"Hari ini bisa balik cepet, bahagia bgt gue," ucap Nathan.
"Tapi jangan cabut solat jumat, gue tabok sampe iya," sahut Bella.
"Eh udah ayo ke lapangan, udah pada kumpul," ajak Jennie.
Setiap hari Jumat, sudah menjadi kebiasaan warga SMA Pelita Bangsa melakukan berbagai kegiatan seperti senam pagi bersama.
Reynard, Jayden, Aalisha, dan Ava sudah berkumpul dibawah pohon rindang. Bara? Entahlah kemana manusia es yang satu itu. Sesekali Jayden melontarkan lelucon tak bermutu membuat Ava jengah mendengarnya.
"Ava... gue mau ngasih lo gombal," ucap Jayden.
"Apaan?" Jawab Ava cuek.
"Sebingung bingungnya aku sama rumus nuklir, aku lebih bingung kok wajahmu nggak ilang-ilang dari pikiranku ya?" Kata Jayden dengan menunjukan senyuman khasnya.
"Diem lo," sinis Ava.
"Bales apa kek, galak amat neng."
Jayden menggerutu kesal.
"Mana saya tau, saya kan ikan," jawab Ava asal.
Aalisha tertawa, "Eh va, kamu mau liat temen aku yang cakep itu gak?" Tanya Aalisha.
"Mauu sumpah yang anak basket itu kan?" pekik Ava.
Reynard yang mendengarnya membulatkan matanya sempurna.
"Kamu bilang apa?" Tanya Reynard. Rahangnya mengeras.
Aalisha berbalik menghadap Reynard, "Kenapa Ken?"
Reynard tak menjawab, ia melengos begitu saja meninggalkan Aalisha yang bingung akan tingkahnya.
"Kenzie tunggu!" Teriak Aalisha.
Ia berlari mengikitu Reynard. Kaki jenjangnya membawa ia ke taman belakang sekolah. Aalisha melihat Reynard yang sedang duduk sambil bermain ponselnya.
"Kenzie..." panggil Aalisha.
Reynard menengok, namun tak menjawab panggilan Aalisha. Ia kembali memainkan ponselnya dan mengacuhkan Aalisha.
Aalisha duduk disamping Reynard, "Kamu kenapa hmm?"
"Kamu ngomongin cowok lain depan aku," balas Reynard tanpa melihat Aalisha.
Gadis itu menghela nafasnya lega, ternyata pacarnya ini sedang dilanda cemburu.
"Hey, look at me," ucap Aalisha lembut.
Reynard meletakkan ponselnya, lalu menatap Aalisha yang tersenyum simpul. Tangan gadis itu mengusap pipi Reynard lembut dan penuh kasih sayang.
"He's my friend, dan aku gaada apa apa sama dia," sambungnya.
"Tetep aja."
Aalisha tertawa kecil, "Aku kan sukanya sama kamu."
Cowok itu masih tak mau mengeluarkan suaranya, dasar keras kepala.
"Kamu masih marah?" Tanya Aalisha.
"Hmm," jawab Reynard seadanya.
"Kamu lucu kalo cemburu," ledek Aalisha.
"Terserah."
"Aku sedih nanti kalo kamu marah," ucap Aalisha pelan.
Reynard yang mendengarnya menghembuskan nafasnya dan mengacak rambutnya. Reynard menggenggam tangan Aalisha pelan, ia mencium tangan gadisnya.
"Aku gak marah, cuma kesel."
Aalisha mengerutkan bibirnya, seakan tak puas dengan apa yang dikatakan Reynard.
"Jangan kesel sayang..." rengek Aalisha.
Sudah, hancur sudah pertahanan Reynard. Ia tak bisa mendengar gadisnya memohon seperti ini, hatinya tak kuat.
Reynard mengacak rambut Aalisha gemas.
"Engga Aal, serius."
Mulut Aalisha melengkung membentuk senyuman. Senyum yang menjadi candu bagi Reynard. Gadis itu melingkarkan tangannya di pinggang Reynard.
"Kamu hobi banget kayaknya meluk aku," kekeh Reynard.
"Biarin sih, toh yang meluk pacar kamu juga."
Aalisha yang ingin melepas pelukannya langsung ditahan oleh Reynard.
"Biarin kayak gini, kamu enak dipeluk," ucap Reynard.
"Bucin dasar," kekeh Aalisha.
"Gapapa yang penting bucinnya ke kamu," balas Reynard.
"Awas ya kamu genit sama cowok lain," tegur Reynard.
"Kamu gaboleh deket deket sama cowok,"
"Gak boleh pegang tangan,"
"Gak boleh natap,"
"Kamu cuma punya aku, inget itu."
Aalisha terkekeh, "Iyaa Kenzie bawel, enggaa."
Cup
"Dadah sayang aku mau ke kantin."
Aalisha pergi meninggalkan Reynard yang membeku akibat ulahnya tadi. Cowok itu memegang pipi kanannya.
"Gue di cium anjir," ucapnya tak percaya.
****
"Woy temen lu mana anjir? Ngilang entah kemana," tanya Ava.
"Tau ih, udah mau mulai ini senamnya," balas Jennie.
"Si Reynard juga gak ada," timpal Jayden yang sedang melakukan peregangan.
"Jangan jangan di kantin nih pada bolos," sahut Bella.
"Cabut kuy, pasti banyak yang cabut," tawar Ava.
"Yaudah abis ini kita cus kantin ya guys, hamba haus," ajak Nathan.
****
"Ibuu es teh nya satu yaa," pinta Aalisha.
"Siap neng, nanti ibu anter," balas ibu kantin.
Aalisha duduk disalah satu bangku yang ada di Kantin. Ia memainkan ponselnya untuk mengusir rasa bosan yang ada, selang beberapa menit minuman pesanannya pun sampai.
"Makasih ibu," ucap Aalisha.
"Sama sama neng," balas ibu kantin.
Aalisha menyeruput sedikit teh tersebut, "Seger banget."
"Kirain sepi, banyak juga yang bolos," ucap Aalisha. Ia kembali memainkan ponselnya.
'Braakk
Gebrakan meja itu membuat Aalisha tersentak, Gadis itu mendongakkan kepalanya.
"Bangun gak lo!"
Kiara dan teman temannya.
Aalisha berdiri di hadapan Kiara, semua itu tak lepas dari perhatian siswa di kantin yang menebak nebak apa yang akan dilakukan si nenek lampir.
"Kenapa lagi?" Tanya Aalisha cuek. Sungguh ia malas menghadapi Kiara.
"Ngelunjak ya lo jadi anak!" Tunjuk Kiara.
"Pacaran kan lo sama Reynard?!"
"Kalo iya kenapa? Masalah buat kamu?" Tanya Aalisha.
"Aku yang pacaran kok kamu yang ribet?"
"Lo ngerebut Reynard dari gue! Bangga hah?!" Bentak Kiara.
"Oh gue tau, dibayar berapa lo sama Reynard? Enak mainnya?" Kiara menyeringai.
"Jaga ucapan kamu," tekan Aalisha.
"Gue tau modelan kayak lo Aalisha... deketin, numpang tenar trus rela ngangkang demi dapetin Reynard, iya?" Cecar Kiara.
Aalisha membatu. Ucapan Kiara bagai pisau yang ditancap tepat di jantungnya.
"Lo diem? Yang gue bilang bener ya? Udah berapa kali lo ngangkang buat dia?" Tanya Kiara.
"Cukup!" Teriak Aalisha. Gadis itu terisak.
"Aww Aalisha nangis," ucap salah satu teman Kiara.
"Ngaku aja kali, you're such a bitch," hina Kiara.
'Plakk
Kiara memegang pipinya yang panas akibat tamparan yang diberikan Aalisha. Ya, Aalisha menamparnya.
"Aku gak pernah sekali pun nampar, tapi kamu udah kelewatan Kiara," ucap Aalisha.
Gadis itu menggigit bibirnya agar tangisnya tak terdengar.
"Im not a bitch, you are."
"Sialan," umpat Kiara. Ia melayangkan tangannya, tamparan itu mendarat sempurna di pipi Aalisha.
"Itu balesan karena lo udah berani nampar gue," tekan Kiara.
"Aalisha!"
Ava berlari menghampiri Aalisha, diikuti Jennie dan Bella yang nampak panik.
"Siapa yang bikin lo nangis?" Tanya Jennie dingin.
"Lo ditampar?!" Tanya Ava ketika melihat bekas merah di pipi Aalisha.
"Jawab gue Aalisha!" Desak Jennie.
"Kiara yang nampar," jawab Aalisha.
"Temen lo lebay abis, masa gitu aja nangis," ledek Kiara.
"Diem lo anjing!" Bentak Ava.
"Kenapa bisa rame gini?" Tanya Bella ke salah satu siswa yang berada di belakangnya.
"I-ini kak, aku rekam semuanya." Siswa itu menyerahkan ponselnya ke Bella. Bella langsung memutar video itu.
'Udah berapa kali lo ngangkang buat dia?'
Rahang Jennie mengeras ketika mendengar ucapan Kiara. Ia menatap nyalang gadis itu. Kemudian Jennie menghampiri Kiara yang ketakutan.
"Bukannya lo yang ngangkang sana sini? Trus pergi sama om-om buat dapetin uang jajan, gitu?" Cecar Jennie.
"Jangan kira gue gatau kelakuan kotor lo Kiara." Jennie menyeringai.
Suara derap langkah kaki mengisi kantin yang sunyi. Suara itu semakin mendekat dan berhenti tepat di sebelah Jennie berdiri.
"Gue gak salah denger?"
Suara dingin dan menusuk milik Bara memenuhi kantin. Semuanya menelan ludahnya kasar. Aura yang Bara pancarkan sangat mengerikan.
"Punya nyali juga lo ngomong gitu," ucap Bara datar. Tiba tiba Bara menjambak rambut Kiara, membuat gadis itu kesakitan.
"Bara!" Teriak Jennie.
"Sadar anjing dia cewek!"
"Dia anjing, bukan cewek," geram Bara.
"Lepas Bar,"
Suara Reynard menginterupsi Bara yang masih setia menjambak rambut gadis itu.
Dengan berat hati, Bara melepas jambakan tersebut.
"Biarin dia jadi urusan gue." Reynard menatap tajam Kiara.
Reynard mencium kening Aalisha singkat, lalu merangkul gadis itu lembut. Membawa gadis itu ke tempat yang lebih tenang.
Menyisakan Ava, Bella dan Jennie yang tersenyum puas. Sedikit bermain main menyenangkan bukan?
"Wow the real bitch is here guys," ucap Bella.
"Cantik lo gitu?" Sudut bibir Ava terangkat.
"Emang cantik sih," jawab Kiara.
"Pede bgt lo bangsat."
"Nih teh seger juga diliat liat." Jennie meminum sedikit teh milik Aalisha lalu dengan sengaja menumpahkannya di baju Kiara.
"Ups tumpah, maaf ya sengaja" ledek Jennie.
"Argh! Mau lo apa sih?!" Bentak Kiara.
"Mau gue? Lo ilang dari sekolah ini gue bakal bahagia bgt," balas Jennie sambil tersenyum manis.
"Duh cabut yuk guys, gatel gue lama lama deket dia," ajak Bella.
"Kiara..." panggil Ava. Ava menggeplak kepala Kiara lumayan keras.
"Apasih anjir?! Gaada sopan sopan nya sama kakel!"
"Bodo amat, lagian gue cuma mau bilang..." Ava mendekatkan bibirnya ke telinga Kiara
"Baju lo nembus bego," bisiknya lalu pergi meninggalkan Kiara yang menahan malu.