Dalvin menghubungi kawan-kawannya untuk meminta bantuan mereka. Mobil Dalvin melaju sangat kencang menuju tempat pertemuannya dengan kawan-kawannya.
Setelah sampai Dalvin melihat teman-temannya sudah berkumpul menunggu kedatangannya.
"Ada apa Vin?" tanya Ido.
"Nabila ada sama Darren" ujar Dalvin.
"Dia diculik?" tanya Alka.
"Gue rasa gitu, kita harus cari cara buat selamatin Nabila" ujar Dalvin.
"Cih bilangnya mau jadi sayap pelindung taunya jaga cewek yang disayang aja gak becus" ujar Ribut.
Rahang Dalvin mengeras, dia berusada menahan emosi karena ucapan Ribut.
"But udah lo jangan pancing emosi Dalvin" bisik Ido pada Ribut.
Ribut hanya mendengus dan menatap datar ke arah Dalvin.
"Apa rencana kita?" tanya Denis.
"Ya nyelametin Nabila lah Den" jawab Alka.
"Ck maksud gue gimana caranya tuyul" ujar Denis sambil menampol kepala Alka.
Alka mengerucutkan bibirnya yang membuat Denis ingin muntah.
"So seksi amat lo, bibir lo itu kaya karet yang abis direndem minyak" celetuk Denis.
"Lah gede dong bibir gue" ujar Alka sambil memegang bibirnya.
"Bukan gede lagi udah dower" ujar Denis yang membuat Alka mendengus kesal.
"Ehh bayi tuyul bisa pada diem kagak sih, panas kuping gue denger kalian ribut, ini lagi serius" ujar Ido.
Denis dan Alka saling bertatapan, kemudian Denis membisikkan sesuatu pada Alka.
"Ka tuyul masih bocah aja udah punya anak yaa, gimana gedenya ya" bisik Denis yang dibalas anggukab oleh Alka.
"Iya ya, anaknya itu nanti gimana ya, gondrong kali ya" ujar Alka yang langsung dapan toyoran dari Denis.
"Sejak kapan tuyul gondrong bego" kesal Alka.
"Bisa diem?" ujar Dalvin dingin.
Baik Denis maupun Alka langsung mengatupkan bibirnya rapat, jika Dalvin sudah bicara dengan dingin itu berarti dia mulai emosi.
"Gue gak yakin bisa menang lawan gengnya Darren, secara mereka gengster yang paling ditakuti" ujar Ido.
"Cuma namanya doang yang ditakutin, Darren baru kena bogeman gue aja udah k.o dia" ujar Dalvin sombong.
"Gausah sombong dulu lo, Darren emang kalah soal bogeman tapi dia menang dalam menyusun strategi yang licik" ujar Ribut.
"Iya juga sih, terus apa yang harus kita lakuin ?" tanya Ido.
"Gimana kalau kita minta bantuan Genta, gue yakin dia jago berantem" saran Alka.
"Gak, gue gak butuh bantuan dia, kalau kalian takut gak usah dateng, biar gue yang ngadepin mereka semua' ujar Dalvin kemudian pergi meninggalkan teman-temannya.
"Cihh sok pahlawan lo, dasar egois" ujar Ribut.
Dalvin terus berjalan tak memperdulikan ucapan yang dilontarkan oleh Ribut, dia ingin fokus untuk menyelamatkan Nabila.
Ido membuang nafas pasrah.
"Kalau gini caranya gue yakin musuh kita lagi ketawain kita, kita udah gak kompak lagi gara-gara sifat egois" ujar Ido.
"Terus gimana nih Do? Kita gak mungkin biarin Dalvin sendirian ngadepin geng the Dark" ujar Alka.
"Kita kasih tau Genta, setelah itu kita susun rencananya" ujar Ido.
Alka mengangguk, dia segera menghubungi Genta. Dan tak lama Genta datang dengan beberapa temannya.
"Butuh bantuan apa?" tanya Genta to the point.
"Nabila dalam bahaya" ujar Ido.
Mendengar nama adiknya disebut Genta langsung emosi.
"Siapa yang berani macem-macem sama Nabila?" tanya Genta dingin.
"Gue gak tau gimana ceritanya Nabila bisa sama Darren" ujar Ido
"Darren?" ujar Genta mengerutkan keningnya.
"Iya, dia salah satu anggota geng the Dark" ujar Ido.
"Geng the Dark itu licik banget" ujar Alan temannya Genta.
Genta menoleh kearah Alan. Seakan tau arti dari tatapan Genta, Alan segera menjelaskannya.
"Geng the Dark itu salah satu gengster yang paling ditakuti, mereka juga sangat licik dan kejam, mereka gak akan biarin mangsanya pulang dengan selamat" jelas Alan.
"Darimana lo tau semua itu?" tanya Alka.
"Gue tau itu karna mereka yang udah bunuh orang tua gue gara-gara orang tua gue gak ngasih uang ke mereka waktu mereka malak, dari situ gue dendam banget sama mereka, tapi disaat gue mau bales dendam gue gak tau dimana keberadaan mereka yang waktu itu tiba-tiba menghilang" jelas Alan.
"Dan inilah saatnya gue mau balas dendam gue yang udah gue pendem beberapa tahun lalu" ujar Alan lagi.
Mereka semua mengangguk paham apa yang dipaparkan oleh Alan.
"Gue tau lo dendam sama mereka, tapi gue mau kita main pake strategi jangan pake emosi, karena kelicikan mereka gak bisa dianggap remeh" ujar Genta.
"Gue setuju, jadi kita harus gimana?" tanya Ido.
"Kita bagi beberapa kelompok, kelompok pertama Alan, Alka dan Denis kalian masuk lewat pintu depan, Adam, Rio, Dean kalian nyerang lewat pintu belakang, gue, Ido dan Ribut terjun langsung buat nolongin Nabila. Kalian paham?" ujar Genta yang dibalas anggukan oleh mereka.
Setelah menyusun rencana mereka segera pergi menuju markas the Dark.
Ditempat lain Dalvin sudah emosi melihat keadaan Nabila yang begitu memprihatinkan. Keadannya sangat kacau saat ini.
"Bangsat"
Bugh.
Satu bogeman mendarat dipipi Darren, dia menyeringai jahat ketika melihat Dalvin yang sudah terpancing emosi.
"Percuma lo dateng nyelametin dia, dia tetep benci sama lo, karna apa? Dia udah tau kalau lo yang bunuh Risa adik kandung Nabila" ujar Darren.
"Gue gak sengaja nabrak dia" ujar Dalvin emosi.
Darren tertawa.
"Mau lo sengaja atau nggak, Nabila bakal tetep benci sama lo" ujar Darren.
Bugh.
Lagi-lagi bogeman maut melayang diwajah Darren, Dalvin memukuli Darren dengan penuh emosi, merasa Dalvin lengah Darren membalas memukuli Dalvin lebih brutal lagi hingga membuat Dalvin lemas.
Darren tertawa puas.
"Hahahaa ternyata cuma segitu kemampuan lo, ternyata lo cemen juga ya" ujar Darren meremehkan.
Dalvin berusaha bangkit dengan sisa tenaganya, tapi dia tak kuat untuk berdiri hingga dia kembali tersungkur ke lantai.
Tak lama datanglah Genta, Ido dan Ribut. Darren sempat terkejut melihat kedatangan mereka namun dia menyembunyikan keterkejutannya itu.
Genta melirik kearah Nabila yang terbaring lemah dengan tangan terikat dan sebotol Vodka yang ada disampingnya.
Tangan Genta terkepal dan tanpa aba-aba lagi dia menghantam Darren tanpa ampun. Begitupun dengan Ido dan Ribut mereka melawan anak buahnya Darren.
Nabila mengerjapkan matanya, dia mendengar suara keributan yang sangat berisik, kepalanya sangat pusing, dia berusaha membuka matanya dan melihat siapa yang sedang berkelahi itu.
Matanya memicing pertama kali dia melihat Dalvin yang terkapar dengan wajah babak belurnya.
"Pembohong" gumam Nabila.
Kemudian Nabila melihat Genta yang sedang memukuli Darren secara brutal dengan penuh emosi.
"Kak Gen" ujar Nabila.
Genta menoleh kearah Nabila yang sudah tersadar dengan keadaan yang kacau. Rambut dan bajunya berantakan dan kotor.
Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Darren, dengan gerakan cepat Darren menancapkan pisau berkarat tepat dibagian perut Genta.
"Aarrghhh" teriak Genta, tangannya memegang tangan Darren yang terus menekan pisau itu menusuk semakin dalam keperut Genta.
Nabila menyaksikan secara langsung berteriak histeris.
"Ka Gentaaa" teriak Nabila.
Ido dan Ribut ikut menoleh kearah Genta, terlihat Genta yang memucat dengan darah terus mengalir dibagian perutnya karena Darren menarik kembali pisau itu dengan cepat dan berlari pergi meninggalkan tempat itu.
Genta terduduk sambil meringis kesakitan memegangi perutnya, matanya menatap Nabila.
"Kak Gen" lirih Nabila.
Ido segera membantu Dalvin dan kenghampiri Genta, sedangkan Ribut melepaskan tali yang mengikat Nabila.
Nabila berlari memeluk Genta yang terduduk