" di dunia ini, tak ada namanya rahasia yang abadi, sekecil apapun rahasia akan terbongkar bila sudah waktunya, bersiap siaplah karena semua kebohongan bisa dilihat dari mata.."
......
"melelahkan memang menjaga seribu rahasia dan terbongkar dalam waktu satu malam."
......
entah semenjak hari itu pikiranku tak karuan, entah kenapa hatiku berdebar, pikiranku kemana mana takut suatu hari Chan mencari tahu siapa pemilik gantungan tas itu, entah kenapa ini mulai dari mana dan kenapa aku suka sekali memperumit hidup dari dulu hingga aku merasa seperti gulungan bola yang sedang kusut dan entah kenapa sekali saja aku selalu gagal menjadi pribadi yang bodo amat dari dalam hati.
dari luar aku memang selalu tersenyum berusaha memaafkan tapi entah kenapa dalam hati aku terkadang menyesal kelakuan ku yang baru saja aku lakukan bahkan aku lebih memikirkan orang lain dan tak punya waktu untuk diriku sendiri dan hari ini aku benar benar lelah aku ingin sekali tidur dan melepaskan pikiranku sejenak.
keesokan harinya...
seperti biasa Chan makan siang di rumah makan kami, entah kenapa hari ini dia menatap mataku dengan intens lebih intens dari biasanya dan menakutkan seakan akan seperti singa bersiap akan menerkam mangsanya dengan ganas...
setelah Chan melakukan pembayaran dia tiba tiba ingin mengajakku berbicara secara empat mata.
hatiku berdebar takut apa yang kupikirkan selama ini terjadi entah lah rasanya seakan akan aku akan menangis hawa saat ini yang awalnya dingin menjadi sangat panas dan sangat sesak...
dia duduk didepanku dan menatapku dengan tatapan tajam seakan siap marah dan siap mengeluarkan api.
"Waeyo Chanssi? ( kenapa tuan Chan?) pandanganmu menakutkan saat ini? apa kau hendak menerkam ku, sungguh seram sekali kau hehehe.." aku berusaha mencairkan suasana agar pembicaraan kita tak dingin membeku layaknya es.
"kenapa kamu berbohong? benar, kau ternyata orang yang datang kekonser dan hampir terjatuh saat itu" ujar Chan, badanku saat ini membeku tak bisa berkata apa apa rasanya ingin kabur tapi entah kenapa tapi badan rasanya tertahan dan...
aku tak mampu menahan kata kata ku... aku lepas kendali..
" kenapa kau sangat penasaran sekali wanita itu? seberapa berharganya wanita itu? apa ada kaitannya denganku? kenapa kau melibatkan ku, mianhe ini mungkin terlalu kasar tapi entah kenapa aku saat ini kesal dengan mu, aku tak bisa memahami mu, aku ingin jangan ada pertemuan lagi diantara kita, biarkan aku hidup dengan tenang disini jangan mencariku, jangan memperdulikan ku lagi, aku pamit dan selamat tinggal...."
ya aku mengeluarkan kata kata itu lalu pergi meninggalkan Chan begitu saja, aku menangis dalam hati sambil berjalan namun lama lama dadaku menjadi sesak hingga...
aku pergi kesebuah lapangan bermain yang kebetulan lagi sepi, aku menangis sekeras kerasnya, aku tak mengerti perasaan ini rasanya aku ingin pergi, kenapa susah sekali menginginkan hidup yang tenang...
aku kembali menangis sekencang kencangnya, entah kenapa menahan rasa sakit sendirian tanpa membicarakan dengan siapapun rasanya berat sekali entah kenapa rahasia selalu tak bisa bertahan dengan lama aku menangis sangat lama hingga memastikan semua beban hilang dan menjadi lega kembali..
keesokan harinya aku minta kepada manager pemilik toko untuk mengganti jadwal kerjaku bersama karyawan yang lain entah kenapa rasanya aku tak ingin menemuinya lagi.
hari ini aku benar benar mengganti jadwal sift kerjaku, memang rasanya sepi tak seperti biasanya, awalnya aku bisa melepaskan pikiranku dari kejadian kemarin lama lama kambuh berfikir lagi entah siapa aku sebenernya dan kenapa berani beraninya membentak idol dan bersikap seperti kemarin, rasanya aku disini yang paling bersalah dan entahlah mungkin aku butuh waktu untuk minta maaf atas perbuatanku kemarin...
hingga akhirnya beberapa hari ini aku gagal fokus dan entah melamun menjadi hobiku saat ini, dan aku merasa badanku tak beres dan tak terasa..
badanku panas bak air yang sedang mendidih, kepalaku pusing sekali hingga rasanya sampai kehidung dan tak terasa darah menetes dari hidungku, hingga managerku menyuruhku beristirahat selama beberapa hari untuk merawat diriku dan memberi pesan untuk lebih sayang dengan kesehatan yang dikaruniai oleh Tuhan dan berharap tidak menyia nyiakannya...
aku bergegas pulang kerumah, tidur dan meminum obat yang telah kubeli diapotek dan berharap besok segera sembuh dan aku tak ingin berdiam diri terlalu lama...
tengah malam tiba tiba terdengar bunyi bel rumahku, ah.. sungguh sangat malas sekali untuk membukanya dan sangat menyebalkan tamu datang di tengah malam rasanya takut mengingat aku adalah perempuan dan wajar bila takut ada tamu dimalam hari dan melakukan hal yang enggak enggak...
aku berdoa dan membuka pintuku berharap yang datang adalah benar benar manusia dan hendak bermaksud baik, aku membuka pintu sambil memejamkan mataku dan membukanya perlahan , ternyata di depan pintu tak ada orang, aku hendak menutup pintu tapi pandanganku terhenti...
aku melihat obat, minuman, yang sangat lengkap di meja teras depan rumahku bahkan ada boneka rubah putih yang sangat cantik seakan orang ini memahami aku sangat suka boneka rubah putih ditambah juga dengan bunga Bakung berwarna merah yang melambangkan permintaan maaf yang sangat tulus , entah kenapa seakan akan ada orang yang tau keadaanku saat ini sedang sakit dan mengerti sekali apa yang sangat aku sukai.
aku menyimpan obat itu, aku melihat ada catatan kertas " anyeong, istirahatlah dan lupakan bebanmu hari ini, aku mengerti apa yang kamu rasakan , aku memberimu waktu jangan banyak berfikir"
wah.. rasanya tambah panas hari ini, mataku pedih pikiranku tertuju pada satu orang sambil meneteskan air mata, pikiranku tertuju kepada siapa lagi kalau bukan Chan, aku mencoba memastikan.
aku menelpon managerku " chogiyeo sajjangnim, apakah sajjangnim mengirimkan obat padaku malam ini? rasanya malam ini ada yang mengirimkan aku obat ( sajjangnim = boss/ pemilik usaha/ pekerjaan/ manager perusahaan ) " wae? ada yang aneh ? tadi ada pria yang tinggi dan sepertinya familiar mengunjungi rumah makan kita dan memberiku nomor telponnya untuk memberi informasi keadaanmu lalu aku memberitahunya kamu hari ini tak masuk karena sedang sakit entah siapa pria itu aku tak bisa mengingatnya dengan jelas, tau kan umurku sekarang sudah semakin tua." ujar managerku
" ah... arraseo, kansahamnida sajjangnim ( oh baiklah terima kasih )" ujarku, "joha,hajiman geu saram ara?( iya, tapi kamu kenal orang itu?) " manajer kembali bertanya kepadaku,
" aniyo gwaenchanhseubnida ( tidak terima kasih )" jawabku agar aku bisa segera menutup telpon dan segera menyegarkan pikiranku lagi, melepaskan beban pikiranku dan berharap hari segera berganti dan hidup normal seperti hari hari sebelumnya..