setelah sampai dirumah Chan terus memikirkanku entah itu saat ia sedang makan, mandi bahkan tertidur aku masih menghantui pikirannya mungkin memang sudah saatnya untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan, baiklah Chan merasa bahwa ia mengantuk dan segera tidur, ia berharap malam segera berganti pagi dan besar harapan Chan besok aku dengan lapang dada untuk memaafkan kesalahpahaman yang telah ia perbuat, dan berharap kami berdua dapat mengulangi momen indah seperti dahulu, kita tersenyum bersama, tertawa bersama bahkan momen kebersamaan kami terasa sangat berharga.
seperti biasa pagi yang cerah ini aku mengisi aktivitasku dengan bekerja, dan entahlah dari kemarin kanapa hatiku terasa sakit seperti terbakar, " waah benar benar, apakah aku cemburu kepadanya? apa kira kira aku menyukai Chan sudah dalam tahap akut? kenapa harus dia? KENAPA ? waaah memikirkan hal ini membuatku frustasi, semoga sandwich ini bisa membuatku melupakannya, Chan, jangan harap aku akan tersenyum kepadamu lagi," gerutuku dalam hati, aku melihat jam tanganku mataku terbelalak ketika jam menunjukan pukul 9 KST, dan kurasa aku akan telat hari ini jika aku tak segera berangkat, aku segera bergegas berangkat dan aku tak memiliki banyak waktu lagi
sesampainya aku ditempat kerja aku langsung mengerjakan apa yang menjadi kewajibanku sebagai pekerja disana tapi...
aku memang benar benar tidak sedang baik baik saja, aku sangat merindukan Chan, beribu pertanyaan ingin kutanyakan kepadanya tiba tiba terdengar lonceng pertanda ada pengunjung, aku segera menyapanya.
aku membungkuk dan menyambut pelanggan dengan ucapan" selamat datang" dan betapa terkejutnya aku bahwa pelanggan itu adalah Nial, Nial tersenyum kepadaku dan melambaikan tangannya
" ternyata kau Nial, cepatlah apa yang ingin kau pesan aku sangat sibuk hari ini"
Nial menatapku sejenak lalu melanjutkan menatap daftar menu yang tersedia " 2 americano dan 2 beef burger, jangan lupa bumbui spesial untukku. "
" Kau memakannya sendiri, waah ternyata kau punya nafsu makan yang baik Nial " jahilku kepada Nial
Nial menatapku dengan tatapan kesal " waah sepertinya kau benar benar tidak sehat hari ini, apakah masuk akal aku memesan dua menu untuk diriku sendiri? tentu tidak kan aku ingin ngobrol denganmu setelah kau senggang, ku tunggu kau disana!" setelah aku mendengar balasan Nial akupun segera menyiapkan pesanan Nial dan tak kusangka Nial benar benar menungguku hingga waktu istirahat
tak lama kemudian sepi pengunjung dan kini kesempatan ku untuk menemui Nial, aku berjalan perlahan mendekati Nial dan aku hendak mengejutkannya..
"baaaa" kejutku kepada Nial dan kali ini aku senang sekali bisa mengejutkan Nial sampai ia tersedak ketika makan.. " aaa aku minta maaf, kau tak apa? kau lucu saat tersedak "
Nial hanya merespon " kau senang sekali membuat temanmu sengsara, apa itu hobimu?" gurau Nial kepadaku, aku tak tega melihat wajahnya dan aku meminta maaf kepadanya..
" kau, ada tujuan apa menemuiku? apakah sangat mendesak?" tanyaku kepada Nial, yang hanya dibalas dengan menyodorkan burger dan es Americanno yang telah ia pesan tadi, kurasa ia menyisakan satu untukku.. " kau baik sekali sampai mentraktirku, padahal aku bisa beli sendiri loh, kau ada masalah? "
Nial menatapku"makanlah, kita bicarakan setelah perut kita terisi, tak baik membahas suatu topik dalam keadaan perut kosong, tak salah kan jika aku ingin mentraktir temanku?" ia tersenyum sebentar kemudian ia melanjutkan melahap beef burger miliknya, tak ada pilihan lain aku segera melahap burger yang diberikan Nial agar ia cepat memberi tahu maksud kedatangannya.
" waah, kau tiba tiba menjadi lahap sekali, kau sangat ingin tau maksud kedatanganku?" tanya Nial yang senang melihatku lahap menyantap burger dan es nya " jangan ajak aku berbicara! aku akan segera menghabiskannya, jika kau main main denganku akan ku habisi kau!" tegasku kepada Nial secara serius agar kami segera memulai topik kami, Nial tertawa kecil "waah, sejak kapan kau menjadi galak seperti ini?"
" apakah Chan membuatmu frustrasi?" seketika mulutku berhenti melahap burger, " hayolah, kau tau, akhir akhir ini kau sangat membuatku khawatir kau tak ceria seperti dulu" desak Nial kepadaku.
" hmm, benar benar sangat frustarsi" ketusku pada Nial, aku tak kuat menahan air mataku ketika Nial menanyakan tentang Chan, " kenapa? kalian bertengkar?" tanya Nial kepadaku dan tanpa berpikir panjang aku langsung pergi meninggalkan Nial, aku bersembunyi di gudang dan kuharap Nial tak mengikuti ku.
hatiku kini terasa sesak, terasa sangat hampa, air mataku tak dapat ku bendung tak terasa air mata menetes dan membasahi pipiku hingga akhirnya...
aku hanya menangis tanpa mengeluarkan suara, jujur hatiku kesal bercampur rindu kini terasa campur aduk menjadi satu, air mataku kian lama semakin deras dan terdengar suara ketukan pintu dari luar gudang.
terdengar suara lelaki yang tak asing bagiku"Mona, kau ada didalam? boleh aku masuk?" aku tak bisa berkata kata dan aku tak mampu menjawabnya "Mona, ayolah aku sangat khawatir kepadamu? kau sakit? kau tak nyaman? ayolah katakan padaku, aku akan membantumu!" ujar Nial dari depan pintu gudang.
"baiklah, jika kau masih diam mau tak mau, senang tak senang aku akan menerobos dan masuk ok!" ujar Nial, aku tak mampu menjawabnya dan rasanya hatiku sangat sakit sekali, Nial mendobrak pintu gudang.
akhirnya Nial masuk di dalam gudang dan menemuiku, ia berjalan kearahku dan ia menghampiriku "apa yang terjadi antara kau dan Chan? " tanya Nial kepadaku dan aku tak mau menanggung ini sendiri " begini, pernahkah kau dicampakkan orang yang sangat kau sukai, bahkan kini sekalipun tak pernah menyapanya? aa bahkan ia tak mau memberitahumu alasan yang logis untuk mencampakkanmu?" Nial hanya diam dan tersenyum kepadaku ia memegang tanganku dan ia mengelus tanganku dengan halus.
"apakah kau sangat menyukai Chan?" tanya Nial kepadaku kurasa saatnya jujur kepada Nial " Hmm, aku sangat menyukainya, aku benci ia terluka, aku benci ia menghindari ku, aku benci ia menjauh dariku, aku bahkan sangat merindukannya sekarang walau kadang memikirkan ia mencampakkan ku membuatku kesal ,dan aku tau apa yang harus ku perbuat sekarang? aku harus menyelesaikannya tapi ia selalu saja menghindari ku." jawabku sambil menangis terisak Isak di hadapan Nial.
" pasti Chan punya alasan lain menjauhimu, berikanlah ia sedikit waktu dan kau juga jangan terlalu memaksakan perasaanmu, kau tau menyukai, mencintai seseorang adalah hak semua orang tapi memaksakan ego kita sendiri pasti akan membuat satu pihak terluka kan? apa kau ingin Chan terluka? pasti tidak kan?" jawab Nial dengan suara halus, dan tiba tiba terdengar suara langkah dari depan pintu.
suara itu semakin mendekat, semakin mendekat dan akhirnya berakhir di di belakang Nial " Aku disini, kenapa? kau sangat merindukan aku?" seketika aku terdiam mendengar suara itu aku sangat mengenal pemilik suara itu, ya, pemilik suara itu adalah orang yang sekarang sangat ku rindukan bahkan aku ingin memeluknya sekarang saking rindunya, pemilik suara itu adalah Chan, aku memastikan apakah benar orang yang didepan pintu adalah Chan, ia tengah berdiri di belakang Nial dengan mata yang berkaca kaca sambil mengulurkan tangannya kepadaku.