Chereads / Bitterlove / Chapter 13 - ;13

Chapter 13 - ;13

/Tok tok tok/

"Assalamualaikum!" Teriak Bara.

/Ceklek/

"Waalaikumsalam, temennya non Aalisha ya? Ayo masuk, dia udah nunggu di lapangan belakang," suruh bibi.

"Makasih ya bi," balas Bara.

"Guys, masuk."

Nathan dan Jayden mengikuti Bara dari belakang. Mereka dibuat ternganga dengan interior rumah Aalisha. Bukan norak, karena rumah mereka tak jauh beda. Hanya mengagumi, itu saja.

"Gue bakal betah kalo disuruh tinggal disini."

"Norak lu Nath," timpal Jayden.

Mereka berjalan menuju halaman belakang, lebih tepatnya lapangan basket di halaman belakang rumah. Disana ada Aalisha dan Reynard yang sedang menunggu.

"Aalisha! Reynard!"

Aalisha dan Reynard menengok ke sumber suara, kemudian melambaikan tangannya ke arah Jayden, Bara dan Nathan.

"Haii akhirnya dateng juga!"

"Iyanih maaf ya agak lama, si Jayden ngaret soalnya," ucap Nathan.

"Dih, ngaco lo krupuk kulit."

"Btw Aal, lo gila ya? Lapangan nya keren sumpah," ucap Jayden.

"Siapa tadi yang bilang gue norak? Padahal sendirinya norak," cibir Nathan.

"Bacot bgt kaka," balas Jayden.

"Gue juga ada kali lapangan basket, setengah doang tapi," sambungnya.

"Lo main basket? Bisa emang?" Tanya Bara.

Aalisha tertawa pelan, "Bisalah, ngapain ada lapangan basket disini kalo gue gak bisa main."

"Hah?!" Keempat cowok itu menatap Aalisha bingung.

"Kenapa?"

"Lo ngomong 'gue'?" Tanya Jayden tak percaya.

"Gaboleh?"

"Engga engga, justru bagus. Gapapa, anak gua udah gede sekarang."

"Aalisha gak sudi punya ayah macam lo," timpal Reynard.

"Mau berantem apa latihan? Aku ke depan dulu, Ava, Jennie sama Bella bentar lagi nyampe," ucap Aalisha.

"Mau ditemenin gak?" Tawar Reynard.

"Kedepan doang yaampun."

Kemudian Aalisha melangkahkan kakinya meninggalkan para cowok.

"Najis bucin banget lo," cetus Nathan.

"Iri bilang bos," balas Reynard sombong.

*****

"AAA AALISHA SAYANG AKU!"

"AAA AVA SAYANG AKU AKHIRNYA DATENG!" Balas Aalisha.

"Sama- sama gak waras anjing." Jennie menggeleng kepalanya, sepertinya teman-temannya tidak ada yang waras.

"AAA JENNIE BEBEB AKU!"

"AAA BELLA DAKJAL AKU APA KABAR?!"

"Sialan lo sha," umpat Bella.

"Mampus AHAHHAHA ngakak gua," timpal Jennie.

"Yang lain udah pada ngumpul tuh di dalem, mau langsung ke dalem?"

"Eh gue liat ada tukang seblak di seberang, jadi pengen deh," ucap Ava.

"Itu mah langganan aku, mau kesana?" balas Aalisha.

"Kuylah kesana," ajak Bella.

"Okey, jalan kaki aja ya," ucap Aalisha.

"Okey!"

*****

"Woi udah udah break dulu," suruh Bara.

Sudah 30 menit mereka habiskan untuk berlatih. Rambut dan baju mereka basah karena berkeringat.

"Wah gila lo Rey, makin gesit aja lo," ucap Nathan.

"Sa ae lu." Reynard menegak habis minum yang dibawakan bibi tadi. Ia mengedarkan pandangannya, ia merasa ada yang kurang disini.

"Cewek gua mana?"

Pertanyaan dari Reynard menyadarkan Bara, Nathan dan Jayden yang sedang beristirahat.

"Lah iya, katanya mau ketemu ciwi ciwi di depan. Kok gak balik-balik?" Tanya Jayden.

Nathan melihat jam tangannya, "Mana mau maghrib ini."

"Duh nih ciwi ciwi ada ada aja," ucap Jayden risau.

Bara berdiri, "Tanya satpam."

Reynard, Bara, Jayden dan Nathan berjalan menuju pos satpam depan rumah.

"Pak,"

Pak Joko yang sedang menonton tv pun menengok, "iya den ada apa?"

"Liat Aalisha gak sama temen-temennya?"

Tanya Reynard.

"Ohh itu bapak denger mereka mau makan seblak di depan sana," jelas Pak Joko.

Rahang Reynard mengeras, entah kenapa ia merasa marah mendengar hal itu.

"Naik apa pak?"

"Mereka jalan kaki den."

Cukup, Reynard sangat marah. Aalisha pergi begitu saja tanpa memberitahunya.

"Tadi ada yang nganter mobil kan pak? Kuncinya dimana?"

"Ada den, nih kuncinya tadi di titipin sama bapak." Pak Joko memberikan kunci mobil milik Reynard.

"Makasih pak."

"Iya den," balas Pak Joko.

"Bawa mobil kalian, jemput cewek lo masing masing." Setelah itu Reynard keluar rumah dan masuk ke dalam mobil sportnya.

"Anjir gua yakin si Reynard bakal ngamuk," yakin Jayden.

"Udah ayo kita susul," ucap Bara.

"Nanti kumpul disini lagi."

*****

"Ah gila pedes banget seblaknyaa," ucap Jennie sambil meminum es yang ia pesan.

"Lo pesen level 5 jir, gimana gak pedes coba," timpal Bella.

"Sumpah Aal, perut lo gak sakit apa makan seblak mulu?" Tanya Jennie yang sedang menahan pedas.

"Sedikit," balas Aalisha.

"Tiba-tiba gue pengen baso aci," sahut Ava.

"Gajelas, baru juga selesai makan seblak. Ntar sakit perut yang ada," larang Aalisha.

"Klean ga nyadar kan ini udah mau maghrib? Ayo balik tar pada khawatir lagi," ajak Jennie.

Aalisha ingin berdiri, namun ia urungkan karena melihat Reynard didepannya.

"Reynard? Kamu kesini?"

"Ikut aku!" Reynard menarik tangan Aalisha dan menuntunnya ke mobil. Ia membukakan pintu mobil dan menyuruh Aalisha masuk.

"Masuk!"

Setelah Aalisha masuk, Reynard masuk ke kursi pengemudi lalu menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Gadis disampingnya terkejut bukan main, ia baru melihat Reynard sampai semarah ini.

"Kenzie!"

"Kenzie stop!"

/Ciiittt/

Mobil sport Reynard berhenti mendadak, membuat badan Aalisha terpental ke depan. Untung saja ia memakai seatbelt dan tangan Reynard menahannya agar tidak terbentur.

"Kenzie kamu apaan sih?!" Aalisha menatap Reynard tak percaya.

"Kalo kita kecelakaan gimana? Untung jalanan sepi Kenzie."

Reynard tak menatap Aalisha balik, ia terlalu marah saat ini. Ia tidak mau Aalisha menjadi sasaran karena emosi sedang meluap.

"Tatap aku Kenzie!"

"Diem Aalisha!"

Deg, apa Reynard baru saja membentaknya? Aalisha harap tidak.

"Kamu bentak aku?

Reynard memukul stir mobil dengan tiba tiba, "ARGH!"

"Kamu kemana pas aku lagi main hah?"

"Ngilang gitu aja tanpa ngabarin aku?!"

"Kamu pikir aku gak khawatir?!"

Mata Aalisha sedikit berkaca-kaca sebab Reynard berteriak kepadanya. Ia tau ia salah karena tidak mengabari Reynard. Tapi ia hanya kaget Reynard berteriak kepadanya.

"Maaf," cicit Aalisha.

"Maaf? Enak banget kamu tinggal bilang maaf." Reynard menatap Aalisha yang menundukkan kepalanya.

"Kenzie... please..." Aalisha hendak memegang lengan Reynard, namun ditepis oleh cowok itu.

"Kamu juga belom makan sore, tapi malah makan seblak. Kalo kamu sakit gimana? Kamu punya maag Aal, inget itu," Ketus Reynard.

"Maaf Kenzie, aku salah."

Reynard melirik Aalisha, gadisnya menangis. Ia menghela nafasnya kasar, lalu mengacak rambutnya. Frustasi.

"Babe, look at me."

Aalisha menggeleng, menolak untuk menatap Reynard. Lebih memilih menatap ke depan daripada menatap kekasihnya itu.

"Aalisha,"

Hanya sebutan nama yang keluar dari mulut Reynard, namun mampu membuat bulu kuduk Aalisha meremang. Gadis itu memberanikan diri untuk menatap Reynard.

Tak disangka, Reynard menariknya untuk berpelukan. Nyaman, itu yang ia rasakan. Tak berniat membalas, hanya ingim menikmati pelukan hangat yang diberikan Reynard.

"Maafin aku gara gara udah kelewatan,"

"Maafin juga udah ngebentak kamu dan bikin kamu nangis."

Aalisha menggeleng pelan, "Engga, aku yang harusnya minta maaf."

Tanpa ia sadari, Reynard tersenyum jahil.

"Gak aku maafin," ucap Reynard.

"Kok gitu." Aalisha menarik pelukannya.

Cowok itu mengangguk,"Ada syaratnya."

"Apa?"

Reynard memiringkan kepalanya dan menunjuk-nunjuk pipinya. Seakan tau apa yang dimaksud Reynard, muka Aalisha memerah dengan sendirinya.

"Modus bgt ah males," tolak Aalisha.

"Yaudah..." Reynard memasang muka datarnya dan menarik mukanya kembali.

"Ck nyebelin kamu mah, sini."

Reynard tersenyum penuh kemenangan, dengan penuh semangat ia memajukan pipinya ke hadapan Aalisha.

/Cup/

"Udah tuh, ayo pulang yang lain udah nunggu pasti," ucap Aalisha lalu memalingkan wajahnya.

"Iyaa sayangg," balas Reynard sambil mengacak rambut Aalisha gemas.

"Bucin," ucap Aalisha cuek.

Reynard menguyel-uyel pipi Aalisha, "Cantik banget pacar aku."

"ish udah Kenzie," ucap Aalisha kesal setengah malu.

"ehehehe iya iya." Reynard menjalankan mobilnya menuju rumah Aalisha.