Marco menarik lengan Lyn kasar, dia meminta berbicara di luar. Dia tak ingin Chi semakin salah paham.
"Berhenti berpura pura, inilah kenyataannya.."
Lyn mengeluarkan kalimat yang ambigu, Marco tak mengerti apa arti semua ini. Dia menarik paksa lyn, ucapan gadis ini tidak terdengar bagus.
"Lepaskan! Lepaskan tangan ku" Lyn melirik Marco sinis sambil menarik tangannya
Melihat wajah kesal Marco lyn tak peduli, mereka akhirnya bicara di beranda.
"Apa yang kau katakan!" Ketus Marco menahan suaranya
Lyn memberi cibiran kecil, dia menatap tajam wajah Marco
"Aku mengatakan apa yang sebenar nya harus aku katakan!"
"Kecilkan suaramu!" Marco mengangkat jari telunjuknya menempel ke bibir, Lyn benar benar menyebalkan.
"Tapi ucapanmu bisa membuat kesalahpahaman" Marco meminta pengertian lyn. Gadis itu menaikkan alis, tak peduli.
"Aku menunggu kabarmu seharian.. dan kau disini bersama gadis lain!" Lyn tak percaya.
"Kau sama saja dengan Abra!" gumam nya kecewa
"Apa maksudmu?" Marco protes
Lyn mengangkat jari telunjuknya, tatapan matanya jelas menantang. Ada kekecewaan, kekesalan dan ketidakpuasan bercampur aduk dalam sorot matanya, dia menunjuk kasar dada Marco.
"Ya, kau sama saja dengan Abra!" Lyn mengulang kalimatnya.
"Berapa banyak wanita yang kau tiduri huh.." Marco menyeka kasar wajah nya dengan telapak tangan. Yang benar saja. Marco tak percaya dengan ucapan Lyn padanya.
Kau terlalu mudah menghakimi!
"Aku tak seburuk itu"
Lyn tertawa sinis mendengar jawaban Marco
"Mana ada maling ngaku!" Sinis Lyn.
Marco tak mengerti apa maksud semua ini, Lyn seakan berubah. Dia seakan tidak mengenal gadis yang berdiri di hadapan nya ini. Wajahnya begitu bengis dan sinis.
"Apa yang sebenarnya yang kau ingin kan?"
Lyn menatap tajam wajah gusar Marco, dia menyimak pertanyaan Marco dengan mata yang menyala nyala panas.
"Bagus kau menanyakan itu. Kau dan aku akan segera menikah. Itu yang tak boleh kau abaikan!" Lyn memaksa masuk kembali ke kamar Marco, meski Marco berusaha mencegah, gadis itu melangkah jauh lebih cepat.
Lyn menatap tajam Chi dari ujung rambut hingga ujung kaki
"Bagus.. kau sudah menggunakan pakaian mu dengan lengkap" sindir Lyn dengan wajah sinis, Chi hanya terdiam.. harga dirinya benar benar habis di sini.
Chi menyadari wajah wanita ini tak asing, dia wanita yang sama di malam itu. Wanita yang mengenakan pakaian minim dan memeluk Marco
Bukan kah dia adik marco? Batin Chi gusar. Dia tak percaya dengan ucapan Lyn tadi tapi..
Chi menoleh, menatap wajah Marco dengan menyimpan banyak amarah juga tanda tanya besar di sorot matanya.
Kau bohong!! Rasanya Chi ingin berteriak dan menampar wajah tampan Marco saat ini, kenyataanya gadis itu hanya bisa gemetar.
Bahkan dia tak merasakan telapak kakinya menyentuh lantai. Dia berharap semua ini hanya mimpi. Mimpi buruk!
"Kenapa kau diam saja! Jelaskan padanya sekarang juga!" Ketus Lyn tanpa menoleh kepada Marco, sorot matanya tajam meneliti penampilan Chi.
Dari apa yang dia kenakan, Lyn bisa menakar status sosial keluarga Chi. Tentu tidak sebanding dengannya.
Lyn membusungkan dada dan melipat tangan, sorot matanya jelas mengintimidasi.
"Katakan pada gadis muda ini, bahwa kau dan aku akan segera menikah dan kalian harus mengakhiri hubungan murahan ini!" Chi tak bisa berkata kata. apa yang dia dengar barusan! Katakan jika semua ini bohong, katakan jika semua ini hanyalah gurauan. Dia menanti jawaban Marco
"Ya.."
Meski terdengar begitu samar tapi sangat jelas. Begitu jelas! Jawaban Marco sudah cukup untuk Chi.
Dia meraih tas nya dari atas kasur, gadis itu meninggalkan ruangan Marco tanpa menoleh lagi
"Puas?" Marco menatap wajah Lyn nanar. Dia berlari menyusul langkah Chi.
"Chii!!"
Panggil Marco berusaha mencegah langkah kaki Chi tapi gadis itu mana peduli.
Dia hanya ingin meninggalkan tempat ini dengan cepat. Marco, Kau menghancurkan hatinya.
"Chi!! Dengarkan aku!!" Marco tak mau kalah cepat dengan langkah kaki Chi, dia berlari secepat mungkin, mengerahkan semua tenaganya.
Kesalahpahaman ini tidak boleh berkelanjutan. Aku tak pernah berpikir untuk mengakhiri hubungannya dengan Chi, bahkan hubungan ini baru saja dimulai. Lyn sungguh keterlaluan!
"Chi..!!" Marco menangkap lengan Chi. Dia menarik gadis itu hingga dia bisa memeluk tubuh Chi. Memeluk paksa.
Tentu saja Gadis itu berontak, sebisa mungkin Chi menghindari tangkapan Marco, dia memukul dada Marco berkali-kali. Tapi tenaga pria memang selalu lebih besar daripada tenaga wanita. Pada akhirnya harus menyerah dengan usahanya.
Marco akan membiarkan saja Chi menumpahkan semua luapan emosi, memukuli dirinya sebanyak mungkin, sampai puas.
Chi akhirnya lelah sendiri. Sekarang dia hanya tertunduk dan menangis.
"Lepaskan aku.." lirih Chi di antara Isak tangisnya.
"Tidak, tidak mau!" Marco malam mempererat pelukannya.
"Lepaskan aku, akan mengundang banyak tatapan aneh ke arah kita"
"Aku tak peduli!"
"Aku mohon lepaskan aku.." lirih Chi dengan wajah memohon.
"Aku takkan lepaskan mu, Aku tak mau kau melarikan diri seperti tadi." Marco mencoba melonggarkan pelukannya tapi dia tetap berjaga-jaga, dia takut Chi meninggalkannya dengan berlari begitu saja.
"Apa yang kau inginkan, kau akan menikahi wanita tadi, lalu apa yang kau inginkan dariku!!" Chi mengangkat wajahnya yang basah karena air mata.
Marco menurunkan satu lengannya dia menyeka pipi Chi yang basah, tangisan mu sungguh melukaiku.
Meski Gadis itu awalnya menghindar tapi Marco tetap memaksa, dia menyeka air mata Chi, mengelap dengan ujung kaosnya.
"Chi, Aku punya alasan lain untuk menikahinya. Itu hanya--" Marco tak tahu harus memulai kalimatnya dari mana.
Semuanya akan terdengar tak masuk akal tapi itulah kenyataannya, yang dia takutkan adalah Chi tidak menerima semua ucapannya.
Memang ceritanya ini akan terdengar tak masuk akal.
"Chi aku menikahi Lyn karena ada alasan lain, Tapi percayalah padaku kalau aku hanya ingin kau yang akan menjadi istriku masa depan.."
apa-apaan barusan? Bagaimana mungkin seorang pria mengatakan masa depan pada gadis lain sementara dia akan menikahi wanita lainnya.
Chi sulit percaya. Tentu saja!
"Bagaimana mungkin aku akan percaya denganmu, beberapa saat yang lalu kau mengatakan begitu mencintaiku, beberapa menit kemudian seseorang mengaku akan menikah denganmu, sekarang kau mengatakan masa depan diantara dua wanita? Itu terdengar gila!" Kalimat Chi tak ada yang salah, begitupun dengan Marco. Takdir mereka yang salah.
"Chi percayalah padaku,Aku hanya ingin mencapai masa depan yang jauh lebih baik dan menikahimu suatu Hari nanti.. aku ingin membahagiakanmu, memberikan hidup layak.."
Ya ampun, Chi menghentikan tangisannya.
Dia menatap wajah Marco dengan nanar. Kali ini wajah tampan itu tidak mempesonanya sama sekali, Chi gusar sendiri.
Kenapa dia begitu menyukai wajah ini, Kenapa dia begitu yakin dengan cinta yang Marco tawarkan. Apa karena persamaan nasib? Apa Karena kenangan masa lalu yang indah? Entahlah, yang pasti sulit untuk membenci Marco.
Lyn membulatkan mata, dia tak percaya dengan pemandangan di depan pagar sana. Gadis itu mempercepat langkahnya.
Dengan kasar Lyn menarik lengan Chi.
PLAAKK!!
Sebuah tamparan mendarat di pipi Chi, menjeplak jelas berwarna merah.
Terperangah.. panas, sakit, dan memilukan.
Chi menyentuh kulit pipinya, bukan hanya harga diri, seakan nyawanya tak berharga di sini.
Marco menangkap tangan Lyn tapi tamparan itu sudah mendarat sempurna.
Baru saja Marco akan membuka mulut.. Mulut itu malah terus terbuka, dia kesulitan menutup mulutnya yang tak bisa mengeluarkan suara.
Wajah Herman di depan sana. Jelas lebih mengejutkan.
***
Bagaimana kelanjutannya.. spam komen sebanyak banyaknya dong, bantu vote batu kuasa.. dan dukungan kalian pliss.. pliss..