Chereads / Ketua Kelas / Chapter 17 - ENAM BELAS

Chapter 17 - ENAM BELAS

Fitra celingukan mencari sosok Nabila yang sedari tadi tidak muncul saat mendirikan tenda.

Perasaan Fitra tidak enak, dia sangat khawatir kepada Nabila. Fitra berjalan mendekati Firda dan Dalvin yang sedang duduk dibawah pohon rindang.

"Fir Vin kalian liat Nabila gak?" tanya Fitra.

"Gak tuhh" ujar Firda.

"Emang Nabila kemana?" tanya Dalvin.

"Kalau gue tau gak mungkin gue nanya sama kalian ogeb" kesal Fitra.

Dalvin yang tadinya senang kini wajahnya menjadi datar tak berekspresi. Dalvin pergi begitu saja membuat Firda dan Fitra menatap bingung ke arahnya.

Sedangkan ditempat lain, Nabila mengerjap-ngerjapkan matanya, kepalanya sangat pusing, dia menatap sekitarnya, dia berada disebuah gubuk kecil, dahinya diperban, dan badannya ditutupi jacket kulit entah milik siapa.

Dari wangi parfumnya jacket itu seperti jacket cowok, Nabila mencoba bangkit untuk duduk. Kepalanya masih terasa pusing, seingatnya terakhir kali dia sadar, dia tergelincir dan masuk kedalam jurang setelahnya dia sudah tak ingat apa-apa lagi.

"Siapa yang nolongin gue?" gumam Nabila.

"Sadar juga lo" ujar suara dingin.

Nabila menoleh kearah sumber suara tersebut, terlihatlah pahatan wajah pria yang tampan, alis tebal, hidung mancung, sungguh sempurna. Namun wajahnya sangat datar dan tatapan mata yang tajam.

"Lo siapa?" tanya Nabila.

Pria itu diam tak menyahut, dia mendekati Nabila dan memberikan roti kepada Nabila dengan melemparnya.

"Makan" ujarnya sangat tegas.

Nabila hanya menurut saja dan mulai memakan roti itu. Nabila sangat penasaran dengan pria dihadapannya.

"Lo siapa sih?" tanya Nabila namun pria itu tetap diam.

"Lo denger gue ngomong gak sih?" tanya Nabila kesal namun pria itu tetap saja diam.

Nabila mulai emosi.

"Lo budeg ya, gue nanya sama lo, lo siapa? Jangan diem aja, atau jangan-jangan lo penjahat yang bakal ngapa-ngapain gue, gu-" ucapan Nabila terpotong dengan suara dingin pria itu.

"Berisik, gue gak nafsu sama lo" bentaknya sangat dingin.

Nabila meneguk salivanya, bentakan pria itu membuat mata Nabila berkaca-kaca. Nabila menundukkan kepalanya.

Pria itu melihat Nabila yang menundukkan kepalanya sambil sesekali mengusap matanya yang berair.

"Cengeng" ujarnya yang membuat Nabila mengeraskan tangisnya.

Menghela nafas berat, pria itu menghampiri Nabila, kemudian mengangkat wajah Nabila dan mengusap air mata Nabila dengan ibu jarinya.

Nabila terkesiap, dia merasa dejavu, Dalvin pernah melakukan ini padanya. Untuk sesaat manik mata mereka saling bertemu dan memandang satu sama lain.

"Jangan nangis" ujar pria itu dengan lembut.

"Lo gak bakalan macem-macemin gue kan? Lo gak bakal bunuh gue kan?" tanya Nabila ketakutan.

Pria itu berdecak kesal sambil memutar bola matanya.

"Kalau gue mau bunuh dan macem-macem sama lo, pasti dari tadi udah gue lakuin kali" ujarnya.

Nabila memamerkan senyum manisnya yang membuat pria itu terpesona akan senyumannya.

Ternyata lo cantik juga kalau senyum. Batin pria itu.

"Nama lo siapa?" tanya Nabila yang kini sudah tidak takut lagi.

"Genta" ujar pria yang bernama Genta itu.

Nabila mengangguk-anggukan kepalanya sambil ber oh ria.

"Rotinya ada lagi? Gue masih laper" ujar Nabila memasang wajah melasnya.

Genta berjalan mengambil tasnya dan mengeluarkan dua bungkus roti kemudian diberikannya kepada Nabila. Nabila menerima roti itu dengan mata berbinar dan langsung menyantapnya dengan lahap.

Genta terus memlerhatikan Nabila yang lahap memakan roti. Nabila yang merasa diperhatikanpun menoleh.

"Lo kenapa liatin gue terus?" tanya Nabila.

"Lo udah berapa hari gak makan? Lahap amat" ujar Genta.

Nabila mengerucutkan bibirnya.

"Gue abis lari-larian tadi gara-gara ada ular, terus gue kegelincir ke jurang, terus-terus dari situ gue gak sadarin diri, ehh sadar-sadar gue udah ada disini" Jelas Nabila.

Genta hanya menganggukkan kepalanya. Nabila merasa kesal sendiri, anggukan Genta bukan respon untuk Nabila tapi dia sedanh mengikuti alunan musik dari earphone yang tersumpal ditelinganya.

Nabila menarik satu earphone ditelinga Genta membuat Genta menoleh kearahnya sambil menaikkan sebelah alisnya. Nabila mengembungkan kedua pipinya.

Genta yang melihat ekspresi Nabila saat ini merasa gemas, ingin sekali dia mencubit pipi Nabila namun dia tahan.

"Kenapa?" tanya Genta.

"Tadi gue cerita sama lo, lo gak dengerin gue" Nabila cemberut.

Genta terkekeh pelan yang membuat Nabila terpesona sejenak.

Lo ganteng kalau lagi ketawa gitu Gen. Ucap batin Nabila.

"Gue dengerin kok" ujar Genta.

"Kalau lo dengerin, coba ulang apa yang tadi gue omongin ke lo?" ujar Nabila.

"Lo lari-larian gara-gara ada ular terus lo jatuh ke jurang dan gak sadarin diri" ujar Genta.

Nabila tersenyum riang karena Genta mendengarkan ucapannya.

"Eh bentar deh, lo kok bisa ada disini dan nemuin gue?" tanya Nabila bingung.

"Gue lagi jelajahin hutan, terus gak sengaja liat lo ada di jurang, gue kira lo mayat ternyata masih hidup, yaudah gue bawa lo kesini" jelas Genta.

Nabila ber oh ria. Kemudian keadaan hening.

Fitra menangis sesegukan didalam tendanya, dia sangat khawatir dengan Nabila saat ini.

"Fit udah dong jangan Nangis lagi" ujar Atik sambil mengusap punggung Fitra.

"Gue takut Nabila kenapa-kenapa Tik" ujar Fitra.

"Kalau Nabila ketemu mbah harimau gimana? Terus juga kalau Nabila ketemu sama om ular gim-" ucapan Winda dipotong oleh Atik.

"Winda" tegur Atik sambil memperlihatkan pelototan tajamnya.

Winda hanya nyengir tak berdosa kemudian membekap mulutnya sendiri dengan kedua tangannya.

"Kalau yang diucapin Winda bener gimana Tik? Gue takut" ujar Fitra.

"Hustt, kita berdoa aja semoga Nabila gak kenapa-kenapa" ujar Atika.

Winda menengadahkan tangannya seperti orang yang sedang berdoa.

"Semoga Nabila dihutan ketemu sama Chanyeol, bukan ketemu sama mbah harimau atau om ular, amiinn" ujar Winda sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.

Atik menepuk jidatnya sendiri, kadang dia merasa bingung bagaimana bisa dia berteman lama dengan seorang Winda.

"Winda gue juga mau dong didoain supa jodoh gue yang lagi wamil cepet balik" ujar Fitra yang kini sudah tidak menangis lagi.

"Oke-oke ayo kita berdoa bareng-bareng biar cepet dikabulin" ujar Winda, Fitrapun mengangguk dan duduk disamping Winda untuk melakukan ritual doanya.

Atik hanya bisa pasrah dan menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan kedua temannya yang ajaib ini.

Sedangkan disisi lain Afiah sedang tertawa bahagia mendengar kabar hilangnya Nabila didalam hutan.

"Belum juga mulai udah hilang aja tuh anak" ujar Trya.

"Biarin lah, gue malah seneng kalau dia hilang Try" ujar Afiah sambil tersenyum devil.

Trya menganggukkan kepalanya.

"Iya bener, kalau Nabila hilang kan gak ada lagi tuh yang caper sana-sini" ujar Trya.

"Gue harap dia mati diterkam binatang buas" ujar Afiah.

"Gue harap juga gitu" timpal Trya.

Mereka berdua tersenyum senang, karena tanpa mereka berbuat sesuatupun Nabila sudah hilang duluan.