" rahasia sesuatu yang menarik untuk disembunyikan, ia tak berwujud bagaikan embun, namun orang orang disekitarmu bisa merasakan apa yang kau sembunyikan, hingga suatu saat mau tak mau kau memberitahunya."
__________________________________________________
setelah sepulang dari kerja aku tak tahan menahan rasa bahagia yang kini menyelimutiku, sulit untuk orang ekstrovert sepertiku untuk menyembunyikannya, sembari berjalan pulang aku tersenyum tertawa membayangkan hal yang baru saja terjadi...
langkahku terhenti melihat lapangan yang begitu luas dan dihiasi lampu warna warni yang begitu indah, aku duduk di ayunan sambil mengayun ngayunkan ayunan yang kini sedang kududuki. lampu gedung terlihat jelas meski dari kejauhan. awalnya aku hanya tersenyum dan terdiam namun lama kelamaan aku tak tahan lagi dan aku berteriak sangat keras " dear masa depan aku senang berkenalan denganmu... mari kencan di masa depan di tempat ini aku akan menunggumu tak peduli betapa beratnya aku menunggumu... ".
setelah puas aku berteriak meluapkan rasa senangku aku melanjutkan perjalananku tiba tiba dari kejauhan aku melihat mobil Van yang familiar sekali...
aku berhenti, dia membuka kaca mobilnya dan siapa sangka dia adalah Chan yang Kini mengenakan kacamata hitam membuatnya tampil lebih mempesona malam ini, ia memberiku tumpangan dan tetap memaksaku walau aku tak mau..
suasana semakin memanas ketika didalam mobil, yang kini kurasakan hanya rasa canggung, entah kenapa rasa ini berbeda dari biasanya " sudah makan?" ungkapnya kepadaku.
aku terdiam dan mengingat kapan aku terakhir makan seingatku hari ini aku sangat sibuk sehingga tak ada waktu untuk makan tak sadar aku terdiam agak lama.. " pabo ( bodoh ) lihatlah betapa menyedihkannya dirimu! bahkan kau sendiri tak mengingat terakhir kali makan!"
aku bergumam di dalam hati " Daebak! peka sekali apakah aku terlihat sangat menyedihkan seperti itu di hadapanmu! dasar syaiton..!" umpatku dalam hati seketika jantungku berdetak cepat ketika Chan menancap gas mobilnya dan mobilnya kini berjalan sangat cepat bahkan beberapa kali ia menerobos rambu lalu lintas dan rasanya aku belum siap bila nyawaku diambil di malam ini, aku berdoa di dalam hati berharap Tuhan melindungiku dan memberiku kesempatan hidup agar aku bisa menikah dimasa depan.
mobilnya terhenti di sebuah restaurant dan ia sengaja mengerem mobilnya secara mendadak dan hampir saja menabrak tiang listrik yang berada di sebelah rumah makan, kini jantungku berdebar seketika tangannya yang lebar reflek menghalangi kepalaku supaya tidak kebentur di depan " gwenchana? ( kau baik baik saja )" tanyanya kepadaku.." ne gwenchana " jawabku sambil membalas tatapan matanya yang begitu dalam...
kini kulihat menu makanan yang berada di restaurant ini, menunya sangat menggoda setelah berfikir sekian lama yang kupilih hanyalah rappoki ( ramen+ teokbboki ) untuk kusantap malam ini, sedari tadi kutatap Chan, ya setelah kupikir pikir sebenarnya ia jauh lebih tampan dilihat secara langsung dibandingkan dari gambar gambar yang beredar di internet, sesekali Chan menatapku dan akupun pura pura melihat sekeliling rumah makan..
" kau sedang menatapku ?, ya aku tahu aku memang tampan aku terbiasa ditatap orang sepertimu, kau mau tanda tanganku?" tanyanya kepadaku " tidak, kau ini sungguh percaya diri sekali.. tak kusangka di dunia ini ada orang sepertimu.." jawabku dan ia hanya membalas dengan senyumnya " cepat habiskan! kita tak bisa terlalu lama disini " ujarnya sambil kembali menyantap ramen yang tadi telah ia pesan.
ia mengantarkanku pulang kali ini laju mobilnya tergolong santai dan tak seperti tadi yang seperti orang yang sedang menggadaikan nyawanya..
sesampainya dirumah entah kenapa hari ini rasanya seperti jackpot, masih tak percaya entah kenapa sedari tadi aku hanya tersenyum layaknya orang yang sudah hilang kewarasannya, dan sepertinya aku akan ke dokter psikolog dalam waktu dekat.
sejak saat itu kita menjadi semakin lebih dekat, ya, walau hanya sebatas teman aku sadar menaruh harapan kepadanya mungkin suatu hal mustahil, suatu hari..
hari ini Chan makan malam di rumah makan tempatku bekerja bersama teman temannya, seperti biasa ia yang melakukan transaksi pembayaran dan ia pun sengaja untuk tidak langsung kembali ke dorm bersama teman temannya...
aku membawakannya segelas kopi hangat karena cuaca hari ini sangat dingin sekali, saat ini kita banyak menghabiskan waktu kita tertawa bersama menanggapi lelucon yang hanya kita buat dan sulit untuk dimengerti namun aku teringat suatu hal dan ingin sekali kutanyakan kepadanya " bolehkah aku bertanya kepadamu?" ia hanya tersenyum dan mengangguk " kenapa kau sangat ingin bertemu dengan wanita gantungan tas itu? jika kalian bertemu apa yang ingin kau lakukan dengannya?"
pertanyaan itu seketika membuat ekspresi wajahnya berubah yang awalnya dia senyum ceria kini berubah menjadi kesedihan layaknya orang yang mengingat kenangan pahit ia perlahan meletakkan minuman hangat yang sedang ia genggam " kau tau apa yang terjadi di musim semi?" tanyanya kepadaku " apa? lalu apa hubungannya dengan pertanyaanku?" ujarku kepadanya " banyak kenangan yang akan bangkit saat musim itu, hal hal kecil yang terlupakan akan kembali teringat pada musim itu, sama halnya dengan wanita itu, ia musim semi bagiku.. ia membangkitkan kenanganku dengan orang yang ku anggap sangat berharga, gengamannya hangat, aku bisa merasakan kasih sayangnya dimasa depan meski hanya merasakan genggamannya bahkan aroma tubuhnya menandakan ia orang yang ceria dan dipenuhi kasih sayang, aku ingin melindunginya, aku tak mau kehilangannya, berjanjilah kepadaku jika kau bertemu dengannya sampaikan pesan ini, terima kasih telah mengembalikan kenanganku.." seketika aku terdiam mendengar jawabannya, aku meneteskan air mataku rasa bersalah menyelimutiku ya aku teringat dimana aku membentaknya ketika ia memastikan apakah aku wanita gantungan tas itu, dan ia pergi meninggalkanku setelah mendengar jawabanku...
aku melihat ia berjalan berjarak beberapa meter dari tempatku tadi, tepat di seberang jalan, aku mengambil ponselku hendak menelpon Chan, Chan berbalik badan dan menatapku sembari mengangkat telponnya, " kau, benar benar sangat ingin dengan wanita itu? disini ia disini dan selama ini kau benar wanita gantungan tas itu adalah aku..." ujarku kepadanya melalui telpon,
aku melihat ia terdiam dari seberang jalan, menahan air mata untuk beberapa saat, kini jalan raya sedang lampu merah, ia berlari begitu cepat menghampiriku lalu sesampainya di sebrang jalan dan tepat di depanku ia memelukku.
pelukannya sangat hangat, sangat sulit kulepaskan, kini perasaanku lega setelah ia mengetahui siapa aku, dan kuharap aku juga bisa melindunginya, dan memberikan kasih sayangku kepadanya meski kita hanya sebagai teman, kuharap mulai saat ini aku lebih banyak menikmati pelukannya dan merasakan kehangatan darinya, karena ku tahu rasanya kehilangan orang yang spesial begitu sakit dan terlihat seperti mimpi yang sangat buruk..