" jika aku bisa memilih diberi keistimewahan yang diberikan oleh Tuhan, aku memilih bisa menghentikan waktu dimana momen indah itu sedang terjadi dan memutar kembali waktuku ke masa lalu yang indah"
__________________________________________________
kami masih memandang satu sama sama lain... hal itu membuatku salah tingkah dan entah kenapa atmosfir disini mulai panas. " wah...kenapa ya atmosfir disini mulai panas? wah, apakah AC nya tak berfungsi.." ujarku kepada Chan sambil celingak celinguk mencari kesempatan agar aku bisa pergi darinya dan tiba tiba ia tersenyum dan menyuruhnya mengikutinya...
kami terhenti disalah satu restauran yang terdapat di mall yang sedang ku kunjungi, suasana hingga sekarang masih canggung dan aku berusaha membuka pembicaraan " sedang apa kau disini? apakah kau tak ada jadwal?" tanyaku kepada Chan dan ia pun hanya tersenyum dan menunjuk ke suatu arah yang bertulisan "THE ONE FANSIGN," .. ( fansign : pertemuan antara idol dengan para fansnya ")
mataku mengarah ke arah yang ditunjuk oleh Chan dan akupun mengangguk paham dan dilanjutkan dengan pertanyaan " kenapa kau tadi tiba tiba bersifat aneh kepadaku? apakah ada sesuatu? lalu siapa pria tadi? hingga kau sangat intens memandangnya, ah.. cinta pertamamu?"
entah kenapa tiba tiba aku tersedak, Chan pun menyuruhku makan dengan hati hati dan memberikan air putih beserta tissue berharap aku berhenti tersedak " ahhh tadi.. dia temanku sekolah dulu, ya aku sempat menyukainya tapi jangan khawatir kini aku melupakannya, bagaikan buih buih busa? entahlah aku baru sadar betapa bodohnya aku yang dulu, mungkin dulu aku sedang khilaf, kau paham maksudku?" jawabku kepadanya, Chan hanya merespon dengan senyuman sinis dan kami pun melanjutkan makan kami dengan tenang dan sesekali di selangi bercandaan.
ketika aku dan Chan berjalan hendak menuju pintu utama karena kita mau pulang, aku dan Chan kembali berpapasan dengan Nial lagi ia pun tanpa ragu dan tiba tiba ia menggandeng tanganku sangat erat, aku tak percaya ini bisa terjadi, ia bahkan kembali menatap Nial dengan sangat tajam dan seakan akan ia sangat membenci Nial, ia pun mengajakku bergegas untuk menuju lift lantai utama
jantungku kembali berdebar dengan sangat kencang dan entahlah mungkin sepertinya sudah saatnya jantungku meledak..
sungguh suasana yang tak kusangka ternyata diluar masih banyak fans Chan, ia segera menutup wajahnya menggunakan masker hitam yang dibawanya , ia mengajakku berlari sekencang mungkin, jantungku tak terkendali ketika kita berhenti di tempat persembunyian.
ya kini ia bersembunyi di tempat yang sempit, jarak wajahnya kini sangat dekat denganku, matanya melihat kearah luar untuk memastikan fans tidak mengejar kita lagi..
aku tak tau kini aku harus berbuat apa, kini yang bisa kulakukan hanyalah diam diam memperhatikan Chan, aku memperhatikan wajah Chan sangat detail bahkan tak berkedip satu detikpun, hingga akhirnya Chan juga menatapku, aku tak mengerti apa arti tatapannya, ia memperhatikan setiap detail wajahku agak lama, kini jantungku berdegup tambah kencang ketika Chan semakin mendekatiku "gwenchana ( kau baik baik saja?" tanyanya kepadaku dengan suaranya yang berat dan seksi "ne, gwenchana ( ya aku baik baik saja ) " jawabku kepadanya yang hanya dibalas dengan senyuman hingga akhirnya Chan mengajakku pulang sebelum kekacauan bertambah parah..
ia mengantarku pulang dengan selamat dan ia bilang kepadaku mungkin beberapa hari ini akan sibuk dan bahkan kita tak bisa bertemu sementara karena mengingat jadwal Chan yang padat untuk persiapan konsernya dan perilisan album barunya yang diperkirakan bulan depan selesai...
Chan kini tengah sibuk menghadiri beberapa rapat mengenai persiapan konsernya, membahas tentang konsep album baru grupnya, menghadiri sejumlah pemotretan, pembuatan Vidio untuk musiknya hingga ia memang benar benar tak punya waktu untuk menemui ku bahkan mengirimiku pesan walaupun itu hanya sebentar.
entahlah kenapa beberapa hari ini ada yang aneh denganku, aku merasa begitu kesepian bahkan bisa dibilang sangat kesepian tanpa kehadirannya, rindu senyumnya, suaranya , tawa nya saat bersamaku, dan kini aku hanya bisa melihat fotonya di ponselku dan melihat beberapa vidionya di sejumlah acara dan sesekali aku mengecek kotak masuk pesanku untuk sekedar mengobati rasa rinduku..
ya, meskipun aku melihat vidionya yang lucu bahkan akupun tak bisa tertawa dengan lepas dan leluasa seperti biasanya dan bisa dibilang rindu tak ada obat, aku berfikir apakah ada masalah dengan sinyal atau memang dia benar benar sangat sibuk bahkan tak bisa mengirimiku pesan seperti biasanya, aku pun melakukan pengetesan dengan cara menelepon teman dekatku dan kurasa tak ada masalah dengan sinyal disini dan hpku kurasa baik baik saja dan tak ada masalah sedikitpun.
setelah pulang kerja pun aku melihat sejak kantor agensi tempat Chan dan kawan kawannya bermusik sambil memikirkan apa yang mereka lakukan di dalam sana bahkan sampai membuat Chan tak bisa menemuiku walaupun sebentar, rasanya ingin masuk dan ketemu Chan, namun apalah daya mentalku tak sebesar itu dan akupun tak ingin mengganggu pekerjaannya dan kurasa tak ada gunanya aku kesini..
langkahku terhenti di lapangan yang biasa kunjungi, aku merenung disana dan kuharap aku mendapatkan kabar tentang Chan malam ini, aku duduk di sebuah ayunan sambil sesekali menganyunkan ayunanku sambil menikmati pemandangan disini yang indah
30 menit kemudian..
aku merasakan dekapan hangat dari belakang dan ia meletakkan kain hangat di belakangku, " anyeong Monasshi" ujar orang yang berada dibelakangku, ya kuharap aku tak berhalusinasi, suara yang sudah lama kurindukan akhirnya kudengar kembali air mataku tak mampu kubendung.
aku memalingkan wajahku kebelakang untuk memastikan dia adalah Chan, orang yang selama ini kurindukan, ia tersenyum kepadaku, kurasa aku tak mampu menahannya..
aku menghampirinya lalu aku memeluknya, aku tak mampu menahan tangisanku, aku menangis sekencang mungkin sambil mengatakan " bogoshiposo Chanssi ( aku merindukanmu Chan )"
ia mengelus rambutku dengan lembut dan penuh kasih sayang, ya seperti apa yang dilakukan mendiang ibunya kepadanya, " kau benar benar merindukanku?" tanyanya kepadaku sambil menatap wajahku yang kini sedang meneteskan air mata, ia menghapus air mataku dengan sangat halus sambil tersenyum kepadaku..
ia memutar wajahku ke arah pemandangan yang berada di lapangan sambil menunjukan salju yang kini telah turun.. "kau tau apa yang terjadi di musim salju" ujar Chan kepadaku tangannya sambil menampung salju yang tengah turun.. "apa" jawabku kepadanya, ia tersenyum sambil berkata kepadaku " disitulah awal kisah cinta yang baru dimulai, kuharap esok aku bisa memulai kisah cintaku disini"
aku kembali teringat bahwa aku pernah berteriak disini dan aku berjanji menunggu masa depanku sama persis seperti Chan , apakah ini memang benar benar takdir? atau ini hanyalah sebuah harapan yang kebetulan sama...