Chereads / Bitterlove / Chapter 15 - ;15

Chapter 15 - ;15

"Kenyang bangett, makasih sayangg."

Aalisha mencium pipi kanan Reynard.

"Udah kan gak marah lagi?" Tanya Reynard. Gadis itu menggeleng cepat.

"Wow agresif sekali Aalisha," ucap Jennie sambil bertepuk tangan.

"Iri bilang bos."

Jennie menganga tak percaya, "Siapa yang ngajarin lo ngomong kek gitu?"

"Dari tiktok, sama dari Jennie," ucap Aalisha bangga.

"Bagus nak lanjutkan bakatmu."

Saat ini mereka sedang berada di ruang keluarga. Karena ruang makan jauh dari pintu utama dan mereka terlalu malas untuk berjalan.

"Udah jam 7 nih, balik ga?" Tanya Jayden.

"Oh iya, gak kerasa sumpah," timpal Bella.

Di sela-sela pembicaraan mereka, bel rumah tiba tiba berbunyi. Mendengar itu, Aalisha jadi parno sendiri. Ia meremas baju Reynard yang duduk disampingnya.

"Whats wrong babe?"

"Just dont go anywhere," ucap Aalisha takut.

"Im here, im here." Reynard pun mengelus punggung tangan gadis itu agar tenang.

"Bi tolong buka pintunya ya!"

"Siap non."

Bibi membuka pintu utama sepertibyang diminta, "Eh nyonya, selamat datang."

"Makasih bi."

Melihat Bunda Aileen yang datang, Aalisha bisa bernafas lega.

Ia datang membawa kantong belanja yang banyak, dibantu bodyguard dibelakangnya untuk menaruh semua belanjaan di atas.

"Tolong taruh di atas ya," pinta Bunda Aileen.

"Baik nyonya."

"Wahh rame nih di rumah," sapa Bunda Aileen.

Mereka semua segera berdiri dan menghampiri Bunda Ailen untuk mencium tangannya.

"Temen kamu Aal?"

"Iyaa nda," balas Aalisha.

Nathan maju terlebih dahulu, "Halo tante, saya Nathan."

"Saya Jayden tante."

"Saya Bara, sepupu Reynard."

Bunda Aileen tampak sedikit terkejut, "MasyaAllah, kamu sama Reynard sepupu? Gantengnya," ucap Bunda sambil mengusap wajah Bara.

"Bisa aja tan," balas Bara.

Reynard maju dan mencium tangan Bunda, "Bunda."

"Eh calon mantu, apa kabar?"

"Baik Bunda," balas Reynard.

"Si Reynard gercep juga bro," bisik Nathan.

"Yoi bro, ga nyangka gue," balas Jayden.

Bunda Aileen menunjuk para cewek, "Kalian? Sahabat nya Aalisha ya?"

"Iya dong tante, aku Jennie. Yang ini Ava, ini Bella," ucap Jennie.

"Halo tante," sapa Ava dan Bella berbarengan.

Bunda Aileen tersenyum, "Seneng banget Bunda akhirnya Aalisha bawa temen ke rumah."

"Kalian mau ngapain abis ini?"

"Mau pulang tante," jawab Jayden.

"Ihh ga seru ah pada pulang, nginep dong kalian," pinta Bunda Aileen.

"Wah jangan tante, ntar ngerepotin," tolak Nathan.

"Gii bikil bitih kili disiri tinggil disini," ledek Jayden.

'Bangsad' batin Nathan.

"Ngerepotin apa sih, engga ah. Lagian disini kamarnya banyak kok. Trus kalo bosen ada mini theater sama game room diatas," jelas Bunda Aileen.

"Game nya lengkap loh Nathan," rayu Bunda Aileen.

"Bunda tau modelan kayak kamu suka bgt ps."

Nathan menyengir, "Tau aja tante."

"Nah yaudah, kalo gitu sekarang kalian keatas yaa. Kamarnya terserah mau yang mana, nanti bunda suruh bibi anter cemilan buat kalian," ucap Bunda Aileen final.

"Hm tapi tante, kita belom ijin," ujar Ava.

"Bunda kenal orangtua kalian, tinggal bilang aja 'mau nginep dirumah tante Aileen' pasti dibolehin."

"Now off you go, have fun kiddos!" Seru Bunda Aileen.

*****

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, para cewek menghabiskan waktu dengan marathon drakor. Sedangkan para cowok menghabiskan waktu dengan bermain ps di game room.

"Huaa ngantuk gue." Bella merebahkan tubuhnya di kasur Aalisha.

"Bobo yuk Jen, kan kamar kita bareng," ajak Bella.

"Aalisha selamat bobo ya, semoga tidur lo nyenyak dan gak kebangun gara gara Ava ngorok," ledek Jennie.

"Pergi kau bangsad," sinis Ava.

Jennie dan Bella pun keluar dari kamar.

"Gue tidur duluan ya Aal." Ava memposisikan tubuhnya membelakangi Aalisha. Begitu juga dengan Aalisha. Ia menarik selimut untuk menutupi badannya.

"Selamat tidur Ava,"

"Selamat tidur juga Aalisha."

*****

"Ahh rese banget." Nathan melempar stik ps nya ke karpet.

"Kebiasaan lempar lempar, punya orang goblo," ucap Jayden kesal.

"Berantem mulu kek pasutri, udah malem juga," lerai Bara.

"Jam setengah 11, ciwi ciwi udah pada tidur kali ya?" Tanya Jayden.

"Udah keknya," balas Reynard.

"Cewe gua udah tidur blom ya?" Gumam Nathan.

"Lah mana saya tau, saya kan gatau," balas Jayden yang dihadiahi tatapan sinis dari Nathan.

"Gue mau ke dapur, kalian duluan aja." Reynard melangkahkan kakinya keluar kamar menuju dapur. Tiba tiba saja ia merasa haus. Ternyata disana masih ada bibi.

"Loh den Reynard mau ngapain?

"Ambil minum bi," jawab Reynard.

"Kok gak panggil bibi aja? Udah duduk situ biar bibi ambilin," ucap bibi.

"Gausah bi, Reynard ambil sendiri aja," tolak Reynard.

"Yowes kalo gitu, bibi ke belakang ya den," pamit Bibi.

"Iya bi."

Reynard mengambil gelas dan menuangkan air ke dalamnya. Kemudian ia meneguknya hingga habis. Namun Reynard merasa ada yang janggal, ia melihat jendela besar dekat pintu utama. Sepertinya ia melihat bayangan seperti orang lewat.

"Gue udah ngantuk kali, makanya mikir aneh aneh." Ia pun memutuskan untuk pergi ke atas untuk tidur.

*****

"Liat, apa yang gue bilang. Kita bakal ketemu lagi Aalisha."

"Pergi Davin! Lo udah hancurin hidup gue!"

"Tapi sayangnya gue gak peduli, dan gue mau lo sekarang!"

Aalisha terbangun dari tidurnya, Nafasnya seolah tercekat, badannya dipenuhi keringat dingin. Ava yang merasa ada pergerakan disebelahnya menciba untuk membuka mata.

"Lo kenapa sha?" Tanya Ava setengah sadar.

"G-gapapa Va, kamu tidur aja lagi."

"Okey."

Aalisha menghela nafasnya lalu merebahkan tubuhnya, "mimpi lagi."

/tuk tuk tuk/

Gadis itu terduduk kembali, ia melihat keluar balkon. Tiba-tiba muncul bayangan seseorang di balkon itu. Aalisha merasa sedang di tatap oleh orang itu. Ia pun menggoyang tubuh Ava dengan tangannya tanpa berbalik badan.

"A-ava bangun."

Namun tidak ada respon.

Ia mencoba lagi, "Ava bangun please."

"Kenapa sih Aal?" Kesal Ava.

Aalisha menunjuk ke arah balkon, Ava melihat apa yang ditunjuk oleh gadis itu. Matanya membulat sempurna.

"I-itu siapa Aal?" Bisik Ava takut.

"A-aku juga gatau," balas Aalisha.

Orang itu semakin mendekati pintu balkon, seperti mencoba untuk melihat ke dalam kamar lebih jelas.

/Ceklek/

Sialnya, Aalisha lupa mengunci pintu balkon.

"AAAA!" teriak Ava dan Aalisha.

Suara teriakan itu terdengar sampai kamar sebelah, yaitu kamar Reynard dan Jayden. Mereka berdua terbangun karena terkejut mendengar teriakan itu.

"Siapa yang teriak?!" Tanya Jayden panik.

"Aalisha sama Ava bukan sih kamar sebelah?"

"Woy bener," balas Reynard.

Mereka berdua pun langsung bergegas menuju kamar sebelah.

Reynard mengetuk pintu kamar Aalisha, "Babe, buka pintunya."

"Ava kebo buka pintunya!" Ucap Jayden.

Jayden hendak mengetuk pintu, namun Reynard lebih dulu membukanya. Kedua lelaki itu menghampiri Ava yang tampak sedang menahan sesuatu.

"REYNARD! JAYDEN! BANTUIN GUE!" Teriak Ava .

Betapa terkejutnya Reynard melihat Aalisha terjatuh dari balkon, tangan gadis itu memegang erat besi pagar agar tidak jatuh.

"Please Kenzie help me," lirih Aalisha.

"Jayden pegang kaki gue," suruh Reynard.

Ia mencoba menggapai tangan Aalisha,

"Pegang tangan aku Aal,"

"I cant," lirih Aalisha.

"Please," mohon Reynard.

Tangan kiri Aalisha mencoba untuk menggenggam tangan Reynard, beberapa kali terpeleset karena tangannya berkeringat.

"Kamu bisa Aal, ayo."

Reynard mencoba untuk lebih turun lagi agar dapat menarik tangan Aalisha. Dan dapat! Ia berhasil meraih tangan kiri Aalisha. Namun ia tak cukup kuat untuk menarik Aalisha.

Jayden yang memegang kaki sahabatnya itupun menjadi kesusahan.

"Ava bangunin yang lain tolong, gue... gakuat."

Ava menghapus air matanya, ia bergegas membangunkan yang lain untuk membantu Aalisha.

Sedangkan Aalisha sudah mulai lemas, tangan kanannya perih akibat menahan pegangannya pada besi.

Aalisha menggeleng, "Aku gak kuat Kenzie."

"Engga Aal! Aku udah pegang kamu."

Bunda Aileen dan Ayah Aarav terkejut melihat apa yang terjadi, sama halnya dengan Bara, Nathan, Bella dan Jennie.

"Aargh bantu gue Nathan!" Teriak Jayden.

Nathan langsung membantu menahan kaki Reynard. Sedangkan Bara, ia membantu Reynard menarik Aalisha. Tangan kirinya ia gunakan sebagai pegangan, dan satunya untuk meraih tangan Aalisha.

"Lepas tangan lo, pegang tangan gue!"

Aalisha menggeleng membuat Bara berdecak kesal.

"Ayo Aal, lo udah dipegang Reynard. Sekarang pegang tangan gue," suruh Bara.

'YaAllah kalo Aalisha gak selamat, tolong biar mereka tau kalo aku sayang mereka.'

Batin Aalisha.

Aalisha melepas pegangannya lalu dengan cepat memegang tangan Bara.

"Dapet!"

"Tarik Rey!"

Bara dan Reynard menarik Aalisha sekuat tenaga, dibantu Nathan dan Jayden dari samping. Mereka semua terpental ke lantai, tapi mereka bisa bernafas lega. Aalisha selamat.

Reynard menarik Aalisha ke pelukannya, menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Aalisha dan mengelus rambutnya.

Aalisha terisak, "Makasih banyak, makasih."

Bunda Aileen dan Ayah Aarav segera menghampiri putrinya, memeluk putri satu satunya yang sangat mereka sayangi.

"Bunda sama Ayah disini Aal, kamu aman."

Aalisha hanya mengangguk. Bunda Aileen menghampiri Bara, Nathan dan Jayden mengusap wajahnya lalu mencium keningnya.

"Makasih banyak, kalian udah nyelametin Aalisha."

"Sama-sama tante," jawab mereka berbarengan.

"Reynard sini nak," panggil Bunda Aileen. Ia memeluk Reynard erat, lalu mengusap wajahnya.

"Bunda sama Ayah mau ucapin terimakasih yang banyak buat kamu."

"Sama-sama Bunda," balas Reynard.

"Siapa yang melakukan ini Aalisha?" Tanya Ayah Aarav.

Semua menatap Aalisha penasaran. Siapa yang berani berbuat senekat ini? Apalagi sampai membahayakan nyawa.

"Siapa Aal?" Tanya Reynard.

"Davin yang dorong aku."