran kertas yang berisikan sebuah quotes-quotes alay nan lebay kedalam plastik kresek tersebut.

Puk...

Kepala Halilintar berputar kearah kanan ketika merasakan salah satu dari pundaknya ditepuk oleh seseorang.

"Cieee, yang jadi anak populer disekolah.Pagi-pagi sudah dapat hadiah saja nih"

Berdecak jengkel, "Tsk! Bukan urusan loe, Fan"

Yap, yang menemui Halilintar adalah Taufan.Loker yang dipunyai oleh Taufan juga bersebelahan langsung dengan Halilintar.Sebagai jawabannya, Taufan terkekeh geli.Ya ampun, lucu sekali melihat ekspresi Halilintar yang sedang badmood karena dikerjai oleh para penggemarnya.

Bagi Halilintar, menjadi anak terkenal dan populer diseluruh sekolah adalah perkara yang amat menyebalkan.Halilintar tidak suka menjadi pusat perhatian, apalagi kalau harus meladeni fans-fansnya itu.Itu sangatlah merepotkan!

"Nih"

Tubuh Taufan sempurna tersentak kaget ketika Halilintar memberikan sekantong plastik yang berisi batangan coklat pada Taufan, refleks dia menerimanya.Tak ingin membuang waktu, Halilintar kembali melanjutkan langkahnya.Menuju kearah kelas.

"Eh, Kak Hali! Ini mau aku apain coklatnya?" Teriak Taufan.

Halilintar tak merespon, hanya sebatas melambaikan tangannya sekilas.Mendengus kesal, Taufan begitu tahu apa maksud dari Halilintar.Semenjak Halilintar mengikuti ekstrakurikuler bela diri karate, entah kenapa dia menjadi sangat terkenal dan populer dibandingkan dengan anggota yang lainnya.

Apalagi selepas dia mewakili sekolah untuk mengikuti perlombaan bela diri antar provinsi dan berhasil meraih peringkat pertama.Itulah alasan terkuat kenapa Halilintar sangat terkenal dan populer.Tapi bukannya mencari keuntungan dari sana, Halilintar malah mengacuhkan para penggemarnya.Menganggap sebagai angin lalu saja dan bersikap bodo amat pada mereka.Memang ya Kakaknya yang satu itu sangatlah aneh.

Lupakan sejenak tentang keluhan Taufan, kita kembali ketempat Halilintar berada.Remaja bernetra kemerahan itu tampak memasuki area dalam kelas.Masih terbilang sepi memang, karena Halilintar sengaja untuk berangkat lebih awal dari biasanya.

Niatnya sih ingin menghindari segerombolan fansnya yang setiap pagi akan selalu stand by didepan gerbang, jadilah Halilintar memutuskan untuk berangkat lebih awal.Walau pada kenyataannya, fans-fans alaynya itu sudah sigap saja berada disekolah dan selalu meneriaki namanya disetiap kali Halilintar tiba di sekolahnya ini.

Terkadang Halilintar heran dengan mereka semua, apa sih yang mereka lihat dari sosok dirinya saat ini? Halilintar pikir dengan sikapnya yang selalu dingin dan mencoba tidak peduli dengan sekitar, itu sudah cukup untuk membuat seluruh penggemarnya ilfil padanya.

Tetapi alih-alih ilfil, mereka malah semakin mengidolakannya dan rela berangkat lebih awal hanya untuk menemuinya saja.Bukankah itu gila? Yeah, Halilintar rasa mereka memang sudah gila bahkan sangat gila.

Biarlah itu terjadi, toh Halilintar juga tidak peduli dengan mereka.Terserah saja mereka ingin melakukan apapun, Halilintar sama sekali tak peduli.Lambat laun mereka pasti akan lelah sendiri dan bosan, jadi Halilintar hanya cukup menunggu waktu saja.

Yeah, sembari melangkah memasuki ruang kelas.Halilintar menarik pangkal bangku kosong yang berada dibelakang sendiri, itulah tempat duduk Halilintar.Dia juga sendirian dibelakang sana karena Halilintar takkan membiarkan siapapun yang berani duduk didekatnya, karena dia lebih nyaman kalau sendiri.

Merogoh bagian dalam saku celana osisnya, Halilintar meraih ponsel genggam miliknya dan memasang sebuah earphone ke indera pendengarnya.Mendengarkan musik adalah satu-satunya cara yang selalu dipakai oleh Halilintar ketika dirinya sedang gabut atau menunggu waktu masuknya jam pelajaran.

Tak terlalu menghabiskan waktu yang lama, selang beberapa menit kemudian bel tanda dimulainya pembelajaran berdering nyaring.Anak-anak murid pun berhamburan masuk kedalam ruang kelas mereka masing-masing.

Kelas XI IPA 1 adalah ruang kelas yang dimasuki oleh Halilintar.Memang Halilintar termasuk anak murid yang berprestasi.Selain gemar bertarung dan aktif dalam ekstrakurikuler bela diri, Halilintar juga terlihat aktif dalam proses ajar-mengajar.

Sedangkan adik keduanya yaitu Taufan, anak itu memasuki kelas XI IPS 2.Sebaliknya dengan Halilintar yang pintar dalam segi pembelajaran, Taufan pula sangat lemah dalam hal belajar.Daya ingatnya yang tidak terlalu kuat itulah yang membuat Taufan sedikit kesulitan untuk mengikuti sebuah pembelajaran dikelasnya.

Namun dibalik kekurangan yang dimiliki oleh Taufan, dia memiliki bakat yang luar biasa dibidang lain.Club skateboard-lah jawaban yang tepat, Taufan memiliki bakat dibidang itu.Tak segan-segan dia juga bisa melakukan beberapa atraksi-atraksi keren diatas papan skateboardnya.

Yang terakhir adalah Gempa.Sama halnya dengan Halilintar, Gempa terpilih untuk masuk ke kelas XI IPA 2.Yeah, tidak satu kelas memang.Dikelas itu, Gempa juga termasuk anak yang berprestasi dan pintar dalam beberapa hal.Dia juga menjabat sebagai ketua osis terbaik yang pernah ada dalam catatan sejarah sekolah mereka.Dengan sifat ramah dan baik yang dimiliki oleh Gempa, itulah alasannya kenapa Gempa terpilih untuk menjadi ketua osis.

Tap-Tap-Tap...

Hentakkan kaki sang guru mulai menggema keseluruh ruangan sekolah.Untuk pembelajaran pertama sih, mereka akan mempelajari mapel B.Indonesia.Cocok sekali karena wali kelas mereka sendirilah yang mengajar.

Seorang wanita paruh baya dengan mengenakan sebuah jilbab putih tampak berjalan anggun seraya membawa tumpukan buku yang setia dalam genggamannya.Tapi disamping itu pula, seorang gadis berambut panjang yang berada dibelakangnya pun berjalan mengikuti guru mapel mereka.

"Selamat pagi, anak-anak" Sapa si guru kepada seluruh anak murid yang berada didalam kelas.

"Pagi, bu guru" Jawab mereka serempak.

"Sebelum ibu membuka acara pembelajaran kali ini, ibu akan terlebih dahulu mengenalkan seorang anak murid baru pindahan dari Tokyo.Gadis cantik, silahkan memperkenalkan diri kamu terlebih dahulu"

Si gadis hanya mengangguk lantas menoleh kearah para murid yang terdiam, menunggu anak itu memperkenalkan diri. "Ohayou minna-san, watashi nonamaeha Maya-desu.Tokyo kara hikkoshimashita, aisatsu"

Lengang.Seluruh penghuni kelas beserta dengan gurunya pun tercengang dengan apa yang dikatakan oleh Maya, mereka semua sama sekali tidak paham.

"Sayang, bisa kau menggunakan bahasa indonesia saja? Kami semua tidak paham dengan apa yang kau bicarakan tadi" Potong bu guru.

"Eh, kalian tidak paham ya? Baiklah bu, saya ulangi.Selamat pagi semuanya, perkenalkan namaku Maya.Aku pindahan dari kota Tokyo, salam kenal" Ralat Maya cepat, sedikit membungkukkan badan.

"Salam kenal, Maya" Jawab seluruh murid, menyahuti ucapan terakhir yang dilontarkan oleh Maya.

"Baiklah Maya, berhubung karena seluruh bangku sudah dipenuhi kecuali milik Halilintar.Kamu duduk sebangku dengan Halilintar ya? Halilintar, angkat tanganmu tinggi-tinggi"

Sebuah jemari telunjuk terangkat tinggi dari arah belakang sana.Ketika kedua iris kehitaman milik Maya terarah pada letak posisi Halilintar saat ini, seketika Maya membisu.Maya seperti pernah melihat sosok yang bernama Halilintar itu.Bukankah laki-laki itu adalah orang yang kemarin dia temui ditaman?

Jadi, dia sekolah disini? Dan yang paling parahnya, kenapa pula Maya harus satu kelas dengan laki-laki kasar seperti dia?!

🌺~~*~~🌺