sudah 3 jam lamanya hujan malah semakin deras, Chan kebingungan bagaimana caranya agar ia bisa kembali de dorm dan besok harus menyesuaikan jadwalnya, sebenarnya, aku masih ingin menghabiskan banyak waktu lagi bersama Chan dan begitu pula sebaliknya tapi, hal itu tak memungkinkan dan mengingat Chan adalah seorang pesohor dan pekerjaan ini adalah hidup dan matinya.
" Chan a, kau sudah menghubungi managermu? kalau sudah, ayo ku antar kamu ke depan menunggu jemputan dari managermu, oh ya, aku akan membawakan mu payung, kalau kamu pengen lanjut belajar bahasa Indonesia nanti kita lanjut lewat telepon saja jika kamu longgar" ujarku kepada Chan,
lagi dan lagi Chan menatapku seakan ia tak tega meninggalkan ku sendiri, ia menghampiriku dan ia memelukku "aku pamit dulu ya, jangan tidur terlalu malam dan satu lagi, jangan terlalu memikirkan aku" gurau Chan kepada ku.
" apaan dah" ujarku kepada Chan sambil tersenyum lalu tertawa
" Tin, tin" terdengar suara klakson mobil dari depan rumahku aku rasa itu suara mobil manager Chan, aku menyiapkan payung dan mengantarnya sampai ia masuk kedalam mobil, ia melambaikan tangan kepadaku dan tersenyum kepadaku dan tentu saja semua itu dapat membuatku meleleh.
tak lama kemudian mobil Chan telah menjauh dari rumahku dan kini saatnya aku istirahat dan membaringkan badan, aku berjalan ke kamar ku dan entahlah hari ini aku sangat senang dan tak dapat di definisikan bahkan sesekali sampai membuatku teriak saking senangnya dan tiba tiba terdengar dering bunyi ponselku.
" hallo" terdengar suara Chan dari ponselku, "ada apa Chan ?" jawabku.
"tak ada apa apa, aku hanya merindukan suaramu, bolehkah aku mendengar suaramu?" jawab Chan dalam telepon, aku tersenyum senang dan aku berusaha menahannya agar tak terlepas mungkin suara jantungku bisa terdengar sekarang.
"hmm" balasku kepada Chan " bisakah kita bicara semalaman?" tanya Chan kepadaku,
"tentu" jawabku sambil senyam senyum
" baiklah, kau lagi apa sekarang?" tanya Chan kepadaku, dan akhirnya kami menghabiskan waktu hampir 4 jam untuk mengobrol dan kami juga membahas banyak hal dan entahlah kurasa berbicara dengan Chan sangat menyenangkan dan membuatku rindu kepadanya, padahal kami baru saja berpisah selama beberapa jam.
ku harap momen ini tak mudah hilang, dan yang paling aku inginkan jika ini mimpi aku tak mau bangun dari mimpi ini.
tiba tiba di tengah obrolan kami Chan bertanya kepadaku "kau mengantuk?"
"belum, kau sendiri sudah mengantuk ?"
"hmm, aku sedikit lelah hari ini kau tau hari ini dan besok aku punya banyak jadwal ." jawab Chan kepadaku
" tidurlah, aku tak mau membuatmu lelah apalagi sampai sakit."
" hmm. selamat malam jangan lupa memimpikanku ya!" colentehku kepada Chan melalui ponsel terakhir kali sebelum Chan mematikan sambungan telponnya.
akupun segera bergegas menggosok gigi dan membersihkan wajahku sebelum tidur, entahlah rasanya sulit melupakan hal hal yang telah terjadi pada hari ini, aku kembali membuka ponselku dan kembali memandangi fotoku bersama Chan ketika bersama dan tak lama kemudian aku pun tertidur.
malam ini tidurku sangat nyenyak sekali, badanku menjadi segar hingga aku tak menyadari sinar mentari telah menyapaku dengan indah..
ketika aku hendak bersiap siap kerja, tiba tiba ponselku berdering "hai sayang, tidurmu semalam nyenyak?"ujar Chan dalam telepon
" hmm, bagaimana denganmu?" tanyaku kepada Chan,
aku terkejut ketika Chan bilang kepadaku"aku? hmm sangat nyenyak sekali, ngomong-ngomong bukalah jendelamu kau akan mendapatkan kejutan".
tanpa pikir panjang aku langsung membuka jendela kamarku dan aku mendapati seseorang memakai masker hitam, memakai jas coklat tua, Daleman kaos hitam, dan memakai kacama hitam yang sontak membuatku terkejut.
aku langsung membuka pintu rumahku dan menghampirinya,
" Chan, itu kau kan?" gurauku kepada Chan sambil sedikit tertawa.
perlahan ia membuka kacamatanya dan maskernya " iya ini aku" dan ia pun perlahan mendekat kepadaku dan memelukku " aku merindukanmu semalaman sampai aku tak bisa tidur!", " kenapa? toh kau bisa menemuiku di pagi hari!" jawabku kepada Chan.
ia mempererat pelukannya dan berbisik kepadaku " malam terlalu panjang bagiku" aku tersenyum melihat Chan sekarang menjadi budak cinta dan aku membalas pelukannya sebentar, namun aku tersadar satu hal " hei, bagaimana jika kau di untit seseorang dan ia akan membongkar hubungan kita?" tanyaku kepada Chan.
" aku tak takut selagi aku bersamamu." ketus Chan kepadaku
ia menggandengku dan ia mempersilahkan aku masuk ke mobil mewahnya, ia memasangkan sabuk pengamanku dengan kasih sayang dan ia berharap aku agar tak terluka lagi, ia menyetir dengan hati hati hingga sampai ke tempat tujuan.
ketika aku hendak melepaskan sabuk pengaman tangannya menahanku entah ada apa, perlahan bibirnya mendekat kepadaku dan ia pun menciumku.
hatiku kembali terasa seperti berbunga bunga, berdegup kencang dan aku sangat yakin bahwa semalam bukanlah hanya mimpi.
" hati hati sayang..." ujar Chan kepadaku dan hanya kubalas dengan anggukan, dan ia menungguku hingga aku benar benar masuk rumah makan tempatku bekerja.
beberapa lama kemudian datanglah seorang pelanggan yang tak asing bagiku. iya, ia adalah Nial.
" aku pesan menu spesial seperti terakhir kali yang aku pesan ya! seperti biasa 2!" perintah Nial kepadaku.
"oke siap boss! tunggu disana ya, akan ku siapkan! jawabku kepada Nial sembari menyiapkan pesanan yang dimaksud.
setelah sepi aku pun menghampiri Nial, " ada apa?" tanyaku kepada Nial.
" hmm tidak apa apa, apakah kau berpacaran dengan Chan ?" tanya Nial secara tiba tiba kepadaku.
aku pun terkejut" kenapa tiba tiba kau bertanya?"
"hmm, tidak apa apa, kurasa Chan beruntung memiliki wanita yang tulus sepertimu, andai saja aku lebih cepat menyadari perasaanku." jawab Nial kepadaku.
akupun memegang tangan Nial sembari menenangkan hati Nial "tidak apa apa toh kita sekarang juga bisa berteman! aku berharap, kau menemukan wanita yang lebih dariku Nial, aku yakin pasti ada kok!"
Nial tersenyum kepadaku " hmm, semoga saja, ku harap aku bisa bahagia dengan Chan, oh iya, aku besok akan kembali di Indonesia dan aku akan memberikan salam terakhirku kepadamu bolehkan aku minta satu permintaan kepadamu sebelum aku pulang?"
"hmm, katakan saja" jawabku kepada Nial tanpa pikir panjang.
perlahan Nial mendekat kepadaku dan ia memelukku "biarkan aku memberikan pelukan kepadamu untuk yang pertama dan terakhir kalinya Mona, dengan pelukan ini setidaknya aku bisa mengingatmu."
aku pun membalas pelukannya sebagai seorang teman "hmm hati hati Nial, sampaikan salamku kepada teman teman" pintaku kepada Nial.
Nial melepaskan pelukanku " aku pamit dulu ya, jaga diri baik baik"
aku tersenyum dan melambaikan tanganku kepadanya dan aku berharap ia selamat sampai tujuan.