Mobil micky berhenti disebuah rumah megah bertingkat dengan cat abu abu dan sedikit olesan warna emas yang membuatnya tampak mewah dan elegan. Ya itu adalah rumah kediamannya.
Ia keluar dari mobil dan pergi kesisi sebelah untuk memapah brayen masuk kerumahnya, lebih tepatnya ke sebuah kamar dilantai satu.
Rumah itu sekarang sedang sepi tidak ada pengawal maupun pelayan, dikarnakan perjanjiannya dengan sang kakek. Bahwa ia tidak ingin ada pelayan ataupun pengawal Yang menurutnya akan mengganggu kehidupannya Yang tenang. Dan sang kakek menyanggupinya
Micky menyuruh brayen untuk istirahat, setelah selesai, ia keluar dikarnakan bunyi bel rumahnya.
"Selamat siang nona muda" sapa pria itu
"Selamat siang dokter, silahkan masuk" mempersilahkan pria itu masuk dan mengantarnya dimana brayen sedang beristirahat.
Setelah memeriksa keadaan brayen dokter arham keluar dan menjelaskan tentang kondisi brayen saat ini. Mereka membahasnya di ruang tengah. Sebelum pergi dokter adam memberikan sehelai kertas yang bertuliskan resep obat untuk brayen.
Micky mengantar dokter arham hingga pintu utama
"Terimakasi dok" ucapanya manis, ia mengangkat tangannya untuk bersalaman "Terimakasih banyak, karna mau menyempatkan datang kesini. Saya yakin anda Pasti sangat sibuk tapi harus kesini" lanjutnya dengan sedikit rasa bersalah
Dokter arham membalas jabatan tangan micky dan tersenyum "tidak usah sungkan nona muda ini adalah tugas saya, saya malahan snang karna bisa bertemu dengan anda lagi. Kapan-kapan datanglah kerumah sakit, pasti banyak yang merindukan anda di sana"
Micky menjawabnya hanya dengan senyuman dan sedikit anggukan kepala
"Baiklah nona kalau begitu saya permisi dulu" pamitnya pada micky
"Iya, hati-hati dok, sekali lagi terimakasih"
Setelah mobil yang di kendarai oleh dokter arham keluar, micky pergi kedapur membuatkan bubur untuk brayen. Ia membuka kulkas Yang penuh dengan bahan masakan.
Micky terdiam sesaat, ia memikirkan apa yang harus dia buat terlebih dahulu karna micky bahkan tidak pernah memesak. Bahkan lebih parah lagi, ini merupakan pertamakalinya dia menginjakkan kaki di dapur karna sebelumnya baik di Amerika, inggris, ataupun di rumah kakeknya dia tidak pernah kedapur karna semua yang dia butuhkan telah tersedia baik oleh pelayan atau mamahnya.
Micky memukul keningnya, ia ingat, dia punya hp yang bisa di gunakan untuk mencari cara membuat bubur lewat internet ataupun lewat youtube.
Micky kembali kekamar tempat brayen istirahat utuk mengambil hpnya di atas narkas kamar tersebut.
Setelah selesai masak bubur, di cicipinya sedikit untuk memastikan , apakah bubur itu layak di makan oleh sahabatnya itu atau tidak.
©©©
Di sekolah
Setelah pak suryo keluar kelas, alex dan jonatan menghampiri sesil. Dengan kasar Alex menarik krah baju sesil hingga berdiri dari duduknya, terlihat jelas wajahnya Yang ketakutan. Ini merupakan kali pertamanya melihat alex semarah itu.
"Mau Lo apa bangsat! Apa maksut lo bilang kayak tadi. Hah!! " bentak alex pada sesil
"Lo sengaja. Hah!! " teriaknya lagi "kalau sampai suryo ngapa-ngapain dia, lo berurusan sama gue" lanjutnya dan menghrmpaskan tubuh sesil kasar
Alex melangkahkan kakinya keluar dari kelas. Jonatan menunduk, ia melihat sesil menitihkan air mata, "ingat jika suryo berani menghukum cewek gua, gua pastikan keluarga lo hancur" tambahnya tanpa belaskasi sedikitpun
©©©
Alex mengirim pesan pada micky lewat line
Alex.Ganteng01
Princess, gimana keadaan si brayen?
Micky.AzzPrincess001
Lo pasti taukan tadi keadaan dia?
Kenapa lo gak bilang sama gua, hah
Alex.Ganteng01
Gua minta maaf princess, sorry banget soalnya brayen gak bolehin kami bilang sama lo, dia takut lo nanti sakit juga
Micky membalasnya agak lama dan membuat alex tambah khawatir kalau micky juga marah padanya. Setrlah 15 menit micky membalas pesan itu
Micky.AzzPrincess001
Dia baik-baik aja, kata dokter dia cuma butuh istirahat
Alex.Ganteng01
Hah bagus deh
Berarti dia sekarang di RS?
Micky.AzzPrincess001
Enggak dia dirumah gua
gak mau dia gua bawa ke RS
Alex.Ganteng01
Jadi dia di rumah lo?
Tu anak emang keras kepala
Micky.AzzPrincess001
Yo i
Alex.Ganteng01
Ok gua sama J pulang sekolah langsung kerumah lo
Micky.AzzPrincess001
Ok
Pesan itu membuat alex lega tak terasa ternyata guru di depannya sedari tadi menerangkan pelajaran
Bel pulangpun telah bunyi 5menit yang lalu, tapi guru yang mengajar kelas itu belum juga ada tanda-tanda akan keluar dari kelas
Kesal, Alex langsung membuka suara "Buk" panggilnya dengan megacungkan tangannya
"Ya" jawab buk sena-menoleh "ada apa alex? " lanjutnya
Dengan santi dan tanpan rasa bersalah Alex melanjutkan "apa ibuk gak capek menerangkan pelajaran itu, bahkan Sampai tidak mendengar bunyi bel pulang 5 menit Yang lalu. Saya udah capek dengar ibuk dari tadi sampai gak ketampung sama otak saya" jelasnya panjang lebar
Jonatan dan murit kelas itu di buat melongo mendengar kata-kata alex pada buk sena yang merupakan keponakan kepsek itu
Ibuk itu menatap alex dengan mata yang berkaca-kaca dan melihat jam tangannya. Ia memberikan senyum terpaksa
"Maafkan saya, karna membuat kalian merasa bosan" kata guru itu sambil menunduk "kalian boleh pulang kita akan melanjutkannya lagi besok" sambungnya lagi 'maklum guru PPL'
Tanpa aba-aba alex langsung menyambar tasnya di atas meja dan berjalan keluar kelas menuju parkiran
Jonatan yang melihat itu menggeleng dan menghampiri buk sena, dia sedikit kasihan melihatnya. Dengan mengeluarkan jurus play boynya, ia menenangkan guru itu dengan memegang tangannya. Modus dikit
"Maafin teman saya, biasanya dia gak kayak gitu. Sekarang Dia lagi hawatirin teman saya yang sedang di rawat dirumah sakit. Jadi saya mohon ibuk bisa maafin dia"
Sena sempat terpana dengan ketampanan jonatan dan tersadar waktu jonatan melepaskan genggaman pada tangannya. Ia pun memberikan senyum manis pada jonatan
"Iya tidak apa-apa. Karna itu memang salah saya, saya titip salam sama teman kalian yang sedang sakit itu ya" kata buk sena tulus
"baik buk, saya permisi dulu" pamitnya tak ingin berlama-lama
Di sisi lain tama mengepalkan tangannya sangat kuat menahan amarah yang memuncak akibat melihat tingkah jonatan pada guru itu. Bahkan ia tidak memikirkan perasaan lara yang merupakan pacarnya. Itu yang dia tau
©©©
Tama teringat kalau lara tidak terlihat sudah beberapa hari ini. Tanpa menunggu Lama ia mengambil phonselnya di dalam saku dan menekan nama lara, panggilanpun tersambung tapi tidak di angkat
Dengan sabar Ia terus menlfon lara hingga lara mau mengangkatnya. Saat panggilan terhubung Dengan cepat tama bertanya karna khawatir
"Lo dimana? Kenapa gak masuk sekolah? Dan kenapa telfon gua gak lo angkat? Lo ada masalah sama jonatan? " tanya tama beruntun
Terdengar suara tawa lara diseberang yang membuat tama sedikit lega
"Pertanyaan lo banyak amat, satu satu " jawabnya seolah tidak ada masalah
"Jawab lara, gak usah ketawa"
"Ok ok, gue jawab satu-satu" jawabnya masih dengan tawa "gua dirumah nenek kemaren dapat kabar kalau nenek gua masuk rumah sakit, makanya gua langsung pergi dan gak sempat ngomong sama lo, disini susah sinyal, dan satu lagi gua baik-baik aja sama jonatan. Jadi lo gak usah khawatir. Lebay lo" jelasnya panjang lebar
"lebay dia bilang? Saat gua kawatir sama lo lar" jawabnya dalam hati, kecwa
"Ya udah, gua tutup dulu ya, baik-baik disana"
"Iya, by tama"
Tama langsung memutuskan sambungan itu sepihak
Disisi lain lara kembali menangis "sorry tama gua gak bisa ngomong sama lo, gua tau lo suka sama gua tapi gua terlau sayang sama jonatan" jelasnya dalam hati
#TBC
Maaf masih banyak tayponya
Jangan lupa like and comments guys
🙏👋