Chereads / Istri Kesayangan Tuan Lucas / Chapter 22 - Bertemu

Chapter 22 - Bertemu

Perjalanan menuju Mall cukup jauh, memakan waktu 1 jam. Itu karena Lucas memang sengaja membangun rumahnya jauh dari kota, di tempat yang cukup damai tanpa banyak suara bising kendaraan.

"Apa kau ingin berbelanja di mall nanti?" tanya Myra.

Nayya yang tidak pernah pergi ke mall menjadi bingung, apa yang harus ia beli, sedangkan Lucas sudah melengkapi semua kebutuhannya. Mulai dari pakaian, tas dan sepatu. Semua berasal dari mereka terkenal, jadi Nayya sudah sangat puas dengan hal tersebut.

"Kak Lucas sudah memenuhi semua kebutuhan Nayya, jadi. Nayya bingung ingin berbelaja apa, Bu."

Sesederhana itulah pemikiran Nayya, jika itu wanita lain. Mereka pasti sudah memikirkan apa saja yang ingin di beli meskipun sudah banyak barang di lemari, tapi berbeda dengan Nayya yang mudah puas dengan apa yang di miliki.

"Jangan seperti itu, Sayang. Lucas memberikan kartu kredit untuk di gunakan, dan jika tidak di gunakan, maka uang yang ada di dalam akan terbuang sia-sia. Apakah kau ingin melihat suami mu sedih karena uang yang ia berikan pada mu hangus bergitu saja karena tidak di gunakan." Myra hanya ingin menantunya bias menikmati hidup seperti wanita normal. Terutama menjadi menantu dari keluarga Dominic.

Nayya terkejut, tidak menduga jika uang yang ada di kartu kredit milik suaminya akan hilang jika tidak ia gunakan. Pemikiran polosnya membuatnya menjadi percaya, sekaligus takut suaminya akan sedih dan merasa tidak di hargai olehnya.

"Nayya ingin membeli pakain untuk kak Lucas. Apakah tidak apa-apa, Bu?"

Proses pertama menuju rumah tangga yang bahagia, seperti itulah pemikiran Myra ketika mendengar ucapan Nayya. Ia tidak keberatan jika menantunya membelikan pakaian untuk putranya, bagaimana pun, pakaian Lucas sang membosankan. Hitam dan abu-abu, tidak ada yang lain.

"Itu bagus, menurut mu. Pakaian warna apa dan seperti apa yang cocok untuk suami mu?"

Nayya mulai berfikir keras. Setelah menikah dengan Lucas, pakaian yang di gunakan suaminya baik di rumah mau pun ke kantor hanya punya 2 warna. hitam dan abu-abu, bahkan tidak banyak pakaian kaos santai di rumah.

"Jika kau bingung, maka lebih baik kita melihat lebih dulu lalu ambil mana yang kau suka."

"Apakah kak Lucas akan menerimanya, Bu?"

"Tentu saja, dia pasti senang karena istrinya bersedia membelikan pakaian untuknya."

Mendengar hal itu, Nayya menjadi semangat untuk membelikan suaminya pakaian baru. Myra dan Sara yang melihat wajah semangat Nayya menjadi ikut senang.

Setelah perjalanan cukup lama, mereka akhirnya tiba. Mall masih baru buka, sehingga Myra mengajak Nayya dan Sara ke butik miliknya yang bertepatan di samping mall tersebut.

"Jika ada pakaian yang kalian suka, maka jangan sungkan-sungkan mengambilnya."

Keduanya mengangguk, semua karwayan yang ada melihat kehadiran kedua wanita yang datang bersama dengan sang bos menjadi penasaran dengan identitas keduanya.

Tepat jam menunjukan pukul 11. Ketiga wanita itu masuk ke dalam mall, di sana sudah banyak orang yang berlalu lalang, membuat Nayya menjadi sedikit takut akan keramaian.

"Tidak apa-apa, Sayang. Ibu dan Sara selalu di dekat mu."

Sedikit lega, Nayya sedikit nyaman, tapi tetap menggenggam telapak tangan Myra sambil menundukan kepalanya. Takut akan tatap banyak orang yang sedang terpana dengan kecantikannya.

Masuk ke salah satu butik yang menjual pakaian khusus pria. Nayya mulai mencari-cari pakian apa yang bagus untuk suaminya, sambil bertanya berapa ukuran Lucas pada sang ibu mertua. Hingga 25 menit berada di toko, Nayya sudah mengambil 3 pasang pakaian kantor dan beberapa pasang pakaian santai, seperti kaos dan celana pendek. Nayya ingin melihat Lucas memakai pakaian santai seperti itu seperti kebanyakan pria.

Saat sedang fokus mencari, Nayya yang sedang di temani Sara tiba-tiba mendengar suara Vina dan ibunya yang memanggil namanya. Wajah mereka bahkan terlihat mengejek ke arah Nayya.

"Tidak di sangka kita akan bertemu dengan nyonya Nayya, Bu. Aku merasa terhormat melihatnya, apalagi sekarang dia sedang berbelanja pakaian, pasti untuk suami tua dan jeleknya." Kata-kata itu membuat semua yang ada di butik menatap ke arah Nayya. Untungnya, saat ini Myra sedang tidak ada, jika sampai ia tahu bahwa menantunya di hina. Maka hidup Vina serta ibunya akan segera berkahir.

Sara yang mendengar perkataan Vina menjadi kesal. Kalau saja Nayya tidak menghentikannya, mungkin sekarang wajah Vina sudah penuh dengan darah.

"Kau benar, Sayang. Tapi ibu bersyukur kita bisa bertemu dengannya, kita bisa memberikan surat undangan pernikahan mu padanya. Untuk berjaga-jaga agar ia tahu dan tidak lagi mengganggu suami mu."

Lia dan Vina semakin menjadi-jadi, membuat semua orang merasa bersimpati pada Nayya. Tapi mereka tidak berniat membantu karena itu bukan urusan mereka.

"Oh iya, Ibu benar. Aku harus memberikan surat undangan pernikahan ku yang sangat mewah bersama kak Leonal padanya." Setelah mengatakan hal itu, Vina mengeluarkan surat udangan mewah lalu memberikannya pada Nayya dengan paksa.

"Ingat untuk datang ke pernikahan putri dan menantu ku. Jangan lupa membawa suami tua serta jelek mu ke pernikahan Vina, aku tidak ingin kau menangis lalu membuat pesta pernikahan mewah mereka hancur karena air mata mu."

Nayya yang tengah menahan emosinnya agar tidak melakukan hal yang akan membuat suami dan ibu mertuanya malu, akhirnya angkat bicara. Dengan ekspresi anggun, Nayya mengucapkan terima kasih atas undangan tersebut.

"Terima kasih atas undangannya, Nona Vina. Saya pasti akan datang. Dan untuk nyonya Lia, jangan khawatir, meskipun suami saya tua serta jelek, tapi dia sangat mencintai saya, tidak pernah berniat mencari wanita lain atau bahkan mudah tergoda dengan rayuan wanita tidak tahu malu. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih, jika anda tidak membuat saya menikah dengan pria sebaik dia, mungkin saja saat ini saya tidak akan pernah bisa hidup mewah, dengan makanan yang jauh lebih mahal dari makanan yang anda dan tuan Javior berikan ketika saya tinggal di keluarga anda."

Mungkin karena sudah tidak lagi tinggal Bersama keluarga Javior. Nayya menjadi berani melawan Lia dan Vina, ia tidak akan membiarkan dirinya di hina kembali, membuat usaha Lucas serta keluargnya dalam menyembuhkan penyakit kejiwaanya gagal.

Lia dan Vina menjadi malu, mereka juga tidak menduga jika Nayya akan berani membela diri. Sudah tidak ada lagi Nayya yang lemah atau mudah menangis, sekarang semuanya telah berganti dengan penampilan anggun, beretika dan berani. Pakaian yang ia gunakan bahkan lebih mahal dari pakaian milik Vina.

"Kau!!" Vina tidak bisa menerima jika Nayya bisa hidup lebih baik setelah menikah dan menjadi pengantin penggantinya. "Lalu apa, mekipun dia mencintai mu. Kau masih tetap pengantin pengganti untuknya. Jika nanti dia sudah bosan, maka dia akan mencampakan mu."

"Maaf menyela, Nona. Saya tidak setuju dengan ucapan anda, tuan saya tidak akan pernah bosan dengan nyonya Nayya. Dan anda tidak perlu ikut campur, atau bahkan menyebutnya pengantin pengganti, seharusnya anda malu karena sudah membuat saudari tiri anda menjadi pengantin pengganti untuk anda sehingga membuatnya harus kehilangan masa mudanya."

Semua orang langsung menatap benci pada Vina dan Lia, selain sang ibu yang menjadi wanita perebut suami wanita lain. Putrinya bahkan membuat anak dari wanita yang suaminya di rebut semakin menderita.

"Semoga pernikahan anda bisa berjalan dengan lancar, dan jangan khawatir. Nyonya saya pasti akan datang ke pernikahan anda dengan wajah bahagia. Oh ya, satu hal lagi. Anda seharusnya mulai memikirkan bagaimana cara membertahankan suami anda setelah menikah, karena bisa saja karma akan segera menghampiri anda."

Usai mengatakan hal tersebut, Sara langsung membawa Nayya pergi dari hadapan Vina dan Lisa. Keduanya bahkan melanjutkan acar berbelanja, membuat Vina kesal lalu membawa paksa sang ibu.