Dalvin terus memperhatikan Nabila yang sedang duduk disalah satu bangku aula, Nabila terlihat sangat kelelahan tangannya terus dia kibas-kibaskan untuk menghilangkan rasa gerahnya.
Dalvin tersenyum tipis dia segera mendekati Nabila sambil membawa air mineralnya yang tak dingin.
"Capek banget ya?" tanya Dalvin yang kini sudah duduk disamping Nabila.
Nabila dan menoleh sambil mengangguk. Dalvin memberikan air mineralnya pada Nabila dan diterima baik oleh Nabila.
"Kok gak dingin sih airnya" ujar Nabila sambil mengerucutkan bibirnya.
"Kalau habis kecapean itu jangan minum air dingin gak baik buat kesehatan" ujar Dalvin.
"Kenapa?" tanya Nabila polos.
"Karna didalam tubuh lo itu lagi dalam keadaan panas terus jantung lo juga berpacu lebih cepat dari biasanya, kalau lo minum air dingin otomatis jantung yang lagi berkontraksi cepat itu bisa aja tiba-tiba berenti, nanti lo mati deh" jelas Dalvin.
"Ishh emangnya gue ayam mati segala" ujar Nabila cemberut.
Dalvin mencubit pipi Nabila yang sedang cemberut itu karena merasa gemas dengan kelakuan Nabila.
"Lo tau dari siapa tadi itu?" tanya Nabila.
"Hehee gue cuma nebak sih" jawab Dalvin sambil nyengir tak berdosa.
Nabila memutar bola matanya malas dan membuang nafas kesal.
"Jangan gitu dong mukanya nanti cantiknya ilang lo" ujar Dalvin.
"Bodo amat" ketus Nabila.
"Amat gak bodo kok dia pinter, pinter buat mempertemukan kita berdua" gombal Dalvin.
"Apaan sih gak jelas banget lo" ujar Nabila sambil meninju pelan lengan Dalvin.
Dalvin terkekeh yang membuat Nabila memperhatikannya.
Entah kenapa setiap didekat lo gue ngerasa nyaman Vin. Batin Nabila.
"Nab" panggil Dalvin sambil mengibaskan tanganya didepan wajah Nabila.
"Eh iya Vin ada apa?" tanya Nabila yang tersadar dari lamunannya.
"Jangan liatin gue terus nanti lo naksir sama gue" ujar Dalvin.
"Si-siap-pa yang liatin lo" ujar Nabila gugup.
"Kok lo gugup gitu sih, jangan-jangan lo mulai cinta ya sama gue" goda Dalvin.
"Ihh gak lah ngapain juga gue suka sama ketua kelas yang pecicilan kaya lo" elak Nabila.
"Kalau cinta bilang aja Nab, wajar kok setiap manusia pasti merasakan apa itu cinta" ujar Dalvin mendramatis.
"Ck ngomongin cinta emang lo punya cinta?" decak Nabila.
"Punya lah" jawabnya cepat.
"Emang cinta lo cinta siap-" belum sempat Nabila melanjutkan ucapannya Dalvin lebih dulu memotongnya.
"Cinta kamu" ujar Dalvin dengan nada yang diseriuskan.
DEG
Detik itu juga jantung nabila berpacu lebih cepat seakan-akan ingin melompat dari rongganya. Wajahnya memerah mendengar ucapan Dalvin tadi.
"Cie blushing" ucap Dalvin sambil menoel-noel pipi Nabila.
"Ap-apaan sih, gombalan lo receh banget sumpah" ujar Nabila mengalihkan pandangannya tak mau melihat kearah Dalvin lagi.
"Gak masalah gombalan gue receh yang penting rasa cinta gue ke lo gak receh" ujar Dalvin asal.
"Lo tuh ya kerjaanya gombal mulu, gue gak bisa bayangin nanti istri lo bakal makan hati terus gara-gara denger lo gombalin cewek lain, ya kecuali istri lo bener-bener tau sifat lo mungkin dia bisa maklumin" ujar Nabila sambil mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di dagunya.
Dalvin yang melihat kelakuan Nabila menjadi gemas sendiri.
"Kenapa gak lo aja yang jadi istri gue, kan lo tau semua sifat-sifat gue" celetuk Dalvin.
Pipi Nabila kembali memerah akibat gombalan receh dari Dalvin.
Gak Nab, Dalvin gak mungkin serius ngomong ini ke lo, Udah banyak cewek yang digombalin Dalvin sampe baper tapi malah ditinggalin. Batin Nabila.
Dalvin yang melihat Nabila bungkam itu merasa aneh. Segera dia menepuk pelan pundak Nabila hingga Nabila menoleh kearahnya. Detik itu juga pandangan mereka bertemu dan saling mengunci satu sama lain.
Kenapa gue baru sadar kalau Dalvin ganteng. Batin Nabila.
Mata Nabila indah banget, gue jadi keinget sama gebetan gue. Batin Dalvin.
Bruk
"Awhhss" ringis Firda.
Dalvin dan Nabila menoleh kearah sumber suara itu.
"Firda" ucap Dalvin dan Nabila secara bersamaan.
Mereka berdua segera menghampiri Firda untuk membantunya.
"Fir lo gak apa-apa?" tanya Nabila.
Firda menggeleng dan tersenyum manis.
"Gak apa-apa kok Nab, maaf gue ganggu kalian berdua, gue kesini cuma mau nyimpen sapu aja gak taunya tali sepatu gue lepas terus keinjek sama gue jadinya ya gue jatuh deh" jelas Firda.
"Syukurdeh kalau lo gak apa-apa" ujar Nabila.
Firda hanya tersenyum kearah Nabila. Dalvin sedari tadi diam memperhatikan Firda yang ada dihadapannya itu.
Gue bersyukur banget tuhan udah nyiptain bidadari secantik dan sesempurna lo Fir. Batin Dalvin.
Nabila yang melihat tatapan Dalvin sangat intens pada Firda merasakan sedikit kekesalan di hatinya, namun dia tak memperlihatkan kekesalannya.
"Yaudah gue duluan ya Nab Vin" ujar Firda kemudian berlalu meninggalkan Nabila dan Dalvin.
"Untung aja Firda gak apa-apa ya" ujar Nabila.
"Dia cuma jatuh gak terlalu sakit, sakitan juga gue" ujar Dalvin.
Nabila menoleh menatap Dalvin yang berdiri di sampingnya.
"Lo sakit apa Vin?" tanya Nabila.
Dalvin meraih tangan Nabila dan menempelkannya pada dada bidangnya yang membuat Nabila mengerutkan keningnya.
"Gue sakit ini Nab, sakiitt banget" ujar Dalvin dramatis.
Nabila memukul dada Dalvin sambil terkekeh.
"Receh Vin" ujar Nabila.
Kemudian mereka berdua tertawa lepas didalam aula sekolah. Tanpa mereka sadari seseorang sedari tadi memperhatikan mereka sambil mengepalkan tangannya.
"Gue gak akan biarin kalian bahagia" ujarnya lalu pergi meninggalkan aula yang masih dihuni oleh dua insan itu.