Sejak saat itu Nabila dan Genta kini menjadi sangat dekat, meskipun mereka berbeda sekolah tapi Genta selalu mengantar jemput Nabila, bahkan Genta rela menunggu Nabila ketika ekskul.
Nabila berjalan menuju ke taman belakang sekolah karena jam pelajaran saat ini sedang kosong. Nabila berjalan sambil bersenandung kecil.
Sampai sudah di taman belakang sekolag, Nabila mendudukkan dirinya dibangku taman, ia memejamkan matanya untuk mencari kenyamanan dalam keheningan di taman ini.
Tak lama Nabila merasakan ada yang duduk disampingnya, dia menoleh dan terkejut atas kedatangan Dalvin yang tiba-tiba.
"Dalvin" kejut Nabila.
Dalvin memandang wajah Nabila lekat-lekat membuat Nabila merasa salah tingkah. Tatapan Dalvin tidak bisa Nabila artikan.
"Ada hubungan apa lo sama Genta?" tanya Dalvin dingin.
Nabila mengerutkan keningnya bingung atas pertanyaan yang dilontarkan Dalvin, Nabila hanya dekat dengan Genta tak punya hubungan lebih.
"Maksud lo? Gue sama Genta cuma sahabatan kok Vin" ujar Nabila.
Dalvin berdecih.
"Kemaren lo bilang temen, sekarang lo bilang sahabat besok lo bilang apa lagi? Pacar?" ujar Dalvin sinis.
Nabila semakin bingung dengan sifat Dalvin saat ini.
"Lo kenapa sih Vin?" tanya Nabila bingung.
"Lo suka sama Genta?" tanya Dalvin.
"Gue gak suka sama dia, gue cuma anggap dia sahabat gue gak lebih" jelas Nabila.
"Jauhin dia!" ujar Dalvin dingin.
Nabila menatap Dalvin tak percaya.
"Lo siapa gue berani ngatur-ngatur?" sinis Nabila.
"Gue bilang lo jauhin Genta" ujar Dalvin dengan suara agak meninggi.
Nabila tersenyum kecut sambil menatap Dalvin serius.
"Lo gak berhak ngatur hidup gue Vin" ujar Nabila sinis.
Dalvin mengepalkan tangannya dan menggebrak bangku taman hingga membuat Nabila terkejut dan ingin menangis.
"Jauhin Genta" sentak Dalvin.
"Kenapa lo nyuruh gue jauhin Genta?" ujar Nabila.
"KARENA GUE GAK SUKA LIAT LO BARENG SAMA COWOK LAIN SELAIN GUE" sentak Dalvin lagi.
Nabila menggelengkan kepalanya tak percaya.
"Mau lo tuh apa sih Vin?" tanya Nabila dengan mata berkaca-kaca.
"MAU GUE, LO JAUHIN GENTA!" jawab Dalvin dengan bentakan yang penuh emosi.
"GUE BINGUNG SAMA LO VIN, LO SELALU NGELARANG GUE BUAT DEKET SAMA COWOK LAIN, SEDANGKAN LO MALAH ASIK-ASIKAN SAMA CEWEK LO" Bentak Nabila yang sudah menangis.
"Lo bilang ke gue, lo bakal ada disamping gue tapi apa? Apa pernah lo hapus air mata gue disaat gue nangis? Apa pernah lo nyelamatin gue disaat gue dalam bahaya? Gak pernah kan?" ujar Nabila sambil menangis.
"Gue capek Vin, gue udah terlalu sabar ngadepin sikap lo yang egois dan Childish, lo gak pernah ngertiin perasaan gue Vin, lo gak tau apa-apa tentang gue" ujar Nabila lirih.
"Lo bilang bakal jadi sayap pelindung gue, awalnya iya lo jadi sayap pelindung gue tapi makin kesini sayap-sayap lo itu perlahan lo patahin dengan sengaja" lirih Nabila lagi.
"Lo ingat ya, sampai kapanpun gue gak akan pernah jauhin Genta" ujar Nabila kemudian dia berlari meninggalkan Dalvin yang berdiri mematung di taman.
"BRENGSEK AARGGGHH" Dalvin menonjok dinding yang ada disampingnya hingga tangannya berdarah.
"Gue gak akan biarin lo deket lagi sama Genta" gumam Dalvin penuh emosi.
Dalvin dan para sahabatnya berjalan menuju parkiran sekolah, mata Dalvin menatap tajam dan tersirat kebencian melihat pemandangan dihadapannya.
Terlihat Nabila yang sedang mengobrol dengan Genta.
"Lo cemburu?" tanya Ribut.
Dalvin hanya bergeming, matanya masih menatap lurus ke depan, tangannya terkepal erat.
"Emosi lo gak akan buat Nabila balik lagi sama lo" ujar Ido.
Dalvin menoleh kearah Ido dengan wajah datarnya.
"Lo udah nyia-nyiain orang yang tulus sama lo" ujar Ido.
"Gue gak peduli lagi" ujar Dalvin sambil meninggalkan teman-temannya.
"Gue pastiin lo bakal nyesel udah nyia-nyiain Nabila demi cewek lain" teriak Ribut.
Dalvin mengemudikan motornya diatas kecepatan rata-rata.
Sedangkan ditempat lain, Nabila terdiam dengan pandangan kosong lurus kedepan. Mobil Genta terus berjalan membelah jalanan kota yang tidak terlalu ramai.
Sesekali Genta mencuri pandangan kearah Nabila. Genta menepikan mobilnya di jalanan yang sepi. Nabila menoleh kearah Genta dengan kening berkerut.
"Lo gak ada niatan buat jahatin gue kan Gen ?" tanya Nabila yang mulai ketakutan.
Genta berdecak kesal.
"Lo nethink mulu sama gue, gue gak bakalan jahatin lo kali Nab" ujar Genta.
Nabila menatap lekat manik mata Genta untuk mencari kebohongan disana tapi tak dia temui, Genta benar-benar jujur tidak akan menjahatinya.
"Lo kenapa dari tadi diem terus? Sariawan atau sakit gigi?" tanya Genta.
Nabila menggeleng pelan.
"Cerita sama gue apa yang sebenernya terjadi?" ujar Genta lembut.
"Dalvin" lirih Nabila.
"Dia nyakitin lo lagi?" tanya Genta.
Memang Genta sudah mengetahui bahwa Nabila sangat mencintai Dalvin karena Nabila sering cerita kepada Genta, Nabila sangat percaya pada Genta.
"Dia ngelakuin apa ke lo?" tanya Genta.
"Di bentak-bentak gue dan nyuruh gue buat jauhin lo" ujar Nabila jujur.
Genta membuang nafas kasar.
"Nab gue udah bilang sama lo, berenti ngejar Dalvin" ujar Genta.
"Kenapa? Apa gak pantes cewek ngejar cowok? Apa itu kelihatan murahan?" tanya Nabila.
Genta menggeleng sambil menggenggam tangan Nabila memberikan ketenangan disana.
"Cewek memang ditakdirkan untuk dikejar dan diperjuangkan bukan mengejar Nab, tapi ada kalanya cewek ingin merasakan mengejar dan memperjuangkan, lo gak salah sama apa yang lo lakuin, tapi pesen gue berenti ngejar dia karena itu bisa buat lo tambah sakit" ujar Genta.
"Gak segampang itu Gen" lirih Nabila.
"Gue tau, tapi-" Nabila memotong ucapan Genta.
"Gue bakal tetep bertahan apapun resikonya Gen, karena gue percaya usaha gak akan menghianati hasil" ujar Nabila.
Genta membuang nafas pasrahnya, dia tak bisa melarang Nabila untuk berhenti mencintai Dalvin.
"Terserah lo Nab, tapi kalau lo bener-bener capek, lo harus berenti jangan maksain diri lo" ujar Genta.
Nabila mengangguk dan tersenyum manis kearah Genta.
"Kalau gue ngerasa capek, pasti gue bakal mundur secara perlahan Gen" ujar Nabila.
Genta membalas senyuman Nabila dan menghapus air matanya.
Gue harap lo tetep bisa tersenyum Nab. Batin Genta.
"Gen" panggil Nabila.
Genta menaikkan sebelah alisnya.
"Lo suka sama Fitra?" tanya Nabila.
Genta langsung salah tingkah dan membuang tatapannya kearah lain. Nabila terkekeh melihat Genta yang sangat lucu ketika salah tingkah seperti ini.
"Gu-gue gak suka sama Fitra ko" ujar Genta yang mulai menjalankan mobilnya.
Nabila tersenyum.
"Gitu ya? Padahal Fitra masih jomblo lo" ujar Nabila.
Genta mengeremen secara mendadak membuat kepala Nabila kaget.
"Serius Fitra masih jomblo?" tanya Genta serius.
"Iyalah, katanya gak suka kenapa lo seneng gitu denger Fitra masih jomblo" ujar Nabila.
"Ya gu-gue penasaran aja" ujar Genta.
"Penasaran? Berati lo suka dong sama Fitra" goda Nabila sambil menusuk-nusukkan jari telunjuknya ke lengan Genta.
"Penasaran bukan berarti suka" ujar Genta.
"Masa sih?" goda Nabila semakin menjadi.
Genta diam tak mau menggubris Nabila.