Chereads / Internal Zone / Chapter 24 - The Clock Is Running

Chapter 24 - The Clock Is Running

Saturday, 09 December 2253, 20:15:33 ( Markas MOP )

******

"BRAAAGGHHHH!!!" Bunyi pintu yang dibuka secara kasar.

Kapten Philip yang sedang berada diruang kerjanya tiba-tiba terkejut dengan bantingan pintu yang dibuka secara kasar dan mendadak oleh ketua divisi internal yang sedang tersulut emosinya setelah mendengar kabar bahwa pusat pusat memberikan tambahan waktu 1 x 24 jam untuk membuktikan kebenaran yang dijelaskan oleh Kapten Philip.

"Apa maksudmu, Kapten?" tanya Ketua Divisi tersebut emosi.

"Tunggu dulu ... tunggu dulu, kalau kau ingin berbicara, silahkan duduk dan tenangkan dirimu dulu," ucap Kapten Philip sembari berdiri dari kursi kerjanya karena terkejut atas tindakan yang dilakukan ketua divisi yang tiba-tiba datang dan memarahinya.

"Aku tidak butuh basa-basi darimu lagi, sekarang jelaskan kepadaku dengan baik, apa yang kau lakukan dibelakangku," ucap Ketua Divisi tersebut masih emosi.

"Kau akan mendapatkan promosi," ucap Kapten Philip singkat.

Ketua divisi hanya bisa terdiam dan merasa sedikit tenang mendengar apa yang dikatakan oleh Kapten Philip tersebut, meskipun penjelasan terkait belum diberikan secara rinci dan detail kepadanya. Tidak berapa lama kemudian ketua divisi tersebut pada akhirnya mengikuti kemauan Kapten Philip untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu dan segera duduk.

"Akhirnya, bisa diam juga dia," gumam Kapten Philip sembari menutup pintu ruang kerjanya agar perbincangan mereka berdua nantinya agar lebih terjaga.

"Apa kau sudah merasa sedikit tenang, Ketua Jones?" tanya Kapten Philip sembari duduk kembali dikursi kerjanya sembari mengeluarkan sebuah map folder dari laci meja kerjanya.

"Baiklah, sekarang jelaskan kepadaku, apa yang kau maksud dengan aku akan mendapatkan promosi," ucap Ketua Jones sembari mengalihkan pandangannya ke arah map folder yang diletakkan oleh Kapten Philip di antara mereka berdua.

"Aku yang akan menjamin dengan 100% bahwa semua bantuan yang akan kau berikan padaku terkait apa yang terdapat dalam isi map folder ini akan membuatmu naik pangkat dengan cepat. Bahkan, kau akan mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan promosi ke pangkat yang lebih tinggi," ucap Kapten Philip dengan penuh keyakinan.

"Apa kau serius? Jangan pernah bercanda dengan diriku, atau aku akan membuatmu menyesal seumur hidupmu," ucap Ketua Jones ketus sembari mengacungkan jari telunjuknya ke arah wajah Kapten Philip yang masih menatapnya dengan tatapan penuh keyakinan.

"Akhirnya umpan telah digigit," gumam Kapten Philip sembari tersenyum.

"Apa dia berusaha menjebakku dengan permainan kata-kata, tidak mungkin dengan sekejap mata dia berusaha untuk membujukku menuruti keinginannya. Meskipun dengan promosi maupun kenaikan pangkat, apa dia bersungguh-sungguh dengan apa yang diucapkannya tersebut," gumam Ketua Jones.

"Baiklah, akan aku jelaskan," ucap Kapten Philip.

"Hhhmmmm," gumam Ketua Jones.

******

Pertama, apabila Ketua Jones bersedia membantu dirinya untuk mencegah jatuhnya korban yang tidak bersalah akibat proses penangkapan pelaku kasus pembunuhan sebenarnya, serta menggagalkan usaha pembajakan kendaraan jasa pengantar barang yang membawa prototype tersebut, maka tindakan tersebut semuanya berada dibawah tanggung jawab Ketua Jones. Akan tetapi, apabila mengalami kegagalan, maka Ketua Jones tidak akan terlibat sama sekali dan hanya dimanfaatkan oleh MOP untuk membantu melancarkan aksi.

Ke Dua, apabila Ketua Jones mau melakukan kerjasama untuk membersihkan nama baik sekretaris sebagai tersangka yang dilakukan berdasarkan asas praduga tak bersalah, maka kondisi yang dapat mengakibatkan nama buruk divisi internal maupun pihak militer yang diakibatkan dari adanya salah tangkap dapat dihilangkan dengan banyak pilihan tersangka dengan catatan bahwa pelaku sesungguhnya tidak tertangkap pada saat aksi dilakukan. Tentunya, dengan asumsi yang telah Kapten Philip pikirkan sendiri sebelumnya untuk menetapkan pelaku lain yang memungkinkan untuk menjadi tersangka utama.

Ke Tiga, apabila Ketua Jones bersedia membantu menghubungi pusat untuk memberikan tambahan pasukan dan beberapa peralatan mendukung dengan alih sebagai tambahan kekuatan untuk menghadapi kasus ini, maupun beberapa kasus yang akan terjadi di masa yang akan datang. Maka, Kapten Philip menawarkan Ketua Jones untuk menjadi penghubung kerjasama antara kekuatan MOP dan pihak militer pusat dengan syarat tertulis apabila Ketua Jones bersedia untuk menjadi penghubung kerjasama tersebut.

******

Setelah menawarkan beberapa pilihan supaya dapat dipertimbangkan kembali oleh Ketua Jones, Kapten Philip membuka map folder tersebut agar Ketua Jones lebih dapat memahami situasi yang akan terjadi nantinya. Selain itu, hal-hal yang akan diputuskan oleh Ketua Jones nantinya turut serta mempengaruhi pilihan terkait tindakan yang akan diambil oleh Kapten Philip.

"Bagaimana?" tanya Kapten Philip.

"Silahkan lihat dan baca sendiri, apakah yang aku tawarkan sebelumnya adalah suatu kebohongan atau tidak, selain itu untuk perlu Ketua Jones pahami, aku tidak pernah untuk bermain api apabila aku sendiri takut terbakar dengan api yang aku nyalakan," ucap Kapten Philip dengan penuh percaya diri dalam kata-katanya.

Cukup lama Ketua Jones membaca berkas secara cermat dan melihat beberapa detail yang harus menjadi titik terang apakah ia harus menerima tawaran yang diajukan oleh Kapten Philip, atau harus mengambil tindakan sendiri untuk mengatasi Kapten Philip beserta instansi MOP yang ada pada kawasan Distrik M di Kota Refugio yang berada dibawah komandonya.

"Baiklah, meskipun ada beberapa bagian yang sulit aku terima terkait beberapa informasi yang ada dalam laporan ini. Namun, tawaran yang kau berikan sebenarnya tidak buruk juga, tetapi pilihan ke tiga aku belum dapat memutuskan hal tersebut. Sebab, prosedur yang harus diambil sangat sulit dan membutuhkan waktu yang lama." ucap Ketua Jones.

"Kalau masalah itu, Ketua Jones tidak perlu merasa khawatir. Aku sudah menghubungi pihak pusat. Mereka berkata, itu semua tergantung pada dirimu saja," ucap Kapten Philip santai.

"Apa maksud dari perkataanmu?" tanya Ketua Jones penasaran.

"Apakah tadi kau sudah dihubungi oleh pusat?" ucap Kapten Philip memberikan pertanyaan balik kepada Ketua Jones.

"Ya, tentu saja. Maka dari itu aku menemuimu saat ini, tapi mereka tidak berbicara lebih lanjut terkait tawaran maupun tindakan yang akan kalian lakukan," ucap Ketua Jones.

"Sebenarnya aku tidak ingin berbicara basa-basi seperti yang kau inginkan, tapi akan aku perjelas sedikit. Saat aku menghubungi pusat, aku juga sudah memberitahukan tawaran yang telah aku sampaikan padamu, dan mereka pun hanya memutuskan apa kau setuju atau tidak," Kapten Philip mencoba menjelaskan beberapa bagian yang belum dikatakannya kepada Ketua Jones ( meski tidak semua yang disampaikan kepada Ketua Jones disampaikan pula oleh Kapten Philip kepada penanggungjawab militer pusat ).

"Apa kau menghubungi dewan komite, atau hanya pimpinan tertentu saja?" tanya Ketua Jones, karena masih ada sedikit keraguan akan keputusan yang akan diambilnya.

"Tentu saja. Aku telah menghubungi Jenderal Matt Foreigner terlebih dahulu, sebab aku mengetahui bahwa ia adalah salah dari dewan komite militer pusat, dan ia menyetujui hal tersebut," ucap Kapten Philip.

"Jenderal Foreigner ... dia tidak bercanda dengan apa yang dikatakannya, bukan!!" gumam Ketua Jones benar-benar merasa terkejut.

"Apa ada yang salah dalam penyampaianku tadi, Ketua Jones?" tanya Kapten Philip.

Jenderal Matt Foreigner, berdasarkan apa yang diketahui oleh Ketua Divisi Internal Militer Jones, merupakan salah satu bagian penting yang ada di dewan komite militer pusat dan cukup memiliki pengaruh di bagian kemiliteran. Tidak sembarang orang yang mampu mendekati, maupun hanya sebatas mengajak berbicara apabila itu tidak terlalu penting. Sebab, pada masa perang saja, Jenderal Matt Foreigner termasuk salah satu sosok yang ditakuti oleh para musuhnya terkait beberapa aksi yang dilakukannya.

"Apa kau serius, Kapten Philip?" tanya Ketua Jones.

"Bagian mana dari perkataan yang telah aku sampaikan kepadamu yang bermaksud untuk bercanda dan membohongimu. Apa perlu aku menghubunginya kembali supaya kau lebih percaya," ucap Kapten Philip sembari bersiap menekan tombol AD milknya meski hanya untuk mempermainkan Ketua Jones.

"Sebenarnya ... tidak ada ruginya kalau aku menerima tawaran tersebut. Tapi, apa mungkin dia memiliki hubungan dengan Sang Jenderal Heroik tersebut," gumam Ketua Jones.

"Bagaimana, Ketua Jones? Saat ini kita tidak memiliki banyak waktu, apa kau menerima tawaranku, atau tidak?" tanya Kapten Philip.

"Baiklah, aku terima tawaran darimu Kapten Philip." ucap Ketua Jones sembari memberikan tangannya untuk berjabat tangan dengan Kapten Philip.

"Terima kasih Ketua Jones, aku mohon kerjasamanya," ucap Kapten Philip sembari membalas jabat tangan tersebut.

Tidak berapa lama kemudian Ketua Divisi Internal Militer Mac Jones meninggalkan ruang kerja Kapten Philip untuk memulai mengkoordinir para anggotanya terkait rencana yang akan dijalankan oleh Kapten Philip.

******

Saturday, 09 December 2253, 23:05:21 ( Markas MOP )

******

"Apa kau sudah sampai di kantor?" tanya Kapten Philip melalui alat komunikasinya.

"Aku baru saja sampai dipelataran parkir, ada apa sebenarnya, Kapten?" ucap sumber suara dari balik alat komunikasi Kapten Philip.

"Lebih baik kita berbicara di ruanganku," ucap Kapten Philip lalu memutuskan saluran komunikasi tersebut.

Lima menit kemudian, muncul sesosok wanita yang masuk ke ruangan Kapten Philip dan langsung duduk di kursi tamu meja kerjanya. Sosok tersebut tidak lain adalah Victoria Chambers, salah satu anggota pasukan MOP dan bawahan terpercaya dari Kapten Philip selain Bram.

"Hoooaaammmmm ... ngantuk sekali Kapten. Apa ada urusan yang mendadak sekali, aku baru saja

sampai di rumahku dan ingin segera tidur setelah berpatroli," ucap Victoria sembari mengusap ke dua matanya untuk menghilangkan rasa kantuk.

"Kau ini, aku tidak akan menghubungimu apabila tidak ada hal yang penting dan serius yang ingin aku bicarakan," ucap Kapten Philip.

"Lalu?" tanya Victoria.

"Ngomong-ngomong, apa rasa ngantukmu terlalu parah sampai kau harus datang dengan menggunakan pakaian tidurmu," ucap Kapten Philip sembari mengusap wajahnya karena tidak tahu harus mengatakan apa lagi melihat pakaian yang dipakai oleh Victoria.

"Ehh," ucap Victoria kebingungan dengan maksud yang diucapkan oleh Kapten Philip sembari melihat keadaannya.

"Apa kau sudah menyadarinya sekarang?" tanya Kapten Philip.

"Ma-ma-maafff ... Kapten Phillip ... Hehehehehe," ucap Victoria lalu tertawa kecil sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Bram maupun kau sama saja, apa tidak ada lagi orang yang menjadi bawahanku mampu bersikap secara normal dan bertanggung jawab dengan pekerjaannya," gumam Kapten Philip sembari menundukkan kepala dan mengusap wajahnya kembali.

"Hehehehehhee," tawa kecil Victoria yang melihat reaksi yang ditunjukkan oleh Kapten Philip kembali.

Victoria datang ke markas MOP dengan masih menggunakan pakaian tidurnya dan tidak menggunakan atribut atau seragam dinas maupun lapangan. Rambut pendeknya juga masih berantakan dan terkesan tidak mencuci muka terlebih dahulu. Meskipun demikian, Kapten Philip masih bersyukur bahwa dalam keadaan atau kondisi seperti itu, Victoria masih mampu dengan selamat untuk tiba di markas MOP.

******

******

"Hatchi ... hatchi," Bram bersin.

"Apa ada yang membicarakanku?" gumam Bram bertanya kepada dirinya sendiri.

Bram masih terbaring di tempat tidurnya untuk memulihkan kondisi yang dialaminya. Namun, berkat apa yang dikatakan oleh Kapten Philip beberapa waktu yang lalu, Bram belum bisa tidur dengan tenang sebelum berhasil menghubungi Hana dan Kim.

"Tuuutttt ... Ttuuuutttt ... Maaf, panggilan yang anda tuju tidak dapat dihubungi untuk saat ini dikare---" ucap operator yang tidak dilanjutkan.

"Mereka ini pergi dan sedang melakukan apa sebenarnya," gumam Bram semakin penasaran akan Hana dan Kim.

Bram sebenarnya ingin meminta bantuan Lune, tapi semenjak mereka pulang dari tempat kerja paruh waktu kerja Yuri, Bram tidak dapat menghubunginya sama sekali. Bram tahu apabila Lune tidak dapat dihubungi dua kali maka itu pertanda bahwa ia tidak mau diganggu dan jangan pernah untuk mencoba yang ketiga kalinya.

"Apa masalah kali ini terlalu serius bagi mereka bertiga?" gumam Bram bertanya kepada dirinya sendiri.

Menurut percakapannya dengan Susan saat mengantar makan malamnya, mereka bertiga semakin menunjukkan sikap yang berbeda sama sekali sebelum pergi meninggalkan tempat penampungan ini. Bahkan, Lune tanpa menampakkan ekspresi sama sekali berpesan kepada Susan untuk mengingatkan Bram bahwa hukumannya akan bertambah saat berpapasan dengan Susan di depan ruangannya sehingga Lune tidak perlu repot-repot masuk dan mengatakannya sendiri kepada Bram.

Sementara, menurut pengamatan Susan, sikap Chalotte pun tidak bisa digambarkan dengan pasti antara senang atau sedih karena berusaha menutupi sesuatu yang tidak ingin dibicarakannya lebih lanjut dan langsung masuk pergi meninggalkan dapur umum. Sedangkan, Yuri tidak keluar dari ruangannya setelah pulang.

"Aku bahkan sama sekali tidak tahu apa kesalahanku kali ini," gumam Bram.

Dikarenakan profesional dalam bekerja yang paling utama, maka Bram mengesampingkan terlebih dahulu apa yang akan diterima olehnya dari Lune, meskipun ekspresinya masih menggambarkan sedikit kecemasan akan kejutan yang diberikan oleh Lune.

"Drrtt ... Drrrrrtttt," AD Bram bergetar.

"Mengapa kalian lama sekali menghubungiku?" tanya Bram sedikit emosi saat mengetahui bahwa Hana pada akhirnya menghubungi Bram.

"Maaf Kak Bram ... Huufffttt, Hhuuuffftt, aku baru bisa menghubungi ... Huufffttt, Hhuuuffftt ... mu," ucap Hana melalui alat komunikasinya sembari menghela nafas karena merasa lelah.

"Kau ini sedang melakukan apa sebenarnya?" tanya Bram heran.

"Kakak tidak perlu tahu hal itu, aku terlalu lelah untuk menjelaskan, ceritanya panjang," ucap Hana.

Pada akhirnya Bram meminta Hana untuk menjelaskan terkait beberapa informasi yang ingin diketahuinya. Dari beberapa informasi yang disampaikan oleh Hana, terdapat petunjuk bahwa isu terkait kemunculan Dead Flag memang benar adanya meski tidak tahu persis kapan dan dimana mereka akan muncul.

"Hhhuuuuhhhhhh," Hana menghela nafasnya.

"Baiklah, terima kasih atas informasinya," ucap Bram.

"Apa hanya itu yang ingin Kakak katakan, bagaimana dengan aku?" tanya Hana yang sengaja memancing Bram untuk memberikannya imbalan atau bonus tambahan atas kerja ekstra yang telah dilakukannya.

"Oke, Oke. Tapi, aku tidak menjamin hal tersebut dapat berjalan dengan lancar. Sebab, hari ini saja kelihatannya ada permasalahan yang cukup serius," ucap Bram.

"APPPAAA!!!" teriak Hana.

"Tenang ... tenangkan dirimu terlebih dahulu," ucap Bram terkejut.

"Apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Hana.

"Nanti akan aku jelaskan lebih rinci dengan beberapa file yang akan aku kirimkan kepadamu terkait permintaanku yang lain," ucap Bram mencoba mengalihkan pembicaraan agar Hana tidak terlalu banyak bertanya kembali.

"Pekerjaan tambahan lagi ... Kak Braammmm. Tiga hari ini saja aku belum bisa beristirahat dengan tenang," keluh Hana.

"Akan aku tambahkan bonus tiket makan gratis di restoran berbintang untuk dua orang," ucap Bram.

"Baiklah, apa pekerjaannya?" tanya Hana yang tidak ingin menolak bonus tambahan tersebut dengan semangat.

"Kau ini," gumam Bram.

Tidak berapa lama kemudian, Bram menjelaskan perihal pekerjaan tambahan yang akan diberikan kepada Hana dan Kim secara garis besarnya saja. Sementara, rincian pekerjaan tambahan tersebut dikirimkan kepada Hana melalui alat komunikasinya sebelum akhirnya Hana memutus saluran komunikasi mereka.

"Huuhhhhhhh," desah Bram sembari berusaha turun dari tempat tidurnya untuk mencoba berjalan kecil di dalam ruangannya.

"Untuk saat ini, lukanya tidak terlalu terasa lagi. Semoga saja besok aku sudah bisa kembali ke markas. Arggghhhh," ucap Bram sembari menahan rasa sakitnya dan mencoba untuk melakukan olahraga ringan.

******

******

Sunday, 10 December 2253, 01:12:50 ( Markas MOP )

******

Kapten Philip telah mengumpulkan beberapa anggotanya termasuk para Letnan dan Detektitf untuk membicarakan, serta memberi instruksi terkait dengan aksi yang akan mereka lakukan diruang rapat markas MOP. Meski, Victoria masih menggunakan pakaian tidurnya dan berlapis rompi anti peluru saja.

"Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pada intinya kita akan bekerjasama dengan anggota divisi internal militer untuk menangkap pelaku kasus pembunuhan yang sebenarnya, sekaligus menggagalkan aksi perampokan terhadap kendaraan pengangkut prototype tersebut," ucap Kapten Philip.

"Apakah anggota divisi internal tersebut sudah menyetujuinya, Kapten Philip?" tanya salah satu Letnan karena merasa masih tidak yakin, mengingat hubungan yang kurang baik antara satuan mereka selama ini.

"Aku sendiri yang sudah membicarakan hal tersebut kepada Ketua Divisi Internal Militer, Mac Jones beberapa jam yang lalu," ucap Kapten Philip dengan percaya diri untuk menghilangkan keraguan dan meyakinkan seluruh anggotanya bahwa aksi tersebut merupakan aksi gabungan.

"Lalu, bagaimana pembagian otoritasnya, Kapten?" tanya Letnan itu kembali.

"Operasi ini akan dilakukan dibawah komando Jones langsung, tapi kita tetap bergerak sebagai satuan MOP yang langsung dibawah komandoku. Dan, mereka akan bergerak sebagai Divisi Internal Militer," ucap Kapten Philip mencoba menjelaskan secara garis besar.

"HAAAAHHHHHH!!!" ucap seluruh yang hadir di ruangan rapat tersebut terkejut mendengar penjelasan yang diberikan oleh Kapten Philip.

"Kalian ini," gumam Kapten Philip sembari menggelengkan kepalanya.

Kapten Philip pada akhirnya harus menjelaskan kembali apa yang sudah ia bicarakan dengan Ketua Jones supaya lebih memperjelas status dan posisi anggotanya dalam aksi yang akan dilakukan. Maklum saja, pendidikan dan pelatihan sangat jarang dilakukan pada organisasi MOP sehingga hanya sedikit memiliki wawasan dan pengetahuan yang cukup mengenai manajemen kinerja yang tepat saat menerapkan prosedur dalam menjalankan sebuah operasi penangkapan yang melibatkan kerjasama dengan pihak yang lebih tinggi.

"Tapi, apa itu tidak merugikan kita, Kapten?" tanya salah satu anggotanya.

"Tidak salah bukan kalau kita rugi sedikit untuk mendapatkan keuntungan yang besar di kemudian hari," ucap Kapten Philip tanpa ingin memperjelas lebih lanjut.

"Lalu, apa kita perlu memperhatikan dan menerima prosedur yang akan diberikan oleh Ketua Jones?" tanya anggota tersebut kembali tanpa berpikir bahwa Kapten Philip sudah menjelaskan perihal yang ditanyakan tersebut beberapa saat yang lalu.

"Sudah diam. Kau ikuti saja perintah dariku, kau tidak lihat Kapten Philip sudah menatapmu dengan tatapan yang ingin menerkam dirimu," bisik salah satu Letnan yang berada tepat di sebelah anggota yang mengajukan pertanyaan tadi.

"Hhuuuuhhhh," desah Kapten Philip.

"Sabar kapten, sabar," ucap Victoria sembari menenangkan Kapten Philip.

"Sabar kepalamu, lihat saja dirimu saat ini," ucap Kapten Philip sedikit emosi.

Victoria hanya bisa terkejut dan menyilangkan tangannya untuk menutupi rasa malu karena masih menggunakan pakaian tidur miliknya, sementara yang lainnya hanya bisa terdiam melihat kemarahan yang ditunjukkan oleh Kapten Philip meski luapan rasa emosi tersebut tertuju pada Victoria.

"Baiklah, sekarang semua sudah jelas dan mohon bersiap semaksimal mungkin," ucap Kapten Philip.

"Siap, laksanakan, Kapten Philip!!" ucap semua yang hadir secara bersamaan sembari memberi hormat kepada Kapten Philip.

"Satu jam lagi segera berkumpul di pelataran parkir untuk menerima instruksi terakhir sebelum keberangkatan, jadi persiapkan semuanya dengan baik. Jangan sampai ada hal-hal yang kecil sekalipun terlewati, sebab kali ini kita tidak tahu apakah kita akan pulang dengan selamat atau tidak," ucap Kapten Philip.

"Laksanakan!!" ucap semua yang hadir secara bersamaan sembari memberi hormat kembali kepada Kapten Philip.