"Cepat jalankan kaki mu! Berhenti menjadi orang yang selalu membuang-buang waktu!"
"Kau mengganggu waktu libur ku!"
Rey melempat tatapan datar ke arah pria yang kini tengah berjalan mendekat ke arahnya dengan kedua mata yang masih setengah terpejam.
"Memang kita akan kemana sepagi ini!?" Tanya Mark kesal saat ia berhasil berdiri di depan Rey.
"Apa kau buta angka!? Ini sudah jam satu siang!" Sahut Rey kesal.
"Aku tak sempat melihat jam tadi" Bela Mark. "Kau belum menjawab pertanyaan ku, kita akan kemana?" Tanya Mark lagi.
"Makan siang" Sahut Rey singkat,lalu pria itu memutar tubuhnya melangkah ke arah pintu apartment Mark.
"Biasanya kau makan siang dengan Senna, kemana kekasih gelap mu itu?" Tanya Mark sambil menyusul langkah Rey .
"Dia makan siang dengan suami dan anaknya"
Mark menutup pintu apartmentnya,lalu tertawa mengejek saat mendengar sahutan Rey. "Apa daya seorang selingkuhan" Tawa Mark semakin keras.
"Diam!" Rey menatap tajam Mark yang berjalan di sebelahnya.
Mark berhenti tertawa,lalu melempar senyum mengejek ke arah sahabatnya. "Baiklah aku akan diam"
*****
Kini Rey dan Mark baru saja memasuki salah satu restoran Jepang yang berada di pusat kota. Saat kedua pria itu masuk,semua mata pengunjung tertuju ke arah mereka.
"Aku tau aku tampan! Tapi apa mereka tidak bisa mengontrol tatapan mereka yang menyeramkan itu?"Gumam Mark saat menyadari para pengunjung memandanginya secara terang-terangan.
"Tutup mulutmu,jangan banyak bicara"
Mark mendengus. "Ini mulut ku! Kenapa kau yang mengatur" Kesalnya.
Rey tak menanggapi ucapan sahabatnya, kini pria itu mengambil duduk di pojok restoran.
Mark ikut duduk di kursi yang berhadapan dengan kursi yang Rey duduki. "Sekarang Aku tau kenapa kau mengajak ku makan di tempat ini" Ucap Mark saat matanya mengikuti arah pandangan Rey.
Rey hanya diam tanpa berniat membalas kalimat sahabatnya,pandangan pria itu kini fokus ke arah meja yang berada di tengah restoran.
Mark mendengus muak,tanpa mau repot-repot melihat tingkah Rey, kini pria itu melambaikan tangannya ke arah pelayan wanita yang berada tak jauh dari mejanya.
"Bisa saya bantu?" Ucap pelayan wanita itu ramah,berdiri di depan meja yang Rey dan Mark tempati.
Mark terpaku melihat kecantikan pelayan di depannya. Namun ia segera tersadar saat pelayan itu berdehem cukup keras.
"Emm.. aku mau curry rice,karaage dan ice lemon tea" Ucap Mark.
Pelayan itu mengangguk mengerti, lalu tangannya bergerak mencatat pesanan Mark. "Ada lagi?" Tanya pelayan itu.
Mark menoleh ke arah Rey yang masih fokus menatap keluarga kecil bahagia yang menempati meja di tengah restoran. Mark mendengus kesal. "Rey! Cepat pesan apa yang kau inginkan!" Mark memukul pelan meja di depannya.
Rey berdecak kesal karena merasa terganggu "Air mineral" Ucap Rey tanpa menoleh ke arah pelayan.
"Hanya itu? " Tanya Mark lagi.
"Hmm" Hanya balasan itu yang keluar dari bibir tipis Rey.
"Pria ini bener-benar!" Geram Mark kesal. "Aku akan memesankan mu udon"
Rey berdecak kesal. "Aku tidak suka makanan itu"
Pelayan yang sejak tadi masih berdiri di tempatnya, menatap malas ke arah dua pria yang kini tengah berdebat di depannya . "Ada lagi?" Ucap pelayan itu sedikit kesal.
"Pergilah" Rey melirik kesal ke arah pelayan yang berdiri di sampingnya.
Pelayan itu mendengus,lalu berbalik tanpa mengatakan apapun.
"Kenapa kau tidak memesan makanan?" Tanya Mark.
"Bukannya kau tau aku tidak suka dengan makanan Jepang"
Mark mendengus untuk kesekian kalinya. " Jadi tujuanmu membawa ku kesini bukan sepenuhnya untuk makan siangkan? Tapi untuk mengikuti keluarga kecil kakakmu,benar begitu!?"
"Aku mengikuti Senna! Bukan kakak ku!"
"Tapi Senna istri kakakmu! Lihat bahkan mereka duduk bersebelahan sambil menyuapi anak mereka" Ucap Mark
"Tujuan ku hanya Senna! Aku hanya ingin tau apa yang wanita ku lakukan"
"Wanitamu!? Wanitamu kau bilang!? Sibrengsek ini benar-benar sudah gila" Mark menatap tak percaya ke arah Rey. "Dia istri kakakmu,Rey!" Maki Mark.
"Aku tau" Rey mengangguk pelan. "Tapi kami saling mencintai" Lanjutnya.
Mark mengelus dadanya pelan, mencoba meredam emosi dan rasa kesalnya yang ingin meledak karena pria gila didepannya itu."Berapa kali harus aku ingatkan padamu, akhiri ini semuanya! Para media telah mencurigai hubungan kalian" bicara Mark kini mencoba berbicara dengan nada yang lebih tenang.
"Tidak masalah, aku bisa membereskan itu" Sahut Rey enteng.
"Tapi berita itu bisa mempengaruhi perusahaan,bodoh! Tahun ini perusahaanmu dan terutamanya gabungan perusahaan kita sedang dalam proses pengembangan, aku tidak mau rencana kita hancur karena skandal mu!" Kesal Mark. "Apa kau tidak takut semua keluargamu curiga? Terutama kakakmu?" Heran Mark.
Rey menghela nafas pelan. "Semua keluarga ku tau bahwa aku sejak dulu hingga sekarang bersahabat baik dengan Senna. Mereka pasti berpikir berita ini hanya untuk menjatuhkan ku, dan aku yakin Ayah dan Kaka ku akan membantu menghapus berita itu"
"Terserah kau! Kepala ku pusing memikirkan hubungan gilamu itu!" Mark mengibas-ngibaskan tangannya di udara.
"Permisi" Ucap pelayan tadi,kini pelayan itu membawa nampan berisi pesanan Rey dan Mark.
Saat pelayan itu tengah meletakan pesanan di atas meja, salah satu pengunjung tanpa sengaja menabrak bahunya sehingga membuat gelas yang berisi lemon tea di tangannya tumpah ke arah Rey.
"Kau bisa bekerja atau tidak!?" Bentak Rey sambil melempar tatapan tajam pada pelayan di depannya.
Pelayan itu bukannya takut, tapi malah membalas tatapan Rey. "Maaf tuan, apa anda tidak melihat ada pengunjung yang menabrak saya? Saya tidak sengaja menjatuhkan itu" Ucap pelayan tenang.
"Pelayan kurang ajar" Geram Rey .
Pelayan itu mendengus. "Hey! Aku sudah katakan aku tidak sengaja,apa kau tuli!?"
Mark yang melihat berdebatan di depannya mulai panik. "Ahh...maafkan temanku, dia memang memiliki sedikit gangguan" Ucap Mark , pria itu mencoba melerai keduanya.
"Aku juga berfikir seperti itu, temanmu ini memiliki gangguan! Aku sudah berbicara baik dan sopan tapi pria ini malah mengataiku kurang ajar" Pelayan itu menatap tajam ke arah Rey tanpa rasa takut.
Rey membalas tatapan gadis itu tak kalah tajam. "Aku akan membuat kau di pecat dari sini detik ini juga!"
"Aku tidak takut! Memangnya kau siapa berani-beraninya mengancam ku?" Sahut pelayan itu.
Mark semakin panik saat menyadari seluruh mata pengunjung tertuju ke arah mereka,saat Mark ingin bangkit dari duduknya ia melihat pria dengan setelan jas hitam menghampiri meja yang ia dan Rey tempati.
"Ada apa ini?" Tanya pria itu.
"Pria ini sombong sekali! Aku tak sengaja menjatuhkan minuman ke jasnya,tap~~"
Pria itu sedikit terkejut saat pandangannya bertemu dengan pandangan Rey. "Apa kau sudah minta maaf?" Manajer restoran itu dengan cepat memotong kalimat pegawainya.
"Aku kan tidak salah" Sahut sang pelayan wanita.
Pria itu mengela nafas, lalu beralih ke arah Rey yang sejak tadi telah memasang wajah menyeramkan.
"Maaf tuan, maaf atas prilaku da~~" .
"Pecat dia sekarang juga atau kau berheti dari pekerjaanmu" Rey menyela kalimat pria yang sejak tadi menundukan kepala dihadapannya.
"Dasar pria sombong! Kenapa kau malah mengancam bos ku!" Kesal pelayan itu.
"Diamlah,Bella!" Pria itu menarik Pelayan yang bernama Bella itu ke belakang tubuhnya.
"Nanti saya akan urus,Tuan. Sekali lagi maaf" Manajer retorang itu membungkukan tubuhnya di depan Rey.
"Pecat dia sekarang juga! Pecat gadis kurang ajar ini di depan ku"
Mark yang melihat drama didepannya itu hanya mampu menghela nafas kasar, sulit mengendalikan Rey jika sifat kejamnya kambuh. Mark masih diam di posisi duduknya, menatap kasian ke arah gadis yang berada di belakang tubuh manajer restoran.Bahakan kini semua pengunjung menoleh ke arah meja yang Rey dan Mark tempati.
"Bella,aku memecatmu ! Bereskan semua barang-barangmu" Ucap sang manajer mengikuti perintah Rey.
Gadis yang bernama Bella itu melotot kaget. "Apa!? Tuan benar-benar memecatku? Aku bersumpah aku tidak sengaja tadi"
"Sudahlah, cepat kembali kebelakang" Sang manajer mendorong pelan bahu Bella untuk menjauh.
Wajah Bella memerah menahan kesal,lalu gadis itu menoleh ke arah Rey. "Semua gara-gara kau pria sombong! Aku bersumpah akan membalasmu!
Rey menatap remeh gadis mungil didepannya. "Apa dia pekerja baru?" Tanya Rey pada manajer restorannya.
"Iya tuan, dia baru bekerja dua minggu disini"
Bella terdiam beberapa detik setelah mendengar percakapan Rey dan manajer restoran. "Apa sekarang kau tau siapa aku?" Tanya Rey dengan senyum miring di akhir kalimatnya."Sekarang bersekan barang-barangmu dan pergi dari restoranku"