Satu minggu setelah pembicaraan di malam hari. Hubungan Nayya dan Lucas kembali normal, sudah tidak ada ekspresi takut, atau bahkan menjauh dari Nayya.
Lucas yang melihat hal itu sedikit lega, aneh memang. Tapi semakin hari, perasaan nyaman pada sang istri menjadi bertambah lagi dan lagi. Tidak ada pengurangan sedikit pun.
Sarapan lagi ini juga terasa beda untuk Lucas, sama halnya dengan Nayya yang mulai menaruh hati pada suaminya.
"Apakah kau tidak bosan dengan makanan penutup ini?"
Nayya yang sedang menikmati makanan penutupnya menjadi terhenti ketika mendengar ucapan suaminya. Ia sudah merasakan jika sang suami semakin hari semakin dekat dengannya, membuatnya semakin nyaman.
"Tidak, ini enak dan aku tidak pernah bosan memakannya. Apakah kakak ingin mencobanya?"
Melihat bahwa sejak hari pertama hingga saat ini sang suami tidak pernah memakan makanan penutup, ia berniat membiarkannya mencoba. Mungkin saja Lucas bersedia memakannya.
Lucas yang tidak pernah memakan makanan yang manis menjadi sedikit tertarik. Di tambah membayangkan seperti apa rasanya makan dari tangan cantik sang istri, membuatnya memberanikan diri mencobanya.
"Tangan ku sedang sibuk, bisakah kau membantu ku memakannya."
Albert dan yang lainnya menjadi tercengang, tidak pernah tuan muda mereka melakukan hal semacam itu. Bahkan saat bersama Olivia sekali pun tidak pernah, tapi bersama Nayya. Lucas melakukannya. Mereka semakin kagum dengan kehadiran sang nyonya muda.
Nayya yang berfikir jika Lucas berkata jujur, memutuskan mendekati sang suami lalu mengulurkan tangan yang berisi kue manis pada Lucas.
Benar, Lucas merasa makanan penutup itu semakin enak ketika tangan istrinya yang memberikannya. Dan adegan romantis saat sarapan tersebut tenyata tidak luput dari penglihatan semua pelayan termasuk Myra yang baru saja tiba.
"Apakah kakak suka?"
"Hm, ya lumayan. Mungkin kau bisa memberikan yang lain setiap kali kita sarapan agar aku tahu bagaimana rasanya makanan penutup itu."
Nayya mengangguk setuju, tidak ada niat buruk dengan persetukuannya. Ia hanya ingin membuat Lucas nyaman dan tidak lebih, tapi berbeda dengan Lucas yang memiliki niat terselubung. Sayangnya, istri polosnya tidak tahu itu.
Myra yang mendengar perkataan sang putra dan persetujuan menantunya tersenyum lebar. Tidak menduga jika putranya kini telah banyak berubah setelah kehadiran Nayya, semakin dewasa dan bijaksana. Membuat Myra semakin puas dengan pernikahan keduanya.
"Sepertinya sedang ada adegan romantis di ruang makan. Ibu jadi iri melihatnya." Suara Myra membuat suasana hangat menjadi normal kembali. Nayya juga bergegas pindah, malu ketika mendengar suara ibu mertuanya yang sudah melihatnya menyuapi Lucas.
"Ibu. Berhentilah menjadi pengganggu," ucap Lucas.
"Sejak kapan ibu menjadi pengganggu, ibu hanya secara tidak sengaja melihat kau memanfaatkan istri mu."
"Aku tidak memanfaatkannya, lagi pula. Bukankah itu hal yang normal di lakukan oleh suami istri."
"Tentu saja normal, ibu tidak pernah mengatakan bahwa itu tidak normal."
"Lalu, apa yang membuat ibu datang di pagi hari dan mengganggu sarapan kami?"
Myra yang melihat bahwa putranya tidak bisa dikalahkan, tiba-tiba memasang wajah sedih lalu mengadu pada menantunya.
"Sayang, lihatlah suami mu ini. Tidak hanya memarahi ibu, dia juga ingin mengusir ibu."
Lucas sudah terbiasa dengan drama ibunya, ia bahkan tidak berniat menyela. Tapi berbeda dengan Nayya, berhati lembut dan selalu menyanyi seorang ibu menjadi tidak tega.
"Kakak tidak boleh seperti itu. Ibu mungkin rindu pada kakak sehingga ingin menjenguk kakak."
Benar bukan, Nayya memang baik hati sekaligus mudah kasihan. Tidak heran ia selalu di bodohi oleh Leonal, melihat wajah sedih orang di sekitarnya saja sudah membuatnya ikut sedih.
Myra bahagia karena menantunya membantu dirinya, tidak salah jika dirinya menyukai Nayya. Selain baik hati, ia juga sangat menghormati orang tua.
"Sebaiknya kerasakan hati mu di lain waktu agar tidak mudah di manfaatkan," ucap Lucas lalu pergi meninggakan kedua wanita itu.
Nayya yang berfikir jika suaminya sedang marah padanya menjadi sedih, ia bahkan berniat menyusul tapi langsung di halangi Myra.
"Tidak usah, dia tidak marah pada mu. Bagaimana jika sekarang kau menemani ibu berbelanja."
"Tapi, Bu."
"Dia bukan pria seperti itu, jadi jangan terlalu di fikirkan. Sekarang bersiap-siaplah, kita akan pergi. Ibu juga sudah meminta Sara menemani kita."
Tidak tega jika harus menolak ajak ibu mertuanya. Nayya mengangguk lalu pergi ke kamar, untuk bersiap-siap. mengganti pakaiannya agar lebih nyaman saat jalan-jalan.
Setelah melihat penampilannya di depan cermin, Nayya tersengum puas. Namun tiba-tiba ia melihat suaminya masuk ke dalam kamar lalu mendekatinya.
"Biar aku membantu mu mengikat rambut, jangan geraikan rambut mu karena itu merusak mata." Sejujurnya, Lucas hanya ingin membantu istrinya bersiap-siap. Tidak ada unsur menghina atau bahkan tidak suka jika rambut istrinya tergerai.
"Kakak mengijinkan ku pergi bersama ibu?"
Lucas yang tengah sibuk menyisir lalu mengikat sederhana rambut sang istri menganggukan kepalanya. Wajah serius ketika mengurus rambut membuat Nayya tersenyum, cukup menghibur untuknya.
"Sudah selesai. Apakah kau membawa kartu kredit yang ku beri?"
"Sudah, Kak." Meskipun tidak berniat berbelanja, tapi Nayya akan tetap membawa untuk berjaga-jaga.
"Bagus, beli apa pun yang kau inginkan. Kata sandinya adalah tanggal pernikahan kita."
Setelah itu, Lucas pergi meninggalkan Nayya. Ia ingin berpesan pada sang ibu dan sara untuk menjaga istrinya, serta mengawasi kalau-kalau Nayya bertemu dengan Vina atau keluarganya.
"Tolong awasi dan jaga dia, jangan sampai kalian bertemu dengan dua keluarga itu. Terutama wanita yang bernama Pevina dan ibunya."
Myra dan Sara menjadi penasaran dengan alasan Lucas yang meminta mereka menjaga Nayya dari keluarganya. Tapi mereka tidak bisa bertanya banyak karena Lucas terlihat tidak ingin memberitahu mereka.
"Baiklah," ucap Myra.
Nayya yang sudah selesai dengan persiapannya akhirnya turun. Ketika Diana dan para pelayan melihat penampilan Nayya, mereka menjadi sangat kagum akan kecantikannya. Di tambah usianya lebih muda, dengan tampilan tersebut dia telihat seperti remaja berusia 17 tahun.
"Oh, menantu ku sangat cantik," puji Myra membuat Nayya malu.
"Tentu saja dia cantik, istri Lucas Xavier Dominic harus terlihat cantik tanpa bahan plastik."
Semua pelayan langsung tersenyum paham, sedang menyindir Olivia yang sudah sering melakukan operasi agar tetap awet muda.
"Sekarang ibu merasa ini tidak adil. Nayya seharusnya menikah dengan pria yang seusianya atau 3 tahun lebih tua dari, tidak menikah dengan seorang paman," goda Myra membuat Lucas tersenyum bangga. Ia bahkan tidak sakit hati ketika disebut paman.
"Kalau begitu, sekarang kalian harus segera pergi. Ingat untuk pulang sebelum makan siang," ucap Lucas lalu pergi meninggalkan Nayya dan ibunya.
Nayya yang sedang malu karena percakapan antara ibu dan suaminya langsung menormalkan ekspresinya agar sang ibu mertua tidak menggodanya lagi.
"Baiklah, sekarang mari kita pergi." Ajak Myra.
Hari ini, Myra berniat membawa menantunya pergi ke mall untuk jalan-jalan. Tidak ingin melihatnya selalu terkurung, itu adalah alasan Myra.