Chapter 31 - Misi

Xiao Xixi tersenyum, "Terima kasih banyak, Yang Mulia."

Dia mengisi penuh semangkuk sup ayam lalu meletakkannya di depan Luo Qinghan.

Luo Qinghan tidak suka makan daging ayam, indra perasanya terhadap sup ayam biasa-biasa saja. Tapi entah bagaimana malam ini dia merasa sup ayam ini rasanya sangat enak. Setelah makan tiga mangkuk berturut-turut barulah dia berhenti.

Sup ayam hangat yang dimakannya membuat perutnya terasa hangat dan nyaman, bahkan suasana hatinya pun menjadi lebih rileks.

Xiao Xixi bertanya dengan gelisah, "Apakah Yang Mulia masih mau makan sup?"

Luo Qinghan, "Tidak, sudah kenyang."

Xiao Xixi pun bertanya dengan penuh harap, "Kalau begitu apakah sup ayam yang tersisa boleh untukku?"

Bao Qin sangat ingin menerjang maju dan menutup mulutnya.

Dia bukan saja makan empat mangkuk nasi, tapi bahkan sup ayam sisa pangeran juga tidak dibiarkannya!

Apakah dia sudah tidak menginginkan mukanya demi makan?!

Luo Qinghan menatap Xiao Xixi cukup lama, setelah itu barulah dia menjawab dengan penuh arti.

"Tidak boleh."

Xiao Xixi tidak mau menyerah. Pagi ini dia makan bubur hambar dan sedikit lauk, siangnya juga bubur hambar dan sedikit lauk. Malam hari akhirnya dia bisa makan nasi, tetapi lauknya tetap saja sayuran yang sangat hambar.

Mulutnya hampir tidak ada rasanya.

Dia sangat ingin makan daging.

Dia pun bertanya dengan memelas, "Mengapa?"

Luo Qinghan berkata, "Sup ayam terlalu berminyak, kamu masih dalam pemulihan, harus menghindari makanan tertentu."

Xiao Xixi menggerutu pelan, "Menurutku sup ayam ini sepertinya tidak terlalu berminyak tapi cukup hambar."

Luo Qinghan tidak berbicara lagi dan langsung menyuruh orang untuk meminggirkan sup ayamnya.

Xiao Xixi tidak bisa makan daging, maka dia hanya bisa menyapu bersih semua sisa makanan di atas meja dengan diam-diam.

Piring-piringnya terlihat seperti sudah dijilat sampai bersih. Bao Qin sudah tidak berdaya. Bahkan dengan putus asa dia berpikir, yang dilakukan nona ini juga bisa dianggap sebagai penghematan makanan. Pangeran mestinya tidak akan memandang rendah karena nona makan terlalu banyak, kan?

Setelah cukup makan dan minum, waktunya beristirahat.

Namun Luo Qinghan tidak bermaksud untuk pergi.

Bukan hanya tidak pergi, dia juga menyuruh orang untuk menyeduh teh. Sikapnya menunjukkan kalau dia akan duduk lama.

Xiao Xixi mengamati penampilannya dengan teliti lalu bertanya dengan hati-hati, "Apakah Yang Mulia sedang mempunyai masalah?"

Luo Qinghan mengiyakan dengan suara pelan.

Xiao Xixi berkata, "Kalau Yang Mulia mempercayaiku, Anda boleh mengungkapkan kegelisahan hati Anda. Mungkin aku bisa membantu Anda."

Luo Qinghan menatapnya lekat-lekat, setelah cukup lama barulah dia berkata, "Mengapa kamu mau membantuku? Awalnya kamu memberiku jimat, lalu menggantikan aku minum anggur beracun, bahkan menyatakan kalau kamu akan melindungiku. Kebaikanmu kepadaku terlalu tidak dapat dipahami."

Xiao Xixi ingin membuka mulutnya, tetapi pangeran menyelanya.

Dia berkata, "Jangan membohongiku dengan menggunakan kata-kata indah, aku ingin mendengar yang sebenarnya."

Dia tidak percaya di dunia ini ada orang yang baik kepadanya tanpa alasan.

Apalagi kemampuan akting Xiao Xixi tidak bagus. Dengan menambah sedikit perhatian, maka dapat terlihat kalau dia sebenarnya memiliki maksud lain.

Xiao Xixi pun menelan kembali kata-kata indah yang sudah sampai di mulutnya lalu berkata dengan malu, "Sejujurnya, waktu meninggalkan perguruan, aku menerima sebuah misi."

Luo Qinghan mendengarkan dengan tenang tanpa menyela.

Xiao Xixi berkata, "Misiku adalah mencari satu orang yang ditakdirkan, lalu membantunya untuk naik tahta dan menjadi kaisar."

"Orang ditakdirkan yang kamu pilih adalah aku?"

Xiao Xixi mengangguk, "Ya."

Di tengah lautan manusia, orang yang bisa dipilih sungguh terlalu banyak.

Sebagai seorang pemalas dengan prinsip semakin sedikit yang dikerjakan semakin bagus, dia tidak ingin repot-repot memilih satu per satu. Jadi dia langsung saja memilih orang yang paling dekat dengan tahta kaisar. Maka Pangeran Luo Qinghan pun tentu saja menjadi pilihan pertamanya.