Chereads / Istri Kesayangan Tuan Lucas / Chapter 20 - Sesederhana Itu

Chapter 20 - Sesederhana Itu

Setelah mendapatkan lukisan dari sang nyonya. Sean keluar dari ruangan Lucas dengan senyum lebar, membuat para karyawan yang melihat menjadi penasaran, lalu mulai mengerubunginya.

"Apa yang sedang anda bawa?" tanya seorang karyawan wanita.

Sean dengan bangganya memperlihatkan hasil lukisan Nayya pada semua karyawan yang mengerubunginya. Membuat mereka terpena akan keindahan lukisan tersebut.

"Dari mana anda mendapatkan lukisan itu?"

"Tentu saja dari nyonya Lucas. Tidak hanya baik, dia juga berbakat dalam melukis."

Semua orang terkejut ketika mendengar kata 'nyonya Lucas'. Sebagian dari mereka bahkan langsung patah hati saat tahu bahwa bos tampan mereka telah menikah. Sudah tidak ada lagi harapan untuk mereka merayu Lucas.

"Apakah gadis muda yang bos bawa tadi?"

"Ya, jadi ku sarankan pada kalian para wanita. Berhentilah mengejar cinta atau bahkan merayu bos kita. Selain itu sudah tidak mungkin lagi, kalian bahkan tidak akan bisa menyamai nyonya Lucas yang sangat cantik."

Hati para wanita menjadi sedih, mendengar kata sangat cantik dari Sean seperti tertusuk pisau yang tajam tepat di hati mereka. Sangat sakit, hingga mereka tidak sanggup menahan air mata.

Puas melihat wajah sedih para wanita. Sean langsung pergi meninggalkan kerumunan dengan wajah bahagia.

Saat para wanita di perusahaan Lucas menangis sedih karena pria idaman mereka telah di miliki wanita lain, bahkan yang lebih parahnya. Wanita itu lebih cantik dan berbakat dari mereka, membuat semuanya semakin sedih. Lucas yang menjadi perbincangan tengah memesan makan siang untuknya dan sang istri.

Pria itu memutuskan makan siang di perusahaan, karena masih ada pekerjaan yang harus di selesaikan. Dan Nayya tidak masalah dengan hal tersebut.

Waktu berjalan dengan cepat. Tepat pada pukul 6 sore, Lucas membangunkan Nayya yang tengah tertidur di sofa.

"Ayo kita pulang," ucap Lucas ketika melihat Nayya sudah terbangun.

Wajah bangun tidur Nayya telihat menggemaskan di mata Lucas, ia mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang aneh pada dirinya. Tapi tidak tahu itu apa.

Sesampainya di rumah. Nayya membersihkan dirinya, lalu menyiapkan pakaian rumah untuk suaminya yang tengah mandi.

Setelah selesai menyiapkan, Nayya pergi ke luar kamar. Tidak mungkin ia berani melihat tubuh suaminya yang tidak memakai pakaian dan hanya menggunakan handuk di pinggang, meskipun sudah menikah. Tapi mereka belum pernah melakukan hal selayaknya suami istri.

Selesai mandi, Lucas menyusul. Mereka mulai melakukan makan malam bersama, dengan para pelayan yang setia membantu.

Ketika makan malam telah usai. Lucas yang tidak memiliki pekerjaan malam ini, berniat tidur. Tapi gagal saat melihat Nayya yang tidak tenang ketika berbaring di ranjang.

"Apa yang terjadi pada mu?"

Nayya terkejut, ia tidak tahu jika suaminya masih terjaga. Dan tindakannya membuat pria itu terusik.

"Maaf, karena sudah mengganggu kakak," ucap Nayya yang masih memunggungi Lucas.

Melihat bahwa ada yang tidak beres dari sang istri, sejak Olivia datang ke kantor. Membuat Lucas menarik Nayya agar melihat ke arahnya.

Padangan mereka saling bertemu. Lucas semakin yakin dengan firasatnya setelah melihat mata sang istrinya. Di dalamnya ada kesedihan dan ketakutan.

"Katakan pada ku. Apa yang sudah membuat mu menjadi sedih dan takut, sejak kita ada di kantor."

Nayya malu setelah suaminya tahu apa yang sedang ia rasakan. Mulai ragu, apakah ia harus menceritakannya. Bagaimana pun, Lucas berhak memilih kembali pada mantan kekasihnya, karena pernikahan mereka adalah sebuah kesalahan.

"Aku akan menghitungnya sampai 3, jika pada hitungan ketiga kau tidak mengatakannya. Maka jangan salahkan aku melakukan apa hal yang tidak akan pernah kau fikirkan sebelumnya. 1...2..."

Nayya yang takut langsung berbicara. "A-aku takut kakak akan membuang ku setelah bertemu dengan mantan kekasih kakak." Nayya menundukkan kepalanya, ia malu. Merasa bahwa dirinya memang tidak berhak mengatur kehidupan Lucas, tapi juga takut jika nanti dirinya di usir kembali.

"Dasar gadis bodoh. Apakah menurut mu aku akan kembali pada wanita yang tidak bisa menjaga harga dirinya? Apakah kau berfikir aku masih mau dengan wanita yang dengan mudah memberikan tubuhnya pada pria lain secara gratis? Jika kau berfikir aku masih mau, maka kau salah. Sampai aku mati pun, aku tidak akan pernah kembali padanya."

Semua orang berhak bahagia, dan Lucas juga ingin hal itu. Menikah atau kembali pada Olivia, sudah pasti akan membuat dirinya merasa menjadi pria sampah. Jadi, mengapa dia harus kembali, lagi pula. Sekarang ia sudah memiliki istri yang seratus kali lebih baik dari wanita itu. Akan sangat bodoh jika dirinya mudah tergoda.

"Tapi dia cantik dan kaya kak. Jika kakak kembali padanya, mungkin keluarga kakak akan bangga."

Karena pernah di tolak akibat tidak memiliki pendukung yang kuat, Nayya menganggap semua orang sama dengan keluarga Leonal.

"Kau memang bodoh, sejak awal aku sudah menegaskan bahwa aku tidak akan kembali pada wanita itu. Dan tentang kekayaan, aku tidak membutuhkannya, jika aku ingin maka aku akan mencarinya sendiri. Bukan menggunakan orang lain. Lalu tentang kecantikan, di mata ku. Kau lebih cantik dan murni darinya yang suka melakukan operasi plastik. Merubah apa yang sudah Tuhan berikan padanya."

Nayya tersenyum malu, ia tidak menduga jika Lucas memujinya kembali. Bahkan jantungnya berdetak sangat kencang, ada sesuatu yang awalnya samar kini mulai terasa sangat jelas dalam dirinya.

"Lagi pula, bahagia tidak di tentukan dari mana kau berasal atau sebanyak apa harta yang kau miliki. Bahagia itu sederhana, cukup bisa hidup bersama dia yang selalu memberikan senyum serta energi positif pada mu. Maka hidup mu akan menjadi lengkap."

Lagi-lagi, secara tidak sengaja. Lucas mengatakan hal yang membuat perasaan Nayya semakin dalam padanya, dan ia lupa jika dirinya mulai tertarik pada istrinya.

"Apakah sekarang kau sudah mengerti?"

Nayya menganggukan kepalanya. Ia sadar bahwa Lucas berbeda, begitu juga dengan keluarganya. Mereka ramah dan tidak pernah memandang seseorang dari sudut yang sama dengan cara pandang keluarga Leonal.

"Sekarang mari kita tidur. Aku cukup lelah hari ini, dan membutuhkan istirahat."

"Baik, maaf karena sudah mengganggu kakak. Selamat malam, semoga mimpi indah," ucap Nayya lalu memejamkan matanya.

Lucas yang mendengar ucapan selamat malam yang setiap kali Nayya ucapakan jika masih terjaga langsung tersenyum. Tidur malamnya menjadi menyenangkan setelah Nayya hadir.

Aneh dan cukup sulit di percaya memang, tapi itu adalah kenyataan yang sedang terjadi pada Lucas. Tidurnya bahkan terasa kurang jika tidak mendengar ucapan manis dari istrinya.

"Semoga kita bisa tetap begini." Lucas tidak meminta banyak, ia hanya ingin Nayya tetap di sisinya. Menjadi sebuah hiburan di kala ia lelah bekerja. Dan menjadi obat tidur terbaik untuknya, hanya itu.

Sesederhana itu memang, bahagia memang tidak membutuhkan banyak usaha. Dan Lucas sudah merasakannya.