Chapter 33 - Selir Ning

Setelah Luo Qinghan meninggalkan Aula Qingge, dia segera memanggil Zhao Xian.

Berdasarkan petunjuk dari Xiao Xixi, mereka menemukan sebuah sumur sekitar seratus kaki ke arah barat daya.

Di dalam sumur disembunyikan mayat wanita, dilihat dari pakaiannya seharusnya itu adalah Tan Hua si dayang yang hilang.

Lokasi sumur ini sangat terpencil dan sudah terlantar selama bertahun-tahun. Biasanya tidak ada orang yang akan datang ke sana, dan lagi mulut sumur itu disumbat oleh sebuah lempengan batu yang berat. Kondisi di dalam sumur tidak akan bisa dilihat tanpa memindahkan lempengan batu itu.

Kalau bukan karena bantuan penglihatan dari Xiao Xixi, mungkin selamanya mereka tidak akan pernah mengira kalau Tan Hua berada di sini.

Mayatnya sudah terendam di dalam sumur sampai sangat bengkak, wajahnya sudah tidak bisa dikenali lagi.

Para penjaga Yulin memeriksa mayat itu dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dari tubuhnya ditemukan sebuah saputangan sutra, di sudut kanan bawahnya tersulam nama Tan Hua. Itu cukup untuk menunjukkan bahwa orang itu adalah Tan Hua.

Selain saputangan sutra, dari leher mayat itu mereka juga menemukan sebuah liontin giok bundar.

Zhao Xian membungkus liontin giok itu dengan saputangan tipis lalu memegangnya di depan pangeran.

"Yang Mulia, liontin giok ini kelihatannya seperti benda dari istana."

Luo Qinghan melirik liontin giok itu, "Pergi ke Shaofu untuk mencari tahu liontin giok ini benda milik istana mana."

"Baik."

Shaofu adalah bagian yang bertanggung jawab atas keuangan dan persedian perlengkapan sehari-hari di kerajaan. Selama barang itu adalah benda milik istana, Shaofu akan mempunyai catatannya.

Zhao Xian membawa liontin giok itu ke Shaofu. Dia membangunkan penanggung jawab Shaofu dan menanyakan asal-usul liontin giok itu.

Penanggung jawab Shaofu menyeka kotoran di matanya lalu mengamati liontin giok dengan menghadap cahaya. Setelah melihatnya cukup lama barulah dia berbicara.

"Ini sepertinya benda dari Istana Changle."

Zhao Xian memicingkan matanya, "Kamu yakin?"

Penanggung jawab Shaofu segera berkata, "Ini memang benda dari Istana Changle, tapi tahun lalu ibu suri memberikannya kepada Selir Ning."

Setelah itu dia bahkan secara khusus mengambil dokumen terkait yang merujuk ke salah satu catatan pernyataan.

"Lihat, di sini tertulis dengan jelas, ibu suri memberikan kepada Selir Ning sepasang gelang giok merah, seuntai manik-manik batu akik, sebuah liontin giok bundar…"

Zhao Xian langsung mengambil dokumen itu, lalu dia kembali ke Istana Timur dan melaporkan hal ini kepada pangeran.

Di wajah Luo Qinghan tidak terlihat perubahan ekspresi apa pun, dia berkata datar, "Menyelidiki sampai di sini sudah cukup. Kamu telah bekerja keras sepanjang malam. Kembalilah dan tidur."

"Ini semua adalah bagian dari tugasku, aku tidak berani mengatakannya sebagai kerja keras. Aku pamit, Yang Mulia juga beristirahatlah lebih awal."

Setelah Zhao Xian pergi, Luo Qinghan menatap liontin giok bundar itu lagi sejenak, setelah itu barulah dia tidur.

Keesokan harinya ketika langit baru saja terang, Luo Qinghan pergi ke Aula Jiaofang.

Permaisuri Qin bangun lebih pagi daripada dia.

Saat itu dia sudah selesai sarapan dan sedang berjalan-jalan di taman.

Luo Qinghan memberi salam hormat, "Salam kepada permaisuri."

Permaisuri Qin bertanya, "Kudengar kamu tengah malam kemarin membawa pasukan Yulin pergi ke sana kemari di istana? Apakah kamu telah menemukan sesuatu?"

"Ibunda permaisuri bijaksana. Aku telah menemukan orang yang menaruh racun. Dia adalah seorang dayang yang bernama Tan Hua. Semalam penjaga Yulin menemukan mayat Tan Hua di dalam sumur. Setelah diperiksa, ditemukan bahwa dia dibuang ke dalam sumur hingga tewas tenggelam setelah dipukul sampai pingsan. Dari tubuhnya penjaga Yulin menemukan sebuah liontin giok bundar."

Luo Qinghan membuka bungkusan saputangan dan menunjukkan liontin giok bundar yang disimpan di dalamnya.

Permaisuri Qin hanya melihatnya sekilas tanpa berniat untuk menyentuhnya.

Dia bertanya datar, "Benda ini milik siapa?"

"Milik Selir Ning."

Permaisuri Qin mengangkat alisnya, "Ternyata Selir Ning."

Selir Ning adalah ibu kandung dari pangeran keempat, Luo Xinran.

Katanya dulu ketika Selir Ning baru memasuki istana, dia sangat disayang karena tariannya yang menyentuh.

Tidak lama kemudian dia cukup beruntung dan hamil, dia pun tidak bisa menemani tidur. Perhatian kaisar pun teralih kepada wanita lainnya. Kemudian banyak pendatang baru yang memasuki istana, perhatian kepada Selir Ning pun perlahan-lahan memudar.

Tapi walaupun tanpa perhatian dari kaisar, dia masih mempunyai pangeran keempat. Dia sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan selir-selir biasa.