Chereads / Bitterlove / Chapter 5 - ;05

Chapter 5 - ;05

"Pengen gua cakar sumpah tuh muka nenek lampir gemess bgt gue," geram Ava.

"Coba aja Reynard sama Jayden datengnya lama, udah gue cakarin," sambungnya.

"Gue juga belom puas ngejambak dia," timpal Jennie sambil memakan bakso nya.

"Nyari gara gara banget elah tuh anak," cetus Bella.

"Pede banget anjir ngaku ngaku pacar Reynard," ucap Jennie.

"Gak kapok kapok lagi nyari masalah mulu," tambah Bella.

"Makan dulu kali, lagian aku gapapa kok," kata Aalisha.

Jennie menggeleng kepalanya, "Gapapa gimana itu pipi lo memar gitu."

"Yang penting masih cantik," canda Aalisha.

"Enek gua, mau muntah," kata Ava jijik.

Aalisha jadi teringat apa yang dikatakan Reynard saat di uks tadi, mengingat hal itu ia jadi senyum senyum sendiri.

"Kenapa lo senyum senyum? Jadi ngeri gue." Bella bergidik ngeri.

Aalisha hanya menggeleng kepalanya, "Gapapa."

"Oh iya, nanti pulang mau nonton sparing gak?" Tanya Ava sehabis mengecek ponselnya.

"Serius mereka sparing lagi? Ih kudu wajib nonton!" seru Jennie.

"Ayoklah pasti mereka minta temenin juga kan kek biasa," timpal Bella.

"Pede banget anjir," sahut Jennie.

"Emang bener sih," balas Bella tak malu kalah.

"Sparing basket?" Tanya Aalisha.

Ava mengangguk antusias, "Ada Reynard loh sha, ikut ya."

"Okey aku ikut," balas Aalisha.

****

Dilain tempat, lebih tepatnya di basecamp anak basket. Jayden dan kawan kawan sedang mengadakan rapat, untuk berdiskusi tentang rencana membuat jersey baru dan sparing nanti.

"Oke jadi nanti yang maju sparing tim inti dulu, minggu depan baru cadangan," jelas Jayden.

"Udah gitu aja, ntar kalo ada info lain langsung gue kabarin," tutup Jayden.

Semuanya kecuali Reynard, Bara, Nathan dan Jayden keluar dari basecamp untuk pergi ke kantin.

"Si Kiara mau lo apain Rey?" Tanya Jayden

"Males bahas," ucap Reynard.

Reynard mengeluarkan sebatang rokok lalu menyalakannya. Ia menghisap barang candu tersebut lalu menghembuskannya ke udara.

"Nyebat lagi lo? bukannya udah berenti?" Tanya Jayden.

"Lagi banyak pikiran," jawab Reynard singkat.

"Mikirin apa sih?" tanya Nathan penasaran.

"Bokap maksa belajar bisnis lagi," jelas Reynard.

"Ohh gitu," balas Jayden.

"Aalisha manis banget ya, gue paling gatahan kalo dia senyum," ucap Nathan tiba tiba.

Wajah Reynard mengeras, "Gue tebas lo sampe deketin Aalisha."

"Baek baek Nath, ada pawangnya noh," timpal Jayden sambil menunjuk Reynard menggunakan dagu nya.

"Enggak buset dah, santai santai," balas Nathan.

"Kalo lo Bar, gimana sama Jennie?" Tanya Nathan dengan nada menggoda.

"Ya gitu," jawab Bara singkat.

"Gak jelas lo bar, ntar diambil orang baru nyesel," jelas Nathan. Bara hanya mengendikkan bahunya.

"Punya temen gini amat anjir gaada yang bisa diajak bercanda," keluh Nathan.

Rey mematikan rokoknya, "Lo ada no nya Aalisha gak?"

Jayden yang sedang minum tersedak, sama halnya dengan Nathan. Bara berhenti dari aktifitasnya bermain ponsel.

"Kenapa?" tanya Reynard.

"Kesambet apa lo?" tanya Bara.

"Demi apa Rey lo mau deketin cewek?" tanya Nathan.

Jayden menoyor kepala Nathan, "Yaiyalah goblok masa mau deketin cowok begimana ceritanya."

"Siapa tau jir, untung normal temen gua," bangga Nathan.

Reynard tak menanggapi mereka semua, ia menatap Jayden yang masih menganga tak percaya.

"Sabar sabar,"- Ia menyerahkan ponselnya-"nih nomornya."

"Thanks," ucap Reynard.

"Keknya gue harus gelar hajatan nih," ucap Nathan.

"Yoi Nath, 7 hari 7 malam ya," sahut Jayden yang diacungi jempol oleh Nathan.

Bara beranjak dari duduknya, "kelas."

"Ngomong panjangan dikit napa sih anjir," geram Nathan.

***

"Baik pelajaran hari ini kita sudahi, jangan lupa minggu depan kita ulangan bab klasifikasi," jelas bu Rani.

"Baikk buu"

"Kelar juga akhirnya, capek gue," keluh Bella. Ia meletakkan kepalanya diatas meja. Lelah sekali menghabiskan 2 jam belajar fisika.

"Yukk tinggalin Bella guys, biarin gausah nonton Nathan," ledek Jennie.

"Pulang aja sist kalo capek," tambah Ava.

Bella langsung menegakkan tubuhnya, "Eits tidak bisa, itu hal yang gak bisa dilewatkan."

"Nungguin Nathan buka baju dia mah," sahut Ava.

"Gausah ngada ngada," protes Bella.

"Bah bakal banyak cabe cabean nih yakin gua," timpal Ava.

"Valid no debat," balas Jennie.

Aalisha hanya menyimak, tak lama kemudian ponselnya berdering. Namun dari nomor tak dikenal.

"Siapa Aal?" Tanya Ava.

"Engga tau," balas Aalisha. Ia mengangkat telfon tersebut.

"Halo, siapa ya?"

"Kenzie"

Deg, jantungnya berdetak cepat. Kemudian Aalisha menatap ketiga temannya yang nampak penasaran.

"Ohh, dapet nomor aku dari siapa?" tanya Aalisha gugup.

"Rahasia"

"Kenapa nelfon?," tanya Aalisha lagi.

"Kangen"

Aalisha memejamkan matanya, berusaha menetralkan jantungnya yang berdetak cepat.

"Kenapa ih," tanya nya lagi.

"nonton gue sparing, gue tunggu" ucap Reynard. Tidak, itu terdengar seperti memerintah.

"Iyaa," jawab Aalisha seadanya.

"Bye sha."

Reynard memutuskan sambungannya.

"Siapa heh?" Tanya Ava.

"Ahh baper bgt," pekik Aalisha.

"Kenapa sihh lo mah bikin penasaran aja," geram Bella

"Reynard nyuruh aku nonton dia main," ucap Aalisha.

"Ih serius?!" Pekik Ava.

"Wow aku terkejut," ucap Jennie tak percaya.

"Mana ada Jayden kek gitu, ada juga gue yang inisiatif dateng sendiri," keluh Ava.

"Ya nasib," ucap Jennie prihatin.

"Fix Reynard suka sama lo sha," ucap Ava tiba-tiba.

"Engga lah apaan sih," bantah Aalisha.

"Nelfon itu butuh effort sha, lo harus nyari nomor dulu terus mencet tuh tombol," jelas Ava.

"Gedung depan kosong, fix kalian harus nikah sekarang," tambahnya.

"Engga, lo yang gue nikahin sama emil ye," sinis Jennie.

"Ogah, mending sama Jayden gue," aku Ava.

"Btw kok lo manggilnya Kenzie? Setau gue yang manggil nama itu cuma mamanya loh" selidik Bella.

"Ihh bagus dong berarti Aalisha itu spesial," gemas Ava.

"Martabak kali spesial," celetuk Bella.

"Gak capek apa debat mulu, ayo ke lapangan," ajak Aalisha.

"Hih ngebet mau ketemu Reynard kan lo?" ledek Jennie.

"Iyain aja biar cepet," balas Aalisha.