Chereads / Kisah Selir Pemalas Dan Pangeran Berwajah Dingin / Chapter 28 - Pangeran Tidak Datang

Chapter 28 - Pangeran Tidak Datang

Bao Qin membawa selimut dan menyampirkannya dengan hati-hati agar Xiao Xixi tidak masuk angin.

Selir Chen tersenyum lembut dan berkata, "Namamu Bao Qin, kan? Berapa umurmu tahun ini?"

Dia ingin memulai dari orang dekat Selir Xiao untuk mencari tahu detail hubungan Selir Xiao dengan pangeran.

Tetapi Bao Qin merendahkan suara dan mengingatkannya, "Nona kami sudah tidur, tolong usahakan agar Anda tidak membuat suara supaya tidak mengganggu istirahat nona."

Selir Chen menelan kembali semua perkataan yang ingin dikatakannya.

Itu nyaris membuatnya tersedak sampai luka dalam.

Pelayan murahan ini sama seperti majikannya, semuanya sangat menyebalkan!

Waktu pun berlalu sedetik demi sedetik.

Xiao Xixi tidur sangat nyenyak.

Selir Chen sengsara. Tanpa mendapat izin dari tuan rumah, dia pun tidak bisa bangkit dan bergerak ke mana-mana. Dia hanya bisa terus bertahan dalam posisi duduk berlutut. Lama-kelamaan, betisnya pun sakit dan pegal, sangat tidak nyaman.

Dia tidak tahan dan menyesuaikan posisi duduknya.

Tapi itu juga tidak jauh lebih baik.

Sakit pada kedua kakinya semakin lama semakin parah, sampai pada akhirnya dia merasa kedua kakinya hampir mati rasa.

Kalau saat itu ada orang yang melihatnya, pasti akan langsung terlihat betapa aneh raut wajahnya.

Sayang sekali.

Di dalam ruangan itu selain dia hanya ada Xiao Xixi dan Bao Qin.

Xiao Xixi sedang tertidur pulas tanpa mengetahui apa-apa.

Tetapi Bao Qin melihat bahwa raut wajah Selir Chen sangat buruk. Namun kalau Selir Chen tidak berbicara, maka dia juga anggap saja tidak melihatnya.

Tidak ada orang yang memperhatikannya, Selir Chen pun hanya bisa menahan sakit tanpa bersuara.

Dia bertahan sambil menunggu.

Dia terus menunggu dan menunggu, menunggu sampai langit di luar jendela sudah gelap, tetapi pangeran tetap belum muncul.

Selir Chen lelah, lapar, serta kesakitan.

Dia benar-benar tidak tahan lagi, maka dia pun bertanya dengan gemetar.

"Sekarang sudah pukul berapa?"

Bao Qin melirik jam air di dalam pot tembaga yang berada di luar aula lalu berkata dengan suara pelan, "Sudah lebih lima belas menit dari pukul sembilan malam."

Selir Chen memandang Xiao Xixi. Melihatnya yang masih tidur pulas, dia sangat ingin menerjang maju dan mencekik lehernya lalu bertanya mengapa dia masih bisa tidur? Sudah begini malam tapi pangeran masih belum muncul, apakah wanita ini tidak cemas sedikit pun?!

Selir Chen memaksakan diri untuk tersenyum, "Sup ayam kalian sudah dimasak begitu lama, apa masih bisa dimakan?"

Bao Qin berkata, "Anda tidak perlu khawatir. Ada orang yang mengawasi di dapur. Mereka tahu harus bagaimana."

Selir Chen pun hanya bisa menutup mulutnya.

Dia menunggu lagi selama dua jam.

Sudah tengah malam, pangeran masih belum muncul.

Akhirnya Selir Chen tidak tahan lagi dan berseru.

"Selir Xiao!"

Saat ini dia sudah sangat marah dan menganggap bahwa Selir Xiao telah membohonginya. Bahkan dia tidak memanggilnya kakak lagi dan langsung memanggilnya Selir Xiao.

Xiao Xixi pun terbangun. Dia duduk dan mengusap-usap matanya yang mengantuk, "Ada apa?"

Selir Chen menggertakkan giginya dengan penuh kebencian, "Bukankah kamu berkata kalau hari ini Yang Mulia Pangeran akan datang ke Aula Qingge? Mengapa sampai sekarang dia belum muncul? Apa kamu sengaja membohongiku?"

Saat itu Xiao Xixi masih belum terjaga sepenuhnya, dia pun kebingungan.

"Uh, apakah pangeran belum datang?"

Bao Qin berkata, "Bagaimana kalau menyuruh orang menanyakan mengapa pangeran belum datang?"

Xiao Xixi menguap, "Tidak usah, mungkin dia sedang sibuk. Kita tunggu lagi saja."

"Tapi ini sudah tengah malam, masih mau menunggu?"

"Tunggu saja." Xiao Xixi berbicara sambil berbaring lagi, bermaksud untuk melanjutkan tidurnya.

Bao Qin membantu memakaikan selimut untuknya dengan hati-hati.

Selir Chen hampir mengamuk.

Kedua kakinya sudah hampir patah karena terus berlutut, tapi bahkan bayangan pangeran saja tidak dilihatnya.

Selir Xiao ini memang sengaja mempermainkannya!

Sungguh menyebalkan!

Selir Chen berteriak dengan marah.

"Selir Xiao!"