Chereads / Bitterlove / Chapter 22 - ;22

Chapter 22 - ;22

Matahari pagi hari ini lebih cerah dari biasanya, ditambah udara sejuk dan embun di daun bekas hujan semalam. Sayangnya, kali ini mood Aalisha tak secerah matahari.

"Pagi bunda, Aalisha berangkat sekolah ya assalamualaikum," ucap Aalisha lesu. Gadis itu mencium tangan Bunda lalu segera pergi ke depan.

"Kenapa tuh, tumben mukanya bete," ucap Aileen sambil menyaksikan anak gadisnya menghilang.

Di depan mobil Reynard sudah terparkir rapi, yap hari ini cowok tampan itu memaksa ingin menjemput Aalisha dengan alasan "kangen".

"Hai babe," sapa Reynard saat Aalisha masuk ke dalam mobilnya.

"Hai," balasnya lesu.

"Kenapa?"

"Gapapa, aku mau bobo. Nanti bangunin ya pas udah nyampe."

Setelah itu Aalisha langsung menutup matanya, tak peduli akan manusia disampingnya yang menatapnya bingung. Reynard pun berinisiatif menutupi badan Aalisha dengan selimut miliknya yang ia taro di kursi belakang.

"Begadang lagi mungkin."

*****

Suasana dalam kelas 12-1 sedang panas panasnya. Bukan karena ac nya rusak, tapi karena mereka sedang ulangan fisika mendadak. Mau tak mau mereka harus mengerjakan hitungan rumit itu, karena menolak pun tak ada gunanya.

Berbeda dengan Reynard dan Bara, mereka sudah selesai daritadi. Dan memilih untuk bermain ponsel asal tidak mengganggu yang lain. Sedangkan Jayden? Ia masih belum mau berbicara denga Reynard. Reynard pun bodo amat, mungkin nanti Ava yang bakal nyuruh Jayden buat minta maaf.

"Psst Reynard, bantuin gue anjim." Bisik Nathan yang berada tepat di depan Reynard.

"Gak," tolak Reynard. Merasa bosan, cowok itu melangkahkan kakinya ke depan kelas memnghampiri pak Bambang.

"Si anjir di cuekin gue." Nathan menjadi misuh-misuh sendiri melihat Reynard menjauh.

"Pak, kantin."

"Oke," balas pak Bambang.

Singkat, padat, dan jelas.

Reynard membungkuk hormat lalu pergi meninggalkan kelas dan tentunya Nathan yang sedang menyumpah-serapahinya.

Kenapa ia boleh keluar padahal jam istirahat masih sekitar 15 menit lagi? Ya suka suka pak Bambang.

******

Aalisha duduk dipojokkan kelas, dengan airpods yang menyumpal kedua telinganya dan bekal isi sushi yang ia taruh di atas meja. Ia tidak memakannya, hanya dijadikan pajangan karena ia sedang tidak mood untuk makan. Perutnya lagi luar biasa sakit sebab ia sedang datang bulan. Ditambah suasana kelas yang berisik membuat moodnya tambah buruk.

"AAAAA GABRI ANJRIT KEMBALIIN GUA LAGI BACA!"

Teriakan Ava menggema ke seluruh kelas.

"Buset mulut lo kek toa mesjid," ledek Gabri. Ia berlari mengitari semua penjuru kelas karena Ava mengejarnya. Saking bersemangatnya berlari, Gabri tak sengaja menyenggol meja yang Aalisha tempati.

Duk!

Dan sialnya, sushi berharga milik Aalisha jatuh berserakan di lantai. Gadis itu menatap nanar sushi yang baru saja akan ia makan.

"Sushi gue huaa!"

Tiba-tiba Aalisha berjongkok dan mulai menangis didekat sushi kesayangannya itu.

Kaget mendengar Aalisha menangis, Ava, Jennie dan Bella menghampirinya.

Ava menganga tak percaya, "Sha jangan nangis sha yaampun."

"huhu sushi nya jatoh kan gue mau makan," lirih Aalisha.

"Udah bangun ntar gue beliin sushi deh, sekalian tokonya gue beli,"

Aalisha diam, masih setia menatap sushinya yang sudah tak bernyawa sekarang. Ia memejamkan matanya lalu...

"GABRI TANGGUNG JAWAB GUE GAMAU TAU!"

Seruan Aalisha membuat keadaan kelas mendadak hening. Mari kita ucapkan selamat tinggal untuk Gabri. Mungkin ini terakhir kalinya ia bisa melihat dunia. Ia menatap tajam Gabri yang berdiri tak jauh darinya.

"Anjir serem banget," gumam Gabri.

"Tau ah!"

Aalisha menghentakkan kakinya kesal kemudian melangkah keluar kelas. Gabri melongo, ia selamat dari amukan Aalisha.

Plak!

Plak!

Plak!

Ava, Jennie dan Bella memukul lengan Gabri dengan keras secara bergantian.

"Sakit bego." Keluh Gabri.

"Salah sendiri ga liat liat jalan!" Semprot Bella.

"Pokoknya beresin gamau tau!" Perintah Jennie.

*****

"Kenapa sihh kantin berisik banget," ucap Aalisha jengkel.

Bella memasang muka datarnya, "Ya namanya juga kantin, kalo sepi namanya kuburan."

Aalisha berdecak, kemudian ia menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya. Perut dan pinggangnya terasa nyeri sekali. Gadis itu meringis pelan, sesekali memukul pinggang kanannya agar lebih rileks.

"I need koyo."

"Kek nenek nenek anjrit make koyo," celetuk Jennie. Sedangkan Ava dan Bella memutar matanya malas, ternyata temannya yang satu ini sangat menyebalkan kalau lagi pms. Ralat, tambah menyebalkan.

Aalisha tak membalas perkataan Jennie, rasanya ia ingin sekali mencakar muka menyebalkan Reynard dan berteriak sekeras-kerasnya.

"HAI SEMUA SUDAHKAH KALIAN BERBUAT BAIK HARI INI?!"

"ANJ- sabar bell sabar, orang sabar di sayang Jaehyun." Ucap Bella sambil mengelus dadanya, terkejut karena Nathan yang datang tiba-tiba lalu berteriak seperti orang gila.

"Lo!" Tunjuk Bella, "bisa gak sih gausah teriak teriak gitu?" Bella mendengus kesal ketika Nathan dengan santai duduk disampingnya. Diikuti oleh Bara disamping Jennie, dan Jayden disamping Ava.

"Gausah pegang-pegang!"

Enak aja main rangkul-rangkul gak jelas.

"Berantem mulu lo berdua," ucap Jennie jengkel.

"Dia megang megang duluan ew." Balas Bella sambil berlagak membersihkan pundaknya yang disentuh Nathan.

"Bilang aja mau di rangkul lagi. Jangankan dirangkul, mau dipeluk juga aku ikhlas lahir batin."

"Pergi lo Nathan ganggu banget sih!" Kesal Bella.

Jengah mendengar perdebatan tidak berguna Nathan dan Bella, Aalisha membuang nafas dengan kasar dan memilih untuk pergi dari sana.

"Nyebelin lo Nath!"

Mereka semua mendadak cengo, saling berpandang satu sama lain tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Kok gue si anjir yang kena?" Celetuk Nathan bingung.

"Nathan Bella tanggung jawab, gue gamau berurusan sama tuh anak maung." Ava mengangkat kedua tangannya tinggi tinggi.

"Emang kenapa?"

"Pms." Bara hanya menggangukkan kepalanya.

*****

Aalisha berjalan pelan menuju kelasnya, mukannya yang pucat menarik perhatian siswa yang berjalan di koridor. Gadis itu tak peduli, yang penting ia cepat sampai.

Ditengah perjalanan, ia bertemu dengan Reynard yang sialnya sedang bersama Azzura. Langkahnya terhenti, begitu juga Reynard.

"Babe,"

Diam.

Reynard merasa aneh, pacarnya lebih banyak diam belakangan ini. Reynard fokus menatap Aalisha, sedangkan Aalisha fokus menatap Azzura tajam.

"Babe," panggil Reynard lagi.

Ia memegang tangan Aalisha, tak sampai 2 detik gadis itu melepaskan genggaman cowok itu lalu melenggang pergi.

"Babe!"

Aalisha mendiaminya. Reynard menggigit bibir bawahnya, ia bingung dan panik.

"Cih drama banget anaknya, kok lo bisa pacaran sama dia sih?" Ketus Azzura.

"none of your bussiness."

Reynard berlari meninggalkan Azzura yang kesal terhadap sikapnya. Masa bodoh dengan Azzura, ia hanya ingin bertemu Aalisha.

Saat sudah sampai dikelas, Reynard menemukan Aalisha duduk di kursi pojok dengan kepala menumpu pada tangan diatas meja. Perlahan ia menghampiri gadis itu.

"Aal," panggil Reynard lembut.

Gadis itu tersentak, dengan cepat ia mengelap matanya yang basah dan merapikan sedikit rambutnya yang berantakan.

Aalisha tersenyum simpul.

"Kenapa nangis hm?"

"Gapapa," balas Aalisha singkat.

Lihat, inilah yang Reynard tidak suka dari Aalisha. Selalu saja menyembunyikan apa yang ia alami dan tidak mau berbagi cerita dengannya. Dasar keras kepala.

"No you're not," balas Reynard cepat.

"Tell me."

"Fine."

Reynard tersenyum puas, lalu mendudukkan dirinya di kursi samping Aalisha, "So?"

Apakah Aalisha harus memberi tahu bahwa ia batal unruk sarapan? Apakah Reynard akan memarahinya lagi? Eh tapi ini semua salah Gabri, ia sampai lupa membuat perhitungan kepada curut satu itu.

"Tadi pagi aku bawa sushi buat sarapan, tapi semuanya jatoh gara gara Gabri nyenggol meja aku," jelas Aalisha.

Reynard menaikkan sebelah alisnya.

"Jadinya ya gak sarapan," lanjutnya pelan.

"Terus kenapa kamu ngehindar dari aku tadi?'

Oh iya, Aalisha lupa. Dia kan lagi ngambek gara gara cowok di didepannya itu selalu bersama Azzura. Menyebalkan bukan? Dari tadi Aalisha menahan untuk tidak mencakar muka seseorang karena perutnya sakit, sedangkan Reynard malah asik berduaan dengan Azzura.

"Ah udah sana aku lagi males sama kamu." Aalisha memukul pelan dada cowok itu. Bukannya merasa sakit, Reynard malah menahan tawanya. Kalian tahu? Pukulan Aalisha tidak terasa sama sekali.

Reynard menunjukkan muka menyebalkannya, "Cemburu?"

"Udahh ihh aku tuh lagi pms, perut aku lagi sakit kamu malah banyak nanya," cerocos Aalisha. Sadar akan apa yang ia ucapkan, gadis itu langsung menutup mulutnya. Malu.

Melihat muka gadis didepannya memerah, Reynard lagi lagi harus menahan tawanya. Sungguh menggemaskan. Ia berdiri dari kursinya kemudian merentangkan tangannya lebar lebar.

"Hugs?"

Dengan cepat Aalisha menubrukkan tubuhnya ke pelukkan Reynard. Tentu saja Reynard membalasnya. Hanya sebentar, mereka melepaskan pelukkannya.

"Aku pergi dulu, beliin kamu sushi biar kamu makan."

"Jangan sama Azzura, kalo iya aku diemin kamu seminggu," tegas Aalisha.

Reynard mengacak rambut Aalisha gemas, lalu melangkahkan kakinya meninggalkan kelas. Saat mulai mendekati pintu, Aalisha memanggilnya.

"Ken!"

Reynard membalikkan badannya, "What's wrong?"

Ah sebenarnya Aalisha malu meminta ini,

"Beliin aku koyo."