Chereads / Unwanted Husband / Chapter 15 - Pertanyaan dan Pernyataan

Chapter 15 - Pertanyaan dan Pernyataan

Jhino datang ke kantor setelah sarapan. Dia tidak bisa makan banyak sejak Allyna mengamuk di apartemennya. Pikiran Jhino masih khawatir dengan keadaan Allyna. Dia ingin bertanya, tapi dia tahu bahwa penyebab Allyna seperti itu adalah dirinya. Tentu saja, Jhino merasa tidak enak.

Dia menyapa balik beberapa karyawan yang menyapanya sepanjang perjalanannya menuju ke ruangannya. Sekretarisnya, Firza, juga sudah datang dan memberikan berkas-berkas begitu Jhino sampai di ruangannya.

"Terima kasih, Firza. Mohon maaf jika beberapa hari ini aku merepotkanmu," kata Jhino meminta maaf kepada sekretarisnya.

"Tidak, Pak. Pak Jhino tidak perlu minta maaf," kata Firza.

"Baiklah, aku akan memeriksa beberapa berkas ini dulu. Nanti akan aku berikan kepada Bita kalau sudah selesai," kata Jhino.

"Baik, Pak. Kalau begitu saya permisi," kata Firza kemudian berpamitan.

Jhino hanya mengangguk dan tersenyum. Baru saja dia membuka dokumen yang pertama, hpnya bergetar. Jhino mengambil hpnya dan melihat siapa yang menelepon. Ternyata yang meneleponnya adalah mertuanya, Bu Aida. Jhino pun segera mengangkat telepon itu.

"Halo, Ma."

"Halo, Jhino. Maafkan aku kalau mengganggumu sepagi ini."

"Tidak, Ma. Gapapa. Ada yang perlu Jhino bantu, Ma?"

"Jhino, Mama sama Papa mau ketemu sama kamu. Ini tentang Allyna. Bisakah kita ketemu sebentar saja?"

"Bisa, Ma. Jhino akan datang ke butiknya Mama kalau memang ingin bertemu disana. Atau mau bertemu di tempat lain?"

"Tidak usah, Jhino. Biarkan Mama sama Papa yang datang ke kantormu. Kami tahu kamu sedang sibuk. Biar kami saja yang kesana."

"Jangan, Ma. Gapapa Jhino aja yang kesana. Kantor Jhino kan jauh."

"Tidak tidak. Gapapa. Biarkan kami yang kesana. Tunggu disana ya."

"Baik, Ma. Maaf merepotkan Mama dan Papa."

"Enggak. Gapapa Jhino. Ya udah, see you."

"Iya, Ma."

Bu Aida menutup teleponnya. Jhino pun segera meletakkan hpnya. Dia kemudian berdiri dan menemui Bita, sekretarisnya yang lainnya.

"Bita, nanti mertua saya mau kesini. Tolong kalau sudah datang, kamu siapkan beberapa makanan dan minuman ya," pesan Jhino kepada Bita.

"Baik, Pak," kata Bita.

"Ada yang perlu saya bantu, Pak?" tanya Firza kepada Jhino.

"Belum ada, Firza. Tapi… mungkin nanti saya punya tugas khusus untuk kamu. Jadi, kamu stand by disini saja ya," jawab Jhino.

"Baik, siap, Pak," kata Firza.

"Terima kasih semua," kata Jhino kemudian kembali ke ruangannya. Dia pun menunggu kedua mertuanya datang ke kantornya. Sembari menunggu dia menyelesaikan untuk memeriksa beberapa dokumen yang sudah diserahkan oleh Firza tadi. Dia berharap orang tua Allyna tidak marah dengan apa yang terjadi. Karena Jhino sudah menyiapkan rencana.

***

Orang tua Allyna akhirnya tiba di kantor Jhino. Mereka segera diantar oleh Firza menuju ke ruangan Jhino. Para pegawai disana menyambut kedatangan Pak Aldo dan Bu Aida dengan hormat. Hal ini membuat orang tua Allyna merasa senang. Jhino begitu menghormati keluarga Allyna.

"Permisi Pak, ini Bu Aida dan Pak Aldo sudah datang," kata Firza setelah masuk ke ruangan Jhino.

"Oh iya, terima kasih Firza sudah mengantar mereka kesini," kata Jhino.

"Baik, Pak," kata Firza menanggapi ucapan terima kasih dari Jhino. Dia kemudian berpaling ke orang tua Allyna, "Silahkan, Pak, Bu."

"Terima kasih," kata Bu Aida. Sementara Pak Aldo tersenyum.

"Maaf sudah membuat Mama dan Papa jauh-jauh kesini. Silahkan duduk," kata Jhino menyambut kedua mertuanya.

"Tidak apa-apa Jhino. Hari ini Papa sedang libur mengajar dan sedang tidak ke kampus. Makanya, Papa dan Mama sempatin kesini. Maaf kalau kami mengganggumu," kata Pak Aldo.

"Tidak, Pa. Kalian tidak mengganggu Jhino. Justru Jhino yang harus minta maaf karena sudah membuat masalah," kata Jhino.

Mereka berhenti berbicara sejenak karena Bita masuk untuk mengantarkan minuman dan makanan untuk mereka bertiga. Setelah Jhino mengucapkan terima kasih, Bita keluar dari ruangannya. Mereka pun melanjutkan pembicaraan mereka.

"Sebenarnya apa yang terjadi diantara kalian berdua? Apa kalian bertengkar?" tanya Bu Aida.

"Kami tidak bertengkar. Hanya saja… mungkin ini adalah salah saya karena sudah menerima perjodohan ini," kata Jhino dengan jujur.

"Salahmu? Tidak Jhino. Kamu tidak salah. Berhenti menyalahkan dirimu," kata Pak Aldo.

"Memangnya apa yang terjadi?" tanya Bu Aida.

Jhino akhirnya menceritakan semuanya. Dia bercerita kalau berita tentang pernikahan Allyna mendadak tersebar di kalangan teman-teman kampusnya. Allyna sebenarnya tidak keberatan kalau berita itu hanya seputar dia sudah menikah. Tapi yang membuatnya marah dan mengamuk adalah berita tentang dia melakukan hal yang buruk, hamil duluan, bahkan dituduh menikahi om om. Sontak saja hal ini membuat kedua orang tua Allyna kaget.

"Saya tahu semua ini tidak akan dialami oleh Allyna kalau kita tidak menikah. Tapi sekali lagi, ini sudah terjadi dan menurut saya… tidak baik untuk terus menyalahkan keadaan. Jadi, saya mohon maaf sebesar-besarnya," kata Jhino.

"Ya, kamu benar, tidak ada gunanya menyalahkan keadaan. Sebaiknya kita selesaikan saja," kata Pak Aldo. Bu Aida mengangguk setuju.

"Saya sudah punya rencana, yaitu membuat konferensi pers nanti siang. Saya ingin semua orang tahu kalau saya dan Allyna sudah menikah secara resmi dan Allyna tidak melakukan hal yang buruk sebagai alasan kenapa dia menikah dengan saya. Saya… saya juga akan menuntut orang-orang yang mengatakan hal buruk kepada Allyna," kata Jhino dengan mantap.

"Kami setuju. Mungkin ini lebih baik bagi kalian berdua. Terima kasih banyak ya Jhino sudah bertanggung jawab dengan pernikahan kalian. Papa dan Mama sangat bersyukur punya menantu sepertimu," kata Pak Aldo yang disambut dengan anggukan Bu Aida.

"Sama-sama, Ma, Pa," kata Jhino.

***

Karena orang tua Allyna sudah setuju, Jhino pun segera meminta bantuan Firza untuk menyiapkan semuanya. Jhino mengundang beberapa wartawan yang ingin meliput berita ini. Saat Jhino sudah siap, Jhino pun segera membuat konferensi pers terkait pernikahannya dengan Allyna.

"Selamat siang semuanya. Terima kasih sudah datang ke acara ini. Saya Jhino, selaku CEO dari Gliserra Food ingin menyampaikan sebuah berita agar diketahui banyak pihak sehingga tidak menimbulkan salah paham…" kata Jhino memulai konferensi persnya.

Para wartawan pun sudah siap meliput berita ini dan akan menjadikannya berita utama di berbagai koran dan acara berita di stasiun TV.

"…Beberapa waktu yang lalu, saya sudah menikah dengan seorang gadis bernama Allyna, dia adalah mahasiswa tingkat akhir jurusan Kesehatan Masyarakat di sebuah kampus yang ada di Bogor. Saya dan Allyna dijodohkan oleh kedua orang tua kami…" lanjut Jhino.

"…Dan kami bersih dari segala hal yang menimbulkan prasangka buruk. Sekiranya ada berita yang tidak baik dan tidak benar, saya ingin mengklarifikasinya. Bahwa Allyna, istri saya, menikah dengan saya dalam keadaan masih gadis. Jika ada orang-orang yang mengatakan hal buruk terkait saya dan Allyna, kami siap melakukan tindakan tegas atas pencemaran nama baik kami. Terima kasih," kata Jhino kemudian mengakhiri konferensi persnya.