Chereads / Internal Zone / Chapter 21 - Switch

Chapter 21 - Switch

Negara Armorica adalah salah satu negara yang berpartisipasi dalam pecahnya perang dikarenakan perkembangan teknologi maupun kekuatan tempur negara tersebut cukup unggul dibanding beberapa negara tetangganya. Meskipun demikian, dikarenakan batas wilayah Armorica sendiri menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan mereka dengan mudah menjadi sasaran dari negara lain, hal ini dikarenakan sebelah selatan langsung berhadapan dengan selat Selatan, sebelah timur berbatasan dengan Laut Brittany, sebelah barat berbatasan dengan beberapa negara kecil yang telah bergabung menjadi sebuah negara besar yaitu Illyricum, dan sebelah utara langsung menghadap ke Samudera Altic.

Dari beberapa keputusan yang didapat dari para dewan petinggi dan beberapa utusan kerajaan yang masih kuat berdiri dan mendukung sistem pemerintahan negara Armorica, maka dibuatlah sebuah otoritas khusus untuk pembatasan wilayah yang langsung terkait dengan beberapa sektor-sektor penting di dalamnya. Pada akhirnya, lahir sebuah kebijakan untuk menetapkan zona khusus beserta peraturan yang tertuang dalam penyelenggaraan serta pelaksanaan penetapan zona tersebut. Namun, masing-masing zona tidak diperlukan adanya pimpinan tertentu, sehingga pemerintah pusat masih menjadi pengendali utama. Dan hasilnya adalah:

Zona putih terdapat 4 ibu kota dengan 10 distrik, yang dalam lima tahun terakhir hanya menjadi kawasan bagi para anggota keluarga kerajaan, para petinggi pusat, dan dewan pimpinan pemerintah.

Zona biru terdapat 4 ibu kota dengan 8 distrik, dimana secara keseluruhan dari wilayah ini digunakan untuk kegiatan pendidikan, baik dalam bidang militer, pemerintahan, pendidikan umum, maupun riset dan teknologi.

Zona hijau terdapat 4 ibu kota dengan 10 distrik, dalam dua tahun terakhir baru diberikan akses untuk dapat dimasuki oleh para warga dari zona kuning meskipun harus menggunakan surat izin dan beberapa peraturan khusus.

Zona kuning terdapat 4 ibu kota dengan 16 distrik, dimana selama masa perang terdapat empat distrik yang lebih sering digunakan sebagai lokasi pengungsian, suplai makanan dan kebutuhan lain, maupun garis pertahanan terakhir sebelum perang dingin terjadi.

Zona merah terdapat 4 ibu kota dengan 8 distrik, dengan tambahan penetapan wilayah pemakaman bagi para warga zona merah, zona kuning, maupun korban perang untuk menghemat biaya perbaikan beberapa kota yang tidak mungkin lagi untuk ditempati di zona merah tersebut.

Zona hitam hanya digunakan sebagai garis pertahanan dan tidak diperbolehkan ada warga yang tinggal, dengan penjagaan yang maksimum.

******

Meskipun demikian, para warga negara Armorica pada umumnya telah mengetahui pembagian zona tersebut hanya berlandaskan dengan keuntungan sepihak saja. Akan tetapi, mereka tidak memiliki keberanian dan kekuasaan untuk menyampaikan pendapat mereka tentang pembentukan zona yang pada akhirnya hanya merugikan para warga. Sebab, mayoritas kalangan menengah ke bawah tidak ada seorangpun yang pernah keluar dari zona kuning. Dengan dalih dan alasan pemerintah untuk menekan tindakan-tindakan kriminal yang dapat mengancam keadaan negara dari dalam semasa perang dingin masih berlaku. Namun, Dead Flag muncul, dan mafia-mafia semakin unjuk gigi di zona merah, pemerintah belum bisa secara maksimal mengatasi hal tersebut meskipun MOP telah dibentuk untuk membantu pihak militer.

******

Yuri dan Ibu angkatnya Lousiana dan saudara angkatnya yang lain yakni Lune, Bram, Jack dan Lunnaya tinggal di salah satu kota yang bernama Rifugio, dalam bahasa latin disebut sebagai tempat penampungan. Nama kota ini sendiri dirubah oleh pemerintah pusat semasa perang agar dapat memudahkan penyaluran kebutuhan warga maupun mengorganisir para pasukan untuk menjadikan tempat tersebut sebagai medan pertahanan terakhir. Meskipun demikian, penduduk yang menempati zona kuning lebih banyak dibanding dengan zona lainnya (kecuali merah dan hitam). Hal ini dikarenakan, penetapan zona oleh pemerintah yang menyebabkan penempatan wilayah dilakukan secara khusus sehingga warga tidak bisa keluar masuk zona dengan mudah apabila tidak ada keperluan yang penting, terlebih dengan alasan ingin menetap diluar kegiatan bisnis.

Diluar penetapan zona itu sendiri, sebenarnya Lousiana tidak ingin meninggalkan tempat tinggalnya sebelum adanya pembentukan zona dikarenakan informasi mengenai suami dan anaknya yang hilang tanpa kabar selama masa perang belum jelas sampai saat ini. Selain itu, Lousiana juga sudah merasa nyaman dengan keadaannya sekarang karena ia mendapatkan keluarga baru yang tidak dapat ditinggalkannya begitu saja selain anak-anak angkatnya.

******

Saturday, 09 December 2253, 09:02:38

******

Lune masih berjalan dibelakang Yuri yang digandeng lengannya oleh Charlotte untuk pergi ke Cafe tempat kerja paruh waktu kedua Yuri. Semakin lama Lune pun merasa ada perasaan yang terusik di dalam hatinya, dan itu sangat mengganggu sekali. Selain itu, orang-orang yang berpapasan dengan mereka berdua ( Yuri dan Charlotte ) selalu tersenyum kecil.

"Apa mereka tidak malu ditertawakan oleh orang-orang, cari tempat yang lain saja kalau ingin berduaan," gumam Lune yang masih mencoba menahan emosinya.

Akhirnya mereka bertiga telah sampai dipersimpangan sembari menunggu lampu hijau untuk melintas bagi para pejalan kaki menyala. Lune pun mengeluarkan earphone miliknya untuk mendengarkan berita tentang apapun yang terjadi hari ini untuk menghilangkan kekesalan atas pemandangan yang tidak ingin dilihatnya tersebut.

"Ma-maalllluuuu ... sekali," gumam Charlotte yang masih menggandeng lengan Yuri.

"Char ... Char, apa kau mendengarku?" tanya Yuri.

"Baru pertama kali ini ... aku menggand-gandeng ... pria selain ayahku," gumam Charlotte yang tidak mendengarkan pertanyaan Yuri.

"Ada apa, Char? Apa kau sakit?" tanya Yuri saat melihat Charlotte mulai gemetar dan wajahnya memerah.

"Tidak apa-apa, Yuri. Aku baik-baik saja," ucap Charlotte yang berusaha kuat untuk menutupi rasa malunya tersebut.

"Apa sebaiknya kita pulang kembali ke tempat penampungan?" tanya Yuri merasa khawatir.

"Tidak perlu, a-akk-aku ... ba-baik saja kok," ucap Charlotte terbata-bata dengan masih berusaha untuk menutupi kegugupannya.

Lampu hijau untuk memperbolehkan para pejalan kaki menyeberangi jalan telah menyala, namun Yuri dan Charlotte tetap berdiri ditempat mereka dan belum bergerak sama sekali. Lune yang melihat hal tersebut segera mengambil inisiatif.

"Ayo kita jalan, lampunya sudah hijau," ucap Lune sembari menarik lengan Charlotte yang terkejut dengan tindakan Lune tersebut.

"Ehh ... ehh, Lune!" ucap Charlotte yang tentunya tidak didengar oleh Lune.

"Huuuhhhh ... tertolong juga akhirnya," gumam Yuri sembari melangkah menyusul mereka berdua.

******

******

Friday, 08 December 2253, 07:20:11

******

Setelah kepulangan Bram dari rumah sakit, dirinya tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasa untuk pemulihan dirinya. Oleh karena itu, Bram hanya bisa terbaring ditempat tidurnya sembari menonton acara televisi apa yang bisa ditontonnya.

"KRING!! KRING!! KRING!!" Bunyi alat komunikasi Bram.

"Apa kabarmu, Bram? Apa kau masih hidup untuk menikmati sisa hidupmu?" tanya Kapten Philip kepada Bram.

"Tenang saja Kapten, hanya tulang rusuk sebelah kiriku saja yang mengalami retak ringan," ucap Bram melalui alat komunikasinya.

"Ada perihal apa sehingga Kapten sepagi ini menghubungiku? Jangan bilang kalau gaji aku dipotong karena beberapa hari tidak masuk kantor, atau jangan-jangan Kapten ingin memberiku pekerjaan tambahan lagi?" tanya Bram tanpa memperdulikan terlebih dahulu apa yang ingin dikatakan oleh Kapten Philip.

"Sudah selesai, atau ... masih ada yang ingin kau tanyakan kembali denganku," ucap Kapten Philip sedikit kesal mendengar beberapa pertanyaan yang diajukan oleh Bram.

"Baiklah, kalau Kapten masih memiliki niat baik, setidaknya berikan keringanan terhadap pasienmu ini," ucap Bram meminta belas kasihan.

"Kau ini, dengarkan dulu penjelasanku, Bram!" ucap Kapten Philip semakin emosi karena Bram semakin tidak mendengar terlebih dahulu penjelasan mengapa ia dihubungi.

Pagi-pagi sekali ternyata Kapten Philip menghubungi Bram. Selain bertanya tentang keadaannya, Kapten Philip sebenarnya juga ingin meminta beberapa pendapat kepada Bram sebelum divisi internal militer tersebut datang ke markas MOP untuk membawa sekretaris korban pembunuhan untuk ditempatkan sementara sebelum dibawa ke markas pusat untuk dihadapkan pada persidangan.

"Jadi, bagaimana menurutmu?" tanya Kapten Philip.

"Apa kita tidak bisa menunda keberangkatan tersebut untuk beberapa hari lagi, Kapten?" tanya Bram.

"Apa kau sudah memiliki alasan yang tepat sehingga bisa membuat mereka menunggu agar tidak segera membawa sekretaris tersebut ke pusat?" tanya Kapten Philip kembali balik memberikan pertanyaan.

"Aku sedang menunggu informanku mengumpulkan beberapa bukti pendukung, jadi pihak divisi internal militer tersebut dapat membawa pelaku yang tepat untuk dihadirkan di pengadilan militer pusat," ucap Bram mencoba menjelaskan.

Kelihatannya Kapten Philip telah ditemui oleh ketua divisi untuk meminta otoritas dalam proses penangkapan pelaku pembunuhan yang terjadi, dan menjadikan markas MOP sebagai tempat untuk menahan tersangka sebelum penjemputan dari pusat tiba di zona kuning tersebut. Sementara, Hana dan Kim sampai saat ini belum menghubungi Bram terkait informasi yang diminta kepada mereka.

"Apa Kapten tidak mencoba menghubungi pusat untuk memberikan waktu 2 x 24 jam sebelum tersangka yang akan dijadikan sebagai tahanan tersebut dikirimkan ke pengadilan militer," ucap Bram mencoba memberikan saran kepada Kapten Philip.

"Aku sudah mencobanya, tapi mereka hanya memberikan waktu sekurang-kurangnya 1 x 24 jam sejak proses penangkapan dimulai," ucap Kapten Philip kemudian bersandar di kursi kerjanya.

"Tapi, apakah Kapten sudah mencoba untuk menghubungi pusat dengan dugaan yang benar-benar akan menjadikan sekretaris tersebut supaya mendapatkan kebebasan, serta terlepas dari tuduhan?" tanya Bram dengan yakin kepada Kapten Philip yang kemudian terkejut.

"Apa benar kau sudah memiliki asumsi tersebut?" tanya Kapten Philip penasaran.

"Kalau pernyataan yang terpaksa aku berikan terlebih dahulu meskipun masih membutuhkan beberapa potongan-potongan kecil informasi lagi namun akan membuat Kapten mencoba untuk menghubungi pusat kembali untuk meminta perpanjangan waktu persidangan, akan aku coba menjelaskannya kepada Kapten sekarang juga," ucap Bram menjelaskan dengan penuh percaya diri melalui alat komunikasinya tersebut.

"Baiklah, coba aku dengarkan dugaanmu terlebih dahulu," ucap Kapten Philip.

******

Berikut beberapa asumsi atau dugaan-dugaan yang dapat dijadikan sebagai dasar penjelasan praduga tak bersalah untuk menolong sekretaris, sekaligus meminta bantuan tambahan apabila diperlukan untuk menangkap pelaku sebenarnya yang diberikan oleh Bram kepada Kapten Philip.

Satu, perbedaan waktu yang diberikan masing-masing saksi memiliki perbedaan dikarenakan mereka menyetel waktu kerja mereka sesuai dengan tugas dan fungsinya. Sekretaris selalu menyetel jamnya lebih cepat 5 menit, petugas kebersihan menyetel jam kerjanya 10 menit lebih awal, sementara kepala keamanan tidak menyetel jam kerjanya sama sekali. Hal ini dapat dibuktikan dengan pernyataan terkait jam pulang antara kepala keamanan dan petugas kebersihan padahal satu hari sebelum kejadian terjadi, mereka keluar kantor bersama-sama. Sementara, kapten menyebutkan bahwa pada saat yang bersamaan sekretaris melihat mereka berdua sebab ingin kembali masuk ke dalam gedung.

Dua, mengapa ada jeda waktu yang dinyatakan oleh kepala keamanan sesuai dengan apa yang telah Kapten Philip sampaikan mengenai keberadaan sekretaris tersebut dapat menjadi bukti bahwa sekretaris harus beberapa kali turun ke beberapa lantai dikarenakan ada keperluan untuk mengambil berkas yang akan dipersiapkan bos mereka untuk bertemu klien, dihubungi oleh wakil keuangan untuk memintanya menagih pinjaman kepada petugas kebersihan, dan tentunya yang terakhir ketika ia masuk ke ruangan mengantarkan klien sementara kepala keamanan sedang keluar ruangan karena dihubungi oleh istrinya untuk mengingatkan agar tidak lupa membeli perlengkapan kebutuhan bayi mereka yang baru saja lahir.

Tiga, sebenarnya kepala keamanan bertemu dengan para anggotanya yang berpatroli, namun salah satu dari beberapa yang melakukan tugas patroli tersebut adalah karyawan baru yang diangkat sehingga tidak begitu mengenali pimpinannya. Kepala keamanan hanya datang kembali karena lupa membawa barang yang telah ia beli pada sore harinya atas permintaan istrinya tersebut. Sebab, saat jam pulang kantor ia bertemu dengan petugas kebersihan gedung tersebut yang meminta tolong kepadanya untuk meminjam sejumlah uang agar dapat melunasi hutangnya ditempat lain pada hari itu. Hal ini dapat dibuktikan dengan keterangan anggotanya yang sedang berada dirumah setelah pulang kerja dari piket malam.

Empat, cangkir kopi yang masih hangat dapat membuktikan bahwa sebenarnya sekretaris masih masuk kembali ke ruangan tersebut sambil membawa berkas yang diminta oleh pimpinannya namun tidak menyadari akan reaksi korban. Selain itu, alasan lainnya adalah agar sidik jari pelaku tidak dapat teridentifikasi dengan tim forensik sehingga hanya terdapat sidik jari sekretaris itu saja. Dan tentu saja, hal tersebut sudah dipikirkan dengan baik oleh pelaku.

Lima, bekas luka yang ada dileher korban membuktikan bahwa pelaku merupakan seorang pembunuh yang profesional dan mengetahui betul tentang ilmu kedokteran ( maaf tidak dapat dijelaskan secara rinci di dalam penulisan novel ini, dikarenakan beberapa hal yang tidak dapat dibahas dan dapat mengganggu kenyamanan dalam membaca novel ini, terima kasih* ). Hal ini dikarenakan, berdasarkan rekam jejak medis korban yang sering mengalami serangan jantung mendadak mempercepat proses kematian korba. Sebab, untuk menemukan jarum yang menusuk urat nadi di leher korban tersebut tidak akan pernah bisa ditemukan apabila kita tidak melakukan penggeledahan dengan teliti, meskipun selain karena adanya keterbatasan waktu yang dimiliki sebelum divisi internal militer tersebut datang.

Enam, menurut rekam jejak CCTV sendiri, setelah para saksi kunci keluar dari gedung yang menjadi lokasi pembunuhan, klien masuk ke sebuah mobil yang memiliki nomor plat resmi dan terdaftar atas nama klien tersebut namun mereka pergi berlawanan arah dengan arah kediaman klien yang sesungguhnya. Hal tersebut dapat dibuktikan apabila kita memiliki izin untuk melakukan penyelidikan kembali disekitar area gedung yang menjadi lokasi kasus pembunuhan tersebut.

******

Pada akhirnya Bram telah selesai menyampaikan beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai bukti dalam pelaporan yang akan dibuat oleh Kapten Philip sebagai penunda proses penjemputan sekretaris yang telah ditetapkan sebagai tersangka secara sepihak oleh divisi internal militer tersebut.

"Apa tidak ada lagi asumsi yang dapat kau berikan padaku?" tanya Kapten Philip setelah Bram selesai memberikan asumsinya terkait kasus pembunuhan tersebut.

"Sebenarnya masih ada kapten, tapi ...," ucap Bram ragu.

"Tapi?" tanya Kapten Philip semakin penasaran.

"Maaf Kapten, aku belum dapat menjelaskannya lebih rinci dikarenakan kurangnya beberapa potongan-potongan yang ingin aku buktikan," ucap Bram.

"Baiklah kalau kau belum dapat mengatakannya, itu sudah cukup, karena aku juga telah mendapat beberapa informasi dari informan terpercayaku bahwa kalau yang kau katakan tadi benar, bahwa pihak militer sedang mengerjakan sebuah proyek yang bernama athena, maka aku telah menemukan beberapa titik terang terkait kasus pembunuhan ini," ucap Kapten Philip.

"Ada apa ini sebenarnya, Kapten?" tanya Bram penasaran.

"Kendaraan pengangkut beberapa prototype yang diinginkan oleh pihak militer tersebut tujuannya adalah lokasi pembunuhan untuk penitipan sementara. Disamping itu juga, ada geng dan mafia yang sudah bergerak untuk merampok prototype tersebut," ucap Kapten Philip kembali duduk bersandar di kursi kerjanya sembari menatap langit-langit ruang kerjanya.

"Jadi, maksud Kapten?" tanya Bram yang semakin penasaran akan situasi apa yang sebenarnya akan terjadi.

"Kota kita akan menjadi medan peperangan untuk mendapatkan prototype tersebut, seperti yang telah aku sebutkan sebelumnya, tujuan kendaraan yang membawa prototype tersebut sebelum melanjutkan perjalanan ke zona putih adalah gedung lokasi terjadinya kasus pembunuhan tersebut," ucap Kapten Philip lalu mengusap wajahnya.

"Namun, kita juga tidak tahu mengapa pimpinan perusahaan tersebut dibunuh satu hari sebelum kedatangan yang mana akan lebih menguntungkan mereka," ucap Kapten Philip melanjutkan penjelasannya.

"Ada benarnya juga, Kapten. Tapi, apa kau serius, Kapten? Bagaimana mungkin semua kejadian yang baru-baru terjadi ini sengaja dibuat untuk mengelabui kita, MOP, maupun pihak militer. Selain itu, sebenarnya apa yang menjadi tujuan mereka," ucap Bram dengan serius.

"Aku tahu itu Bram, hal ini memang tidak pernah kita duga sebelumnya, masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang belum dapat kita temukan jawabannya," ucap Kapten Philip sembari menundukkan wajahnya.

Kemudian, Kapten Philip menjelaskan berdasarkan keterangan informannya yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri yaitu Billy, anggota geng mereka yang akan menjadi pelaksana, para mafia yang akan menjadi pendukung mereka, sementara otoritas MOP sedang dibekukan karena keberadaan divisi internal militer disamping kendaraan yang membawa prototype tersebut hanya menggunakan kendaraan jasa pengiriman barang.

"Kalau begitu, mau tidak mau kapten harus segera menghubungi pusat untuk mencabut pembekuan otoritas kita sementara waktu ini untuk bersiap menghadapi peristiwa tersebut," ucap Bram dengan nada serius.

"Baik, baik, akan aku coba semampuku," ucap Kapten Philip.

"Aku juga akan berusaha semampuku untuk membantu, Kapten! Jadi, Kapten jangan khawatir," ucap Bram.

"Kepalamu yang khawatir, kau saja masih terbaring di tempat tidur, bagaimana aku bisa meminta bantuan padamu," ucap Kapten Philip dengan sedikit emosi.

"Benar juga, Kapten. Maaf, maaf," ucap Bram singkat.

Tidak berapa lama, pintu ruangan Bram diketuk dari luar yang ternyata adalah Yuri dengan tujuan untuk melihat bagaimana perkembangan kondisi yang dialami oleh Bram saat ini. Tentu saja itu semua karena ulah Lune.

"Baiklah, Kapten. Cukup sampai disini dulu," ucap Bram.

"Baiklah, terima kasih atas beberapa informasi yang telah kau berikan sebelumnya," ucap Kapten Philip lalu memutuskan saluran komunikasi mereka.

******

Kapten Philip pun hanya bisa menatap kosong ke arah lembaran-lembaran berkas yang ada dihadapannya terkait kasus pembunuhan tersebut, dan tidak tahu harus melakukan apa agar kasus tersebut cepat berakhir dengan pelaku sebenarnya dan menyelematkan nama baik sekretaris perusahaan yang ditangkap oleh divisi internal militer.

"Apa mereka mau memancing di air yang keruh, tapi tidak seperti ini juga tindakan yang diambil untuk menyelesaikan kasus ini," gumam Kapten Philip penasaran.

Tiba-tiba pintu ruang kerja Kapten Philip diketuk oleh salah satu anggotanya yang ingin memberitahukan bahwa beberapa menit lagi, kendaraan divisi internal militer yang membawa tersangka kasus pembunuhan akan segera tiba di markas MOP.

"Baiklah, kalian segera bersiap untuk mengamankan pintu masuk agar tidak dipenuhi oleh para pencari berita, dan sebagian lagi segera lapor ke bagian sel untuk mempersiapkan ruangan tersangka tersebut", instruksi Kapten Philip.

"Siap, laksanakan!" ucap anggotanya tersebut sembari memberi hormat.