Wednesday, 06 December 2253, 03:22:07
******
Semua patroli MOP yang berkeliling sudah berkumpul dan mempersenjatai diri mereka masing-masing agar kejadian yang tidak diinginkan sesuai dengan dugaan Kapten Philip tidak terjadi. Lalu, Kapten Philip memberikan pengarahan dan instruksi kepada semua pasukan MOP yang akan pergi dengan dirinya.
"Baiklah, cukup penjelasannya, apa ada yang mau ditanyakan?" ucap Kapten Philip.
"Tidak ada, Kapten!" ucap seluruh anggotanya hampir bersamaan.
"Baiklah, ayo kita berangkat," ucap Kapten Philip.
Hari masih terlalu dini untuk mendapatkan pekerjaan tambahan, sementara laporan kejadian perampokan bersenjata api di sebuah toko perhiasan baru saja dikirimkan ke pihak internal yang ada di kemiliteran pusat. Sedangkan, kasus pembunuhan baru saja terjadi kemarin.
"Apa yang sedang terjadi dalam negara ini?" gumam Kapten Philip bertanya kepada dirinya sendiri.
"Apa pemerintah ini tidak memikirkan kondisi para warganya sehingga ingin memulai perang kembali, ini sungguh tidak masuk akal bagiku," gumam Kapten Philip.
Kilatan lampu sirine pun bersinar di kegelapan malam sepanjang jalan menuju lokasi klien, dan bunyi yang menggema dari sirine mobil pasukan MOP pun ikut serta memecah kesunyian malam pada awal pagi yang baru.
******
Beberapa menit kemudian, Kapten Philip dan rombongan pasukan MOP telah tiba ditempat yang dimaksud. Lalu, Kapten Philip memberikan instruksi kepada para anggotanya untuk mempersiapkan diri mereka untuk mencegah apabila terjadi keadaan diluar kendali dan hal-hal yang tidak diinginkan.
"Apa benar disini tempatnya Kapten, kelihatannya tempat ini dapat dibilang berpenghuni tidak, kalau tidak berpenghuni juga tidak, jadi langkah kita selanjutnya bagaimana, Kapten?" tanya letnan yang kebetulan mendapat tugas patroli jaga malam hari ini.
"Ini memang lokasi yang dimaksud, tapi ada benarnya perkataanmu tadi, Letnan," ucap Kapten Philip.
"Tapi, kita ini baru sampai depan pintu gerbangnya saja kapten, rumah yang akan kita tuju masih berada jauh dari tempat kita berdiri sekarang," ucap letnan.
Kapten Philip dan rombongan tiba disebuah rumah besar (vila) yang biasa ditempati oleh bangsawan-bangsawan kerajaan, namun masih memiliki nilai seni dan nilai jual yang tinggi. Akan tetapi, sesuai dugaan Kapten Philip dan letnannya tersebut, lokasi yang sedang mereka awasi untuk dapat masuk ke dalam seperti area pemakaman mewah saja. Tiba-tiba saja, mereka berdua dikejutkan dengan laporan anggotanya.
"Lapor, Kapten! ini ada petugas keliling khusus sekitar daerah ini, katanya dia ada beberapa informasi yang mau diberitahukan kepada Kapten," ucap salah satu anggota yang kebetulan bertemu dengan penjaga keliling daerah tersebut.
"Baiklah, Letnan ... coba kau cari cara agar kita dapat masuk ke dalam. Bagaimanapun juga, tempat ini pasti sudah lama tidak didiami, jadi tidak ada orang yang akan menghambat tugas kita. Jangan sampai kita didahului lagi oleh mereka," ucap Kapten Philip seraya memberikan instruksi kepada letnan tersebut.
"Siap Kapten, laksanakan!!" ucap letnan tersebut sembari memberi hormat.
Tidak berapa lama setelah memberikan instruksi, Kapten Philip segera mengajak penjaga keliling daerah perumahan vila tersebut untuk berbincang-bincang. Dari pembicaraan tersebut, dapat diperoleh informasi bahwa kediaman tersebut memang sudah beberapa hari ini tidak ada orang yang keluar masuk setelah ada sebuah mobil mini-van model kuno datang ke tempat tersebut.
"Apa kau yakin dengan hal itu," ucap Kapten Philip bertanya dengan serius.
"Benar Pak, saya tidak bohong, setelah mobil tersebut keluar dari rumah itu, tidak ada aktivitas apa-apa lagi dirumah tersebut, karena antara gerbang dan pintu masuk yang jaraknya lumayan jauh, makanya saya pun tidak dapat memeriksa dengan pasti keadaan yang terjadi didalam rumah itu," ucap penjaga keliling tersebut.
"Lalu, apakah kau dapat mengingat kembali berapa nomor seri kendaraan yang terdapat dimobil tersebut?" tanya Kapten Philip.
"Wah, saya lupa pak, maklum faktor umur," ucap petugas keliling tersebut memberi alasan sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Letnan, bagaimana situasinya sekarang?" tanya Kapten Philip melalui HT.
"Lapor, Kapten! kami masih mencari celah untuk dapat masuk ke dalam rumah tersebut," balas Letnan.
"Baiklah, Pak, terima kasih atas infonya," ucap Kapten Philip segera pergi meninggalkan penjaga keliling lalu masuk ke dalam mobil.
"Sama-sama, Pak," ucap penjaga keliling tersebut.
******
"BBRRUUAAARRRGGGGHHHH!!!!!" suara benturan mobil dengan pintu gerbang.
"Suara apa itu?" tanya salah anggota pasukan MOP kepada Letnan.
"Cepat berkumpul dan lihat apa yang terjadi," perintah Letnan.
Semua pasukan MOP tentu sangat terkejut sekali mendengar hal itu, apalagi mereka mengetahui bahwa Kapten Philip yang mengemudi kendaraan tersebut untuk menabrak pintu gerbang sehingga mereka dapat masuk dan memulai menyelidiki apa yang terjadi di dalam rumah yang ada dihadapan mereka.
"Apa kapten baik-baik saja, Letnan? Apa hal ini dapat ditoleransi sebagai aksi pelanggaran dan perusakan?" tanya salah satu anggota kepada Letnan.
Meskipun mobil pasukan MOP mengalami kerusakan yang tidak terlalu parah, Kapten Philip dengan santainya keluar dari mobil tersebut dan memberikan instruksi kepada anggotanya untuk menyalakan mobil yang lain dan mengantarnya ke depan pintu masuk kediaman klien tersebut.
"Shhh ... sudah, kau diam saja, ayo kita ke sana," ucap letnan.
"Bagaimana dengan hasilmu, Letnan?" tanya Kapten Philip.
"Kami belum menemukan jalan alternatif lain untuk masuk ke dalam Kapten," ucap letnan mencoba menjelaskan.
"Baiklah kalau begitu, kau ikut saja denganku, sudah aku buat jalan masuk meskipun harus berkorban satu mobil pasukan kita, hahahahaha," ucap Kapten Philip lalu tertawa sangat puas sekali.
"Apa kau baik-baik saja Kapten, lihat hasil yang telah kau perbuat tersebut," gumam Letnan sedikit mengkhawatirkan kondisi kejiwaan Kapten Philip.
Akhirnya, tidak beberapa lama dan membuang waktu lagi, Kapten Philip dan Letnan, serta beberapa pasukan MOP menaiki kendaraan yang baru untuk segera berangkat menuju ke lokasi bangunan tersebut.
"Orang kaya hidupnya selalu menyusahkan kita saja," ucap Kapten Philip.
"Tapi, bagaimana dengan kerusakan tadi Kapten, apa kita perlu membuat laporan agar tidak dituntut dikemudian hari?" tanya Letnan tersebut khawatir.
"Tidak perlu, nanti kau buat saja keterangannya bahwa dalam keadaan mendesak tindakan ekstrim yang dapat mengakibatkan dan terjadinya kerusakan pada bangunan dan mengancam kehidupan yang ada sangat diperlukan," ucap Kapten Philip santai.
"Apa hal itu bisa diterima, Kapten?" gumam pasukan MOP yang duduk disebelah Kapten Philip yang bertugas untuk mengantar mereka.
"Kapten ... Kapten, beruntung Bram tidak ada disini, kalau ada, bisa-bisa kalian berdua menghancurkan beberapa barang yang tidak perlu untuk dihancurkan," ucap letnan sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
"HAHAHAHAHAHA, kau bisa saja Letnan ... HAHAHAHAHAHA" ucap Kapten philip yang diikuti dengan tawa puas.
"Huhhhhh," gumam Letnan mengeluh.
"Yang terpenting sekarang adalah ... kita dapat memasuki kediaman ini, jangan terlalu diambil pusing, pihak atasan saja tidak pernah ambil pusing untuk memikirkan apa yang kita kerjakan dan beberapa laporan yang kita serahkan kepada mereka," ucap Kapten Philip menjelaskan.
"Baiklah ... terserah apa kata Kapten saja," ucap Letnan mencoba mengalah karena merasa percuma berdebat dengan Kapten Philip selain Bram.
"HAHAHAHAHAHA" tawa Kapten Philip semakin puas.
******
Wednesday, 06 December 2253, 04:50:27
******
Pada akhirnya, rombongan patroli Kapten Philip telah tiba dan tepat berada di depan pintu masuk rumah tersebut. Namun, setelah beberapa kali Kapten Philip mengetuk pintu dan Letnan yang ikut serta rombongan tersebut menekan tombol lonceng, tidak ada satupun reaksi yang timbul dari dalam rumah tersebut.
"Apa kita masuk sekarang, Kapten?" ucap letnan.
"Apa itu harus ditanyakan setelah apa yang aku lakukan sebelumnya," ucap Kapten Philip sambil tersenyum lalu mengeluarkan senjatanya dan menembak gagang pintu masuk rumah tersebut.
"Apa Kapten kita ini sedang tidak waras?" bisik salah satu anggota MOP yang bertanya dengan anggota MOP yang lain.
"Shhh ... jangan keras-keras, nanti kita akan mendapat masalah kalau sampai Kapten dengar apa yang kau bicarakan tadi," ucap anggota MOP yang diajak berbicara sembari berbisik kepada temannya tersebut.
Dikarenakan Kapten Philip menggunakan peredam suara agar tidak mengeluarkan suara senjata sehingga membuat warga masyarakat sekitar tempat tinggal tersebut panik, maka tidak lama kemudian, dengan dua kali tembakan akhirnya pintu tersebut dapat terbuka.
"Kalian berempat jaga diluar, sisanya ikut aku dan Letnan masuk," perintah Kapten Philip.
"Siap!!" balas seluruh anggota MOP yang ikut rombongan tersebut.
"Besar sekali rumah ini Kapten, barang-barang koleksi mewahnya juga sangat banyak dan tentunya bernilai tinggi," ucap Letnan kagum setelah melihat isi dalam rumah tersebut.
"Matamu itu dipakai bukan untuk mencuri, fokus dengan pekerjaan," ucap Kapten Philip.
"Maafff ... Kapten, aku hanya terpesona dengan isi rumah ini," ucap Letnan merasa malu dengan tindakannya.
"Kalian berempat periksa lantai atas, aku dan Letnan akan menelusuri lantai ini, harap berhati-hati dan jangan bertindak yang ceroboh," perintah Kapten Philip.
"Siap!!" jawab para anggotanya bersamaan.
Lalu, sesuai instruksi, maka di lantai atas diperiksa oleh anggota pasukan MOP yang ikut masuk sementara Kapten Philip dan Letnan tetap berada dilantai bawah untuk memeriksa apakah ada hal-hal yang mencurigakan.
"Tapi ... apa kau tidak penasaran, Kapten?" tanya Letnan.
"Aku tahu apa yang kau maksud Letnan, rumah sebesar ini, dengan koleksi yang bernilai tinggi, listrik juga masih menyala, namun yang kurang untuk melengkapi kondisi rumah ini adalah penghuninya," ucap Kapten Philip.
"Benar sekali Kapten, kemarin saja klien tersebut sebagai pemilik tempat ini baru selesai di interogasi oleh Kapten, bagaimana mungkin ia dapat hilang dari muka bumi ini dan tidak tahu keberadaannya dalam satu malam," ucap Letnan menambahkan penjelasannya.
"Tapi ... hal tersebut yang membuat diriku khawatir," ucap Kapten Philip.
"Ada apa, Kapten?" tanya Letnan tersebut penasaran.
"Tebakanku benar, mereka mulai bergerak," gumam Kapten Philip saat melihat jam dinding kuno yang berada tepat dihadapannya tersebut tidak bergerak sama sekali, padahal barang antik tersebut masih terawat dan dalam kondisi yang sangat baik.
Hal ini dikarenakan, sepengetahuan Kapten Philip dan Bram yang selalu mencari petunjuk tentang keberadaan Dead Flag disetiap lokasi kejadian yang berhubungan dengan mereka, ada sebuah petunjuk yang dapat dijadikan ciri khas dari setiap tindakan aksi mereka, yaitu alat penunjuk waktu yang selalu berhenti dan tidak bergerak sama sekali meski Kapten Philip dan Bram sampai saat ini belum memahami apa maksud dari tanda tersebut.
"Apa mereka memang sengaja memberikan petunjuk ... atau ini hanya jebakan yang sudah dipersiapkan oleh mereka," gumam Kapten Philip bertanya kepada dirinya sendiri.
Cukup lama Kapten Philip terhenti dan terdiam dihadapan jam dinding kuno tersebut, bahkan apa yang dikatakan oleh Letnannya yang terus menerus memanggil Kapten Philip tetap tidak digubris.
"Letnan ... apa kau memiliki petunjuk tentang kondisi saat ini?" tanya Kapten Philip.
"Akhirnya kau berbicara juga Kapten, aku khawatir kau terkena serangan jantung, stroke, atau shock ringan karena dari tadi aku mencoba berbicara tapi Kapten masih terdiam," ucap letnan tersebut.
"Jawab saja pertanyaanku tersebut," ucap Kapten Philip.
"Baiklah ... kalau menurut pendapatku, belum ada yang bisa dijadikan petunjuk sampai saat ini," ucap Letnan tersebut sembari melihat ke arah sebelah kanan dan kiri dirinya untuk membuktikan perkataannya tersebut kepada Kapten Philip.
"Dalam pelaporan sendiri, nanti akan lebih difokuskan kepada daftar pencarian orang karena yang bersangkutan masih terkait dengan pelarangan meninggalkan kota ini selama 2 x 24 jam sebagai saksi atas kasus pembunuhan di hari sebelumnya," ucap Letnan tersebut mencoba memberikan penjelasan lebih lanjut.
"Hhhhmmmmm," gumam Kapten Philip singkat.
"Apa ada hal lainnya lagi, Kapten?" tanya letnan tersebut.
"Tidak ada, untuk sementara sampai kita berkumpul kembali dengan para anggota yang aku tugaskan untuk memeriksa lantai atas, belum ada yang bisa disimpulkan lebih lanjut," ucap Kapten Philip.
Kelihatannya Kapten Philip masih mencoba untuk merahasiakan tentang organisasi tersebut kepada para anggotanya. Hal ini dikarenakan, untuk mencegah adanya kebocoran informasi yang akan mempersulit keadaan bagi dirinya maupun pasukan MOP di masa yang akan datang. Apalagi kalau informasi tersebut sampai ke tangan pihak militer.
"Baiklah, kalau begitu, kita keluar dari sini dan tunggu laporan dari anggota lain yang sedang menyelidiki di lantai atas," ucap Kapten Philip sembari menepuk bahu letnan.
"Siap, Kapten!" balas Letnan.
"Tapi, apakah ini semua kebetulan atau memang unsur yang disengaja untuk memecah konsentrasi publik dan menggerakkan kekuatan militer, namun sampai saat ini pihak militer sendiri belum ada yang bereaksi," gumam Kapten Philip sembari melangkahkan kakinya menuju pintu keluar.
******
Wednesday, 06 December 2253, 08:25:13
******
Beberapa jam setelah aksi Kapten Philip beserta para anggotanya dan mendiskusikan hal-hal apa saja yang dapat dijadikan sebuah informasi, selain untuk mencari alasan agar dapat keluar dari masalah yang telah mereka perbuat. Kapten Philip memutuskan untuk memanggil tim forensik yang akan tiba dalam beberapa jam lagi.
Wartawan sepertinya memiliki indera ke enam atau insting terhadap sesuatu yang berbau berita eksklusif. Hal ini dikarenakan, tiba-tiba saja kerumunan wartawan dan pembawa berita telah berkumpul di depan pintu gerbang yang untung saja dapat dihalangi oleh pasukan MOP yang ditugaskan di depan pintu gerbang yang telah ditabrak oleh Kapten Philip.
"Jadi, apa langkah kita selanjutnya, Kapten?" tanya Letnan agar dapat mengetahui langkah yang akan diperbuat berikutnya.
"Kau saja yang urus para wartawan tersebut, aku sudah malas untuk bertemu mereka terus tiga hari berturu-turut," ucap Kapten Philip.
"Kapten," ucap Letnan tersebut terkejut dan merasa sedikit tidak percaya.
��Sudah ... cepat pergi sana, daripada mereka bertindak ceroboh dan nekat untuk menerobos masuk," ucap Kapten Philip.
"Baiklah kalau begitu," ucap Letnan tersebut sembari menundukkan kepalanya untuk mengalah pada akhirnya.
Beberapa warga masyarakat sekitar tempat tinggal tersebut juga telah banyak ramai berkumpul untuk melihat apa yang terjadi sebenarnya di lingkungan tempat tinggal mereka. Sementara, Kapten Philip dan beberapa pasukan MOP masih berada di dalam kediaman tersebut untuk mengamankan lokasi.
"Kami disini hanya ingin menemui klien dan membuktikan kabar yang kami terima terkait status saksi atas kasus pembunuhan kemarin, dari apa yang telah kami telusuri ternyata yang bersangkutan tidak sedang berada ditempat, maka dari itu kami lagi melakukan proses penyelidikan tambahan, terima kasih," ucap Letnan tersebut memberikan keterangan kepada para wartawan dan pembawa berita pagi yang kemudian langsung meninggalkan mereka.
******
"Lapor, Kapten! ada berita masuk dari anggota yang sedang bertugas di markas, bahwa divisi internal militer menanyakan status kita melakukan penelusuran ini," ucap salah satu anggota MOP.
"Kau beritahu saja sesuai dengan apa yang telah letnan sampaikan kepada para wartawan," ucap Kapten Philip.
"Siap, laksanakan!" ucap anggota tersebut.
"Mau melakukan apa lagi mereka," gumam Kapten Philip.
Ternyata, pihak divisi internal militer datang ke markas MOP dengan alasan untuk mendapatkan keterangan tambahan. Namun, dikarenakan beberapa alasan sehingga keberadaan mereka saat ini diketahui oleh divisi internal tersebut menjadi permasalahan tambahan yang harus dihadapi oleh Kapten Philip.
"Apa setidaknya pimpinan pusat memutuskan untuk merancang pembagian otoritas kerja dan tanggung jawab setiap masing-masing pasukan, kalau seperti ini terus ... maka pekerjaanku akan bertambah terus hanya untuk menghadapi beberapa orang yang tidak seharusnya ikut campur dengan urusan kami," gumam Kapten Philip.
******
******
Wednesday, 06 December 2253, 08:03:42 ( markas pasukan MOP )
******
"Apa yang dikatakan oleh Kapten kalian?" tanya Ketua Divisi tersebut.
"Mereka sedang menyelidiki suatu hal ditempat tersebut, Pak!" ucap salah satu petugas jaga yang di markas MOP.
"Kau beritahu kepada kapten kalian untuk segera datang kemari, aku ingin bertemu dengannya terkait kasus pembunuhan tersebut," ucap Ketua Divisi sedikit merasa emosi.
"Ba-baik, Pak!" ucap petugas jaga tersebut.
"Bisa-bisanya dia bertindak semaunya seperti itu, tunggu saja kau Philip, apa yang akan kau terima setelah aku melapor ke pusat tentang aksimu saat ini," gumam Ketua divisi internal militer tersebut yang kemudian diiringi dengan senyum kecil yang memiliki maksud untuk mencemarkan nama baik Kapten Philip di kesatuan militer maupun MOP.
Sepertinya Kapten Philip akan mendapatkan permasalahan baru kembali meskipun beberapa kasus sudah berhasil ditangani dan dalam proses penyelidikan lebih lanjut. Tidak berapa lama kemudian ketua divisi tersebut keluar dari kantor MOP. Dimana, sembari menunggu kedatangan Kapten Philip, ketua divisi tersebut menghubungi seseorang.
"Siap, Pak! Aku ingin memberitahu soal tindakan indispliner yang dilakukan oleh Kapten Philip, dan kali ini ia benar-benar tidak dapat melarikan diri dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal seperti biasanya," ucap Ketua Divisi tersebut.
"Apa kau bisa membuktikan perkataanmu," ucap sumber suara tersebut.
"Hmmm, eehhnmmm," gumam ketua divisi tersebut bingung untuk mencari alasan yang tepat.
"Apa ia melanggar wewenangnya sebagai petugas keamanan? Atau ia menggunakan jabatannya untuk melakukan hal-hal yang melanggar hukum?" tanya sumber suara tersebut kembali sembari meninggikan nada bicaranya.
Ketua divisi tersebut hanya bisa terdiam seribu bahasa dan tidak tahu lagi apa yang akan ia ucapkan untuk menyingkirkan Kapten Philip dari pasukan MOP. Hal ini dikarenakan, meski pusat tidak pernah terlalu memikirkan beberapa kejadian kecil di wilayah tugas MOP, Kapten Philip selaku penanggungjawab menjalankan tugasnya dengan baik dan selalu memberikan laporan terkait kejadian-kejadian tersebut.
"Kau tahu saat ini jam berapa? Satu kali lagi kau menggangguku dengan perihal yang tidak jelas seperti ini, kau tahu sendiri akibatnya," ucap sumber suara yang kemudian memutus saluran komunikasi mereka.
"Sial," gumam Ketua Divisi tersebut.