"Sha udah siap?"
"Udah bun," jawab Aalisha yang sedang memainkan ponselnya di sofa.
Ya, sore ini Aalisha sudah diperboleh pulang oleh dokter Samuel. Tapi ia harus rutin check up untuk 2 minggu kedepan.
"Semua barang udah di mobil, kita pergi sekarang oke?" Ucap Aileen.
Aalisha mengangguk, tak lupa ia mengambil tas kecil hitam dengan rantai emas miliknya. Syukurlah ia sudah diperbolehkan pulang, karena ia tak betah berlama-lama disini.
Aileen tersenyum ketika Aalisha mulai mendekatinya, ia mencium kening Aalisha "Anak bunda yang cantik, sehat terus ya sayang."
Aalisha terkekeh, "Aamiin makasih bunda."
"Permisi nyonya, mobil anda sudah siap," ucap George yang baru datang sehabis memindahkan mobil.
"Terimakasih."
Aileen dan Aalisha pun melangkahkan kakinya menuju lobby dengan George yang mengikuti mereka dari belakang.
*****
"Bel!" Panggil Jennie.
Yang dipanggil pun menengok, "ngapa Jen? Whats wrong?"
"Sok inggris lu,"
"Btw Ava mana?" Tanya Jennie.
"Lagi ke toilet, kok lu belom balik sih?" Tanya Bella balik.
Jennie memincingkan matanya, "Gasuka amat lo ada gue disini."
"Bukan gitu anjir, biasanya kan udah balik sama Bara," balas Bella.
"Nah itu, gua mau kasih tau kalo mereka bakal sparing hari ini," jelas Jennie.
Bella mengernyitkan dahinya, "Lah bukannya besok? Kok jadi sore ini?"
"Gatau, keknya dimajuin gara gara Antariksa besok gak bisa. Ribet banget sih sekolahnya," kesal Jennie.
"Hah apaan nyebut nyebut Antariksa?" Tanya Ava yang baru saja kembali.
Bella memutar matanya, "Lama banget sih lu, ngapain aja? Ketusnya.
"Jangan gitu Bel, gue ada panggilan alam yang gabisa ditunda," balas Ava.
"Kenapa sih Jen?" Tanya Ava lagi.
"Sparing dimajuin jadi sore ini," balas Jennie malas.
Ava ber-oh ria, "Itu mah gua udah tau."
"Kok gak kasih tau kita?!" Teriak Bella dan Jennie berbarengan.
"Ya kalian gak nanya, ngapain gue kasih tau," balas Ava dengan menunjukkan wajah tanpa dosanya itu.
"Tahan gua Bel... jangan sampe gua hantam nih anak," geram Jennie. Bella segeran menahan bahu Jennie agar tidak memukul Ava.
"Udah apa et, gua mau nelfon si anak punguts dulu. Kasian kan gak dikabarin." Ava mengambil ponselnya lalu menelfon Aalisha.
"Halo Ava,"
"Aalishaa apa kabar... gimana udah sehat?" Tanyanya sedikit berteriak.
"Alhamdulillah udah va, ini lagi di st*rbucks. Emangnya kenapa va?" balas Aalisha.
"Owhh udah pulang dari rs, itu Aal cowok cowok sparing dimajuin sore ini," ucap Ava.
"Demi apa? Dadakan ah males," ucap Aalisha sebal.
"Emang, lo boleh nonton gak Aal?"
Aalisha diam sejenak, "Bentar va, tanya bunda dulu."
"Sip."
"Bunda boleh gak Aalisha ke sekolah buat nonton sparing?"
"...."
"Oke bunda."
"Halo va, boleh nih," ucap Aalisha senang.
Ava tersenyum lebar mendengarnya, "Sayang banget sama Aalisha, gue tunggu ya di lapangan outdoor."
"Sip, sekalian gue beliin st*rbucks buat kalian ya. Bye va."
Tit
"Kocak lu va, tuh anak harusnya istirahat dirumah. Kok malah diajak nonton begimana ceritanya?" Ucap Jennie tak terima.
Ava menatap Jennie malas, "Tante Aileen aja santuy, kok lu ribet."
"Udah ayo ke lapangan," ajak Ava.
"Bentar," -Bella menghentikan langkah Ava- "Aalisha udah tau Azzura?"
"Kayaknya belom Bel," jawab Jennie.
Bella menghela nafasnya, "Gue harap dengan adanya Azzura semua bakal baik-baik aja."
Ava dan Jennie membalasnya dengan senyuman, "We hope so."
*****
Mobil Aalisha berhenti didepan gerbang sekolah, ia diantar oleh George atas perintah Aileen.
"Saya akan mengantar nona sampai dalam," ucap George.
"Engga om, aku bisa sendiri," tolak Aalisha.
"Setidaknya biarkan saya membawa minuman yang anda beli tadi."
"Yaudah terserah om aja."
Aalisha keluar dari mobil, sedangkan George mengambil dua kantong minuman di kursi tengah lalu mengikuti Aalisha menuju lapangan.
Disana sudah ada anak Pelita Bangsa yang sedang melakukan pemanasan, begitu juga dengan anak Antariksa. Ternyata cukup banyak yang menonton sparing kali ini.
Aalisha mengedarkan pandangannya mencari teman-temannya, itu dia. Mereka duduk di kursi dibawah pohon bersama Jayden, Nathan dan Bara.
"Ava! Jennie! Bella!"
Gadis itu berlari kecil menghampiri Ava, Bella dan Jennie. George yang melihat Aalsiha berlari menjadi khawatir. Takut jika putri majikannya ini terjatuh.
"Nona tolong jangan lari, nanti anda tersandung!"
Namun Aalisha tak mendengarkannya. Sungguh, jalanannya tidak rata. Ia takut Aalisha tersandung. Benar-benar keras kepala.
Terlalu bersemangat, sampai Aalisha tidak sadar ada lubang didepannya membuat gadis itu tersandung.
"Nona!"
Beruntung ada seseorang yang menangkapnya dari samping, kalau tidak sudah dipastikan Aalisha terjungkal ke depan.
"Huh untung aja," gumam Aalisha pelan.
"Makanya kalo jalan liat liat, matanya dipake."
Aalisha membelalakan matanya, kemudian ia mendongakkan kepalanya "Austin?!" Dengan cepat gadis itu berdiri normal, melepaskan dirinya dari pegangan Austin.
"Lo ngapain disini?"
"Lo lupa sekolah gue sparing disini?" Balas Austin dengan nada jutek. Ia melengos begitu saja melewati Aalisha yang melamun.
"Gak jelas sumpah," Gumam Aalisha.
"Nona sudah saya bilang hati-hati, nanti saya bisa dimarahi tuan," ucap George dengan nada khawatir.
Aalisha meringis, "Maaf om ehehe."
Jayden yang tak sengaja melihat Aalisha pun memanggilnya sambil melambaikan tangan, "Ayee look whos here guys," seru Jayden.
Aalisha tersenyum, "Hai Jay."
"Ihh Aalishaa huaaa kangenn," pekik Bella dan Ava. Mereka memeluk erat Aalisha.
"Jennie sini kita pelukan."
Mendengar itu Jennie langsung memeluk Aalisha "Bocil minta peluk, dasar manja," ledek Jennie.
Aalisha melepas pelukannya, lalu ia beralih menatap George, "Om, siniin minumannya."
"Ini nona," ucap George sambil memberikannya kantongnya.
"Makasih."
"Sama-sama nona muda," balas George sambil menunduk hormat.
"Om pergi aja, nanti kalo udah selesai aku telfon."
"Baik, saya permisi," pemit George.
"Apaan tuh sha?" Tanya Nathan.
Aalisha memberikan 1 kantong berwarna coklat kepada Nathan, "St*rbucks, buat kalian bertiga."
"Terimakasih nona muda," ledek Jayden.
"Please dont call me that."
Gadis itu memberi 1 kantong lagi kepada Ava, "nih, baik kan gue."
"Mantap, thanks Aal."
Aalisha mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru lapangan sampai akhirnya pandangannya terpaku pada cowok dengan jersey putih.
Ia tersenyum senang, namun senyumnya tak bertahan lama karena ia melihat Reynard datang bersama cewek. Aalisha tak suka.
"Itu siapa?" Tanya Aalisha tak bersemangat.
Pertanyaan Aalisha membuat Ava dan yang lainnya menengok.
"Siapa?" Tanya Bella yang sedang menyeruput frappe nya.
"Yang jalan sama Reynard."
"Uhuk uhuk uhuk!" Bukan hanya Bella, Ava dan Jennie ikut tersedak mendegarnya.
"Gatau Aal, kita juga gak kenal," balas Ava berbohong.
"Jayden, itu siapa?"
Dengan muka polosnya Jayden menjawab, "Ohh itu Azzura sha."
"Yatuhan kenapa dia bego banget sih?" Gumam Ava.
Tepat setelah Jayden menjawab, Reynard dan Azzura datang. Reynard menghampiri gadisnya lalu mendekapnya erat.
"My baby, miss you so bad," ucap Reynard.
"I miss you more."
Azzura berdecak sebal dan memutar matanya malas, Jennie yang menyadari itu langsung menghampiri Azzura diam diam.
"Ngapain lo deket deket gue?" Desis Azzura.
Jennie mendelik, "Gua juga ogah kali deket deket sama hama kek lo."
"Gini ya ra, jangan pernah lo ganggu hubungan mereka berdua. Atau lo gak bakal tenang sekolah disini," lanjutnya. Setelah itu Jennie kembali ketempat semula.
"Bacot bgt," gumam Azzura.
"Jen, sini" panggil Bara.
Jennie pun menghampiri Bara dengan tatapan menyelidik, "Apaan bar?"
Baea mendekatkan dirinya lalu membisikkan sesuatu pada Jennie, "Thats my girl."
Tiga kata yang mampu membuat pipi Jennie memerah sempurna. Karena salah tingkah, gadis itu mencubit pelan perut Bara. Bara hanya tertawa melihat Jennie yang malu.
"Kamu kenapa kesini? Gak pulang aja?" Tanya Reynard.
Aalisha mendongakkan kepalanya, "Kamu gak suka aku disini?"
"Engga gitu, aku cuma takut kamu kecapekkan itu aja," balas Reynard.
"Kemaren kamu..."-Aalisha mengigit bibir dalamnya- "marah ya sama aku?"
Reynard tersenyum kecil, tangannya tergerak mengelus kepala gadis itu, "Aku gak marah."
"Lebay banget sih jadi cewek."
Aalisha melepas pelukannya secara paksa, sedangkan Reynard memejamkan matanya karena menahan kesal.
"Apa lo bilang?" Aalisha menghampiri Azzura yang sedang tersenyum merendahkan.
"Babe," panggil Reynard. Gadis itu mengangkat tangannya, mengisyaratkan Reynard agar tidak menghentikannya.
"Its okay."
"Jadi ini pacar lo Rey?" Azzura menatap Aalisha dari atas sampai bawah "Selera lo kok turun?"
"Azzura!" Tekan Reynard.
"Kenapa sih? Gue cuma berpendapat, no hate." Ucap Azzura santai.
Sungguh Aalisha sebenarnya lelah meladeni , kenapa ia tak bisa tenang walau hanya sehari saja.
"Secantik apa sih lo sampe ngomong kayak gitu?" Balas Aalisha tak kalah santai.
"Mulut lo gak pernah disekolahin? Sini deh gue sekolahin, mampu kok gue."
Azzura jadi kesal sendiri, ia mendorong bahu Aalisha lumayan keras membuat gadis itu terhuyung ke belakang.
"Jaga omongan lo!"
"Gue yang harusnya bilang itu!" Balas Aalisha tak mau kalah.
"Lo!" Tunjuk Azzura.
"Azzura cukup!" Reynard melayangkan tatapan tajamnya kepada Azzura.
"Gue gak nyangka lo ngomong kayak gini, apalagi ke pacar gue sendiri," tekan Reynard.
"Pulang sekarang."
Azzura menggeleng, "Lo yang bilang bakal nganter gue balik."
Aalisha menatap sebal orang disampingnya itu.
"Babe," Reynard mencoba memegang tangan Aalisha, namun gadis itu menghindar "Dengerin aku dulu."
"Ayo semua! Kita kumpul sekarang cepat!" Teriak coach Herry.
"Kamu kesana aja, kita bisa ngomongin ini nanti."
Aalisha menghampiri Ava yang sudah duduk bersama Bella dan Jennie.
"Lo gapapa Aal?"
Gadis itu menghela nafasnya, "Gue gapapa."