"Genta pelan-pelan dong jalannya" rengek Nabila manja.
Mereka berdua sedang berjalan untuk menuju acara camping Nabila. Genta tanpa lelahnya terus berjalan mendahului Nabila yang sudah lumayan kelelahan dan sedari tadi merengek meminta istirahat.
"Genta gue capek tau" rengek Nabila lagi.
Genta menghentikan langkahnya kemudian berbalik melihat Nabila sedang mengatur nafasnya yang ngos-ngosan. Genta tidak tega juga melihat Nabila kelahan.
Namun jika mereka istirahat, mereka akan telat di tempat tujuan, mengingat bahwa hari ini adalah hari terakhir campingnya.
Genta menghampiri Nabila kemudian berjongkok dihadapannya, Nabila mengerutkan keningnya bingung apa yang sedang dilakukan Genta.
"Naik" ujar Genta dingin.
"Hah, ta-tapi gue berat lo Gen" ujar Nabila.
"Naik" tegas Genta.
Nabila hanya bisa menurut saja, dia tidak ingin Genta membentaknya seperti waktu lalu.
Genta berjalan sambil menggendong Nabila. Mereka berdua terdiam tak ada yang membuka suara sedikitpun.
Tak lama mereka berjalan terlihatlah sekumpulan anak-anak yang sedang membereskan peralatan camping. Mata Nabila berbinar melihat Fitra.
"Fiitrraaa" teriak Nabila tepat ditelinga Genta. Genta menurunkan Nabila kemudian mengusap telinganya.
"Itu mulut apa toa masjid sii, berisik amat" kesal Genta.
Nabila hanya nyengir tanpa dosa.
"Maap gue refleks" ujar Nabila, kemudian dia berlari menemui Fitra dan langsung memeluknya. Genta menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Dasar cewek" gumam Genta sambil berjalan menyusul Nabila.
"Yaampun Nab lo kemana aja? Lo tau, gue pusing kelimpungan nyariin lo" ujar Fitra.
"Maaf gue kesesat di hutan Fit, sumpah ya gue hampir aja digigit ular, terus gue juga masuk jurang tau" cerita Nabila.
"Serius lo masuk jurang?" tanya Fitra tak percaya.
Nabila megangguk.
"Nabilaaa lo kemana ajasih ? Si Fitra nangisin lo mulu noh" ujar Atik.
"Gue kesesat Tik" ujar Nabila.
"Di hutan ketemu Chanyeol gak Nab ? Soalnya gue doain lo supaya ketemu sama chanyeol, bukan mbah harimau atau om ular" ujar Winda.
"Gue gak ketemu chanyeol tapi gue ketemu cowok ganteng lo" ujar Nabila.
"Serius lo? Jomblo kagak tuh cowok?" tanya Fitra semangat.
"Kelamaan jomblo mah gininih, ada yang ganteng aja centil mode on" cibir Atik.
"Ishh sirik aja lo, bilang aja lo takut kesaing sama gue" balas Fitra.
"Udah jangan ribut, ayodeh gue kenalin" ajak Nabila.
Nabila, Fitra dan Atik membuka mulutnya tak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini.
Winda sedang duduk berdua dengan Genta dan sesekali mengajukan pertanyaan yang sama sekali tidak penting.
"Kaka namanya siapa?" tanya Winda.
"Genta" jawab Genta.
"Wahh namanya bagus ya, pantesan aja orangnya ganteng"
Genta hanya tersenyum membalas ucapan Winda.
"Kak Gen, gue mau nanya" ujar Winda.
"Nanya apa?" jawab Genta.
"Kenapa ya Anggun gak mau jadi duta shampo lain?" tanya Winda.
"Mmm, mungkin dia udah nyaman" ujar Genta sekenanya.
"Huh, harusnya jangan gitu ya kak" ujar Winda dengan murung.
"Emang kenapa?" tanya Genta polos.
"Dia udah nyaman kan? Kalau nanti dia disakitin gimana? Kan nantinya Anggun gak bisa move on" jelas Winda.
Genta langsung memasang wajah datarnya.
Lah apa hubungannya shampo sama disakitin, aneh nih cewek. Batin Genta.
Nabila, Fitra dan Atik mendekati Winda dan Genta yang sedang mengobrol hal-hal tidak penting.
"Hai Genta" sapa Atik dan Fitra secara berbarengan. Genta hanya membalas dengan senyum manisnya.
"Senyum lo manis banget Gen udah ngalahin gula manisnya" ujar Fitra.
"Ck. Alay" cibir Atik.
"Kalian ini gimana sih, kak Genta kan senior dia itu kelas 12 lah kita kelas 11" ujar Winda.
"Terus?" ujar Nabila.
"Ya kalian harus manggil kaka lah biar lebih sopan" jelas Winda.
Nabila membuang nafas berat, dia pusing melihat teman-temannya yang seperti ini.
Gue khilaf kali ya temenan ama mereka. Batin Nabila.
"Kak Gen maafin mereka ya udah gak sopan sama kaka" ujar Nabila.
"Santai aja" balas Genta sambil tersenyum.
"Lo ganteng banget sih Gen" ujar Fitra.
"Fit udah deh gak usah malu-maluin" bisik Atik. Namun Fitra tak menggubrisnya dia terus memuji Genta.
"Heeyy udah waktunya balik, buruan busnya udah nunggu" teriak Dalvin.
Mereka semua menoleh kearah Dalvin dan mengangguk.
"Gen lo balik bareng gue aja ya naik bus" ajak Nabila.
"Hmm gaus-" ucapannya terpotong oleh Fitra.
"Udahlah Gen ikut kita aja, tenang aja kalau ada yang macem-macem sama lo, gue bakal pites tuh orang" ujar Fitra.
Nabila dan Atik menggelengkan kepalanya.
"Udah yuk nanti ditinggal bus lagi" ujar Atik yang sudah berjalan mendahului lainnya.
Kini Genta sedang duduk dibangku bus bersama Nabila. Sesekali mereka tertawa karena lelucon yang mereka lakukan.
Sepasang mata menatap tajam kearah mereka.
Kenapa gue gak suka ngeliat Nabila bareng sama cowok lain. Batinnya.
"Dalvin liatin apaan sih?" tanya Firda penasaran.
Ya Dalvinlah yang menatap tajam kearah Nabila dan Genta.
"Gak liatin apa-apa kok" jawab Dalvin sambil mengacak pelan rambut Firda yang membuat Firda mengembungkan pipinya lucu dan membuat Dalvin terkekeh.
Disisi lain Darrenpun menyeringai picik kearah dua pasang kekasih itu.
Target gue bertambah satu, liat aja apa yang bakal gue lakuin ke kalian. Batinnya licik.
Keadaan bus yang tadinya ramai kini menjadi hening karena bu Desi masuk dan berbicara kepada penghuni bus.
"Alhamdulillah sekarang Nabila sudah kembali dan selamat, ini juga berkat bantuan Arwa Genta Priatama" ujar bu Desi.
Seluruh penghuni bus bersorak kegirangan tapi tidak untuk Afiah, Alma dan Darren.
"Terima kasih ya nak Genta kamu sudah menolong dan mengantarkan Nabila" ujar bu Desi.
Genta mengangguk sambil tersenyum sopan kearah bu Desi.
"Ehh Arwah Gentayangan lo jangan sok manis gitu dong" celetuk Dalvin.
Genta tak menggubrisnya.
"Ck lo budeg ya, woyy arwah gentayang-" ucapan Dalvin terpotong dengan suara dingin Genta.
"Lo yang budeg, nama gue Arwa Genta bukan Arwah Gentayangan" ujarnya dengan wajah Datar.
Dalvin menyeringai.
"Songong juga lo" ujar Dalvin.
Genta tak membalas ucapan Dalvin, dia hanya diam tak mau berbicara lagi. Sifat Genta memang cukup dingin.
Kenapa sih hari ini orang-orang nyebelin. Batin Nabila.
Nabila memasang wajah cemberutnya namun masih terlihat paras cantiknya. Genta menoleh kearah Nabila yang diam saja dengan wajah cemberutnya.
"Kenapa?" tanya Genta.
Nabila menoleh.
"Hari ini orang-orang nyebelin tau, berantem mulu, kan berisik, gue pengen tidur" jawab Nabila masih dengan wajah cemberutnya.
"Tidur aja" ujar Genta sekenanya.
Ishh gak peka banget sih, gue kan tadi ngode supaya dia kasih sandaran buat kepala gue terus marahin anak-anak supaya diam. Batin Nabila.
Nabila berdehem pelan sambil mengusap tenggorokannya yang kering.
"Gue haus" ujar Nabila.
"Minumlah, air banyak" ujar Genta.
Fix Nabila benar-benar kesal saat ini.
Dia itu manusia apa patung idup sih, susah banget di kodeinnya, perhatian dikit kek. Batin Nabila kesal.