setelah aku berhasil keluar dari toko tersebut, aku melihat Chan dari kejauhan sambil mengingat kenangan indah selama ini, ya, meskipun kini aku dan Chan tak sedekat dulu, tapi aku tak pernah lupa kita pernah makan bersama , senyum dan tertawa bersama bahkan sering menghabiskan waktu bersama, ya kurasa aku sangat merindukannya bahkan sebenarnya aku ingin menemuinya.
namun aku kembali tersadar semua itu hanyalah masa lalu yang indah dan kini telah menjadi kenangan, sekeras apapun kita tak bisa memutar waktu, yang ada kita harus memperbaiki keadaan, ku rasa ini memang belum waktunya
aku berjalan menuju tempat ku bekerja, aku kembali memulai aktifitas seperti biasanya, aku perlahan membuka pintu rumah makan tempatku bekerja, dan pemilik rumah makan entah ada apa hari ini menungguku diluar, " sajjangnim apa yang terjadi, kenapa kau diluar!"
" ah.. bukan apa apa , Monasshi kurasa ada seseorang yang sedang mencari mu," jawab sajjangnim " baiklah akan kutemui jika ia ingin menemuiku, kurasa aku akan segera populer" gurauku kepada sajjangnim.
lalu aku membuka pintu dan aku melihat seorang lelaki dari kejauhan, pertama kali yang terpikirkan dibenak ku orang itu adalah Chan dan entah kenapa akhir akhir ini pikiranku dipenuhi dengan Chan, tapi kenyataannya setelah kutemui..
orang tersebut adalah Nial " Nial, bagaimana kau tau disini tempatku bekerja?" tanyaku kepada Nial yang hanya direspon tersenyum dan senyum Nial akhirnya tertular kepadaku " boleh buatkan aku menu spesial hari ini? " tanya Nial kepadaku yang kubalas dengan anggukan sembari mencatat menu yang dimaksudkan oleh Nial, lalu aku segera pergi membuatkan menu yang telah maksudkan oleh Nial tadi hmm sembari memasak bisa sekalian mengendus aroma masakan yang akan kusajikan kepada Nial yang jelas memiliki aroma yang khas dan harum, tak beran banyak orang yang menyukai nya
Nial menjelaskan maksud kedatangan yang hendak mengajakku bertemu di suatu tempat setelah aku pulang bekerja nanti , dan aku pun membuat keputusan menyetujuinya melihat diriku sendiri yang sedang dalam keadaan memprihatinkan dan membutuhkan hiburan.
dentuman jarum jam kini kian berganti, dan tak terasa sudah waktunya pulang dan aku tak sabar ingin mencari hawa segar dan menghibur diri bersama Nial , namun aku merasakan sebuah firasat tak baik pada pertemuan nanti,
" kenapa Nial mengajakku keluar malam ini? apakah cinta tepuk sebelah tanganku berakhir? huwaaa... sadarlah Mona kau itu sungguh memprihatinkan, dibodohi dengan cinta, mudah tergoda sekali dengan lelaki, ayo berubah lah !!! sadarlah!!! ingat hanya teman.. kau akan menemukan takdirmu di saat yang tepat! ayo semangat !!!" gumamku dalam hati
kurasa pertemuan ini sangat cocok dengan style yang santai, baiklah aku akan merias diriku menjadi se santay mungkin dengan hanya memakai kaos, celana jeans dan memakai mantel panjang bewarna cream style ala Korea, tak lupa aku mengoleskan sedikit lipstik agar bibirku tampak merona dan menyemprotkan sedikit minyak wangi aroma buah untuk menambah kesan yang begitu manis.
" Ting tong" bunyi bel sudah terdengar di telingaku dan aku pun segera bergegas membuka pintu rumahku dan aku tahu pasti orang itu adalah Nial,
aku kagum dan terkesan oleh style Nial malam ini yang sangat berbeda " Daebak , sungguh grow up dan glow up yang woww sekali.. kalau caranya gini kemungkinan aku akan oleng padamu lagi Nial " gerutuku dalam hati..
kami bermain beberapa wahana bermain di mall yang sedang kami kunjungi, untuk sesaat aku merasa lega karena dapat melupakan masalahku, kemudian Nial menatapku " kau lapar "
" hmm" gumam ku sambil malu malu menjawab Nial, lalu Nial menarik tanganku " ikuti aku"
kami memilih menu makanan Jjajangmyeon, kurasa aku sangat menyukai menu tersebut lantaran mempunya rasa yang khas dan mempunyai rasa saus yang sedikit berat, aku beberapa kali telah menyeruput jjangmyeon
aku memandangi Nial yang sedang melahap "waaah menu disini sangat memuaskan aku kenyang sekali"
kemudian Nial menatapku " hmm, temanku merekomendasikan tempat ini, sejujurjurnya aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu. " aku terdiam, aku dipenuhi rasa penasaran, namun ada yang aneh dengan perasaanku, aku hanya merasa biasa saja dan seakan akan momen ini tak ada apa apanya bagiku,
aku membalas tatapan Nial " apa itu ? aku penasaran", " sejujurnya aku suka padamu, awalnya aku sangat terganggu dengan keberadaanmu, namun aku merasakannya setelah kau menjauh dariku, rasanya hampa sekali, dan kurasa tak ada wanita yang mempunyai keunikan sepertimu" jawab Nial yang seketika membuatku membeku.
disisi lain Chan masih memikirkanku, entahlah mungkin ia merasakan apa arti rindu sebenarnya dan mengingat kata katanya yang akan melindungiku, ia segera bangkit dan mencariku, untunglah Chan tidak mempunyai jadwal hari ini
perlahan ia membuka pintu bagasinya biasa tempat ia memarkirkan mobil, ia pun bergegas dan menancap gas dengan kecepatan tinggi menuju tempatku bekerja, " bukankah ini jadwal monassi?" tanya Chan kepada temanku " kurasa ia ingin bertukar shift denganku karena ada urusan dengan temannya, entahlah kurasa ia berada di mall sekitar sini"
setelah ia mendengar jawaban dari temanku ia kembali bergegas mencap gas mobilnya menuju mall yang dimaksud oleh temanku ia bahkan mencariku hingga kesudut sudut lorong hingga akhirnya..
ia menemukanku, seketika ekspresi Chan berubah setelah mendengar Nial mengakui perasaanya kepadaku, hancur berkeping- keping, sakit, itulah yang Chan rasakan sekarang ia bahkan tak mampu melangkahkan kakinya untuk menghampiriku, dan ia pun memutuskan untuk pulang dengan rasa kecewa
harusnya ini adalah momen yang membuatku bahagia karena mengingat cintaku telah dibalas oleh Nial, namun entahlah perasaan dapat berubah kapan saja dan kini yang kurasakan justru hampa, dan tidak ada sesuatu yang spesial seperti dulu lagi kupikir ini adalah batas rasa sukaku kepada Nial..
aku menatap jendela sejenak untuk memikirkan apa yang harus ku katakan namun..
tatapan ku dan Chan bertemu, aku melihat Chan dari kejauhan dan kupikir hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman lagi " maaf Nial, kupikir kau telah melewati batasmu, aku tau dulu aku sangat menyukaimu sekalipun kau tak pernah melihatku, tak menghargai perjuanganku, meski begitu aku tetap tersenyum dan memperjuangkan mu, tapi maaf untuk sekarang sepertinya perasaanku kepadamu berubah , ku harap kau mengerti, aku ingin kita hanya sebatas teman"
Nial tercengang oleh perkataanku, raut wajahnya menggambarkan ia menahan tangis, sepertinya ia memang terlambat menyadari perasaannya " hmm, aku tak masalah toh perasaan tak bisa dipaksa tapi, janji kita tetap teman kan?" jawab nial sambil menyodorkan jari kelingkingnya..
"janji" jawabku sambil menyodorkan jari kelingkingku dan kita berdua tersenyum sejenak sebelum aku pergi meninggalkannya.
aku berlari mencari Chan kesana kemari tapi apalah daya aku sama sekali tak dapat menemukannya, entahlah aku melihat ia seperti menahan amarahnya , tapi mau gimana lagi ini hanyalah kesalahpahaman