"Woy Reynard dateng bareng cewek!" Teriak seseorang dari lantai 2, seluruh siswa yang mendengarnya langsung menuju balkon sekolah untuk melihat apa yang terjadi.
"Ih mana mana lo geseran dong bri gua gabisa liat," ucap Devian.
"Ck ganggu aja lo, gue lagi liat juga," balas Gabri.
"Reynard dateng bareng sapa dah?" Tanya Gabri.
"Lah mana saya tau, saya kan ikan," jawab Devian dengan muka watados-nya.
"Si ayam gua nanya serius." Gabri menempeleng kepala Devian.
"Sakit bego." Ia pun menempeleng balik kepala Gabri. Gabri mengusap kepalanya.
"Ava sini woi!" Teriak Gabri.
Ava yang merasa dipanggil menengok, ia bingung melihat Gabri dan Devian berkumpul di balkon. Ava pun menghampiri mereka berdua.
"Apaan sih rame rame gini?" Tanya Ava.
"Ituloh Va anak anak liat Reynard dateng sama cewek, cuman gak keliatan gara gara masih didalem mobil" jawab Gabri.
"Yoi kapan coba Reynard berangkat sama cewek" timpal Devian.
"Mana sih?" Ava menyembulkan kepalanya diantar Devian dan Gabri.
Disaat yang bersamaan di dalam mobil, Aalisha sedang memperhatikan keadaan luar. Pelipisnya mengeluarkan keringat karena ia gugup. Lalu ia melihat Reynard disamping yang nampak biasa saja.
"Kok jadi banyak yang merhatiin sih?" Tanya nya.
"Penasaran kali, aku kan gapernah anter cewek," jelas Reynard.
"Kamu yang pertama," tambahnya.
Reynard keluar dari mobil lalu membuka pintu penumpang.
"Ken aku takut," ucap Aalisha.
"Ada aku, its okay," yakin Reynard.
Aalisha menggenggam tangan Rey lalu keluar dari mobil. Siswa siswi yang menonton dari balkon menjadi riuh.
"Itu Aalisha kan si anak baru?"
"Gila gak nyangka gue woi"
"Jangan bilang mereka berdua udah official,"
"Itu Aalisha kan?" Tanya Devian.
"Lah iya woi itu dia," balas Gabri.
"Anjir si Reynard gercep bgt, baru juga ketemu kemaren," ucap Ava tak percaya.
"Bentar lagi Aalisha jadi sasaran para cabe nih," sahut Devian.
"Jagain tuh Va temen lo, secara lo kan maung," tambah Gabri.
"Maksud lo gue galak hah?!"
"Galak banget malah." Gabri dan Devian berlari menuju kelas sebelum terkena marah Ava.
"Liat aja tuh 2 curut gue pites nanti," geram Ava.
Ava menepuk jidatnya "pulpen gue kan ketinggalan," ia melihat jam tangannya "masih 10 menit lagi, koperasi dulu deh."
***
"Ken." Aalisha menarik baju Reynard.
"Kenapa hmm?"
"Aku diliatin mulu tau," bisik Aalisha.
Reynard mengikuti arah pandang Aalisha, ia menatap tajam cewek yang menatap gadisnya. Tangannya merangkul pinggang Aalisha posesif, membuat yang melihatnya menjadi iri.
"Tangan kamu Ken, gaenak diliatin," ucap Aalisha. Ia merasa tidak nyaman.
"Biar mereka tau kamu punya aku, punya Reynard Kenzie Geovan," jelas Reynard sambil mengeratkan rangkulannya.
"Aku anter sampe kelas," ucap Reynard.
"Tapi-"
"Aku gak nerima penolakan," jelasnya.
Sekarang Aalisha tau, Reynard adalah tipe cowok yang mendominasi dan tidak suka dibantah.
"Kamu masuk, nanti aku jemput pas istirahat " ucap Reynard saat mereka sudah sampai didepan kelas.
Aalisha mengangguk "okey Ken, aku masuk ya."
Reynard mengacak rambut Aalisha lalu melangkahkan kakinya menuju kelas.
Saat Aalisha masuk kedalam kelas,
"AALISHA PJ YA GUE GAMAU TAU!" Teriak Ava sambil berlari.
"LO HUTANG PENJELASAN KE KITA BERTIGA!" Sahut Jennie menggebu-gebu.
"LO ADA APAAN SAMA REY?!" Tanya Bella heboh.
"Guys chill," Aalisha menenangkan ketiga temannya yang luar biasa heboh.
"Nanti aku ceritain okey, sekarang ayo duduk."
Gadis itu menggiring Ava, Jennie dan Bella seperti menggiring domba untuk dimasukkan ke kandang.
"Bisa bisanya aku punya temen macam kalian ini." Aalisha menggeleng pelan.
"Gaada kita gak akan seru," protes Jennie.
"Hmm soalnya kita itu langka, cuma ada 1," tambah Bella.
"Valid banget no debat," ucap Ava.
"Kalo kalian ngomong terus, aku kapan ceritanya," ucap Aalisha pasrah. Ketiga maung yang sibuk berbicara akhirnya diam.
"Jadi gini, Ken nembak pas dia jenguk aku di rumah kemaren," jelas Aalisha.
"Sarap emg si Reynard." Jennie tak habis pikir.
"Bunda lo tau gak sha?" Tanya Ava penasaran.
"Bukan tau lagi, bunda malah bilang 'wah akhirnya bunda punya calon mantu' trus pake dicium segala aku sama Ken." Aalisha menyenderkan punggungnya di kursi.
"Bener bener gila si Reynard," ucap Bella.
"Ramen im comingg!" Seru Ava.
"Aalisha yang bayar!" Timpal Bella.
"Ih kok aku sih?" Tanya Aalisha tak terima.
"Kan lo yang jadian gimana sih" balas Jennie.
"Minta Reynard lah kok aku," ucap Aalisha tak terima.
"Kalo lo yang bilang pasti mau." Ava menunjukan senyum 3 jarinya.
"Woi diem diem bu Siska udah dateng" ucap Devian tiba tiba, percakapan mereka pun terpaksa terhenti.
"Liat nanti deh gimana," ucap Aalisha sambil mengeluarkan buku pelajaran.
****
"Tolong ini Mtk minat makin gaada akhlak." Jennie meletakkan kepalanya di meja.
"Kadang tuh suka nyesel kenapa milih ipa, tapi gamau ngambil ips," keluh Ava.
"Bener banget," timpal Aalisha. Gadis itu merasa pusing sekali. Ia meletakkan kepalanya di meja dan memijitnya pelan.
"Mau lu apaan sih anjir, bingung gue," heran Bella.
"Kenapa sha? Muka lo kok pucet gitu?"
Ava menyingkirkan tangan Aalisha agar bisa melihatnya mukanya yang pucat pasi.
"Lah iya gue baru nyadar." Jennie mengangkat kepalanya.
"Pusing bgt, pengen muntah rasanya," ucap Aalisha pelan.
"Ehhh kalo gitu ke toilet jangan disini," ucap Bella panik.
"Mau nitip teh anget gak sha? Gue mau kantin nih sama Bella," tawar Jennie.
"Boleh Jen," balasnya.
"Oke, ayo Bel," ajak Jennie. Bella pun beranjak dari duduknya.
Kedua gadis itu berjalan menuju kantin, tanpa disangka mereka berpapasan dengan Reynard, Jayden, Nathan dan Bara.
"Eh berdua aja nih, pada mau kemana?" Tanya Nathan.
"Mau ke kantin beli teh anget buat Aalisha," balas Bella.
"Kenapa dia?" Tanya Jayden.
"Gatau tiba tiba pusing katanya, pengen muntah lagi. Untung gak jadi," kekeh Jennie.
"Eh setan, lo ngapain anak orang hah?" Jayden menatap Reynard penuh selidik.
"Gak ngapa ngapain nyet, nethink aja lo," Reynard memukul lengan Jayden.
"Yakan siapa tau gitu," celetuk Jayden.
"Ngaco bgt kalo ngomong, gue tebas tau rasa," ucap Jennie tajam.
"Iye iye, mending kita ke kelas Aalisha. Lo berdua ngikut tuh dua bocil apa kita?" Tanya Jayden kepada Nathan dan Bara.
"Ngikut mereka deh, biar bisa ngebucin," ucap Nathan yang dihadiahi pukulan dari Bella.
Sedangkan Bara mengangkat bahunya acuh, tapi ia tetap menemani Jennie ke kantin.
"Yowes kita duluan ya," pamit Jayden sambil menarik baju Reynard.
"Gak usah pake narik bisa kan nyet?" sinis Reynard namun diacuhkan oleh Jayden.
***
"Gue pijit deh leher lo biar enakan," tawar Ava. Aalisha mengangguk pelan, tak lupa mencepol rambutnya agar memudahkan Ava memijatnya.
"Ck tuh bocah lama bgt anjir baliknya," ucap Ava.
"Enakan gak sha?" Tanya nya. Gadis itu mengangguk.
Tak lama kemudian, Reynard dan Jayden masuk ke dalam kelas.
"Loh Jayden? Reynard? Ngapain kesini? Tumben," ucap Ava. Aalisha yang mendengarnya langsung mengangkat kepalanya.
"Muka kamu pucet banget," Reynard memegang kepala Aalisha dengan kedua tangannya.
"Aku gapapa, cuma pusing dikit." Aalisha tersenyum.
"Gapapa gimana sih, ayo pulang," ajak Reynard
"Kan kemaren aku di rumah seharian Ken..."
Aalisha merajuk.
"Aku bosen tau," tambahnya.
"Tapi kamu pucet banget itu, pulang ya" rayu Reynard lagi.
"Tapi beliin aku seblak nanti," pinta Aalisha.
"Lagi sakit kok makan seblak gimana coba," protes Reynard.
"Yaudah aku gamau pulang." Aalisha membuang muka.
"Jangan ngambek ah ntar cantiknya ilang."
"Gatau."
Reynard benar benar harus memutar otaknya kali ini.
"Aku beliin album deh, mau apa? Terserah kamu deh," rayu Reynard. Dan berhasil!
"Mauuu Kenn tapi emang boleh izin?" Tanya Aalisha.
"Boleh lah, sama aku mah bebas." Aalisha langsung memeluk Reynard.
"Ihh gue juga mau kali dibeliin album," rajuk Ava.
"Diem lo," sinis Reynard.
"Nanti aku kasih deh va, kan dibeliin banyak sama Ken," kekeh Aalisha.
"Hmm mau kamu beli setoko juga aku gaakan miskin sha," jelas Reynard sambil melepas pelukannya.
"Bentar," ia mengeluarkan ponselnya dan menelfon seseorang.
"Assalamualaikum pa"
"...."
"Reynard izin pulang ya, mau nganter Aalisha"
"...."
"Pacar pa, yang kemaren Kenzie ceritain"
"...."
"Makasih pa," Reynard menaruh ponselnya kembali.
"Najis bgt pada mau bolos," ucap Ava.
"Siapa yang mau bolos?" tanya Jennie yang baru datang membawa teh manis untuk Aalisha.
"Makasih Jen." Aalisha meminum teh nya hingga abis.
"Lo haus apa doyan sih?" tanya Jennie.
"Dua duanya." Gadis itu meletakkan gelas di meja.
"Udah ya gue mau anter Aalisha pulang dulu,"
ucap Reynard.
"Eh nyet enak banget lu, ntar kan ulangan fisika," ucap Nathan cemas.
"Trus urusannya sama gue apa?" jawab Reynard cuek.
"Ntar gue nyontek siapa kalo lo gaada, Jayden kan otaknya setengah doang," jelas Nathan yang dihadiahi jitakan dari Jayden.
"Orang mah belajar njir, gaada akhlak bgt lu lama lama," ucap Jayden.
"Makanya jangan bucin terus sama Bella," lanjutnya.
"Lah kok gue dibawa bawa? gue lagi diem ya!" sahut Bella tak terima.
"Kalo mau berantem lanjutin, gue cabut." Reynard menarik tangan Aalisha. Gadis itu melambaikan tangannya.
****
"Gimana? lo udah tau dia dimana?" tanya seseorang.
"Sudah, saya sudah mendapat informasi tentang Aalisha," jawab seseorang dengan masker hitam.
"Bagus, uangnya gue transfer nanti. Sekarang lo pergi"
"Baik, saya pergi." Orang itu menunduk sebentar lalu pergi.
"Aalisha... sebentar lagi kita ketemu sayang."