Chereads / Unwanted Husband / Chapter 16 - Fokus Saja

Chapter 16 - Fokus Saja

Berita konferensi pers tentang pernikahannya dengan Jhino menyebar dengan luas. Allyna sempat bertanya kepada orang tua ada apa dengan semua ini. Bu Aida dan Pak Aldo mengatakan yang sebenarnya, bahwa mereka sebenarnya tahu kalau Allyna mendapatkan perlakuan dan perkataan yang buruk dari teman-temannya karena sudah diam-diam menikah dengan Jhino. Pak Aldo juga mengatakan bahwa ini adalah rencana Jhino agar nama baik Allyna kembali bersih.

"Sekarang kamu kembali ke apartemen kalian ya. Kamu berterima kasih sama Jhino," kata Bu Aida kepada putrinya.

"Papa tahu ini juga tanggung jawab Jhino, dan dia sudah melakukan yang terbaik untuk nama baikmu, Allyna. Jadi, pulanglah dan kembalilah tinggal bersama Jhino," kata Pak Aldo.

Allyna sebenarnya sudah tidak ada alasan lagi untuk mengelak dan menolak permintaan orang tuanya agar dia kembali tinggal bersama Jhino. Dia merasa Jhino memang sudah berusaha membersihkan nama baiknya. Beberapa teman-temannya mulai meminta maaf kepada Allyna karena sudah mengatakan hal-hal yang tidak benar dan tidak berdasar. Tentu saja teman-temannya kaget bahwa suami Allyna adalah CEO perusahaan ternama.

Setelah setuju untuk kembali ke apartemen, Allyna diantar oleh supir keluarganya untuk pulang. Sepanjang perjalanan Allyna kepikiran dengan sikapnya kepada Jhino waktu itu. Saat dia mengamuk, dia sudah mengacak-acak isi kamarnya. Dia tidak peduli lagi. Entah apakah Jhino akan marah jika mengetahui kamar Allyna sangat kotor dan berantakan.

Sesampainya di gedung apartemen, Allyna melihat ada mobil Jhino di area parkir. Allyna pun semakin merasa tidak enak tapi orang tuanya sudah berpesan agar dia mau minta maaf kepada Jhino. Allyna kemudian masuk ke apartemen mereka. Disana tampak sepi. Allyna berpikir, kemana Jhino pergi? Ternyata Jhino sedang tertidur di ruang tengah, masih lengkap menggunakan pakaian kerjanya.

Allyna mengamati wajah Jhino yang tampak lelah. Hp Jhino yang tergeletak di meja dekat sofa tempat Jhino tidur, sesekali bergetar. Ada banyak pesan masuk. Mungkin mereka adalah kumpulan orang-orang yang kaget dengan pernikahannya, atau mereka kaget dengan jabatan Jhino sekarang.

Siapa yang tidak kaget? Jhino yang selama ini dikenal sebagai laki-laki yang biasa saja dengan ambisinya untuk menjadi manajer, ternyata adalah anak seorang pengusaha kaya. Dan kini, Jhino mewarisi salah satu anak perusahaan Papanya yaitu Gliserra Food. Pastilah semua orang terkejut.

Karena Jhino tidurnya sangat pulas, Allyna pun membiarkannya. Dia kemudian bersiap-siap untuk masuk ke kamarnya. Dia tidak bisa membayangkan betapa porak-poranda kamar yang sudah susah payah dibangun Jhino dengan rapi dan indah. Namun, Allyna sangat terkejut begitu membuka pintu kamarnya. Allyna merasa mungkin ada yang salah dengan pengelihatannya. Kamar itu, kamarnya tidak berantakan dan tidak kotor sama sekali. Semuanya sangat rapi, sama seperti pertama kali Allyna melihat kamar ini.

"Ini… siapa yang beresin semua ini?" tanya Allyna lebih kepada dirinya sendiri.

Allyna melihat sprei tempat tidurnya sudah diganti. Meja nakas yang sudah rapi dengan jam beker yang baru karena sebelumnya Allyna membantingnya hingga pecah. Baju-baju kotornya sudah dicuci dan sudah disetrika, Allyna baru sadar bahkan pakaian dalamnya sudah tersusun rapi di dalam lemari. Sampah-sampah yang berserakan sudah tidak ada.

Dia kemudian membuka kamar mandi. Semuanya sudah rapi dan bersih. Tidak ada yang kotor. Allyna otomatis bertanya-tanya apakah Jhino yang membereskan semua ini. Mata Allyna lalu tertuju pada sebuah surat yang ada di tempat tidur. Dia segera mengambil dan membukanya.

"Allyna, maafkan aku karena aku sudah lancang masuk ke kamarmu tanpa izin. Aku tahu saat kamu marah, kamu membuang semuanya ke lantai. Aku ingin saat kamu pulang nanti, semuanya dalam keadaan rapi sehingga kamu bisa beristirahat dan tinggal disini kembali. Jadi, aku berinisiatif untuk membersihkannya. Tenang saja, aku tidak menyewa orang lain untuk bersih-bersih. Jadi, semua barangmu hanya aku yang menyentuhnya.

Mungkin… saat kamu kembali, kamu sudah mendengar berita tentang kita. Aku minta maaf karena tidak membicarakan ini terlebih dahulu denganmu. Tapi aku sudah membicarakannya dengan orang tuamu. Karena mereka setuju, aku memutuskan untuk melakukan rencanaku. Aku sudah berusaha untuk membersihkan nama baikmu. Aku minta maaf sekaligus berjanji bahwa tidak akan ada lagi orang-orang yang berkata buruk tentangmu. Semoga kamu bisa menerima apa yang sudah aku lakukan dan bisa tinggal kembali disini bersamaku.

Jhino."

Allyna membaca surat itu dengan penuh perasaan. Dia tidak menyangka bahwa Jhino begitu memperhatikannya padahal selama ini Allyna selalu bersikap buruk kepada Jhino. Mendadak Allyna jadi merasa tidak enak.

"Oh, kamu sudah datang?" tanya Jhino mendadak membuat Allyna kaget.

Allyna berbalik dan mendapati Jhino yang tampak setengah mengantuk berdiri di depan pintu.

"Aku baru saja tiba. Maafkan aku kalau aku sudah membuatmu terbangun," jawab Allyna.

"Tidak apa-apa. Kamu sudah membaca suratnya?" tanya Jhino saat melihat Allyna berdiri sambil membawa surat dari Jhino.

"Oh… iya. Aku sudah membacanya. Tidak apa-apa, terima kasih banyak sudah menyelesaikan semuanya," kata Allyna mendadak gugup.

"Itu sudah menjadi tugasku. Aku harus bertanggung jawab terhadap kehidupanmu karena aku suamimu. Tapi… ada hal yang ingin aku katakan kepadamu," kata Jhino kemudian teringat sesuatu.

Allyna hanya diam sambil menatap Jhino penuh tanya. Dia penasaran apa yang akan dikatakan oleh Jhino kepadanya.

"Aku hanya ingin mengatakan agar kamu fokus mengerjakan skripsimu. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan hal yang lainnya, biar aku yang mengurusnya. Lalu… aku juga akan berjanji bahwa aku tidak akan mengganggu kehidupanmu. Kamu boleh menjalani apa yang kamu mau, sekalipun tidak menerima perjodohan ini. Hanya saja, aku minta saat di depan orang tua kita, kamu bisa bersikap baik tentang pernikahan ini. Aku tidak mau mereka kecewa dengan kita…" kata Jhino.

Allyna merasa tersentak karena mendadak Jhino yang selama ini berjuang untuk menyelamatkan perjodohan ini mendadak bersikap seperti ini. Apakah mungkin ini karena sikap Allyna yang keterlaluan dan terlalu kekanak-kanakan pada Jhino? Allyna mendadak merasa tidak enak.

"… Aku hanya tidak ingin mereka sedih karena kita berdua yang tidak kunjung akur. Tapi tenang saja, aku tidak akan mengatakan hal yang buruk tentangmu kepada orang tuamu, juga orang tuaku. Kalaupun kamu meminta cerai suatu hari nanti, aku tidak apa-apa. Hanya saja… aku akan berusaha mempertahankan pernikahan ini sebisa mungkin," kata Jhino.

Allyna merasa Jhino mengatakannya dengan penuh rasa yakin. Sepertinya, apapun usaha Allyna untuk merusak pernikahan mereka, tidak akan berhasil. Walaupun sikap Jhino mendadak berubah sedikit dingin, tapi dia masih tetap bertanggung jawab dengan pilihan yang sudah dia buat. Bahwa pernikahannya dengan Allyna bukan sesuatu yang mudah untuk dipermainkan.

"Iya… terima kasih," kata Allyna yang bingung harus berkata apa.

"Ya udah, kalau gitu. Selamat istirahat," kata Jhino kemudian pergi ke kamarnya.