Setelah Jack dibawa keluar oleh salah satu bawahannya tersebut, mereka pun pergi ke salah satu bar yang menjadi salah satu aset bagi mereka untuk mendapatkan pendapatan dengan jasa pengamanan yang diberikan oleh kelompok geng tersebut.
******
******
"Ayo masuk Jack, kita bicara di dalam saja sambil minum biar kau lebih tenang sedikit," ucap Billy, pria yang telah membawa Jack bergabung dan membela dirinya dihadapan bos mereka.
"Terima kasih, Kak Billy," ucap Jack singkat.
"Selamat datang. Oh, Kak Billy," ucap salah satu pelayan bar tersebut.
"Apa ruangan tersebut bisa aku gunakan sekarang untuk menghibur temanku ini?" tanya Billy.
"Baik Kak Billy, tunggu sebentar ya, aku periksa dulu," ucap Pelayan tersebut dan segera pergi untuk membereskan permintaan Billy.
Disebabkan belum selesainya pembersihan oleh petugas kebersihan bar tersebut. Terpaksa Billy menunggu dulu sampai ruangan yang biasa ia pesan sambil minum dapat digunakan. Selain itu, Billy sengaja mengajak Jack keluar dan minum supaya dapat menenangkan Jack sementara waktu. Sebab, apabila ini tidak dapat diselesaikan hari ini maka akan berdampak pada keberhasilan aksi yang akan mereka lakukan dalam beberapa hari ke depan.
"Jangan terlalu serius kau pikirkan hal yang terjadi tadi, anggap saja itu sebagai pengalaman agar kau bisa bekerja dengan lebih berhati-hati dan lebih baik di masa yang akan datang," ucap Billy menghibur Jack sembari menepuk bahunya.
"Terima kasih Kak Billy ... sungguh. Kalau Kakak tidak ada, mungkin aku akan langsung keluar dari geng dan tidak tahu harus berbuat apa-apa lagi," ucap Jack.
"Tidak perlu berkata seperti itu, kau itu sudah aku anggap sebagai teman dan adik kandungku sendiri Jack, hahahaha," Ucap Billy lalu tertawa mendengar perkataan dari Jack tersebut.
Keseriusan mereka berdua berbicara akhirnya terhenti ketika mereka berdua terkejut dengan pertengkaran yang terjadi di dalam bar tersebut. Ternyata ada seseorang yang tertidur pulas dan makan makanan secara gratis tapi tidak mau membayar karena ia menganggap bar ini adalah pajak yang harus dibayarkan kepada dirinya atas pekerjaan-pekerjaan yang telah dilakukannya selama ini.
"Ada apa sebenarnya yang terjadi didalam?" tanya Billy kepada salah satu karyawan petugas kebersihan yang kebetulan lewat untuk membuang sampah.
"Aku juga tidak tahu Kak, aku tadi tidak membereskan ruangan yang biasanya Kakak gunakan untuk duduk santai sambil minum tersebut," ucap salah satu petugas kebersihan bar tersebut.
"Apa kita perlu memeriksanya, Kak?" tanya Jack kepada Billy.
Meskipun tempat tersebut adalah bar, namun pemerintah melarang keras beredarnya minuman keras dengan kadar alkohol di atas 50%. Hal ini akan menguntungkan negara agar dapat mempersiapkan tenaga-tenaga cadangan untuk terjun ke medan perang apabila terjadi perang kembali. Jadi, setiap kegiatan ekspor impor barang, langsung ditangani oleh pihak militer dan beberapa bawahan dari pihak departemen perdagangan langsung dari pusat.
"Ayo Kak kita lihat," ucap Jack sambil melangkah pergi ke asal sumber suara tersebut.
"Aduuhhh ... bertambah lagi pekerjaanku mengurus orang yang bermasalah, aku ke sini hanya mau bersantai, padahal hidupku saja sudah terlalu banyak masalah yang terlalu malas untuk aku pikirkan," gumam Billy sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ayo Kak, cepat," ucap Jack yang penasaran.
"Baik ... baik, tunggu aku, Jack," balas Billy.
Billy akhirnya mengikuti keinginan Jack untuk melihat situasi yang sedang terjadi didalam ruangan yang sering ia gunakan tersebut. Billy memang bagian dari geng dan sudah sejak lama ia berada dalam lingkaran sesat tersebut, namun Billy tetap memegang teguh norma-norma dan nilai-nilai, serta aturan-aturan yang berlaku. Ia tidak akan sampai tega melukai siapapun selama yang akan dihajarnya apabila memang tidak termasuk kategori orang yang benar-benar brengsek dan patut untuk diberi pelajaran.
"Tunggu dulu Jack, aku terima panggilan ini dulu, kau jangan berbuat yang aneh-aneh," ucap Billy yang kemudian pergi keluar dari bar tersebut untuk menerima panggilan dari pimpinan gengnya.
"Baiklah Kak," ucap Jack.
Pimpinan geng tersebut ternyata menghubungi Billy bahwa persiapan sudah hampir matang dan menunggu informasi darinya terkait keadaan lokasi dimana mereka akan beraksi, sebab hanya Billy yang tahu soal itu.
"Ada apa?" tanya Billy tanpa basa-basi.
"Begini Billy, maafkan soal ucapanku tadi karena terlalu banyak anggota yang melihat," ucap pimpinan tersebut.
"Baiklah, tidak apa-apa, langsung ke poin pentingnya saja, ada apa kau menghubungiku," ucap Billy.
"Begini, semua persiapan dan peralatannya sudah dipersiapkan semua, hanya menunggu konfirmasi darimu saja terkait lokasinya," ucap pimpinan geng tersebut.
"Baiklah, besok aku akan menghubungimu lagi," ucap Billy kemudian memutuskan saluran komunikasi mereka.
Sebenarnya pimpinan awal geng tersebut, bukanlah pimpinan saat ini, melainkan Billy sendiri. Dulu sebelum terbentuknya geng tersebut, Billy hanya merangkul beberapa pemuda yang tidak tahu jalan hidup mereka untuk membentuk suatu komunitas sehingga tidak membuang sisa hidup mereka dengan percuma. Namun, lama-lama komunitas tersebut bertambah banyak pengikutnya dan memulai untuk memilih seorang pemimpin.
"Jangan kau kira aku tidak tahu apa maksudmu," gumam Billy.
Dikarenakan ia tidak suka dengan aturan yang mengikat kebebasan hidupnya, serta otoritas yang harus diembannya maka ia mundur untuk menjadi pimpinan yang berakibat pada tujuan pembentukan komunitas tersebut menjadi salah jalur. Meskipun Billy tetap berusaha mengontrol dan mengawasi beberapa tindakan yang menurutnya dapat membahayakan nyawa banyak orang.
"Aku tahu kau merencanakan sesuatu yang buruk dibelakangku, kita lihat saja bagaimana ini akan berakhir, karena aku tidak ingin geng ini semakin terjerumus ke dalam lingkaran hitam para mafia lebih dalam," gumam Billy sambil melangkah masuk kembali ke bar.
******
******
"Apa kau yakin rencana ini akan berhasil, Bos?" tanya tangan kanannya.
"Tenang saja, aku sudah memikirkan rencana kali ini berkali-kali. Apabila memang terjadi kesalahan aku juga sudah memikirkan bagaimana rencana selanjutnya," ucap pimpinan geng tersebut.
"Baiklah kalau begitu," ucap tangan kanan pimpinan geng tersebut.
Apa yang dipikirkan Billy memang tepat, kelihatannya pimpinan geng yang sekarang masih menyimpan perasaan dendam terhadap dirinya. Hal ini dikarenakan, Billy terkadang masih ikut campur dalam setiap aksi mereka yang merugikan orang lain tanpa sebab yang jelas, tentu saja ini sama dengan merugikan geng mereka. Oleh karena itu, aksi yang akan dilakukan beberapa hari lagi tersebut akan dibuat oleh pimpinan geng tersebut untuk mengeluarkan Billy dan menjadikan Jack sebagai kambing hitam.
"Akhirnya aku akan menyingkirkanmu dari sini Billy, aku tidak akan melupakan kejadian yang pernah terjadi sebelumnya, kau membuatku sangat malu dihadapan para bawahanku," gumam pimpinan geng tersebut.
Meskipun demikian, masih ada beberapa bawahan yang masih berpihak dengan Billy, dimana pada dasarnya mereka adalah orang-orang yang pernah dekat dan telah diselamatkan oleh Billy dari kehidupan mereka yang sia-sia akibat dari adanya peperangan tersebut.
"Geng ini sungguh benar-benar kacau sekali tanpa kau yang mengatur mereka, Billy," gumam tangan kiri pimpinan geng tersebut yang masih berpihak dengan Billy sambil melihat pimpinan geng tersebut pergi dari ruangan diskusi mereka.
******
******
"Ada apa sebenarnya ini?" tanya Jack kepada salah satu karyawan bar yang mengalami masalah tersebut.
"Wanita ini lagi, hampir setiap hari ia datang dan selalu tidur sampai pagi setelah membuat kehebohan setiap malamnya dengan beberapa pengunjung yang terpancing untuk memberinya makan gratis," ucap karyawan bar tersebut.
"Susan, ada apa denganmu?" tanya Jack terkejut sambil mendekati wanita tersebut.
Wanita tersebut tidak lain adalah Susan, satu kelas dengan Jack waktu menjalani proses perekrutan militer. Namun, sepengetahuan Jack, Susan berhasil lolos di tahap kualifikasi pertama dengan nilai sempurna di semua bidang, lalu ia pun mendapat kabar bahwa Susan telah menjalani masa pendidikan militernya di akademi militer dua tahun lalu.
"Mengapa ia bisa ada disini, apa yang terjadi sebenarnya?" gumam Jack bertanya kepada dirinya sendiri.
"Apa kau mengenal wanita ini, Kak Jack?" tanya karyawan bar tersebut dan dibalas dengan anggukan kepala Jack.
Meskipun telah cukup lama Jack tidak bertemu dengan Susan, namun Jack masih ingat dan paham betul bagaimana karakter serta pribadi Susan. Jadi, ia sangat terkejut melihat Susan bisa sampai ditempat yang seharusnya bertolak belakang dengan kepribadiannya.
"Susan ... Susan, ayo bangun,�� ucap Jack sambil menepuk pipi Susan pelan.
"Hhmmmppphhh," gumam Susan terasa terganggu tidurnya dengan perbuatan yang dilakukan Jack.
"Susan, Susan," ucap Jack sambil menepuk pelan pipi Susan kembali.
"Jaaacccckkkkkk!!" teriak Susan saat tersadar dan langsung memeluk Jack.
"Apa kau mengenal dia, Jack?" tanya Billy yang tiba-tiba sudah berada dibelakangnya.
"Jaccckkkk!! Jacccckkkkk!!" teriak susan lagi tanpa melepaskan pelukannya.
"Lebih baik kita berdua keluar dari sini, biar Jack yang menangani wanita ini," ucap Billy sembari menepuk bahu karyawan bar tersebut.
"Ba-baik, Kak Billy," ucap karyawan bar tersebut.
Tidak lama pintu ruangan tersebut pun ditutup kembali, karyawan dan petugas kebersihan, serta Billy menjauh untuk sementara agar tidak mengganggu ke dua orang teman lama tersebut.
"Apa mereka baik-baik saja, Kak?" tanya karyawan bar tersebut yang dibenarkan oleh petugas kebersihan bar tersebut dengan anggukan kepala.
"Kalian masih terlalu dini untuk urusan seperti ini, hahahahahaha," ucap Billy lalu tertawa untuk mencairkan suasana, kemudian merangkul mereka berdua untuk segera menjauh dari sana.
"Kau urus baik-baik perempuan itu Jack, dan kalau kau bisa, jaga dia selama kau mampu menjaganya," gumam Billy dengan raut muka yang serius.
Tiba-tiba saja teriakan Susan berhenti dan mereka berdua pun berada dalam keheningan untuk beberapa saat sebelum akhirnya Susan meneteskan air matanya yang masih berada dalam pelukan Jack. Sementara, Jack sendiri berusaha untuk menantikan Susan agar dapat memberitahukan perihal dirinya yang menjadi seperti ini.
"Hikksss, hikss," tangis Susan.
"Ada apa, Susan? Kenapa tiba-tiba kau menangis? Ada apa sebenarnya, dan apa yang terjadi dengan dirimu sampai dirimu berada di tempat seperti ini?" tanya Jack seperti seorang wartawan yangg haus akan limpahan genangan berita yang dapat melepas dahaga penasarannya.
"Hikksss, hikss," tangis Susan.
"Baiklah ... baiklah, ayo kita duduk baik-baik dan akan aku dengarkan ceritamu dulu, sekarang berhenti menangis dulu ya," ucap Jack mencoba menenangkan Susan.
"Hikksss ... hikss, hmmm, hiks ... baiklah, hikss," ucap Susan sembari berusaha untuk menghentikan perasaan sedih yang bercampur aduk di dalam dirinya.
Di mata Jack, Susan adalah sosok wanita tangguh, berpendidikan, memiliki karakter yang kuat dan berani, serta memiliki prinsip yang teguh dalam menjalani hidupnya. Susan berasal dari keluarga yang biasa di salah satu kota di zona kuning ini, makanya tidak mengherankan bagi Jack kalau bisa bertemu kembali dengan sosok wanita tangguh ini. Namun, hal yang tidak disangka adalah mengapa Susan sampai berakhir di tempat ini dan bukan masih dalam masa pendidikan militernya.
"Apa kau sudah tenang sekarang, Susan?" tanya Jack.
"Hmm ... hhmmm," ucap Susan sembari menghapus air matanya.
"Baiklah, kalau kau mau menceritakan beberapa hal kepadaku silahkan, tapi kalau kau belum siap juga tidak apa-apa, yang terpenting kalau kau mau, daripada tinggal di tempat ini lebih baik kita ke rumahku (tempat penampungan) apabila belum ingin pulang ke rumahmu sendiri," ucap Jack mencoba memberikan saran.
"Maksudmu apa, Jack! Kau kira aku wanita hidung belang?" tanya Susan ketus.
"Ahhh ... ti-tidak, bukan itu maksudku ... aku hanya menawarkan jasa saja, uuppppsss," ucap Jack gugup sembari menutup mulutnya dan membuat Susan terkejut kembali.
"Aduuhh ... bagaimana ini," gumam Jack yang semakin merasa tidak nyaman dan membuat Susan akan salah paham dengan perkataannya.
"Hahahahahhahahaaa," tawa Susan.
"Apanya yang lucu, aku serius ... aku hanya memberikan sebuah penawaran kepadamu, tapi ... tapi, bukan dalam arti yang negatif," ucap Jack sembari menundukkan kepalanya.
"Hahahahahahhaha, Jack, Jack ... Hahahahahahahaaa," tawa Susan semakin kencang sembari menepuk-nepuk pundak Jack.
"Aduh ... aduh," gumam Jack kesakitan menahan tepukan Susan.
"Kau masih saja sama seperti waktu pendaftaran ... hahahaha, hikkkss ... hikkksss," ucap Susan yang tidak lama kemudian mengeluarkan air matanya kembali.
"Hheeeehhhhhh," ucap Jack terkejut.
"Hhwwaaaaahhhhhhhh ... hikss, hhwwaaaahhhhhh ... hiksss," tangisan Susan semakin kuat.
******
******
"Apa mereka benar-benar tidak apa-apa, Kak Billy?" tanya karyawan bar sembari memberikan minuman yang dipesan oleh Billy.
"Tenang saja," ucap Billy tersenyum sambil meraih gelas minumannya.
"Tapi, bagaimana bisa Kak Jack mengenal wanita tersebut, padahal Kak Jack sering kemari diajak Kak Billy, dan wanita tersebut selalu berada disini hampir setiap malamnya," ucap karyawan tersebut.
"Sudah berapa lama ia disini?" tanya Billy penasaran akan ucapan karyawan bar tersebut.
"Wanita itu mulai berulah seperti hari ini kira-kira satu bulan yang lalu, tapi salah satu petugas keamanan memberitahuku bahwa wanita itu sudah kemari dari empat bulan yang lalu termasuk bulan ini," ucap karyawan bar tersebut sembari berusaha mengingat beberapa hal penting yang ingin diketahui oleh Billy.
"Ohhh," jawab Billy singkat.
Tidak berapa lama mereka berdua berbincang-bincang, Jack dan Susan akhirnya keluar dari ruangan tersebut dan menghampiri Billy yang telah menunggu mereka. Namun, yang membuat aneh Billy adalah raut muka Jack yang tiba-tiba serius meskipun berusaha disembunyikan olehnya.
"Apa ada yang perlu kau beritahukan kepadaku, Jack?" tanya Billy tanpa memandangi wajah Jack dan Susan.
"Perkenalkan Kak Billy, ini Susan, teman aku waktu mendaftar di militer," ucap Jack.
"Mi-militer ... apa benar yang kau katakan tadi, Kak Jack," ucap karyawan bar tersebut terkejut.
"Ohh ... namamu Susan, apa ada nama lain selain Susan," ucap Billy sembari bertanya dan mulai memandangi mereka berdua, meskipun Susan masih bersembunyi dibelakang tubuh Jack.
"Tidak ada Kak Billy, namanya hanya Susan saja," ucap Jack meski ia sendiri masih ragu.
"Ohhh ... begitu, kalau kau ada urusan yang harus diselesaikan pergi saja dulu, aku akan menunggu disini dan kelihatannya kau tidak perlu dihibur lagi atas kejadian tadi," ucap Billy lalu meneguk minumannya.
"Oh iya, maaff ... maafffkan aku, Kak Billy," ucap Jack yang langsung berubah seperti biasanya.
"Anak ini, masih saja plin-plan, atau memang kau sengaja bertingkah seperti itu, namun, apapun itu, aku akan ada untukmu apabila kau membutuhkanku," gumam Billy yang tiba-tiba tidak selesai karena Jack kembali berbicara kepadanya.
"Sekali lagi aku minta maaf Kak Billy, aku akan keluar sebentar untuk menemani Susan karena ada sedikit urusan katanya," ucap Jack tidak nyaman dengan Billy.
"Kau bilang, kalian berdua pernah mendaftar di militer, apa kau tidak apa-apa, Kak Billy?" ucap karyawan bar tersebut masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Sudah ... sudah, kau jangan membuat pekerjaan ku bertambah dengan keributan ini, dan ingat, siapapun tidak boleh tahu kejadian hari ini, termasuk kau juga .... kebiasaan menguping itu sungguh sangat menjengkelkan," ucap Billy kepada karyawan bar, petugas kebersihan, dan sesosok wanita yang sengaja mendengar pembicaraan itu dari tempat tersembunyi.
Semuanya pun terkejut mendengar kalimat terakhir dari Billy tersebut dan berusaha mencari dimana orang yang dimaksud.
"Seperti biasa, instingmu tetap tajam meskipun kau sudah cukup tua bagiku, Pak Tua," ucap sosok tersebut kemudian terdiam karena terdengar bunyi pecahan gelas yang tidak lain adalah gelas minuman Billy.
"Kalau kau sampai teruskan perkataanmu, aku---" ucap Billy tapi tidak menyelesaikan perkataannya tersebut.
Tanpa ada tanggapan dan jawaban maupun respon dari sosok yang dimaksud, Billy hanya bisa tersenyum kecil dan tidak menyangka akan bertemu dengan sosok tersebut di tempat seperti ini.
"Terlalu banyak kebetulan yang terjadi hari ini, apakah sudah saatnya ... tapi aku belum mendapat kabar apapun darinya," gumam Billy.
"Kalian berdua pergilah, selesaikan urusan kalian, tenang saja, dia sudah pergi, kalian tidak perlu khawatir, kalau kau sudah selesai Jack, aku akan menunggumu disini, pergilah," ucap Billy sembari menggerakkan tangannya yang memiliki maksud untuk mengusir kepada Jack dan Susan.
"Dan, kau ... kau ingat baik-baik perkataanku tadi," ucap Billy sambil menunjuk ke arah karyawan bar tersebut.
"Ba-baik ... Kak," ucap karyawan bar tersebut sambil menganggukkan kepalanya.
"Baiklah kalau begitu, aku pamit dulu ya Kak," ucap Jack yang kemudian melangkahkan kakinya untuk keluar dari bar tersebut.
******
******
Tiba-tiba ada seorang karyawan lain di bar tersebut datang dengan terburu-buru setelah mendengar keluhan dari petugas kebersihan bahwa di salah satu ruangan VIP tidak dapat dibuka dari luar, sehingga ia kesulitan membukanya dan memanggil karyawan lain. Dan, betapa terkejutnya mereka berdua melihat kondisi di dalam ruangan tersebut.
"Kak Billy, tolong kami, tamu di ruangan VIP tidak membukakan pintunya, kami takut ada apa-apa kak dengan mereka," ucap karyawan bar yang lainnya terburu-buru menghampiri Billy.
"Pasti gara-gara dia ... huhhh," gumam Billy.
"Kami tidak berani untuk masuk kesana dan takut untuk memanggil pasukan MOP," ucap karyawan tersebut.
"Baiklah, ayo kita kesana," ucap Billy.
Sambil melangkahkan kaki menuju ruangan yang dimaksud, Billy teringat sebuah informasi tentang siapa yang memesan salah satu ruangan VIP dan ia tahu betul siapa mereka, Billy pun mulai tersenyum.
"Tapi, bukannya tamu VIP untuk kemarin malam menurut informasi adalah mereka yang mau melakukan transaksi penting, huhhh ... aku sedikit berterima kasih kepadamu," gumam Billy.