"Padahal aku hanya ingin beristirahat semalam saja disana karena sudah terlalu lelah untuk pulang, lagipula ada yang mentraktirku makan gratis sepuasnya," ucap sosok yang dimaksud Billy sewaktu di bar.
Sosok tersebut tidak lain adalah sang hantu, yang pada kejadian perampokan bersenjata api kemarin di sebuah toko perhiasan ikut andil untuk membantu pasukan MOP, namun tidak sampai ke tahap pengejaran karena digagalkan oleh beberapa anggota mafia yang ikut terlibat membantu kawanan para perampok tersebut.
"Tapi, aku sungguh beruntung mendapatkan informasi tersebut, lain kali aku akan sering-sering datang kesana, siapa tahu ada yang mau mentraktirku makan sepuasnya lagi ... hahahahaha," ucap sang hantu.
Dikarenakan rasa senang yang begitu kuat, sampai-sampai sang hantu tidak menyadari bahwa AD yang ia miliki berkedip-kedip menandakan bahwa ada yang menghubungi namun tidak direspon sama sekali oleh sang hantu.
"Kelihatannya kau senang sekali hari ini?" tanya sebuah suara dari earphone sang hantu.
"Hiikkkk ... kau ini, mengagetkan aku saja," ucap sang hantu terkejut membalas sahutan sumber suara tersebut.
"Jangan banyak alasan lagi, kau dimana?" tanya sumber suara tersebut.
"Aku mencari makan gratis dulu, kau tidak perlu khawatir begitu, aku lagi jalan pulang kok, tenang saja, bye" ucap sang hantu yang langsung memutuskan saluran komunikasi tersebut.
******
******
Cukup lama Yuri dan Lune berada di taman bermain dan sudah waktunya untuk pulang ke tempat penampungan yang telah dianggap rumah mereka. Namun, Yuri harus menunggu Lune terlebih dahulu karena ada pasangan keluarga yang meminta pertolongannya untuk menjadi fotografer.
"Terima kasih," ucap keluarga tersebut.
"Sama-sama, sampai jumpa lagi adik kecil," ucap Lune sembari melambaikan tangannya ke arah keluarga tersebut.
Namun, lagi-lagi Lune harus pergi sebentar meninggalkan Yuri untuk keperluan lain. Yuri pun berpikir kalau Lune hanya pergi ke toilet. Sehingga, hal itu tidak terlalu penting untuk dipikirkan, meski Yuri sesekali melihat bahwa Lune terkadang menggerakkan mulutnya seperti berbicara dengan seseorang padahal tidak ada orang yang sedang mengajaknya berbicara.
"Tapi, setidaknya tempat ini akan tetap menjadi kenangan bagi kami bertiga, bagaimana hari-hari yang tidak terlalu baik tersebut kami jalani," gumam Yuri.
"Namun, kabar dari keluarga ibu juga sampai sekarang masih menjadi tanda tanya, tidak ada kabar sama sekali terkait suami dan anak satu-satunya," gumam Yuri.
Beberapa menit kemudian Lune pun muncul tiba-tiba dari belakang Yuri dan menghilangkan pikiran Yuri yang akan terbang melayang kembali untuk mengingat masa lalu untuk segera mengajaknya untuk pulang.
"Ayo kita pulang," ucap Lune.
"Hah ... darimana saja kau? Seperti hantu saja, tiba-tiba muncul seperti itu, mengagetkan aku saja," ucap Yuri kaget melihat kehadiran Lune.
"Rahasia perempuan," ucap Lune.
"Baiklah," ucap Yuri singkat.
"Apanya yang rahasia perempuan," gumam Yuri sedikit tidak percaya.
Meskipun mereka sudah cukup lama saling kenal dan sudah akrab, tapi Yuri merasa masih ada dinding pembatas yang tidak terlihat antara dirinya dan Lune. Namun, apabila Lune tidak mau berbicara sesuatu hal yang ingin Yuri ketahui, Yuri pun tidak pernah memaksa Lune untuk bercerita.
"Wanita ini masih selalu menyimpan begitu banyak misteri. Tapi, ah ... sudahlah, tidak perlu dipikirkan lagi ... namanya juga Lune," gumam Yuri.
"Kak Yuuuurrrriiiiiii!!!" teriak sesosok wanita dari kejauhan dan membuat orang-orang yang berada disekitar mereka melihat ke arah sumber suara dengan terkejut.
Sosok wanita tersebut adalah Lunnaya Printsessa saudara angkat lain Yuri dan Lune setelah Bram dan Jack. Tiba-tiba dan secara spontan Lunnaya langsung merangkul Yuri sehingga mereka berdua terjatuh karena keseimbangan Yuri belum stabil. Sebab, dari dulu Lunnaya sering dimanja dengan Louisiana dan Yuri sehingga Lunnaya sudah tidak merasa canggung meskipun banyak mata yang melihat hal tersebut memiliki pendapat lain.
"Lunnaya," ucap Yuri singkat sambil menahan sakit.
"Kak Yuri," ucap Lunnaya sambil melihat wajah Yuri dengan tersipu malu.
Mereka berdua pun terbawa suasana yang tidak biasa diluar kedekatan mereka sebagai saudara angkat tanpa melihat kondisi dan situasi yang saat ini terjadi di sekitar mereka. Lune pun yang sudah tidak mampu menahan emosinya pada akhirnya turun tangan menangani masalah tersebut.
"Kau tidak lihat kita sedang berada ditempat umum saat ini," ucap Lune kesal sambil menarik tubuh Lunnaya agar berdiri dan tidak menambah penderitaan yang dialami Yuri.
"Heeeeehhhhhhh," ucap Lunnaya.
"Kau ini apa-apaan sih, Kak Lune. Aku hanya menyapa Kak Yuri saja," ucap Lunnaya memberi alasan kepada Lune.
"Apa maksud dengan perkataanmu?" ucap Lune sambil mengarahkan jarinya menunjuk ke arah Lunnaya.
Mereka berdua pun pada akhirnya saling berdebat satu sama lain tanpa menyadari bahwa Yuri sedang kesulitan dan berusaha untuk berdiri.
"Mereka ini, selalu saja bertengkar, apa tidak ada yang mau membantuku berdiri terlebih dahulu," gumam Yuri.
"Apa kalian tidak ada yang mau membantuku dulu?" ucap Yuri sambil berusaha untuk berdiri meskipun masih kesulitan karena kondisi kakinya yang masih memar akibat kejadian kemarin.
"Oh maaf ... Yuri, aku lupa," ucap Lune terkejut lalu membantu Yuri berdiri.
"Hmmppphhh," ucap Lunnaya kesal.
"Kalian ini ... kalau mau bertengkar, lain kali cari tempat dan usahakan aku tidak berada didalamnya," ucap Yuri yang akhirnya mampu berdiri kembali setelah dibantu oleh Lune.
"Kak Lune yang memulai duluan," ucap Lunnaya protes.
"Lagipula dia juga tidak mau memulai terlebih dahulu, memangnya aku harus menunggu berapa lama lagi?" ucap Lunnaya pelan sembari memalingkan wajahnya dan menyilangkan ke dua tangannya di depan dada.
"Kau bilang apa barusan, Naya? Aku tidak mendengarnya tadi, apa kau berbicara padaku?" ucap Yuri sembari bertanya akan perkataan Lunnaya dengan masih berusaha membenarkan posisi penunjang kakinya.
Lune hanya bisa memandangi Lunnaya dengan seksama, bukan karena ia kesal dan emosi saja, melainkan Lune paham dengan maksud yang diucapkan oleh Lunnaya yang hampir terdengar jelas ditelinganya.
"Itu bukan urusanmu," ucap Lunnaya ketus.
"Ya sudah, ayo kita pulang kalau begitu," ucap Yuri.
"Baik," ucap Lunnaya yang tiba-tiba langsung merangkul lengan Yuri.
"Kenapa kau tidak pulang tadi malam?" tanya Yuri.
"Apa ibu mencariku?" tanya balik Lunnaya.
"Tidak juga, aku hanya ingin tahu saja, biasanya kau tidak pernah tidak pulang ke rumah," ucap Yuri.
"Ohhh ... karena kemarin ada kejadian perampokan tersebut, temanku menyuruh jangan pulang terlebih dahulu dan menawarkan untuk tinggal dengannya tadi malam. Tapi, karena hari ini aku minta izin untuk melihat kondisimu maka aku diperbolehkan untuk tidak masuk kerja," ucap Lunnaya memberi alasan.
"Untunglah, aku kira kau mendapat masalah di kantor," ucap Yuri.
"Mana ada yang mau memecat diriku kak, hahahahaha ... aku ini adalah pekerja keras, mereka akan menyesal kalau sampai memecat diriku, hahahahaha," ucap Lunnaya yang disusul dengan tawa lepasnya.
"Kau ini, selalu menganggap semuanya serba mudah tanpa memikirkan resikonya," ucap Yuri sambil mengacak-acak rambut Lunnaya.
"Hehe," tawa kecil Lunnaya merasa senang akan tindakan Yuri tersebut.
Lune pun hanya bisa melihat mereka berdua dari belakang saja dan serasa dunia hanya milik Yuri dan Lunnaya saja. Pada akhirnya Lune hanya bisa menahan emosinya, namun aura kemarahannya sangat jelas terasa oleh mereka berdua.
"Aku merasa akan hilang dari muka bumi hari ini," gumam Yuri terkejut saat menoleh ke belakang untuk melihat Lune.
"Aku tidak perduli, yang penting aku sekarang berjalan berdua dan bergandengan tangan dengan Kak Yuri, untuk saat ini sudah cukup bagiku, hehe," gumam Lunnaya.
"Ggrrrr ... apa keberadaanku disini tidak berarti apa-apa lagi," gumam Lune kesal.
******
******
Selama berada di ruangan bar tersebut, Susan rupanya menceritakan bagaimana kejadian sehingga ia bisa berada di tempat yang begitu tidak pernah ia inginkan sebelumnya. Ternyata Susan dikeluarkan dari sekolah akademi militer karena tindakan indisiplinernya akan peraturan yang berlaku.
Menurut Susan, ada beberapa pihak yang sengaja menjebak dirinya sehingga tindakan tersebut yang sebelumnya telah mendapatkan surat peringatan untuk kedua kalinya, sehingga pada akhirnya Dewan Komite Sekolah Militer terpaksa mengeluarkannya dari sekolah militer tersebut.
"Apa tidak apa-apa Jack, aku tinggal untuk sementara waktu ditempat penampungan tersebut?" tanya Susan merasa khawatir akan merepotkan Jack.
"Tidak apa-apa kok, nanti akan aku bicarakan dengan ibu," ucap Jack.
Setelah pergi meninggalkan bar tersebut dan mengucapkan perpisahan dengan Billy, kemudian Jack mengajak Susan untuk tinggal sementara waktu di tempat penampungan yang sudah dianggap sebagai rumahnya.
"Tapi, apakah semua yang katakan itu benar, Susan?" tanya Jack untuk meyakinkan dirinya atas perkataan Susan pada saat diruangan bar tersebut.
"Aku sendiri sebenarnya tidak percaya juga dengan apa yang terjadi, tapi begitulah yang aku tahu, Jack," ucap Susan.
Dalam kondisi yang belum terlalu pulih pada masing-masing negara, perang dapat terjadi kapan dan dimana saja sehingga tidak menutup kemungkinan dibutuhkan para prajurit yang bertanggungjawab akan tugas yang diberikan kepadanya. Apakah hal-hal yang dikatakan oleh Susan tersebut memang terbukti, apalagi kejadian tersebut masih berada di ruang lingkup sekolah militer. Setidaknya begitulah apa yang dipikirkan oleh Jack.
"Apa kau mau beli sesuatu untuk keperluanmu, Susan?" tanya Jack saat melintasi sebuah toko retail yang menjual alat-alat kebutuhan sehari-hari.
"Oh, tidak perlu, semua yang aku butuhkan untuk sementara sudah cukup, yang penting aku butuh tempat untuk tinggal saja," ucap Susan.
"Oh baiklah, tidak baik juga kalau wanita sepertimu terlalu lama tinggal di bar tersebut, nanti malah berganti profesi, hahahahahaha," canda Jack sambil tertawa.
"Apa-apaan kau ini, aku bukan wanita murahan seperti itu. Yang penting untuk hari ini aku dapat diizinkan tinggal ditempatmu," ucap Susan ketus.
"Tenang saja, nanti kau bisa tinggal diruanganku saja," ucap Jack.
Tiba-tiba Susan berhenti sembari menyilangkan ke dua tangan di depan dadanya karena terkejut mendengar apa yang disampaikan Jack tersebut. Begitu juga sebaliknya, Jack tiba-tiba berhenti dan terkejut sembari melihat tindakan pencegahan yang dilakukan Susan.
"Bu-buk-bukan ... bukan itu maksudku," ucap Jack terbata-bata untuk membela dirinya.
"Aku tidak menyangka kau hanya memanfaatkan diriku yang sedang bersedih ini," ucap Susan terbawa suasana untuk menutupi candaannya.
"Bbbbuuukkkaaaannn begiitttuuu ...," ucap Jack masih terbata-bata sembari menundukkan kepalanya dan tidak menyadari bahwa Susan tersenyum kecil melihat tingkahnya tersebut.
"Kau memang sama sekali tidak berubah, Jack," gumam Susan sedikit melupakan kesedihannya dan terhibur dengan adanya Jack.
"Aku hanya bermaksud untuk menawarkan ruanganku saja, apalagi dalam beberapa hari ke depan aku mungkin tidak berada disana, jadi kau bisa menggunakan ruanganku," ucap Jack yang sudah mulai tenang.
"Ya, ya ... aku tahu itu, aku hanya bercanda saja kok, tenang saja," ucap Susan melanjutkan kembali langkah kakinya.
"Kau ini keterlaluan sekali bercandanya," ucap Jack protes.
Mereka berdua pun melanjutkan perjalanan mereka kembali untuk pergi ke tempat penampungan dengan Jack yang masih merasa kesal dengan candaan yang dilakukan oleh Susan.
******
"Bertemu lagi, memangnya aku ada salah apa dengannya selama ini. Tatapannya itu sungguh membuatku emosi saja, sudahlah ... lebih baik aku mengantisipasi agar Lune tidak bertindak yang bukan-bukan. Meskipun begitu, Jack tetap saudaraku, dan aku adalah seorang kakak yang wajib untuk selalu dapat ada untuk adiknya" gumam Yuri melihat sosok Jack dengan seorang perempuan dihadapannya ingin memasuki tempat penampungan.
Tanpa diduga, Yuri, Lunnaya dan Lune berpapasan dengan Jack serta Susan yang sama-sama baru kembali ke tempat penampungan tersebut dengan urusan mereka masing-masing. Namun, keadaan malah menjadi canggung dikarenakan hubungan yang kurang baik terjalan diantara Lune dengan yang lainnya.
"Hai Jack, kau darimana saja?" tanya Yuri.
"Kak Jack, akhirnya kau memiliki pasangan juga ya," canda Lunnaya tanpa basa-basi.
Sementara, Lune masih memperhatikan keadaan yang terjadi didepan pintu masuk tempat penampungan tersebut dari belakang Yuri dan Lunnaya.
"Oh ... Kak Yuri dan Lunnaya rupanya, ini adalah Susan, ia adalah teman sesama peserta waktu aku mendaftar di akademi militer. Ini tidak seperti yang kau pikirkan Lunnaya," ucap Jack mencoba menjelaskan.
"Karena ada suatu hal, untuk beberapa hari ini aku akan minta izin kepada ibu untuk bersedia menerimanya tinggal disini, dan untuk beberapa hari tersebut dia bisa menggunakan ruanganku karena aku juga ada urusan yang harus diselesaikan dalam beberapa hari ke depan," ucap Jack kembali menjelaskan situasi yang terjadi saat ini.
"Ohhh ... baiklah, lebih baik kau menemui ibu saja langsung, biasanya ibu juga tidak merasa keberatan untuk menolong," ucap Yuri.
"Baik Kak Yuri, terima kasih atas sarannya," ucap Jack.
"Aku kira ia pacar Kakak Jack yang baru," ucap Lunnaya pura-pura kecewa.
"Kau ini," ucap Jack singkat.
"Memangnya berapa pacarmu sampai saat ini?" tanya Susan yang tiba-tiba saja memiliki inisiatif untuk mengikuti permainan Lunnaya agar mencairkan suasana yang cukup canggung tersebut.
"Aku belum punya siapapun, jangan mengejek diriku seperti itu," ucap Jack pelan.
"Sudah ... sudah, jangan mengejeknya terus," ucap Yuri mengarahkan pandangan ke arah Lunnaya.
"Maaf ... maaf," ucap Lunnaya.
Susan pun hanya bisa tertawa melihat percakapan mereka bertiga meski masih memperhatikan Lune yang ada dibelakang Yuri dan Lunnaya, tidak lama kemudian akhirnya Susan memperkenalkan dirinya dan menjelaskan kembali apa yang terjadi pada dirinya agar tidak terjadi kesalahpahaman nantinya.
"Kak Lune juga baru pulang ya?" tanya Jack pelan tiba-tiba karena sadar akan kehadiran Lune yang dari tadi terus melihatnya.
Lune pun hanya bisa memandangi Jack dengan penuh tanda tanya, terlebih ia membawa Susan ke tempat penampungan tersebut. Yuri yang tidak mau mempersoalkan hal tersebut dan sudah merasa lelah, serta ingin beristirahat masuk terlebih dahulu ke tempat penampungan tersebut mendahului mereka bertiga dengan melepas gandengan Lunnaya.
"Tunggu aku, Kak Yuri," ucap Lunnaya.
"Tunggu," ucap Lune sembari menarik kerah baju Lunnaya lalu mulai masuk ke tempat penampungan tersebut.
"Uuuhhuuuukkkkk ... uhuhukkkk, Kak Lunnneeee," ucap Lunnaya sambil terbatuk-batuk.
Dengan mengajukan protes kepada Lune yang tidak terlalu mendengarkannya, Lune dan Lunnaya pun mengikuti jejak Yuri untuk masuk ke dalam meninggalkan Jack dan Susan yang masih berada di depan pintu masuk tempat penampungan.
"Apa kau baik-baik saja, Jack?" Tanya Susan sembari melihat Jack yang hanya tertunduk lemas dan tidak dapat berkata apa-apa.
"Mengapa malah jadi seperti ini," gumam Susan heran dengan hubungan di antara keluarga Jack.
"Aku tidak apa-apa, ayo kita masuk dan menemui ibuku," ucap Jack berusaha kembali seperti biasa.
"Baiklah," ucap Susan.
******
******
Di lokasi kejadian yakni Mart'n Friends tiba-tiba saja Kapten Philip dikejutkan dengan informasi yang diterima melalui AD miliknya bahwa telah terjadi kasus pembunuhan pada salah satu pengusaha yang bergerak dalam bidang penyediaan pasokan untuk kebutuhan militer.
"Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?" tanya Kapten Philip.
"Kami juga baru mendapat kabar dan langsung menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan sementara ini baru memulai investigasi awal," ucap sumber suara dari salah satu anggotanya yang sudah berada di lokasi kejadian.
"Apa semua saksi dan barang bukti sudah diamankan?" ucap Kapten Philip.
"Para saksi saat ini sedang dimintai keterangan, sementara rekaman kamera CCTV menunggu izin dari kepala keamanan gedung yang belum tiba sampai saat ini," ucap sumber suara tersebut.
"Baiklah, aku segera ke sana, amankan lokasi kejadian dan jangan biarkan sembarangan orang masuk ke lokasi," ucap Kapten Philip lalu memutuskan saluran komunikasi.
"Apa yang terjadi, Kapten?" tanya Bram.
"Ada kasus, lebih baik kita segera berangkat ke sana untuk lebih jelasnya," ucap Kapten Philip.
Tidak berapa lama kemudian, Kapten Philip, Bram dan beberapa anggota pasukan MOP segera pergi meninggalkan lokasi kejadian yang ada di Mart'n Friends untuk menuju ke lokasi kejadian pembunuhan agar tidak membuang-buang waktu.
"Pekerjaan belakangan ini semakin membuat waktu lemburku bertambah saja," ucap Kapten Philip.
"Kapten pikir aku ini sekarang lagi melakukan apa," ucap Bram menanggapi perkataan Kapten Philip sembari mengutarakan kekesalannya hari ini.
"Ya ... ya, aku tahu," ucap Kapten Philip.
"Kita harus cepat menangani masalah ini sebelum pihak internal kemiliteran mengambil alih dan kita pulang dengan tangan kosong lagi seperti tahun lalu," ucap Kapten Philip lagi.
"Kali ini setidaknya kita mampu mendapatkan sedikit informasi untuk mempermudah pencarian kita terhadap organisasi Dead Flag," ucap Bram
"Mudah-mudahan saja investigasi kita kali ini mendapatkan hasil yang cukup bagus," ucap Kapten Philip.
Beberapa tahun belakangan memang sering terjadi kasus pembunuhan yang melibatkan beberapa orang penting dan sosok sentral, apalagi korban-korban tersebut masih berada dalam satu lingkungan yang sama, yaitu menangani masalah militer dan ini membuat pemerintah pusat merasa khawatir.
"Apa kejadian ini sama seperti tahun lalu, Kapten?" tanya Bram hanya untuk memastikan dan mengetahui pendapat Kapten Philip.
"Kita belum tahu pasti, kalau memang seperti dugaanmu, berarti kita harus menemukan langkah dan mencari cara untuk mengatasi supaya hal ini tidak terjadi lagi," ucap Kapten Philip.