Chereads / MARAHNYA SEORANG ALEA / Chapter 6 - SIAPAPUN TOLONG AKU....

Chapter 6 - SIAPAPUN TOLONG AKU....

Sudah 3 bulan berlalu.Alea dengan cepat mempelajari tugas utamanya menjadi sekretaris.Alea memang terkenal cerdas dan cekatan, studi Strata 1 nya diselesaikan dengan predikat cumlaude.jadi tidak heran jika semuanya mudah untuk di fahaminya.

Menjadi sekretaris tentu saja jadwalnya sangat padat mengikut jadwal sang nomor 1 di perusahaan.bahkan antar jemput yang sedianya di lakukan Rendy pun sudah tidak sempat lagi di tepatinya.Alea yang menawarkan diri Alea sendiri yang mengingkarinya.bukan tanpa sebab.tapi karena sang Ceo bermata cokelat itu yang menjemput dan mengantar langsung Alea tanpa boleh menerima penolakan.waktunya benar benar di habiskan untuk pria yang membuatnya kesal setengah mati,baik untuk urusan kantor bahkan untuk urusan pribadi.Makan siang yang harusnya waktu untuk bersama Sahabatnya Rendy.kini pun di jarah sang CEO menyebalkan itu.bahkan ketika kencan bersama kekasih palsunya yang tak lain adalah Rossa Melina,Alea tidak lupa untuk di bawa bersamanya.

Rendy kecewa tentu saja,ingin rasanya menunjukkan caranya menggunakan kekuasaan seperti yang di lakukan Alvian,namun akan sulit baginya untuk meruntuhkan apa yang telah di bangunnya dengan susah payah.meski demikian Rendy masih memiliki banyak Harapan.tak jarang mereka Makan malam bersama mencuri waktu walau hanya beberapa jam,menjadi sebuah kebiasaan bagi Alea.seperti pada prinsip Rendy,cinta yang tulus akan tahu bagaimana menemukan jalan pulang kerumahnya.hanya saja masih menjadi keraguan besar bagi Rendy apakah cinta itu layak nya cinta sepasang kekasih atau hanya sebatas persahabatan ?

Rendy tidak tahu bahwa kebersamaan antara Alea dan Alvian sepanjang waktu siang bisa saja menghadirkan bilur bilur yang tak di inginkan Rendy diantara mereka.Rendy berpikir tidak akan mungkin seorang Alvian bisa tertarik dengan seorang Alea yang bahkan seribu wanita yang jauh lebih cantik dan modis di luar sana bisa di dapatkannya dengan mudah.terlebih lagi sekarang hubungannya dengan Rossa sedang hangat hangatnya menjadi perbincangan publik.

Hari ini adalah hari Minggu dan seperti biasa Alea mengunjungi sebuah panti asuhan sekali dalam sebulan untuk menyisihkan sebagian penghasilannya,sebagian lainnya untuk di tabung dan sisanya untuk biaya hidupnya.Alvian sudah tahu kebiasaan sekretaris barunya ini,bahwa Alea telah menjadi donatur tetap di sebuah panti asuhan.

hari ini Alvian ingin mengunjungi panti asuhan yang sama.namun tampak dari kejauhan sepasang manusia sedang asyik tertawa riang bersama anak panti lainnya.dari tawa lepas yang di keluarkan sang perempuan yang membuatnya makin aneh akhir akhir ini membuat hatinya merasakan seperti ada yang sedang terbakar cemburu di dalam sana.marah semakin memuncak tatkala menyadari selama bekerja dengannya perempuan itu tak pernah sekalipun tertawa selepas itu.

mengingat beberapa penolakan halus yang tak pernah seorang wanita manapun mampu melakukannya untuknya,kecuali Alea iya Alea...dan sekarang dia sedang tertawa lepas,tampak aura kebahagiaan terpancar jelas pada airmukanya dan dia sedang bersama Rendy.hal ini yang membuatnya semakin terbakar api cemburu yang entah sejak kapan berani menyelinap masuk kedalam rongga dadanya tanpa tahu malu.

Di lihatnya Rendy menjauh mengangkat telefon dan tak lama kemudian dia tampak berpamitan pada Alea.menyisakan Alea dengan sekelompok anak anak panti.

"Sepertinya suatu kebetulan yang sangat manis" gumam Alvian sambil tersenyum meredam amarah dan api cemburunya.

Mencoba mendekat dan berbaur seolah ini adalah sebuah kebetulan bisa bertemu Alea di tempat yang sama.

"Kamu dengan siapa ?"

" Saya bersama teman saya Tuan,tapi teman saya pulang duluan karena ada urusan penting"

Alvian hanya ber oh ria.mengakrabkan diri dengan perempuan satu ini rasanya jauh lebih sulit dari sekedar memenangkan tender terbesar di Asia,jauh lebih sulit dari sekedar menarik minat para investor.tawa yang tadinya lepas kini tak lagi nampak menyulut api amarah yang kian membara.

"Pulang bersama saya" sesaat setelah berpamitan pada para pengasuh dan anak anak panti.

"Maaf tuan ini hari libur,saya ingin pulang sendiri"

"Sesuai kontrak saya tidak terima penolakan"

Meraih tangan Alea dengan kasar menariknya menuju mobil sport yang di kendarainya.

Seketika Alea tidak mampu untuk melawan jika Tuannya ini sedang menyinggung soal kontrak kerja.

Mobil melaju bukan pada arah pulang ke apartemen.tapi ke arah yang lebih jauh.membuat Alea mencoba memberanikan diri untuk bertanya

"Tuan kita akan kemana?"

"Temani aku makan malam"

"Tapi tuan...."

Tiba tiba mobil di rem mendadak,tatapan matanya yang tajam membuat Alea merasa ketakutan untuk melanjutkan perkataannya.tak ada suara yang keluar dari mulut pria bermata cokelat itu tapi tatapan matanya seakan mampu memakan Alea bulat bulat.mobil kembali melaju tanpa ada suara dari keduanya.

Mereka memasuki apartemen yang mewah dan Luas.Alea berdiri mematung di depan pintu,bagaimana bisa dia berduaan dengan orang yang paling menyebalkan di tempat yang baru kali itu di kunjungi.hawa dari rasa yang tidak menyenangkan kini menyeruak kedasar hatinya.pikiran sudah kemana mana.hingga sebuah perintah tak di dengarnya.

"Kenapa berdiri disitu,ayo masuk"

Karena merasa di abaikan akhirnya Alvian menarik tangan Alea dengan kasar hingga terkaget,menyeretnya dan membantingnya ke sofa.amarahnya semakin memuncak.merasa diri tidak di hargai.tentu saja Alea terkejut dengan perlakuan kasar yang di terimanya,mencoba menguasai diri dan air matanya,mencoba untuk kembali berdiri.mencoba menenangkan dirinya dari rasa takut yang mulai mengisi pikirannya.

"Kenapa?takut?kaget?ada apa dengan wajahmu?ada apa dengan bibirmu yang tidak bisa tertawa saat bersamaku ?kau lebih suka tertawa pada pria yang membohongimu dengan identitasnya daripada aku?"

"Ma...mak..sud tuan apa?"

" Apa hubunganmu dengan Rendy?? Apa kau senang bersamanya?atau jangan jangan kau mengetahui identitasnya bahwa dia adik sepupuku sehingga kau memberikan dirimu padanya,mengetahui bahwa dia sebenarnya orang kaya yang lebih memilih berpura pura menjadi orang miskin" masih dengan emosi yang berapi api.

Airmata yang seakan berlomba lomba untuk jatuh tanpa aba aba,tanpa bisa di tahan,kini meruntuhkan benteng seorang Alea

"Saya masih belum mengerti tuan,apa maksudnya? Saya dengan Rendy hanya berteman,dan tuan juga tidak punya hak untuk saya"

"Bagaimana agar saya bisa berhak atas kamu?jadi kamu tidak mengetahui segala kebohongan Rendy?" Suaranya mulai serak dan mata cokelatnya mulai berkabut.

"Dia Rendy,sepupuku,demi mendapatkan cintamu,demi dekat denganmu, rela membuat kebohongan menutupi identitasnya menjadi seorang miskin yang tidak berguna"

Alena tidak menyadari situasi buruk yang akan terjadi,dirinya benar benar kaget mengetahui fakta bahwa seorang Rendy memiliki sisi yang tidak di ketahui Alea selama mereka berteman.tapi apa pentingnya itu semua baginya,cukup Rendy ada untuknya menemaninya.

"Kamu senang kan sekarang?mengetahui Rendy adalah pewaris tunggal dari perusahaan papanya?"

Tanpa disadarinya telepon genggam milik Alea berdering dan karena tersimpan di dalam saku cardigen yang di gunakan Alea secara tidak sengaja tersentuh tombol hijau dan panggilan pun terhubung.tapi sebelum mengatakan sesuatu Rendy mendengar suara nyaring Alea di seberang telepon.

"anda kira saya perempuan Matre ALVIANO KING BARKATH?yang rela melempar dirinya kehadapanmu hanya sekedar bisa menjilat hartamu ? Terlepas dari apapun identitas Rendy yang baru ku ketahui sekarang.aku dan dia Sahabat.dan anda tuan muda yang kejam yang arogan tidak berhak ikut campur soal pribadi saya"

Mendengar kemarahan Alea seakan membuat amarah Alvian membabi buta.Marahnya seorang Alea menunjukkan padanya,tepat di wajahnya bahwa ini adalah pertama kalinya seorang wanita berteriak padanya.

"Lalu bagaimana cara membuatku berhak atas kamu hah?"

Mendorong tubuh Alea hingga jatuh terbaring tepat di sofa.seluruh ruang pergerakannya di kunci oleh Alvian.

"Apa yang anda lakukan.lepaskan"

"Apakah begini caranya memberitahukanmu bahwa seseorang menaruh perasaan padamu dan kau selalu mengabaikannya?"

"Apakah harus ku lakukan cara ini agar membuatku berhak atas kamu?" Lanjutnya dengan suara serak sebelum akhirnya melumat bibir tipis di hadapannya dengan bringas tanpa memberikan jeda untuk bernafas pada sang pemiliknya.

"Apakah harus dengan cara seperti ini?"

Meremas kedua ******** Alea dengan keras,mengecupnya dengan jahat memberikan tanda merah kebiruan di sana.

Alea merontah dalam dekapan yang kuat,menangis dan mencoba berteriak.

" Siapapun toloooong aku" rintihnya menyayat hati,seluruh kekuatan yang dikumpulkan sejak tadi menjelma menjadi ketakutan ,kakinya seakan bergetar lunglai,keringat dingin membasahi dahinya.

Tangisan Alea semakin membuat amarah Alvian tidak terkendali,di raihnya pakaian Alea dengan satu kali hentakan hingga robek.di lemparkan begitu saja kelantai.begitu juga dengan pakaiannya sendiri menyisakan dua anak manusia tanpa sehelai benang pun.

Sesuatu yang sama sekali tidak pernah di inginkan Alea kini terjadi.perih di bawah sana menyatu pada perih dalam hatinya yang mungkin entah sampai kapan bisa berkesudahan.menangis sesenggukan.ciuman pertama,kehormatan yang selama ini dijaganya di renggut begitu saja oleh orang yang tak di cintainya.pupus sudah harga dirinya,impiannya untuk masa depan bahagia bersama orang yang dicintainya.

"Maaf...maafkan aku...aku tidak sengaja" memeluk tubuh Alea,menyadari ini adalah pertama kalinya bagi Alea.

Setumpuk sesal berkelana ke dalam relung hati Alvian menyajikan rasa bersalah yang semakin menyiksanya

"Maafmu tidak bisa mengembalikan semuanya"

Alvian memeluknya sangat erat menitikkan airmatanya untuk pertama kalinya.

"Besok kita menikah..."

***