Malam harinya, saat Nayya tengah tertidur pulas. Sara yang merasa tidak enak jika harus menyembunyikan rahasia pertemuan mereka dengan Vina dan Lia memutuskan menemui sang tuan muda. Bukan bermaksud menghianati Nayya, hanya saja. Sara sudah terikat kontrak dengan Lucas sehingga tidak boleh ada yang ia sembunyikan tentang Nayya pada tuan mudanya.
"Apakah saya boleh masuk, Tuan?" tanya Sara sambil mengetuk pintu ruang kerja Lucas. Malam ini, pria itu harus pergi ke ruang kerja karena tidak ingin mengganggu tidur sang istri dengan suara kertas dan komputer.
"Silahkan." Lucas tahu jika kedatangan Sara akan membawa berita yang tidak menyenangkan. Bagaimana pun, di dalam surat perjanjian. Sara harus melaporkan apa pun yang telah terjadi pada istrinya, dan jika sampai ketahuan ia berbohong. Maka Sara harus menanggung akibatnya.
Sara yang sudah mendapat persetujuan langsung masuk, berdiri tegap seperti seorang prajurit yang akan melapor pada sang komandan. Sara mulai menceritakan apa yang sudah mereka alami kemarin siang.
"Maaf baru melaporkan ini pada anda, Tuan. Karena nyonya meminta saya merahasiakannya, maka saya harus menunggu waktu yang pas untuk bertemu dengan anda." Sara memasang wajah bimbang karena harus melakukan penghiantan pada Nayya.
Lucas mengangguk paham, meskipun ia melihat wajah bimbang sekaligus tidak enak dari Sara. Ia tidak perduli, karena itu bukan urusannya. Dan tentang wakti melapor, mereka memang harus merahasiakan tentang perjanjian tersebut pada Nayya. Alasannya, hanya satu. Yaitu tidak ingin membuat sang istri merasa terganggu atau seperti sedang di awasi.
"Apa yang terjadi saat kalian sedang berbelanja?" Lucas tahu jika ada sesuatu yang tidak beres ketika Nayya dan ibunya berbelanja, tapi tidak berusaha bertanya pada Nayya, karena ia sangat yakin kalau istrinya pasti menutupi hal tersebut.
"Kami bertemu dengan kedua wanita itu, Tuan. Mereka bahkan menghina nyonya dan mengatakan bahwa suatu saat anda akan membuang nyonya setelah bosan, wanita bernama Vina juga mengungkit tentang status nyonya yang hanya menjadi pengantin pengganti untuk dirinya."
"Apakah ibu ku juga tahu?"
"Tidak, Tuan. Saat itu nyonya Myra sedang ada urusan sehingga menitipkan nyonya Nayya pada saya."
"Lalu, Apakah Nayya menangis atau menjadi tidak terkendali seperti waktu itu?"
"Beruntung nyonya tidak terhasut hingga membuatnya histeris. Nyonya bahkan membuat kedua wanita itu malu, Tuan."
Mendengar kata malu, membuat Lucas penasaran dengan tindakan Nayya yang berakibat malu pada Vina dan Lia.
"Apa yang di lakukan istri ku pada kedua wanita itu?"
"Nyonya mengatakan bahwa dia akan datang ke acara pernikahan wanita yang bernama Vina. Dan nyonya juga mengatakan bahwa dia sangat bersyukur bisa menikah dengan anda, pria yang baik dan tidak mudah tergoda dengan wanita tidak tahu malu. Nyonya bahkan berterima kasih pada wanita yang bernama Lia karena sudah membuatnya menikah dengan anda, sehingga nyonya tidak lagi hidup susah seperti saat masih tinggal di keluarga Javior."
Lucas tersenyum puas, ia tahu bahwa istrinya sedang membela dirinya ketika Vina dan Lia menjelek-jelekannya di muka umum.
"Apakah hanya itu saja?"
"Ya, karena saya tidak tahan. Maka saya membantu nyonya mempermalukan kedua wanita itu, Tuan."
"Bagus, aku akan mengirim gaji mu 2 kali lipat. Sebagai hasil dari kerja kerasa mu."
"Tidak, Tuan. Saya tidak berhak mendapatkannya, saya hanya melakukan tugas seperti yang anda perintahkan." Sara sudah merasa sangat bersalah pada Nayya karena tidak bisa menjaga rahasia mereka. jadi, ia tidak akan menerima uang dari sang tuan muda atas laporannya.
"Bukankah adik mu sedang sibuk mengurus perkuliahannya yang sebentar lagi akan selesai. Aku akan membantunya mendapatkan pekerjaan setelah ia selesai nanti," Lucas tahu jika Sara merasa tidak enak pada istrinya karena sudah menghianati sang istri. Dan Lucas tidak keberatan akan hal tersebut.
"Baik, Tuan. Oh ya, dan satu hal lagi. Alasan nyonya ingin menyembunyikan hal ini karena dia tidak ingin anda menghancurkan pernikahan wanita yang bernama Vina. Bukan karena nyonya kasihan pada mereka, tapi karena nyonya ingin hadir di pernikahan tersebut dengan wajah bahagia serta penampilan yang memukau. Nyonya juga meminta ku untuk menemaninya datang sebegai teman. Apakah anda tidak keberatan, Tuan?"
"Tentu tidak, karena kehadiran ku bisa membuat para wanita serakah itu menggila dan menyakiti istri ku. Maka akan lebih baik jika kau yang datang menggantikan ku, tapi kau harus tetap ingat untuk menjaganya karena di sana akan ada drama yang menjijikan akan terjadi."
Lucas paham dengan maksud Nayya, dan ia juga tidak keberatan. Saat ini, ia tidak bisa memperlihatkan dirinya di hadapan umum apalagi menemani Nayya ke pesta pernikahan Vina.
"Tentu, Tuan. Saya pasti akan menjaga nyonya dengan baik."
"Kalau begitu, kau bisa keluar sekarang."
"Baik, saya akan pamit undur diri. Dan saya juga ingin menyampaikan terima kasih atas bantuan anda pada adik saya." Jika uang bisa ia tolak, maka bantuan seperti itu sangat sulit untuk Sara tolak. Bukan karena ia ingin lebih, hanya saja. Di jaman sekarang, sangat sulit mencari pekerjaan terutama untuk mereka yang tidak memiliki identitas dan uang yang banyak.
Setelah kepergian Sara. Lucas melanjutkan pekerjaannya hingga jam menunjukan pukul 11 malam, selesai dengan pekerjaanya. Lucas memutuskan pergi ke kamar untuk beristirahat.
Saat masuk ke kamar dan duduk di atas ranjang. Lucas dapat melihat wajah damai istrinya, masih teringat atas pembelaan sang istri akan dirinya di depan Vina dan Lia, membuat Lucas tersenyum senang karena Nayya bukan tipe wanita yang melihat sesuatu dari penampilannya.
Puas melihat wajah sang istri, Lucas memutuskan membaringkan tubuhnya di ranjang. Ingin menutup mata agar bisa tertidur, namun gagal karena tiba-tiba saja sebuah lengan memeluknya dari arah samping.
Merasakan lengan itu semakin erat memeluknya, membuat Lucas menatap sang istri yang tengah menempel padanya. Tindakan yang baru pertama kali terjadi setelah mereka tidur bersama, dan itu membuat Lucas tersenyum bahagia.
Tidak hanya tangan, kini kaki kecil Nayya mulai naik ke tubuh Lucas. Seolah-olah Lucas adalah sebuah bantal guling, Nayya bahkan tersenyum ketika sudah mendapatkan posisi yang nyaman dengan pelukan di tubuh suaminya seperti koala di pohon. Sangat erat, dan membuat Lucas tidak berdaya.
"Sepertinya akan ada kejadian lucu besok pagi," ucap Lucas dalam hatinya.
Ia mulai menebak-nebak akan seperti apa Nayya besok pagi. Apakah wanita itu akan berteriak atau bertindak biasa ketika membuka mata dan melihat dirinya yang sedang memeluk tubuh sang suami.
Puas memikirkan hal lucu yang akan terjadi besok pagi. Lucas akhirnya menutup matanya.
"Selamat malam tukang tidur," bisik Lucas pada Nayya.