" tatapan mata adalah senjata utama untuk membuat jatuh cinta"
aku masih menatap Chan dan berusaha menenangkan diriku dan menanyakan kenapa dia berada disini Chan memasang muka tegang " ahh, aku mau memberi tahu kamu sesuatu, tapi rahasia ya... " dengan tatapan yang amat dalam dan tajam seperti biasanya, begitu polosnya aku dan aku menjulurkan jari kelingkingnya dan ia menatapku dengan terkejut, aku mempersiapkan diri untuk berkata iya jika kata kata " saranghae ( aku cinta kamu ) " keluar dari mulutnya dan bersedia dan langsung menerima dia sebagai pacarku dan seakan akan lupa bahwa aku dan dia hanya bisa berteman..
"dug dug dug dug dug dug" suara dari detak jantungku yang kini sedang tak beraturan, Chan berjalan mendekatiku, ia semakin dekat dan menjadi sangat dekat sehingga ia mendekatkan bibirnya ditelingaku seakan akan dia akan memberiku sesuatu yang seksi sambil menatapku tajam.
Chan berbisik " cuma mau bilang, bulan depan aku ada konser jangan lupa datang ya penggemarku, ah pastikan kau membawa sesuatu untukku ya.. aku menunggu kejutan mu.. ," ujarnya dan Chan tertawa terbahak bahak melihat wajahku yang merah tersipu malu sambil menyodorkan tiket konsernya secara gratis.
aku malu dan langsung memalingkan wajahku dari Chan sambil menerima tiket konser yang dibawanya " wajah mu kenapa memerah kayak gitu ? apa kau berfikir aneh aneh tentang ku, aaa jangan salah paham, aku melayanimu sebagai fans untuk kali ini berterima kasihlah pada idolamu yang baik ini" ujarnya sambil menepuk bahuku
kemudian Chan berjalan mendahuluiku dan aku berjalan mengikutinya, aku tak tak terima perlakuan dia membuatku tersipu malu dan akhirnya kuputuskan untuk balas dendam, setelah berhasil di belakangnya, aku mencubit pantat Chan sampai dia mohon ampun kepadaku...
flashback on...
Chan seperti biasa Chan makan bersama rekan perjuangannya si rumah makan tempat ku bekerja, tak sengaja aku meninggalkan buku harian yang berisi tentang halusinasi ku dengan Chan bahkan didalamnya aku gambari dengan wajah Chan ya meski pas Pasan menurutku itu sudah lebih dari dan layak disebut karya seni..
temanku kerja kebetulan menemukan buku harian ku dan meminta tolong kepada Chan untuk mengembalikannya kepadaku karena temanku tau aku dan Chan lumayan dekat, akhirnya buku itu diterima Chan dan dibawa pulang olehnya, namun Chan merasa ada yang aneh didalam buku itu hingga akhirnya..
setelah sampai droom ia penasaran dengan isi buku harianku dan ia segera ke kamarnya dan membuka isi buku harianku..untung lah buku harianku kutulis menggunakan bahasa Indonesia dan kupikir Chan tak akan memahaminya dan kuharahap Chan tak memahaminya dan ingin tau.
namun Chan tak hilang akal, ia menerjemahkan apa yang kutulis menggunakan aplikasi penerjemah dengan sangat terperinci dan ia pun menyusun menjadi bahasa yang ia pahami, akhirnya ia tertawa terbahak bahak membaca terjemahan apa yang kutulis tanpa berhenti, bahkan Benedict ( member the one yang dekat dengan Chan) sampai penasaran kenapa Chan bisa tertawa dengan keras dan ia memutuskan untuk mendatangi kamar Chan dan melihat apa yang Chan lakukan, ia mengetuk pintu Chan dan ia masuk kedalam ruangan Chan.
Benedict membuka pintu kamar Chan dan menggelengkan kepalanya melihat Chan tertawa sampai terjungkal jungkal dan " apa yang kau lakukan? kau tau? kau sangat berisik" ungkap Benedict kepada Chan " Benedict, coba lihat ini? bukankah ini sangat mengasyikan? sangat seru sekali, lihat lah ini .. mari kita baca bersama " jawab Chan, Benedict penasaran dan akhirnya ikut melihat apa yang sedang di baca oleh Chan ia pun berharap kelainan jiwa Chan jangan sampai menular di Benedict, namun apalah daya Benedict ternyata juga ikutan tertawa dan terbahak bahak hingga semua member pun heran kenapa mereka berdua seperti orang yang kehilangan kewarasan
mereka pun akhirnya tertawa terbahak bahak bersama karena membaca karya haluku sambil sesekali mempraktekan halu ku, ya meski kita teman tapi jiwa fansku menggebu gebu dan tentu tidak bisa di hilangkan "
flashback off
akhirnya Chan pun tak hilang akal dan dia pun mengeluarkan senjatanya (buku ku yang terlupa tadi ) dan berharap aku melepaskan cubitanku dan seketika aku melepaskan cubitanku ku dan menyebalkan lagi Chan memintaku untuk memohon maaf dan minta ampun kepada dia.
kuturuti semua perintahnya mulai melepaskan cubitan, senyum , memijiti Chan dan mohon ampun kepada Chan dan akhirnya buku ini kembali padaku dan aku kembali kerumahku dan sesampainya di rumah aku terkejut...
aku membuka bukuku yang telah kembali, membaca semua haluanku dan memastikan apakah ada sesuatu dan ternyata
aku terkejut ketika seketika bukuku yang awalnya hanya terdapat tulisan bahasa Indonesia kini bercampur oleh tulisan Hangul dan kubaca ternyata terjemahan dari tulisanku ..
ya Tuhan aku begitu malu sekali dan bagaimana nanti apabila aku bertemu Chan, apakah aku pura pura baik baik saja? mungkin aku harus melupakan bahwa hari ini aku ketahuan pernah menghalusinasikan Chan
entahlah aku sudah tidak peduli lagi dan akupun akhirnya memutuskan untuk tidur dan mengisi tenaga ku kembali agar besok siap beraktifitas kembali..
beberapa hari kemudian..
hari ini adalah hari yang kutunggu tunggu, aku bersiap hendak datang ke acara Chan konser mengenakan kaos hitam , celana hitam, topi dan masker hitam menjadi andalanku, ya tetep saja identitas ku juga penting untuk saat ini, seperti biasa bus menjadi sahabatku pergi kemanapun, jarak antara disini dan stadiun konser juga tidak begitu lama, dan akhirnya tak terasa aku sampai di stadium konsernya.
sesampainya disini ternyata sudah ramai sekali bahkan aku sampai merasa sangat sesak dan aku mengantri untuk masuk ke stadium tempat dimana Chan mengadakan konser dan disini aku melihat manusia yang banyak seperti kayaknya semut
hingga tibalah kini giliranku , aku menyerahkan tiket masukku dan aku duduk di barisan depan karena berhasil mendapatkan tiket vvip bahkan secara gratis dari Chan aku memasuki stadium dan membawa lightstick kesayanganku..., akhirnya aku acara demi acara dijalankan lagu demi lagu dinyanyikan, dan aku merasa ada yang janggal salah satu properti panggung ini aku melihat satu persatu properti dan alat yang ada dari kejauhan dan aku malah tidak bisa fokus ketika Chan dan member lainnya bermain, tatapanku semakin tajam hingga...
firasatku semakin buruk dan ternyata benar salah satu tali pengait penyangga panggung putus dan aku segera berlari kearah Chan dan aku menyingkirkannya dari alat yang hampir menimpa badan Chan dan lama kelamaan pandanganku menjadi semakin buram, Chan memanggilku namaku sambil menyandarkan ku beberapa kali, lama lama suara Chan menghilang dan aku menjadi tak sadarkan diri...