" canduku sederhana, aku tak butuh minuman keras, aku tak butuh narkoba namun yang membuatku ketagihan aku selalu ingin menemuimu , menemuimu dan menemuimu satu kata buat kamu, aku selalu ingin didekatmu"
....
flashback on:
Beberapa hari sebelum Chan bertanya mengenai diriku dari kejauhan dia selalu mengamati tasku, dia merasa tas yang kupakai dan tas wanita yang ia tolong warnanya hampir sama bahkan motif dan bentukkanya sama persis sampai ia merasa bahwa wanita itu adalah aku,bahkan untuk memastikan ia rela selalu datang kerumah makan kami, ia berharap bisa mendekatiku dan setelah dekat ia akan bertanya mengenai wanita gantungan tas itu karena ia merasakan ada yang istimewa dengan wanita itu, ia berusaha menahannya hingga...
seperti biasa Chan makan siang dirumah makan tempatku bekerja, beberapa hari ini Chan merasa janggal karena beberapa hari ini aku tak nampak hingga ia teringat oleh kejadian beberapa hari yang lalu ketika terakhir kali bertemu denganku, ia merasa sepertinya aku menghindarinya, ia ingin bertanya namun berusaha menahannya dan entahlah dia sangat hebat dalam menahan sesuatu tapi..
Chan tak tahan lagi, batas kesabaran dan rasa penasarannya berhenti sampai disini dan ia pun bertanya kepada managerku karena kebetulan teman yang menggantikan ku juga izin berkepentingan, sambil melakukan transaksi pembayaran " cheogiyeo? dimana wanita yang biasa melayaniku, ia tidak masuk hari ini?" ujarnya,
" ada apa tuan? beberapa hari ini dia meminta pindah shift kerja dan tadi dia sepertinya sakit? ada pesan yang perlu saya sampaikan, atau ada hal yang bisa saya bantu?" jawab managerku dia bertanya kepada managerku dimana tempat tinggalku dan meninggalkan nomor ponselnya bila terjadi apa apa denganku agar manager bisa menghubungi Chan dan meminta nomor ponselku.
setelah mengetahui kabarku Chan bergegas ke apotik dan membelikan obat yang kuperlukan, ketika dia hendak pulang dia melihat boneka rubah yang sangat cantik dan ia merasa mata rubah itu seperti wanita gantungan tas pada waktu konser itu, dan ia memutuskan membelinya berharap aku menyukainya, dia membeli 2 buah boneka itu karena ia juga ingin menyimpannya dia memberikan putih untukku dan warna coklat muda dirinya sendiri.
tak lupa ia mampir ke toko bunga dan membeli bunga Bakung berwarna merah yang mempunyai arti permintaan maaf secara tulus karena ia berniat hendak minta maaf kepadaku karena situasi yang telah diperbuat kemarin....
sampailah dia di depan rumahku, ia melihat jendela kamarku dari teras rumahku dan melihatku tertidur tertutup selimut, ia melihatku dari luar jendela, ia tak mau menggangguku dan ia memutuskan untuk mengetuk pintuku lalu meletakkan obat dan boneka rubah putih meja depan rumahku lalu kembali ke dorm dan kembali berlatih.
flashback off.
matahari terang benderang menyapaku dan Cuaca hari ini sangat cerah dan bersahabat, namun suhu badanku tak kunjung turun lalu aku memaksakan diriku untuk sarapan bubur dan ingin mencoba obat yang diberikan oleh manusia misterius kemarin dan aku berharap itu bukanlah racun dan apabila racun kalau misal aku pingsan udah pingsan dirumah dan semoga tidak apa apa, setelah sarapan aku meminum obat yang diberikan manusia misterius kemarin lalu kembali tidur siapa tau setelah ini badanku jadi lebih baik.
aku tidur selama 3 jam, aku melihat jam baru pukul 17.00 KST aku merasakan badanku kembali bugar dan sehat dan obat yang diberikan manusia misterius kemarin benar benar sangat ampuh dan sangat manjur sekali wah dan tentunya aku sangat senang ternyata yang kuminum benar benar obat dan bukan sebuah racun , sepertinya aku harus berterima kasih kepada manusia misterius yang memberiku obat ini..
aku memutuskan kembali bekerja setelah beres beres rumah dan entahlah rasanya hari ini dan suasana hati ini sedang sangat baik badanku bisa dikatakan sangat segar dan sehat hari ini dan terasa lebih ringan dari sebelumnya tentunya aku sudah lupa dengan masalahku dengan Chan, aku tak melamun aku bisa senyum lepas seperti sebelumnya dan aku terkejut melihat Chan datang kerumah makan kami pada jam tak biasanya dan tumben dia sendirian aku menyapa seperti biasa dan tersenyum seakan akan menandakan diriku sedang tak ada beban.
dia menghampiriku, dia merasa seperti baik baik saja hari ini dan mood nya juga sedang bagus dari sebelumnya, sepertinya dia juga melupakan kejadian kemarin dia memesan makanan seperti biasanya dan dia makan dengan sangat lahap, betapa menyenangkannya apabila aku bisa berteman dengan dia, dan lebih indah lagi apabila dia adalah masa depanku ditambah dia ternyata lebih baik dari apa yang aku pikirkan.
tak terasa makanannya habis, aku melakukan transaksi pembayarannya dan dia bertindak seolah tak ada apa apa, aku tak tahan sedari tadi aku menahan kata kata ini..
" jessuhamnida Chan shi, maaf bila aku terlalu kasar sama kamu, aku saat itu sedang ada masalah dan mood ku sedang jelek sekali harap maklum ya, hehehe apakah kau masih marah denganku?" ya aku mengeluarkan kata kata yang dari tadi aku tahan, yang dibalas dengan senyuman hangat dan jabat tangan " maafkan aku juga terlalu mengusik privasimu karena rasa penasaranku, kali ini aku akan menghargai semua privasimu tapi, bisakah kita berteman?" kata kata itu yang dikeluarkan dari bibirnya membuatku tak tahan menahan senang dan senyum didalam hati aku membalas jabat tangannya dengan sangat senang hati sambil mengangguk anggukan kepalaku.
aku merasakan tangannya yang begitu halus dan merasakan sebuah ketulusan hatinya " bisakah kita berbicara santai mulai saat ini? anyway, kita sering ketemu tapi aku belum mengenal siapa namamu boleh tau namamu? " seketika aku terbangun dari lamunanku mendengar kata kata itu dari bibir manisnya, aku tak bisa berkata kata dan hanya bisa tersenyum dan senang sekarang temanku bertambah..
kita saling menatap mata satu sama lain, melihat sinar dari mata kita masing masing "Mona, senang berkenalan denganmu Chan kuharap kita bisa berteman lebih baik kedepannya " aku memperkenalkan namaku dan aku tersenyum kepadanya , sebuah kebahagiaan tak ternilai mengingat hari ini aku bisa mengenal lebih dekat dengan Chan ya, idolaku, aku tak berharap lebih, mengenalnya lebih dalam bisa melihatnya dari kedekatan saja membuatku bersyukur, ditambah aku bisa setiap hari bertemu dengannya di rumah makan tempatku bekerja,
hari ini rasa senangku tak dapat dinilai dan tak tak dapat didefinisikan, aku ingin malam ini cepat berganti dengan esok hari dan rasa hati ini untuk selalu menemuinya semakin candu layaknya kecanduan minuman keras, oh bisa dikatakan seperti narkoba namun yang menjadi narkobanya bukan obat melainkan adalah orang.