Chan mengulurkan tangannya kepadaku, dan entahlah rasanya susah sekali untuk tidak menerimanya.
aku menerima uluran tangannya dan akhirnya ia berdiri tepat di depannya, entahlah antara kesal dan rindu kini menjadi satu dihatiku, aku tak kuat menahan air mataku aku keluar dan menatap kesal kepada Chan, beberapa kali aku mengusap air mataku namun tak ada hentinya menetes di pipiku, kini aku semakin menjauh dari pandangan Chan.
entahlah aku berjalan tanpa arah tujuan pasti dan aku hanya mengikuti kata hatiku entah dimanapun itu.
akhirnya perjalanan ku berakhir di tempat bermain yang dulu pernah ku kunjungi dengan Chan, aku berteriak disana dan berharap semua rasa kesalku pergi " DASAR PRIA JAHAT TAK BEEPERASAAN, KAU TAU BETAPA SULITNYA AKU MENGENDALIKAN RASA SUKAKU PADAMU? PERNAHKAH SEKALIPUN KAU MEMIKIRKANKU? PERNAHKAH KAU MEMPERDULIKAN AKU?" teriakku dengan penuh emosi, air mata semakin menetes deras dan tak lama kemudian disusul oleh hujan.
jujur dalam hati aku menyukainya, aku suka menghabiskan waktu bersamanya meski hanya mengobrol untuk hal hal yang tidak jelas, bercanda tertawa bersama namun mau bagaimana lagi dia yang berani mengawali ini Berati ia juga harus mengakhiri ini, air mataku menetes tiada henti, tiba tiba tubuhku terasa hangat berkat pelukan seseorang.
"aku disini Mona, maaf kan aku mengabaikanmu selama ini, aku takut kau terluka karena ku lagi, kau tau selama ini aku belum memaafkan diriku karena aku telah membuatku terluka." ujar chan sambil memelukku
aku melepaskan pelukan Chan, dan aku memberanikan diri untuk menatap Chan kembali " Kau tau, sikap mu ini sangat membuatku bingung dan tak bisa ku mengerti, kau mendekatiku dulu dan kau yang mengacuhkan aku pada akhirnya, kau tau apa yang membuatku sakit hati? aku merindukanmu tiada hentinya ,aku memikirkan mu tiada hentinya, aku mengkhawatirkanmu tanpa henti hentinya seperti orang bodoh!"
Chan perlahan menggenggam tanganku "baiklah, aku mengerti kau boleh membenciku sekarang, kau boleh memakiku sekarang di hadapanku saat ini, kaluarkan selama ini yang kau pendam!"
aku tak mampu berkata kata sedikitpun dihadapan Chan aku hanya bisa menangis di tengah derasnya hujan, Chan menghampiriku lagi memeluk tubuhku dan membelai rambutku dan sementara aku hanya menangis bersembunyi dibalik tubuh Chan
" Lihatlah, kau bahkan tak bisa membenciku, aku pun juga sama,"
aku hanya menangis selama beberapa menit di pelukan Chan hingga hatiku merasa lega dan jauh lebih ringan, " bagaimana perasaanmu selama ini mengabaikanku Chan? apakah sedikitpun tak ada penyesalan?".
Chan tersenyum kepadaku " selama ini hidupku tak tenang, aku selalu dihantui bayanganmu dan aku sangat takut kehilanganmu karena sejujurnya, aku menyukaimu!"
seketika hatiku membeku tak mampu berkata kata "kau yakin menyukaiku? kau tak berbohong kepadaku?" tanyaku kepada Chan.
Chan mengangguk dan menatap mataku" Hmm, aku sangat menyukaimu sejak aku tahu kalau kau adalah wanita gantungan tas itu!"
aku pun menatap sejenak sambil menahan air mataku, aku mendekatkan bibirku kepada Chan " akupun sama, semenjak aku tahu sifatmu sebenarnya aku pun menyukaimu, bukan sebagai idol tapi aku menyukaimu sebagai pria, aku menyukaimu apa adanya !"
Chan terdiam " buat apa kita menunggu lebih lama lagi " ujar Chan kepadaku dan akhirnya ia memberikan ciuman hangat dan lembut kepadaku selama beberapa menit di bawah derasnya air hujan, aku tak menyangka bahwa penantian ku kini tak sia sia, hingga akhirnya..
setelah Chan memberikanku ciuman akhirnya Chan pun mengajakku untuk berteduh, ia menggosokkan tangannya agar hangat dan ia menempelkan ke wajahku dan tersenyum manis dan berharap aku tidak merasa kedinginan " jadi, mulai hari ini kita benar benar berpacaran?" tanyaku kepada Chan.
Chan menatapku sejenak " hmm, kenapa kau tak mau?", aku merasa bersalah karena menanyakan hal yang sebenarnya terlihat sangat jelas " maaf!" aku masih merasa bersalah hingga akhirnya Chan kembali menggosokkan tangannya dan kembali menempelkannya di pipiku namun sesekali jahil kepadaku dengan cara mencubit pipiku " buat apa kau minta maaf, kau merasa terintimidasi? hei, aku tak bermaksud jahat kepadamu" .
Ya Tuhan, senyum Chan yang sebenarnya apakah benar benar manis seperti ini? apakah Chan benar benar hadiah untukku? aku hanya bisa mengangguk dan tersenyum melihat Chan, " ngomong ngomong kemarin kita ngapain sih marahan" tanyaku kepada Chan " entahlah, aku sendiri juga bingung " jawab Chan sambil tertawa terbahak bahak dan akhirnya membuatku tertular, kami bercanda berdua di tengah derasnya hujan banyak hal yang kita bicarakan ketika kami sedang tak bersama.
tak terasa waktu cepat berganti, kita telah duduk lama disini hingga malam menyapa kami, tubuh kami lama kelamaan merasa semakin dingin dan kami berdua juga takut masuk angin hingga pada akhirnya.
" Chan, wajahmu pucat sekali? kau, mau kerumahku? entahlah semoga aku punya baju seukuran mu dan bagaimana jika kita minum minuman hangat dirumahku?" tanyaku
"heol" jawab Chan secara singkat dan pada akhirnya kita berdua berjalan menuju ke rumah ku sambil bermain hujan hujanan hingga baju kami basah kuyup dan juga jaket Chan yang kami pakai sebagai payung pun juga ikut basah kuyup,
tak terasa sudah sampai di depan rumahku kini aku membuka pintu pagar ku dan cepat masuk kedalam rumah karena aku dan Chan sudah sangat kedinginan, aku menyalakan lampu rumahku kemudian menyalakan mesin penghangat ku juga.
aku menyiapkan handuk untuk Chan dan berharap Chan tidak merasa kedinginan, aku tak tega melihat Chan menggigil dari kejauhan dan akupun langsung menyelimutkan handuk untuk Chan, Chan menatap ku lagi, kali ini lebih lama dari sebelumnya dan tatapannya berhasil membuatku terpaku dan kemudian Chan meraih badanku agar duduk dipahanya dan perlahan-lahan ia mencium bibirku.
jantungku berdegup sangat kencang setiap berada di dekapan Chan, dan kupastikan aku tak melepaskan lelaki sebaik Chan.
aku mencarikan kaos dan celana jeans yang dulu pernah kubeli namun kebesaran di badanku, seingatku kaos itu polos tak bermotif dan celana jeans-nya juga polos jadi bisa juga dipakai oleh laki laki dan..
"akhirnya ketemu" teriakku senang karena menemukan kaos itu, tak menunggu lama lama akhirnya aku memberikannya kepada Chan dan menyuruh Chan agar segera berganti agar badannya tak merasa dingin.
sambil menunggu Chan berganti aku membuatkan Chan coklat hangat dan mie ramyeon yang berkuah untuk menghangatkan tubuh kita berdua dan tak lama kemudian Chan selesai ganti baju
aku terpesona melihat Chan memakai bajuku dan aku terkejut ternyata ukurannya sangat pas sekali, dan aku segera menyuruh Chan untuk duduk dan menyantap ramyeon dan coklat hangat yang kubuat tadi, kami kembali bercerita banyak hal dan tertawa bersama dan ku harap kebahagiaan ini berlangsung lama dan juga Chan mencintaiku selayaknya aku mencintai dia .